A. LATAR BELAKANG
Usia anak remaja merupakan masa yang rawan, bukan anak-anak lagi dan juga
bukan orang dewasa, dan mereka masih mencari jati diri. Masa inilah yang perlu juga
menjadi perhatian kita. Sebagai salah satu wujud kepedulian pemerintah pada remaja
dimana remaja pada masa mendatang yang akan menjadi generasi penerus bangsa
pemerintah melalui departemen kesehatan menggalakan program PKPR ( Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja ).
Sejak tahun 2013, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). yang ditujukan
dan dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja
diperkenalkan dan dijalankan di puskesmas.
Pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dilayani di Puskesmas PKPR
(Puskesmas yang menerapkan PKPR). Di Puskesmas PKPR, tersedia tenaga kesehatan
yang peduli dan siap melayani semua kelompok usia remaja. Disini remaja dilayani
dengan sikap menyenangkan, dihargai dan diterima dengan tangan terbuka.
Kegiatan PKPR diantaranya penyuluhan, pelayanan klinis maupun konseling oleh
pelaksana program, serta melatih konselor sebaya. Konselor sebaya yang dimaksud
adalah kader kesehatan remaja yang telah diberi tambahan pelatihan interpersonal
relationship dan konseling.
PKPR dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung Puskesmas. Puskesmas
Mano bukan merupakan Puskesmas PKPR. Pelayanan yang dilakukan selama ini
terfokus pada pelayanan dalam gedung. Jumlah remaja yang terdata per Juli tahun 2021
terdidiri dari 2164 remaja laki-laki dan 2166 remaja wanita.
B. TUJUAN
1. Memahami pengertian PKPR
2. Memahami tujuan PKPR
3. Memahami sasaran PKPR
4. Memahami karakteristik PKPR
5. Memahami Strategi pelaksanan dan pengembangan PKPR
6. Memahami langkah – langkah pembentukan dan pelaksanaan PKPR
7. Memahami jenis kegiatan PKPR
8. Mampu untuk menjadi Konselor PKPR.
BAB II
PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA
Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak untuk menjadi
dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang tetapi secara psikis/kejiwaan
belum matang. Beberapa sifat remaja yang menyebabkan tingginya resiko antara lain: rasa
keingintahuan yang besar tetapi kurang mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-
hal baru untuk mencari jati diri.
Bila tidak diberikan informasi/pelayanan remaja yang tepat dan benar, maka perilaku
remaja sering mengarah kepada perilaku yang beresiko, seperti: penyalahgunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), perilaku yang menyebabkan mudah
terkena infeksi HIV/AIDS, Infeksi menular seksual (IMS), masalah gizi (anemia/kurang
darah, kurang energi kronik (KEK), obesitas/kegemukan) dan perilaku seksual yang tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Sejak tahun 2013, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau
remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja,
menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan
efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja diperkenalkan dengan sebutan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
A. PENGERTIAN
PKPR adalah Pelayanan Kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja,
menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga
kerahasiaan,peka aka kebutuhan terkait dengan kesehatannya serta efektif dan efisien
dalam memenuhi kebutuhan remaja.
PKPR adalah pelayanan kesehatan pada remaja yang mengakses semua golongan
remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien.
Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk curhat/konseling, mendapatkan
informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal yang perlu diketahui remaja.
B. TUJUAN
1. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah
kesehatan khusus remaja,
3. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
pelayanan kesehatan remaja.
4. Menambah wawasan dan teman melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan, dialog
interaktif, Focus Group Discussion (FGD), seminar, jambore, dll
5. Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja lainnya (dan
kerahasiaannya dijamin)
6. Remaja dapat menjadi peer counselor/kader kesehatan remaja agar dapat ikut
membantu teman yang sedang punya masalah
C. SASARAN
Semua remaja dimana saja berada baik di sekolah atau di luar sekolah seperti karang
taruna, remaja mesjid/gereja/vihara/pura, pondok pesantren, asrama, dan kelompok remaja
lainnya.
1. Batasan remaja
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak-kanak dan
dewas. Menurut WHO, remaja adalah anak yang berusia antara 10-19 tahun. Terdiri dari
a) Masa remaja awal yaitu 10 – 14 tahun.
b) Masa remaja pertengahan yaitu 14 – 17 tahun.
c) Masa remaja akhir yaitu 17 – 19 tahun.
Sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2007)
remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi
15-24 tahun.
2. Citra diri seorang remaja
Tiap orang mempunyai pandangan tentang apa, siapa dan bagaimana dirinya sendiri.
Ketiga hal tersebut menyatu sehingga setiap orang memiliki gambaran tentag dirinya
sendiri disebut citra diri.
Pada usia remaja citra diri yang terbentuk selama masa kanak – kanak tidak cocok lagi
dengan masa remaja dikarenakan remaja mengalami perubahan jasmaniah yang cepat dan
mendadak. Citra diri pada masa remaja merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku remaja.
3. Perkembangan remaja
a) Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik remaja mempunyai 3 ciri khas:
(1)Adanya dorongan tumbuh yang kuat.
(2)Adanya pertumbuhan dan perkembangan kelenjar hormon seks
(3)Meningkatnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga menghasilkan kekuatan
fisik yang besar.
b) Perkembangan psikososial ( kejiwaan )
(1) Perkembangan psikososial remaja awal
(a) Cemas terhadap penampilan badan atau fisik
(b) Perubahan hormonal
(c) Menyatakan kebebasan dan merasa seorang individu, tidak hanya sebagai
seorang anggota keluarga
(d) Perilaku memberontak dan melawan
(e) Kawan menjadi lebih penting
(f) Perasaan memiliki teman sebaya.
(2) Perkembangan psikososial remaja pertengahan
(a) Lebih mampu berkompromi
(b) Belajar berfikir secara independen dan membuat keputusan sendiri
(c) Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasakan
nyaman
(d) Merasa perlu mengumpu;kan pengalaman baru, mengujinya walaupun
beresiko
(e) Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
(f) Membangun norma dan mengembangkan moralitas
(g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman
(h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
(i) Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu tentang banyak hal
(j) Berkembang kemampuan intrlrktual khusus
(k) Mengembangkan minat yang besar dalam bidang seni dan olah raga
(l) Senang berpetualang dan ingin bepergian sevara mandiri
(3) Perkembangan psikososial remaja akhir
(a) Ideal
(b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga
(c) Harus belajar untuk mencapai kemandirian dalam bidang finansial dan
emosional
(d) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
(e) Merasa sebagai orang dewasa yang esetara dengan anggota keluarga
lain
(f) Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang mandiri
4. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja
a. Lingkungan keluarga
(1) Pola asuh keluarga
(2) Kondisi keluarga
(3) Pendidikan moral dalam keluarga
Dalam mendidik orang tua harus bersikap konsisten, terbuka, bijaksana, bersahabat,
ramah tegas dan dapat memberi rasa aman.
b. Lingkungan sekolah
(1) Suasana sekolah
Kedisiplinan, kebiasaan belajar, pengendalian diri
(2) Bimbingan guru
c. Lingkungan teman sebaya
d. Lingkungan masyarakat
e. Sosial budaya
f. Media masa
D. KARAKTERISTIK PKPR
Karakteristik PKPR merujuk WHO ( 2003) memerlukan :
1. Kebijakan peduli remaja
Kebijakan peduli remaja bertujuan untuk :
1) Memenuhi hak remaja
2) Tidak membatasi pelayanan karena kecacatan, etnik, usia dan status
3) Memberikan perhatian pada keadilan dan kesetaraan gender.
4) Menjamin privasi dan kerahasiaan.
5) Mempromosikan kemandirian remaja
6) Menjamin biaya yang terjangkau / gratis.
2. Prosedur pelayanan yang peduli remaja
a. Pendaptaran dan pengambilan kartu yang mudah dan dijamin kerahasiaanya.
b. Waktu tunggu yang pendek
c. Dapat berkunjung sewaktu waktu dengan atau tanpa perjanjian.
3. Petugas khusus yang peduli remaja
Petugas yang melayani PKPR di Puskesmas PKPR bisa seorang dokter, bidan atau
perawat yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan sabar, ramah, siap
menampung segala permasalahan remaja serta siap berdiskusi (memberikan konseling).
Petugas khusus yang peduli remaja harus memenuhi kriteria:
a. Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi, penuh pengertian, bersahabat, memiliki
kompetensi teknis dalam memberikan pelayanan khusus kepada remaja,
mempunyai ketrampilan komunikasi interpersonal dan konseling.
b. Mempunyai motivasi untuk menolong dan bekerjasama dengan remaja.
c. Tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar tidak menyenangkan atau
merendahkan.
d. Dapat dipercaya dan dapat menjaga kerahasiaan.
e. Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.
f. Dapat/mudah ditemui pada kunjungan ulang.
g. Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak membeda-
bedakan.
h. Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga remaja dapat
memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi maalahnya atau memenuhi
kebutuhannya.
g. Pelaksanaan PKPR
Pelaksanaan PKPR penting segera dilaksanakan meskipun sarana dan prasarana
belum lengkap.
Klien datang ( kiriman atau sendiri ) daftar melalui loket langsung diregister di rung konseling.
Anamnesa
Identitas
Apa yang sudah diketahui tentang PKPR
Perubahan fisik dan fsikis, masalah yang mungkin timbul dan cara menghadapinya.
Tentang prilaku hidup sehat pada remaja
Pemeliharaan kesehatan( gizi, personal hygiene), hal – hal yang perlu dihindari
( napza, seks bebas ), pergaulan sehat antara laki – laki dan perempuan.
Tentang persiapan berkeluarga Kehamilan, KB, HIV / AIDS Pemeriksaan fisik
Tanda tanda anemi, KEK
Tanda – tanda kekerasan terhadap perempuan.
Pelayanan konseling
Bila tidak perlu pelayanan medis klien dipulangkan , konseling lanjutan bila perlu. Bila
perlu pelayanan medis:
Pemeriksaan infeksi saluran reproduksi
Kehamilan, perkosaan
Pasca keguguran, kontrasepsi
konseling lanjutan bila perlu
Sejak tahun 2013, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau
remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja,
menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif
dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja, diperkenalkan dengan
sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
PKPR dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung Puskesmas, termasuk
Poskestren, menjangkau kelompok remaja sekolah dan kelompok luar sekolah, seperti
kelompok anak jalanan, karang taruna, remaja mesjid atau gereja, dan lain-lain,
dilaksanakan oleh petugas puskesmas atau petugas lain di institusi atau masyarakat.
Jenis kegiatan PKPR meliputi penyuluhan, pelayanan klinis medis termasuk
pemeriksaan penunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS),
peltihan pendidik sebaya (yang diberi pelatihan menjadi kader kesehatan remaja) dan
konselor sebaya (pendidik sebaya yang diberi tambahan pelatihan interpersonal
relationship dan konseling), serta pelayanan rujukan.