Pola lantai merupakan garis imajiner yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Secara umum, pola lantai berupa garis lurus atau garis lengkung. Bentuk pola garis lurus dapat dikembangkan menjadi berbagai pola lantai, di antaranya: 1. Horizontal, 2. Diagonal, 3. Garis lurus ke depan, 4. Zig-zag, 5. Segitiga, 6. Segi empat, 7. Segi lima. Bentuk pola garis lengkung dapat dikembangkan menjadi berbagai pola lantai, di antaranya: 1. Lingkaran, 2. Angka delapan, 3. Garis lengkung ke depan, 4. Garis lengkung ke belakang.. Bentuk pola lantai dari gerak yang dilalui penari 2. Seni Tari Daerah di Indonesia Indonesia kaya akan seni tari daerah. Tarian daerah biasanya diiringi oleh musik pengiring. Musik pengiring dapat berupa suara/nyanyian, hentakam kaki, atau dengan alat musik tradiosional. Setiap tari tradisional daerah memiliki maknanya masing-masing. Contohnya Tari Saman dari Aceh bermakna kekompakkan, keagamaan, dan sopan santun yang digunakan sebagai kepentingan dakwah. 3. Pola Lantai Tari Daerah Contoh pola lantai tari daerah yang sering digunakan antara lain : a. Pola Lantai Vertikal, yaitu penari membentuk formasi garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Contoh tariannya Tari Yosepan dari Papua. b. Pola Lantai Horizontal, yaitu penari membentuk formasi garis lurus ke samping. Contoh tariannya adalah Tari Saman dari Aceh. c. Pola Lantai Garis Melengkung, yaitu penari membentuk formasi secara melingkar, melengkung ke depan atau belakang. Contoh tariannya adalah Tari Rejang dari Bali. d. Pola Lantai Diagonal, yaitu penari membentuk formasi garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Contoh tariannya adalah Tari Bedhaya Ketawang dari Jawa Tengah.