Anda di halaman 1dari 1

Perubahan berencana dan perubahan tidak berencana merupakan bentuk perubahan sosial budaya

yang berdasarkan pada kehendak atau keinginan masyarakat.


Perubahan yang dikehendaki dinamakan perubahan berencana. Sebaliknya perubahan yang tidak
dikehendaki disebut perubahan tidak berencana.

1) Perubahan Berencana

Perubahan berencana atau dikehendaki merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan sebelumnya oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat.
Pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change, yaitu seorang atau sekelompok orang
yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan selalu berada di bawah
pengendalian serta pengawasan agent of change. Dalam melakukan perubahan, agent of change terlebih
dahulu menentukan sebuah social engineering atau social planning. Social engineering atau social
planning adalah cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan
terlebih dahulu.

Keluarga

Perubahan berencana biasanya dilakukan oleh masyarakat yang memahami situasi yang menjadi
kelemahannya dan mempunyai keinginan untuk mengadakan perubahan. Misalnya, untuk mengurangi
angka kematian anak-anak akibat polio diadakan perubahan berencana melalui gerakan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN). Contoh lain, untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk, pemerintah mengadakan
program keluarga berencana (KB).

2) Perubahan Tidak Berencana

Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat.
Perubahan tidak berencana berlangsung di luar perkiraan dan jangkauan masyarakat. Perubahan ini sering
membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala dalam masyarakat. Perubahan tidak
berencana lebih banyak menimbulkan pertentangan yang merugikan masyarakat. Misalnya, pembangunan
gedung-gedung bertingkat di wilayah Jakarta tanpa mengindahkan keseimbangan lingkungan
menyebabkan terjadinya bencana banjir. Semakin sempitnya daerah resapan air di Jakarta menyebabkan
air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Hal ini menjadi penyebab terjadinya bencana banjir di Jakarta.
Akibat banjir, banyak perkampungan penduduk, pabrik, jalan, dan perkantoran terendam air. Situasi ini
tentu saja merugikan masyarakat sendiri. Aktivitas masyarakat terganggu, kegiatan ekonomi pun lumpuh.

Anda mungkin juga menyukai