Reproduksi
Utami M
Sistem
perlindungan
18
Peran reseptor dalam sistem imun
• Peran reseptor : mengenali dan
membedakan komponen non self atau
self
• Komponen self mempunyai tanda (self
indicator) yang dapat dikenali oleh sel
imun tubuh.
• Molekul yang berinteraksi dengan
reseptor disebut dengan ligand
19
Respon Imun Nonspesifik
• Respon Inflamasi
• Fagositosis
• Sel NK (Natural Killer)
• Komplemen dan sitokin
Fagositosis dan
Intracellular killing
26
Activated NK cells express killer activating
and killer inhibitory receptors
27
NK cells kill when MHC-I expression is impaired
34
3 Jalur aktivasi komplemen
35
Biological properties of C-
activation products
C2b
(prokinin) edema C1-INH
42
SITOKIN
• Sitokin (sito= sel ; kinos= pergerakan) : suatu
molekul signaling yg digunakan komunikasi sel.
• Berupa peptida, protein atau glikoprotein yg
diproduksi sbg respon thd mikroba /Ag lain yg
memperantarai & mengatur sistem imun.
• Sitokin memperantarai reaksi inflamasi dan
berperan sebagai stimulator hematopoiesis
VIRUS-
Polio
PARASIT
-
Cacing pita
….therefore responses
must be tailored for specific
enemies.
Successful immune response is a
huge investment!! Hence: you need
to remake it:
Faster
Larger
More specific
Less damaging to self
KARAKTERISTIK SISTEM IMUN SPESIFIK
SPESIFISITAS MEMORI
Ag berbeda respon Respon meningkat pada
spesifik paparan berulang dg ag
yang sama.
KERAGAMAN SPESIALISASI
Mampu berespon Respon yang timbul
terhadap berbagai optimal
macam ag
EKSPANSI HOMEOSTASIS
KLONAL Memberi respon
Meningkatkan jumlah terhadap ag yang baru
ditemui
Limfosit spesifik dari sel
naif
TIDAK BEREAKSI
THD SELF
05/09/19
Pemeran sistem imun spesifik
Antigen presenting cells Limfosit:
(APCs)
• Limfosit Th: mensekresi
• Sel dendritik limfokin, yang akan
mengaktivasi sel B dan sel Tc
• Makrofag
• Limfosit Tc: membunuh
• Limfosit B (melisiskan) sel terinfeksi
atau sel kanker
memfagosit patogen dan
mempresentasikan Ag kpd • Limfosit B: berproliferasi dan
sel Th berdiferensiasi menjadi sel
plasma yang menghasilkan
antibodi
Limfosit
• Limfosit imatur yang dilepaskan/dikeluarkan dari sumsum
tulang merupakan limfosit yang identik
• Pematangan limfosit menjadi sel B atau sel T bergantung
kepada lokasi tubuh tempat sel tersebut menjadi
imunokompeten
• Sel T : pematangan di timus
- proses clonal selection
• Sel B : pematangan di sumsum tulang
- mengalami clonal selection , anergi atau editing reseptor
T Cell Receptors for Antigens
Antigen-
reseptor Variable
sel T
regions
– Terdiri Constant
dari 2
regions
V V
rantai C C Transmembrane
polipetid region
a
berbeda Plasma
α chain β chain
membrane
Disulfide bridge
T cell
Cytoplasm of T cell
05/09/19
B Cell Receptors for Antigens
• Reseptor sel B Antigen-
binding
Antigen-
binding site
spesifik Light
chain
Variable
regions
Transmembrane
atau membrane region
immunoglobulins
Plasma
membrane
Heavy chains
05/09/19
05/09/19
T-cell mediated immunity
Macam-macam Sel T
• Sel T naif : sel T yang belum bertemu dengan
antigen spesifik
• Armed effector T cell : sel T yang sudah
tersensitisasi antigen dan sudah berproliferasi
dan berdiferensiasi
05/09/19 60
Tahapan respon
imun seluler
05/09/19
1. Prosesing dan Presentasi Antigen
05/09/19
2. Aktivasi sel T naif
memerlukan 2 sinyal:
Ag dan molekul
kostimulatori
05/09/19 63
Peran molekul kostimulatori
05/09/19
Substansi bakteri
dapat menginduksi
ekspresi molekul co-
stimulatory,
sehingga mampu
menginduksi
proliferasi dan
diferensiasi sel T
Komponen bakteri
sebagai adjuvan
05/09/19
Respon fungsional limfosit T terhadap Ag
dan molekul kostimulatori
05/09/19
Sekresi IL-2 dan ekpresi reseptor IL-2
05/09/19 67
Reseptor IL-2
Sel T yang
teraktivasi,
menginduksi sintesis
rantai alfa (warna
biru), sehingga
mempunyai
kemampuan
mengikat IL-2 lebih
kuat
05/09/19 68
Ekspansi klonal sel T
05/09/19
Diferensiasi sel T
CD4+
05/09/19
70
Pengembangan sel T memori
• Suatu fraksi limfosit T teraktivasi akan
berdiferensiasi menjadi sel memori berumur Panjang
• Faktor yang menentukan diferensiasi sel T menjadi
sel efektor maupun sel memori belum diketahui
• Karakteristik sel memori:
Tetap hidup meskipun infeksi sudah diatasi dan
antigen tidak ada lagi dengan stimuli dari IL-7
dan IL-15 yang diproduksi sel-sel stromal
jaringan
Cepat diinduksi dalam menghasilkan sitokin atau
membunuh sel yang terinfeksi, saat terpapar
antigen yang sudah dikenali
Ditemukan dalam organ limfoid perifer
05/09/19
Sel T memori
05/09/19
3. Fase efektor
Sel T efektor:
1. Sel T CD8 sitotoksik : membunuh sel target yang
mempresentasikan patogen sitosolik melalui MHC
kelas I
2. Sel T CD4 helper 1 dan helper 2, sama-sama
mengenali fragmen antigen yang didegradasi di
vesikel intraseluler yang dipresentasikan melalui
MHC kelas II
a. Th1: mengaktifkan makrofag dan sel B (Ab
opsonisasi/IgG)
b. Th2: menginduksi proliferasisel B dan produksi Ab
(humoral immunity)
05/09/19
c. Th17: stimulasi pengerahan netrofil dan monosit
sehingga mencetuskan inflamasi
Mekanisme efektor sel T CD8+
05/09/19
74
Sel efektor Th
05/09/19
Mekanisme efektor sel Th1
05/09/19
76
Respon imun terhadap bakteri intraseluler
dikoordinasikan oleh TH1
05/09/19 77
Mekanisme efektor sel Th2
05/09/19
Mekanisme efektor sel
Th17
05/09/19
05/09/19
Fase Respon Imun Humoral
05/09/19 81
Pengenalan antigen
• Sel B mengenali dan teraktivasi oleh berbagai jenis
Ag dengan struktur kimia yang berbeda
• Berdasarkan kebutuhan terhadap bantuan dari sel T,
respon antibodi (Ab) dibagi menjadi:
T-dependent
T-independent
05/09/19
Aktivasi sel B oleh sinyal respon imun
alami
Sistem komplemen:
Sel B
mengekspresikan
reseptor CR2 untuk
komponen
komplemen C3d
Aktivasi langsung
oleh produk mikroba
melalui TLR
05/09/19 83
Aktivasi sel B oleh sel Th
05/09/19
Perubahan isotipe (kelas) rantai berat Ig
05/09/19
Peran sitokin dalam ekspresi isotype Ig
05/09/19
Fase efektor sel B
05/09/19
Distribusi Imunoglobulin
05/09/19 88
Fungsi antibodi (IgG) : netralisasi toksin
05/09/19 89
Fungsi antibodi : netralisasi virus
05/09/19 90
Fungsi antibodi : inisiasi aktivasi
komplemen
05/09/19 91
Fungsi antibodi : opsonisasi dan fagositosis
05/09/19
Fungsi antibodi: mekanisme ADCC
(antibody-dependent cell-mediated
immunity)
05/09/19
Referensi
• Abbas, A.K., Lichtman, A.H., 2016. Basic
Immunology: Functions and Disorders of the
Immune System. Philadelphia: Saunders.
• Baratawidjaja, K.G., Iris Rengganis, 2018.
Imunologi dasar, edisi ke-12. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran UI.
• Delves, P.J., Martin, S.J., Burton, D.R., Roitt, I.M.,
2017. Roitt’s Essential Immunology 13th edition. UK:
Wiley Blackwell.
• Murphy, K., Weaver, C., 2017. Janeway’s
Immunobiology 9th edition. USA: GarlandScience
• Male, D., Brostoff, J., Roth, D.B., Roitt, I., 2014.
Immunology 7th edition, International edition,
Mosby- Elsivier
05/09/19
Pertahanan Adaptif :
• Hal ini dapat tercapai dengan beberapa mekanisme, yang mencakup: fetal
trophoblastic evasion of maternal immune detection (minimal dengan
kegagalan untuk mengeluarkan molekul antigen histocompatibilitas mayor
kelas I atau II); pengeluaran ligand Fas trofoblast; pengeluaran complement
regulatory protein CD46, CD55, dan CD59 (yang memiliki efek
perlindungan); sel sitotrofoblas ekstravilli yang mengeluarkan gen
histokompatibilitas mayor non-klasik yang mengkodekan HLA-G
(menurunkan fungsi sel natural killer); dan produksi sitokin desidua.
Perubahan ini berefek pada timus dan sel B, yang berperan terhadap
penekanan respon autoimun serta perubahan pada sel T yang bersirkulasi
dan lokal
• Fungsi limfosit mengalami perubahan pada saat
kehamilan, tidak terdapat penekanan respon imun
maternal yang meluas
• Saat ini perhatian berpusat pada keterkaitan antara sel
natural killer dan kegagalan reproduktif.
• Analisis micro-assay yang dikombinasikan
dengan flow cytometric dan penelitian RT-PCR telah
memperlihatkan bahwa fenotip sel NK uterus berbeda
dari sel NK dalam darah perifer.
Yang terbaru, ahli imunologi telah menyatakan apakah paparan
terhadap protein dalam cairan semen dapat membantu agar sistem
imun wanita dapat bersiap untuk konsepsi dan kehamilan. Tremellen
dan rekannya telah meneliti sebuah protein yang disebut TGF, yang
ditemukan dalam kadar yang cukup tinggi dalam semen. Mereka
menyuntikkan TGF kedalam uterus tikus yang disertai dengan
beberapa protein asing, dan menemukan bahwa injeksi protein yang
sama di bawah kulit tidak mengurangi kekuatan reaksi imun.
Tremellen percaya bahwa ‘imunisasi’ dengan TGF melalui hubungan
seksual membantu sistem imun maternal belajar untuk mentolerir
antigen dalam semen dengan merubah produksi molekul peradangan
yang disebut sitokin. Dia telah menunjukan bahwa fertilisasi in vitro
jauh lebih berhasil jika pasangan telah melakukan hubungan seksual
sebelum dilakukannya IVF
Mekanisme toleransi imunologi janin harus bekerja pada penghubung
janin-ibu untuk mencegah penolakan pada janin. Sekitar 30% wanita
primipara atau multipara membentuk antibody terhadap HLA janin
paternal yang diwariskan. Persistensi dari antibody-antibodi ini tidak
tampak membahayakan janin. Sel fetal yang persisten dalam ibu
dapat memainkan peranan dalam persistensi antibodi-antibodi ini,
karena pada beberapa wanita antibodinya menetap, sedangkan pada
ibu yang lain antibody ini tidak tampak. Pembentukan antibody IgG
terhadap antigen HLA paternal yang diwariskan berkaitan dengan
adanya limfosit T sitotoksik yang spesifik untuk antigen HLA ini.
Limfosit T maternal yang spesifik untuk antigen janin juga muncul
pada saat hamil, tetapi kurang responsive
Karena distribusinya yang unik pada jaringan
trofoblastik janin, HLA-G diperkirakan menjadi
komponen yang penting dalam toleransi janin.
Meskipun fungsi pasti dari HLA-G masih belum
diketahui, bukti menunjukkan bahwa HLA-G
melindungi sitotrofoblast invasif agar tidak
dibunuh oleh sel NK-uterus. HLA-G, yang
berinteraksi dengan sel NK-U, kemungkinan
berperan pada pemeliharaan toleransi imun pada
penghubung maternal-fetal dan kehamilan yang
normal
Respon Imun
Antigen dlm sperma :
1. Molekul yg dibentuk saat miosis
2. Autoantigen spesifik testis pada saat
spermiogenesis
3. Pada membran plasma stlh stadium
midspermatid speratogenesis
4. Permukaan sperma pada perjalanan sperma di
epididimis
5. Antigen fertilisasi-1 (AF-1) pada sel germinal laki-
laki (bereaksi kuat dg semen laki-laki &
perempuan infertil)
Respon Imun
Respon imun reproduksi wanita thdp sperma melalui
sel-sel yg memfagositosis spermatozoa, dg dibantu
faktor-faktor :
1. Jumlah sperma yg banyak/berlebihan
2. Sperma juga difagosit oleh sel-sel somatik
sebagaimana makrofag dan semen secara
kemotaktik mempengaruhi makrofag dan netrofil
3. Antigen asing lain mempunyai efek ajuvan thdp
saluran reproduksi, misal infeksi vagina
4. Limfosit pada semen mengakibatkan sterilitas
pada wanita
Respon Imun