JCI EDISI 5
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
AHMAD SUBHAN.S.Si.,M.Si.,Apt
Kepala Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati
Surveior Manajemen KARS
Latar Belakang
Legal Aspek dan Definisi
Definisi
Kasus Insiden HA
HA dalam Akreditasi Pelayanan
Kefarmasian
Bagaimana upaya pengendalian?
IOM Report: Pencegahan Medication Errors
1. Winterstein AG, Hatton RC, Gonzalez-Rothi R, Johns TE, Segal R. Identifying clinically significant preventable adverse drug events through a hospital's database of adverse drug reaction
reports. Am J Health Syst Pharm. 2002 Sep;59(18):1742-1749.
Apa definisi High alert medication ?
Definisi High Alert Medication
1. Institute for Safe Medication Practices [Internet]. Institutional High-Alert Medication List. Horsham,
PA. http://www.ismp.org/tools/institutionalhighAlert.asp (accessed 2019).
Cont..
Classes/Categories of Medications
Adrenergic agonists I.V (e.g, epinephrine, phenylephrine, norepinephrine ).
Oral hypogylcemics.
Specific medications
Colchicine injection .
Oxyticin I.V.
Promethazine I.V.
RSUP FATMAWATI
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
NO OBAT KELAS TERAPI BENTUK SEDIAAN DALAM FORMULARIUM KET.
SEDIAAN RSF
SEDIAAN ELEKTROLIT PEKAT
1 Kalium Klorida (KCl) Electrolite balance Flash Otsu-KCl 7,46% vial 25 mL (Otsuka)
2 Natrium Klorida (NaCl) Electrolite balance Infus NaCl infus 3% 500 mL (Otsuka)
3 Magnesium Sulfat (MgSO4 ) Electrolite balance Flash MgSO4 Kadar 20%; 40% atau lebih
SEDIAAN OBAT
4 Isofluran Anestesi Umum Inhalasi Isoflurane inhalasi
5 Sevofluran Anestesi Umum Inhalasi Sevofluran inhalasi
6 Midazolam Anestesi Umum Injeksi 1. Dormicum
2. Sedacum
7 Propofol Anestesi Umum Injeksi 1. Diprivan
2. Fresofol
3. Recofol
8 Atrakurium Penghambat Injeksi 1. Atrakurium besilat ampul
neuromuskular 2. Notrixum ampul
RSUP FATMAWATI
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
Penandaan
1. Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker warna merah “high alert
double check” pada obat.
2. Obat kategori look alike and sound alike (LASA) diberikan penanda dengan stiker
warna kuning “LASA” pada tempat penyimpanan obat. Apabila obat dikemas
dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka diberikan tanda LASA pada
kemasan primer obat.
3. Obat kemoterapi diberikan penanda stiker penanda obat Kemoterapi warna
Ungu.
Penyimpanan:
1. Obat elektrolit konsentrasi tinggi (electrolit high Concentrate) hanya boleh di
simpan di Instalasi Farmasi (Gudang & Depo Farmasi) dan disimpan dalam
jumlah terbatas di:
a. IBS
b. IRI (ICU,ICCU,NICU,PICU)
2. Obat LASA ditempatkan secara terpisah antara satu sama lain, untuk menghindari
kesalahan pengambilan dan penggunaan obat.
3. Obat kemoterapi hanya boleh disimpan di Instalasi Farmasi (Gudang Farmasi dan
depo farmasi)
Aturan penyimpanan :
1. Persyaratan suhu dan kelembaban pada penyimpanan, mengacu pada
nilai yang dipersyaratkan dalam Farmakope Indonesia (FI) update.
Penyimpanan pada Suhu kamar (25oC) diperuntukkan bagi obat-obat,
cairan infus, alat kesehatan, pembalut dan gas medis yang
dipersyaratkan penyimpanannya pada suhu kamar.
2. Produk sampel tertinggal disimpan diruang produksi dalam waktu 1 (satu)
tahun dengan variasi suhu penyimpanan dari 250 C – 300 C, untuk
mengetahui stabilitas dan konsistensi produk selama dalam
penyimpanan.
3. Penyimpanan pada suhu dingin (dalam lemari pendingin) yaitu pada
suhu 2-8oC diperuntukan bagi obat-obat tertentu seperti: suppositoria,
insulin, produk biologis (vaksin,sera) dan reagensia yang membutuhkan
suhu dingin untuk mempertahankan stabilitasnya sesuai dengan
persyaratan penyimpanan pada etiket/ brosur produk.
Aturan penyimpanan :
1. Seluruh perbekalan farmasi baik obat maupun alat kesehatan
habis pakai harus dapat teridentifikasi dengan mudah dan jelas
melalui Label yang menempel pada sediaan.
2. Label tersebut telah dibuat oleh Pabrik produsen atau oleh
Bagian Produksi Farmasi. Label identifikasi minimal memuat
informasi tentang: Nama produk, jumlah isi/kekuatan produk,
nomor bach, tanggal pembuatan, Nama Pembuat, tanggal
kadaluarsa, peringatan. Pembuatan label produk dengan
menggunakan Prosedur Pembuatan Label Produksi.
Prosedur Penyimpanan:
1. LASA ( Look Alike Sound Alike ) warning
untuk ”Patient Safety”.
2. Perbekalan farmasi yang nama /
pengucapannya mirip TIDAK BOLEH
diletakkan berdekatan.
3. Walaupun terletak pada kelompok abjad
yang sama, harus diselingi dengan
minimal 2 (dua) obat non kategori LASA
diantara atau ditengahnya.
Prosedur Penyimpanan:
1. LASA ( Look Alike Sound Alike ) warning
untuk ”Patient Safety”.
2. Perbekalan farmasi yang bentuknya
mirip mirip TIDAK BOLEH diletakkan
berdekatan.
3. Walaupun terletak pada kelompok abjad
yang sama, harus diselingi dengan
minimal 2 (dua) obat non kategori LASA
diantara atau ditengahnya.
1. Adrenalin
2. Antihistamin
3. Kortikosteroid injeksi
4. Aminofilin, inhalasi beta2 / nebulizer
5. Infus set
6. Cairan infus
7. Oksigen
8. Tensimeter
9. Alat bedah minor
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
79
TAS EMERGENSI
Box Emergency
Obat emergency :
1. Ruang perawatan dalam lemari & troli emergency
2. IGD dalam Troli & kit (kotak) emergency
3. Ambulan dalam kit (kotak) emergency
4. IBS dalam kit (kotak) emergency.
10. PENYIAPAN DAN PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT KEPADA PASIEN
1- Kemoterapi
TINDAKAN PENCEGAHAN UNTUK PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI YANG AMAN (NIOSH, 2004a,b):
a. Siapkan obat ini dalam suatu tempat khusus yang ditangani oleh petugas yang mempunyai
wewenang.
b. Siapkan obat ini dalam suatu biological Safety cabinet (BSC) terutama BCS kelas II tipe B
atau kelas III (Suatu BSC yang mengalirkan udara dari dalam BSC keluar menjauhi ruangan).
c. Gunakan alat suntik (syring) dan set infuse dengan system Luer-Lok™ untuk persiapan dan
pemberian obat ini. Buang syring dan jarumnya pada wadah yang didesain untuk melindungi
petugas dari cidera [tertusuk].
d. Pertimbangkan untuk menggunakan alat untuk membawa obat dengan system tertutup dan
system tanpa jarum.
e. Hindari kontak kulit. Gunakan baju pelindung disposibel yang terbuat dari bahan yang
antitembuh cairan. Baju ini tertutup dibagian depannya, tangan panjang.
f. Gunakan sarung tangan berkualitas tinggi yang bebas bedak, yang menutupi lengan baju
g. Gunakan dua pasang sarung tangan (didouble).
h. Ganti sarung tangan secara periodic
i. Pakai plastic penutup wajah atau kacamata google untuk menhindari kontak dengan matam
hidung, dan mulut dari obat tersebut, dimana obat ini dapat memercik, menyemprot atau
menjadi aerosol.
j. Buka baju pelindung secara hati-hati untuk menghindari perluasan kontaminasi.
k. Lakukan pelatihan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya keamanan dalam
menyiapkan dan memberikan obat-obatan ini.
87
LANJUTAN….
3.Pencegahan saat persiapan obat sitostatika
1) Cuci tangan
2) Cegah kebocoran pada sarung tangan.
3) Sediakan alat-alat yang diperlukan.
4) Tutup troli dengan pengalas dan kertas/ bahan yang menyerap.
5) Jangan tumpah dan meninggalkan aerosol.
6) Wajah jangan terlalu dekat saat membuka ampul.
7) Sebelum membuka ampul pastikan tidak ada cairan di ujung ampul.
8) Gunakan kasa pada waktu membuka ampul .
9) Cegah kevakuman yang berlebihan pada ampul
10)Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup agar tidak
mengulang dua kali.
11) Gunakan kasa steril untuk mengeluarkan kelebihan udara dari spuit
12) Buat label dengan lengkap ( nama pasien, MR, obat, dosisi,tgl
pencampuran ) tempelkan di spuit/ plabot/ botol
13) Letakkan obat pada tempat yang aman ( bak spuit, box tertutup )
90
LANJUTAN….
4.Pencegahan saat memberikan obat sitostatika
1) Pakailah proteksi secara lengkap.
2) Gunakan spuit / set injeksi yang telah disediakan.
3) Gunakan kateter kecil, jangan menggunakan wing needle karena
kaku dan merusak vena
4) Teliti dan hati-hati saat menyuntikkan obat sitostatika dan ketika
penggantian jarum
5) Alasi dibawah penyuntikan dengan pengalas untuk menghindarkan
tumpahan atau lelehan
6) Hindari obat jatuh ke alat – alat tenun diatas tempat tidur.
Petugas kesehatan dirumah sakit yang berpotensi untuk terpapar obat antineoplasma
adalah sebagai berikut (NIOSH, 2004a,b)
Filtered Air
Room Air
Prefilter
B. Laminar Air Flow Cabinet type 2
• Adverse effet :
- Respiratory depression
- Confusion
- Lethargy
Cont..
3- Injeksi Potassium Chloride atau
Phosphate
2- Mental confusion.
3- Hypotension.
4- Cardiac arrhythmia.
5- Heart block.
1. KCL 7,46% injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah 1 mEq=1
mL) harus diencerkan sebelum digunakan dengan perbandingan 1
mL KCL : 10 mL pelarut (WFI/NaCl 0,9%). Konsentrasi dalam larutan
maksimum adalah 10 mEq/100 mL. Pemberian KCL Injeksi melalui
perifer diberikan secara perlahan-lahan dengan kecepatan infuse 10
mEq/Jam (atau 10 mEq KCL dalam 100 mL pelarut/jam). Pemberian
obat KCL melalui central line (vena sentral), konsentrasi maksimum
adalah 20 mEq/100 mL, kecepatan infus maksimum 20 mEq/Jam
(atau 20 mEq KCL dalam 100 mL pelarut/jam).
2. KCL telah tersedia premix – solution dengan bentuk:
a. KCL 10 mEq dalam NaCl 0,9% 100 mL ~ stabilitas < 6 hari
b. KCL 50 mEq dalam NaCl 0,9% 500 mL ~ stabilitas < 6 hari
4. NaCl 3% Injeksi Intravena diberikan melalui Vena Sentral dengan
kecepatan infus tidak lebih dari 100 mL/Jam.
2.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor11 Tahun 2017 Tentang Sasaran
Keselamatan Pasien
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
5.Donaldson .L.J, Kelley.E.T,et all .Medication Without Harm: WHO's Third Global Patient Safety
Challenge. The Lancet. Volume 389, No. 10080, p1680–1681, 29 April 2017.
9.ISQua. Guidelines and Principles for the Development of Health and Social Care Standards, Ed
4th ,2015