Anda di halaman 1dari 11

Analisis Elastisitas Tiga ….

(Daru Wahyuni, Losina Purnastuti, & Mustofa)

ANALISIS ELASTISITAS TIGA BAHAN PANGAN SUMBER PROTEIN HEWANI DI


INDONESIA

Daru Wahyuni, Losina Purnastuti, & Mustofa


Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Email: daruwahyuni@yahoo.co.id

Abstrak: Analisis Elastisitas Tiga Bahan Pangan Sumber Protein Hewani di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku permintaan rumah tangga atas
tiga sumber protein hewani (ikan, daging sapi, dan daging ayam) dikaitkan dengan
karakteristik rumah tangga yang berbeda dan menganalisis respon rumah tangga di
Indonesia terhadap perubahan harga dan pendapatan pada konsumsi ketiga
komoditas tersebut. Model yang digunakan untuk melakukan estimasi adalah model
Almost Ideal Demand System (AIDS), dengan menggunakan data dari Indonesia Family
Life Survey gelombang 4 (IFLS 4). Jumlah rumah tangga sumber data yang dianalisis
dalam penelitian ini berjumlah 839 rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan
secara parsial harga ikan, harga daging sapi, pengeluaran rumah tangga, wilayah
geografi, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap pangsa pengeluaran
untuk produk ikan-ikanan, daging ayam, dan daging sapi. Elastisitas permintaan harga
permintaan untuk ikan, daging sapi, dan daging ayam masuk dalam kategori inelastis,
elastisitas pendapatan untuk daging sapi dan daging ayam masuk kategori elastis, dan
ikan mempunyai elastisitas pendapatan yang inelastic.

Kata kunci: model Almost Ideal Demand System (AIDS), elastisitas harga permintaan,
elastisitas silang, elastisitas pendapatan.

Abstract: Elasticity Analysis for Three Animal Protein Resources in Indonesia. This
study aimed to analyze the behavior of household demand on three sources of animal
protein (fish, beef, and chicken) were associated with different household
characteristics and analyze the response of households in Indonesia to changes in
price and income on the consumption of fish, beef, and chicken. Almost Ideal Demand
System (AIDS) was adopted in this study, using data from the Indonesia Family Life
Survey wave 4 (IFLS 4). Total number of the household analyzed in this study
amounted to 839 households. The results showed that partially price of fish, beef
prices, household expenditure, geographic region, and number of family members
affect the share of expenditure fisheries products, chicken, and beef. The results
implied that Price elasticity of demand for demand for fish, beef, and chicken were
categorized as inelastic. While the income elasticity for beef and chicken were elastic,
furthermore income elasticity for fish was inelastic.

Keywords: Almost Ideal Demand System (AIDS) model, demand price elasticity, cross
elasticity of demand, income elasticity of demand.

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa konsumsi rumah


Tingkat konsumsi rumah tangga merupakan tangga selalu menjadi kontributor terbesar
salah satu komponen dalam pembentukan dalam pembentukan nilai PDB. Dalam 10
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. tahun terakhir (2001-2010) rata-rata
Perkembangan dari tahun ke tahun pertumbuhan PDB mencapai 5,22% dan

43
Jurnal Economia, Volume 12, Nomor 1, April 2016

disumbang oleh pertumbuhan konsumsi pengeluaran konsumsi untuk makanan yang


sebesar 3,17% yang di antaranya berasal dari terbesar dialokasikan untuk makanan dan
pertumbuhan konsumsi rumah tangga minuman jadi, diikuti kelompok padi-padian,
sebesar 2,56% (Bank Indonesia: 2011). dan kelompok makanan sumber protein
Pengeluaran konsumsi rumah tangga hewani seperti ikan, daging, telur dan susu.
digunakan untuk memenuhi berbagai Pengeluaran konsumsi rumah tangga
pengeluaran konsumsi akhir atas barang dan kelompok makanan sumber protein hewani
jasa untuk memenuhi kebutuhan individu tersebut selama beberapa tahun terakhir
ataupun kelompok. Pengeluaran rumah cenderung meningkat.
tangga di sini mencakup pembelian untuk Perkembangan pengeluaran rata-rata
makanan dan bukan makanan di dalam per kapita kelompok makanan sumber
negeri maupun di luar negeri. Perilaku rumah protein hewani seperti tersebut di atas, tentu
tangga dalam mengkonsumsi makanan dan merupakan hal yang menggembirakan
bukan makanan untuk memenuhi kebutuhan mengingat selain pangan nabati, manusia
sehari-hari merupakan salah satu hal yang juga memerlukan pangan hewani (ikan,
dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan daging, susu dan telur) sebagai sumber
masyarakat suatu negara. Pada umumnya protein untuk asupan gizi dalam rangka
semakin besar pengeluaran konsumsi rumah menjaga kesehatan, memelihara stamina
tangga yang digunakan untuk pembelian tubuh, dan meningkatkan kecerdasan otak.
bukan makanan akan menunjukkan tingkat Berdasar data tersebut, sekilas akan bisa
kesejahteraan rumah tangga tersebut yang disimpulkan bahwa kesadaran rumah tangga
cenderung semakin baik dan sebaliknya. Indonesia akan pentingnya konsumsi protein
Berdasarkan data mengenai persentase hewani semakin membaik, namun apabila
pengeluaran rata-rata per kapita sebulan dibandingkan dengan konsumsi produk yang
menurut kelompok barang 2008 – 2011 yang sama di negara-negara lain, konsumsi
dipublikasikan oleh BPS, secara umum dapat protein hewani penduduk Indonesia
dikatakan bahwa konsumsi makanan dan tergolong sangat rendah. Pada tahun 2000,
bukan makanan rumah tangga di Indonesia konsumsi daging unggas penduduk Indonesia
tidaklah terlalu berbeda. Persentase hanya 3,5 kg/kapita/tahun, sedangkan
pengeluaran konsumsi untuk kedua penduduk Malaysia mencapai 36,7 kg,
kelompok barang tersebut relatif berimbang. Thailand mencapai 13,5 kg, Philipina
Lebih lanjut, pengeluaran konsumsi mencapai 7,6 kg, Vietnam mencapai 4,6 kg,
untuk makanan di Indonesia masih dipilah dan Myanmar mencapai 4,2 kg. Konsumsi
untuk 14 kelompok makanan yaitu: padi- telur penduduk Indonesia juga rendah, yakni
padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan 2,7 kg/kapita/tahun, sedangkan Malaysia
susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah- mencapai 14,4 kg, Thailand mencapai 9,9 kg
buahan, minyak dan lemak, bahan minuman, dan Philipina mencapai 6,2 kg. Konsumsi susu
bumbu-bumbuan, makanan dan minuman masyarakat Indonesia juga sangat rendah,
jadi, tembakau dan sirih, dan konsumsi yakni sekitar 7 kg/kapita/tahun, sedangkan
lainnya. Berdasar data yang tersedia, Malaysia sudah mencapai 20

44
Analisis Elastisitas Tiga …. (Daru Wahyuni, Losina Purnastuti, & Mustofa)

kg/kapita/tahun bahkan konsumsi susu METODE


masyarakat AS mencapai 100 Data yang digunakan dalam penelitian ini
kg/kapita/tahun (Rusfidra, 2013). Rendahnya merupakan data sekunder. Data diperoleh
tingkat konsumsi bahan makanan sumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS). Data
protein khususnya protein hewani bisa jadi yang dianalisis adalah data tentang
merupakan salah satu pemicu munculnya pengeluaran konsumsi untuk bahan
banyak kasus gizi buruk di Indonesia. Dalam makanan sumber protein hewani dan
jangka panjang, meskipun bukan satu- harganya serta pengeluaran total rumah
satunya faktor penyebab, buruknya gizi tangga di Indonesia. Data pengeluaran
masyarakat Indonesia tentu akan konsumsi bahan makanan sumber protein
berpengaruh pula pada rendahnya kualitas hewani yang tersedia dalam IFLS adalah
sumber daya manusia. pengeluaran konsumsi ikan-ikanan, daging
Perilaku konsumsi rumah tangga atas sapi, dan daging ayam. Jumlah rumah tangga
suatu barang termasuk bahan makanan sumber data yang dianalisis dalam penelitian
sumber protein hewani dipengaruhi oleh ini sebanyak 839 rumah tangga.
banyak hal seperti, tingkat harga, Kelompok bahan makanan sumber
pendapatan, dan preferensi rumah tangga protein hewani yang dikonsumsi rumah
atas barang yang akan dikonsumsi. tangga dalam penelitian ini terdiri dari ikan,
Preferensi tiap-tiap rumah tangga akan daging sapi, dan daging ayam. Konsumsi
berbeda-beda karena adanya perbedaan produk-produk ini diduga saling terkait satu
karakteristik rumah tangga-rumah tangga dengan lainnya. Oleh karena itu salah satu
tersebut misalnya dilihat dari perbedaan model yang sesuai dengan kondisi ini adalah
lokasi wilayah rumah tinggal, tingkat model Almost Ideal Demand System (AIDS)
pendidikan ibu rumah tangga, jumlah yang dikembangkan oleh Deaton dan
anggota keluarga, kebiasaan, budaya, dan Meullbauer (1980). Bentuk akhir dari model
sebagainya. Rumah tangga dengan ini adalah:
pendapatan, lokasi wilayah, tingkat 𝑋
𝑤𝑖 = 𝛼𝑖 + ∑ 𝛾 𝐿𝑜𝑔 𝑃𝑗 + 𝛽𝑖 𝑙𝑜𝑔 ( ) +
𝑃∗
pendidikan yang berbeda akan memiliki gaya
∅𝐷1 + 𝛿 𝐷2 + 𝜗𝐻𝐻𝑆𝑖𝑧𝑒
hidup yang berbeda pula termasuk ketika
menyediakan jenis bahan makanan bagi Di mana:
anggota keluarga. Dengan demikian i, j = 1, 2, 3, yang masing-masing
menunjukkan kelompok bahan
perubahan harga bahan pangan sumber
makanan sumber protein
protein hewani dan pendapatan rumah hewani (1 = ikan, 2 = daging
tangga akan direspon dengan cara berbeda sapi, 3 = daging ayam)
oleh masing-masing rumah tangga yang wi = Pangsa pengeluaran dari
kelompok bahan makanan
memiliki karakteristik yang berbeda sumber protein hewani ke-i
tersebut. terhadap total pendapatan
rumah tangga
Pj = Harga dari bahan makanan
sumber protein ke-j dalam
Rupiah

45
Jurnal Economia, Volume 12, Nomor 1, April 2016

X = Pengeluaran rumah tangga 2. Elastisitas harga silang:


(Rupiah) Uncompensated/Marshallian: (𝛾𝑖 −
P* = Indeks harga Stone, dimana
log P* = Σ wi log pi 𝛽𝑖 𝑤𝑗 )/𝑤𝑖
α,β,γ,θ,Ø, = Parameter dugaan 𝛾
Compensated/Hicksian: 𝑤𝑗 + 𝑗⁄𝑤𝑖
𝜗
𝛽
D1 = Dummy wilayah, dimana: 3. Elastisitas pendapatan: 1 + 𝑖⁄𝑤𝑖
D1 = 1 adalah kota
D1 = 0 adalah desa
D2 = Dummy tingkat pendidikan ibu HASIL DAN PEMBAHASAN
rumah tangga, dimana: Estimasi Permintaan Bahan Makanan
D2 = 1 tingkat pendidikan di Sumber Protein Hewani
atas SLTA
Berdasarkan model Almost Ideal Demand
D2 = 0 tingkat pendidikan
SLTA dan jenjang lebih rendah System (AIDS) dengan memasukkan
HHSize = Jumlah anggota keluarga komponen wilayah tempat tinggal, tingkat
pendidikan ibu rumah tangga, dan jumlah
Sementara itu rumus yang digunakan anggota keluarga, persamaan permintaan
untuk menghitung elastisitas permintaan produk ikan dapat dinyatakan sebagai
peneliti mengadopsi formula yang berikut:
disampaikan oleh Fujii, Khaled, dan Mark wi = i + i log pi + s log ps + a log pa +  log (X
(1985) yang umum digunakan untuk / Pi) +  D1 + 𝛿𝐷2 + 𝜗𝐻𝐻𝑆𝑖𝑧𝑒 + 1
menghitung elastisitas dengan pendekatan Tabel 1 merupakan ringkasan hasil
AIDS, sebagai berikut: pendugaan regresi untuk pangsa
1. Elastisitas harga sendiri: pengeluaran rumah tangga untuk produk
Uncompensated/Marshallian: −1 − 𝛽𝑖 + ikan. Hampir semua parameter yang
𝛾𝑖
⁄𝑤𝑖 ditemukan dalam pendugaan ini signifikan
Compensated/Hicksian: −1 − 𝑤𝑖 + dengan taraf signifikansi antara 1% – 10%,
𝛾𝑖
⁄𝑤𝑖 kecuali parameter harga daging ayam dan

Tabel 1. Ringkasan Hasil Estimasi Regresi Tiga Bahan Pangan Sumber Protein
Variables Estimasi untuk Estimasi untuk Estimasi untuk
Ikan Daging Ayam Daging Sapi
Konstanta 0,331*** 0,405*** 0,264*
Log harga ikan 0,109*** -0,047*** -0,062***
Log harga daging sapi -0,035** -0,142*** 0,177***
Log harga daging ayam -0,016 0,166*** -0,150***
Log Pengeluaran / Harga Ikan -0,089*** 0,011 0,078***
Wilayah 0,013* 0,015* -0,029***
Pendidikan Ibu 0,019 0,020 -0,001
Jumlah Anggota Keluarga 0,004* 0,002 -0,006**
Keterangan:
*** = signifikan pada taraf signifikansi 1%
** = signifikan pada taraf signifikansi 5%
* = signifikan pada taraf signifikansi 10%

46
Analisis Elastisitas Tiga …. (Daru Wahyuni, Losina Purnastuti, & Mustofa)

tingkat pendidikan ibu rumah tangga. Hal ini pula proporsi pengeluaran untuk produk
mengandung arti bahwa secara parsial harga ikan-ikanan.
ikan, harga daging sapi, pengeluaran rumah Kecuali pendidikan ibu rumah tangga,
tangga (sebagai proksi pendapatan), wilayah pengeluaran, dan jumlah anggota keluarga,
geografi, dan jumlah anggota keluarga parameter yang ditemukan dalam
berpengaruh terhadap pangsa pengeluaran pendugaan konsumsi daging ayam, signifikan
untuk produk ikan-ikanan. dengan taraf signifikansi antara 1% – 10%.
Parameter harga ikan bertanda positif Hal ini mengandung arti bahwa secara parsial
artinya bahwa semakin mahal harga produk harga ikan, harga daging sapi, harga daging
ikan-ikanan maka proporsi pengeluaran ayam, dan wilayah geografi, berpengaruh
untuk produk ini akan semakin besar dan signifikan terhadap proporsi pengeluaran
sebaliknya semakin murah harga produk untuk produk daging ayam.
ikan-ikanan maka proporsi pengeluaran Parameter harga daging ayam bertanda
untuk produk ini akan semakin kecil. positif artinya bahwa semakin mahal harga
Sementara itu dilihat dari tandanya daging ayam maka proporsi pengeluaran
parameter harga daging sapi bernilai negatif, untuk produk ini akan semakin besar.
artinya semakin mahal harga daging sapi, Sementara itu parameter harga ikan-ikanan
maka proporsi pengeluaran untuk produk dan daging sapi bertanda negatif, artinya
ikan-ikanan akan semakin kecil dan semakin mahal harga ikan dan harga daging
sebaliknya semakin murah harga daging sapi, sapi, maka proporsi pengeluaran untuk
maka proporsi pengeluaran untuk produk produk daging ayam akan semakin kecil.
ikan-ikanan akan semakin besar. Meskipun secara statistik tidak signifikan,
Dugaan parameter pengeluaran untuk dugaan parameter pengeluaran untuk
proporsi pengeluaran ikan-ikanan memiliki proporsi pengeluaran daging ayam memiliki
tanda negatif. Hal ini berarti bahwa semakin tanda positif. Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi pengeluaran riil (atau yang bisa juga tinggi pengeluaran riil (atau yang bisa juga
dikatakan pendapatan) rumah tangga, maka dikatakan pendapatan) rumah tangga, maka
semakin kecil proporsi pengeluaran yang semakin besar proporsi pengeluaran yang
digunakan untuk mengkonsumsi ikan-ikanan. digunakan untuk mengkonsumsi daging
Berdasarkan hasil estimasi juga ayam.
ditemukan bahwa ada perbedaan proporsi Berdasarkan hasil estimasi juga
pengeluaran untuk produk ikan-ikanan ditemukan bahwa ada perbedaan proporsi
antara rumah tangga di wilayah pedesaan pengeluaran untuk daging sapi antara rumah
dan perkotaan, sementara proporsi tangga di wilayah pedesaan dan perkotaan,
pengeluaran ikan-ikanan ternyata tidak sementara proporsi pengeluaran daging
ditentukan oleh tingkat pendidikan ibu ayam ternyata tidak ditentukan oleh tingkat
rumah tangga. Lebih lanjut hasil estimasi juga pendidikan ibu rumah tangga dan jumlah
menunjukkan bahwa semakin banyak anggota keluarga.
anggota keluarga maka akan semakin besar Dari semua persamaan permintaan
dalam penelitian ini, ditemukan bahwa

47
Jurnal Economia, Volume 12, Nomor 1, April 2016

secara simultan semua parameter penduga Dugaan parameter pengeluaran untuk


signifikan secara statistik (ditunjukkan proporsi pengeluaran daging sapi memiliki
dengan nilai Prob. F = 0,0000). Hal ini berarti tanda positif. Hal ini berarti bahwa semakin
bahwa harga ikan-ikanan, harga daging sapi tinggi pengeluaran riil (atau yang bisa juga
dan harga daging ayam, pengeluaran riil, dikatakan pendapatan) rumah tangga, maka
jumlah anggota keluarga, wilayah geografi, semakin besar proporsi pengeluaran yang
dan pendidikan ibu rumah tangga secara digunakan untuk mengkonsumsi daging sapi.
bersama-sama berpengaruh terhadap Berdasarkan hasil estimasi juga
proporsi pengeluaran untuk masing-masing ditemukan bahwa ada perbedaan proporsi
produk ikan-ikanan, daging sapi, dan daging pengeluaran untuk daging sapi antara rumah
ayam. tangga di wilayah pedesaan dan perkotaan,
Nilai R2 untuk semua persamaan sementara proporsi pengeluaran daging sapi
permintaan dalam penelitian ini berkisar ternyata tidak ditentukan oleh tingkat
antara 0,147 – 0,171. Hal ini menggambarkan pendidikan ibu rumah tangga. Lebih lanjut
bahwa 1,47% - 1,71% variasi dalam proporsi hasil estimasi juga menunjukkan bahwa
pengeluaran ikan, daging sapi, dan daging semakin banyak anggota keluarga maka akan
ayam dijelaskan oleh variabel-variabel semakin besar pula proporsi pengeluaran
bebasnya dalam model. untuk produk daging sapi.
Kecuali pendidikan ibu rumah tangga,
semua parameter yang ditemukan dalam Elastisitas Permintaan Tiga Bahan Makanan
pendugaan konsumsi daging sapi secara Sumber Protein Hewani
statistik signifikan dengan taraf signifikansi Elastisitas permintaan menggambarkan
antara 1% – 10%. Hal ini mengandung arti derajat kepekaan perubahan permintaan
bahwa secara parsial harga ikan, harga karena adanya perubahan dalam variabel
daging sapi, harga daging ayam, pengeluaran bebasnya sebesar 1%. Dalam penelitian ini
(sebagai proksi pendapatan), wilayah akan ditemukan angka koefisien elastisitas
geografi, dan jumlah anggota keluarga harga sendiri (price elasticity of demand),
berpengaruh signifikan terhadap proporsi elastisitas harga silang (cross elasticity of
pengeluaran untuk produk daging sapi. demand), dan elastisitas pengeluaran/
Parameter harga daging sapi bertanda pendapatan (income elasticity of demand).
positif artinya bahwa semakin mahal harga 1. Elastisitas Harga (Price Elasticity of
daging sapi maka proporsi pengeluaran Demand)
untuk produk ini akan semakin besar. Besarnya elastisitas harga dihitung
Sementara itu dilihat dari tandanya dengan pendekatan Marshallian dan
parameter harga ikan-ikanan dan daging Hicksian dengan mengadopsi formula
ayam bernilai negatif, artinya semakin mahal yang disampaikan oleh Fujii, Khaled, dan
harga ikan dan harga daging ayam, maka Mark (1985).
proporsi pengeluaran untuk produk daging Berdasarkan hasil perhitungan
sapi akan semakin kecil. seperti ditampilkan pada tabel 2,
elastisitas harga sendiri untuk ketiga

48
Analisis Elastisitas Tiga …. (Daru Wahyuni, Losina Purnastuti, & Mustofa)

Tabel 2. Elastisitas Harga Permintaan


Komoditi
Ukuran Elastisitas Permintaan Formula Ikan Daging Dagung Sapi
Ayam
𝛾
uncompensated/Marshallian −1 − 𝛽𝑖 + 𝑖⁄𝑤𝑖 -0.39 -0.51 -0.69
𝛾
compensated/Hicksian −1 − 𝑤𝑖 + 𝑖⁄𝑤𝑖 -0.27 -0.17 -0.16

produk bertanda negatif dan memiliki Hicksian dengan mengadopsi formula


nilai mutlak kurang dari 1. Hal ini sejalan yang disampaikan oleh Fujii, Khaled, dan
dengan hukum permintaan yang Mark (1985). Hasil perhitungan elastisitas
mendasari perilaku konsumsi yang harga silang ditunjukkan dalam tabel 3.
berarti bahwa bila harga masing-masing Dari perhitungan di atas tampak bahwa
barang (daging sapi, daging ayam, dan tanda koefisien elastisitas silang antara

Tabel 3. Nilai Elastisitas Harga Silang (Cross Elasticity of Demand)


Komoditi 1
Daging Sapi Daging Ayam Ikan
Komoditi 2

UC/M C/H UC/M C/H UC/M C/H


Daging Sapi -0.44 0.03 0.03 0.29
Daging Ayam -0.38 0.01 0.06 0.25
Ikan -0.17 0.07 -0.15 0.07
Keterangan:
UC/M : uncompensated/Marshallian
C/H : compensated/Hicksian

ikan-ikanan) naik, maka jumlah yang produk satu dengan yang lain bervariasi
diminta untuk masing-masing produk positif dan negatif. Hal ini berarti bahwa
tersebut akan berkurang dan sebaliknya. produk daging sapi, daging ayam dan
Berdasarkan perhitungan tersebut juga ikan-ikanan bisa saling mensubstitusi
ditemukan bahwa permintaan ketiga ataupun saling melengkapi satu dengan
barang bersifat inelastis atau tidak peka yang lainnya.
terhadap perubahan harga. 3. Elastisitas Pengeluaran/Pendapatan
2. Elastisitas Harga Silang (Cross Elasticity of (Income Elasticity of Demand).
Demand) Besarnya elastisitas harga silang dihitung
Besarnya elastisitas harga silang dihitung dengan pendekatan Marshallian dan
dengan pendekatan Marshallian dan Hicksian dengan mengadopsi formula
Tabel 4. Nilai Elastisitas Harga Silang (Cross Elasticity of Demand)
Komoditi
Ukuran Elastisitas Formula Ikan Daging Daging
Ayam Sapi
Pengeluaran/Pendapatan 𝛽𝑖⁄ 0,57 1,03 1,38
1 + 𝑤𝑖

49
Jurnal Economia, Volume 12, Nomor 1, April 2016

yang disampaikan oleh Fujii, Khaled, dan rasional dapat dikaitkan dengan nilai
Mark (1985). elastisitas harga sendiri. Ditemukan bahwa
Hasil perhitungan elastisitas pendapatan permintaan ketiga barang bersifat in elastis.
untuk produk-produk dalam penelitian Hal ini mengindikasikan bahwa apabila
ini ditampilkan dalam tabel 4. Dari terjadi perubahan harga, maka tidak akan
perhitungan di atas tampak bahwa tanda mengubah jumlah yang diminta dalam
koefisien elastisitas pendapatan semua jumlah banyak, sehingga proporsi
produk bertanda positif. Hal ini berarti pengeluaran untuk produk yang
bahwa apabila pendapatan konsumen bersangkutan juga tidak berubah banyak.
meningkat maka jumlah daging sapi, Dengan demikian kenaikan harga ikan atau
daging ayam dan ikan-ikanan yang daging ayam atau daging sapi dengan catatan
diminta konsumen akan meningkat pula. permintaan barang tersebut bersifat in
elastis (sehingga jumlah yang diminta
Estimasi Permintaan Bahan Makanan cenderung tetap) akan menghasilkan
Sumber Protein Hewani kenaikan proporsi pengeluaran untuk
Hasil temuan menunjukkan bahwa estimasi masing-masing barang.
permintaan untuk tiga macam barang yang Tanda untuk parameter harga barang lain
diteliti (ikan, daging ayam, dan daging sapi) dalam setiap model bertanda negatif.
memiliki pola yang cenderung serupa. Secara Beberapa implikasi yang bisa ditarik yaitu
bersama-sama variabel-variabel bebas apabila harga daging ayam atau daging sapi
dalam penelitian yaitu harga barang sendiri, naik maka proporsi pengeluaran untuk ikan
harga barang lain, pengeluaran rumah akan turun, sedangkan apabila harga ikan
tangga, jumlah anggota keluarga, pendidikan atau harga ayam naik maka proporsi
ibu rumah tangga dan wilayah geografi pengeluaran untuk daging sapi akan turun,
berpengaruh terhadap proporsi pengeluaran dan lebih lanjut bila harga ikan dan daging
untuk masing-masing barang. ayam naik maka proporsi pengeluaran untuk
Tanda untuk parameter harga sendiri daging ayam akan turun. Tanda parameter
pada ketiga barang bertanda positif. Hal ini harga barang lain yang sama dalam setiap
berarti bahwa apabila harga ikan naik maka model menggambarkan bahwa preferensi
proporsi pengeluaran untuk ikan akan naik, rumah tangga dalam mengkonsumsi
apabila harga daging sapi naik maka proporsi berbagai variasi makanan sumber protein
pengeluaran untuk daging sapi akan naik, hewani cenderung konsisten, bahwa produk-
dan apabila harga daging ayam naik, maka produk tersebut bisa saling mensubstitusi
proporsi pengeluaran untuk daging ayam satu dengan yang lain.
juga akan naik. Pada umumnya apabila harga Variabel pengeluaran untuk daging sapi
suatu barang naik, maka akan diikuti dengan dan daging ayam memiliki tanda positif
penurunan jumlah yang diminta atau sedangkan untuk ikan-ikanan bertanda
penurunan proporsi pengeluaran untuk negatif. Perlu diingat bahwa pengeluaran di
produk yang bersangkutan. Untuk produk- sini adalah pengeluaran total, sehingga
produk dalam penelitian ini, penjelasan yang sangat bisa dimengerti bahwa pada saat

50
Analisis Elastisitas Tiga …. (Daru Wahyuni, Losina Purnastuti, & Mustofa)

pengeluaran total meningkat, maka anggota keluarga membuat rumah tangga


tambahan pengeluaran itu akan digunakan akan memilih mengkonsumsi produk lain
untuk menambah proporsi pengeluaran yang harganya lebih murah. Untuk produk
untuk daging sapi dan daging ayam. ikan mudah sekali untuk dimengerti bahwa
Sementara itu ketika pengeluaran total semakin banyak anggota keluarga, maka
meningkat, maka proporsi pengeluaran kebutuhan ikan untuk konsumsi akan
untuk ikan akan berkurang, karena semakin banyak, sehingga proporsi
dimungkinkan rumah tangga pengeluaran untuk produk ikan-ikanan juga
mensubstitusinya dengan produk yang lain. akan semakin besar.
Meskipun dengan taraf signifikansi yang Di luar dugaan tingkat pendidikan ibu
besar (90%) ditemukan bahwa wilayah rumah tangga tidak berpengaruh terhadap
geografi berpengaruh terhadap proporsi proporsi pengeluaran bahan makanan
pengeluaran untuk baik produk ikan, daging sumber protein hewani. Perlu diketahui
sapi, maupun daging ayam. Hal ini berarti ada bahwa tingkat pendidikan dalam penelitian
perbedaan preferensi konsumsi ikan-ikanan, ini adalah capaian pendidikan formal ibu
daging ayam, dan daging sapi antara rumah rumah tangga dan bukan pemahamannya
tangga di wilayah perdesaan dan perkotaan. yang baik mengenai manfaat bahan makanan
Preferensi rumah tangga di wilayah sumber protein hewani bagi kesehatan
perkotaan cenderung pada produk ikan dan anggota keluarga, meskipun pada awal
daging sapi, sedangkan untuk rumah tangga penelitian ini diharapkan capaian pendidikan
di wilayah perdesaan cenderung memilih formal merupakan proksi yang baik untuk
daging sapi. pemahaman mengenai bahan pangan yang
Parameter penduga jumlah anggota bermanfaat bagi kesehatan anggota
keluarga untuk produk daging sapi dan ikan keluarga.
signifikan sedangkan untuk daging ayam Untuk semua model dalam penelitian ini
tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa jumlah ditemukan bahwa nilai R2 relatif kecil,
keluarga tidak berpengaruh terhadap berkisar antara 0,147 – 0,171. Nilai R2 yang
proporsi pengeluaran daging ayam. rendah memang biasa terjadi pada penelitian
Sementara itu parameter yang ditemukan yang berbasis pada data rumah tangga,
untuk daging sapi bertanda negatif karena banyaknya sampel yang diambil
sedangkan untuk ikan bertanda positif. Hal sehingga variasi perilaku konsumsi pada
ini berarti bahwa semakin banyak anggota sampel rumah tangga tersebut banyak yang
keluarga maka akan semakin sedikit proporsi tidak terwakili oleh variabel yang digunakan
pengeluaran untuk daging sapi tetapi akan dalam penelitian ini, misalnya umur, jenis
semakin banyak untuk ikan-ikanan. kelamin anggota keluarga, agama, adat
Berkurangnya proporsi pengeluaran daging istiadat, status sosial, kondisi demografi dan
sapi dengan semakin banyaknya jumlah lain sebagainya.
anggota keluarga diduga berkaitan dengan
harga daging sapi yang relatif mahal,
sehingga dengan semakin banyaknya

51
Jurnal Economia, Volume 12, Nomor 1, April 2016

Elastisitas Permintaan Bahan Makanan negatif diduga karena dalam penelitian ini
Sumber Protein Hewani tidak dilakukan pengelompokkan rumah
Elastisitas harga sendiri (price elasticity of tangga berdasarkan besarnya pendapatan
demand) untuk ketiga barang dalam rumah tangga. Pada umumnya untuk
penelitian ini sesuai teori bertanda negatif, kelompok rumah tangga dengan pendapatan
yang artinya bila harga ikan, atau daging sapi tinggi antar ketiga barang bisa bersifat saling
atau daging ayam naik maka jumlah barang melengkapi, sedangkan untuk kelompok
yang diminta akan berkurang. Sifat elastisitas rumah tangga dengan penghasilan rendah,
ketiganya adalah in elastis karena memiliki hubungan penggunaan antara ketiga barang
nilai elastisitas dalam harga mutlak kurang cenderung saling mensubstitusi. Adanya hasil
dari 1, di mana di antara ketiganya, yang mengindikasikan bahwa antar bahan
permintaan daging sapi paling elastis, diikuti pangan bersifat saling melengkapi sejalan
daging ayam dan ikan. Sifat permintaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
bahan makanan sumber protein nabati yang Kim Budiwinarto (2002).
in elastis bisa dimengerti karena ketiga Elastisitas pengeluaran/pendapatan
barang merupakan produk yang (income elasticity of demand) ketiga barang
penting/pokok untuk memenuhi kebutuhan dalam penelitian ini bertanda positif. Hal ini
konsumen, sehingga perubahan harga tidak berarti bahwa bila pendapatan naik maka
terlalu direspon konsumen dengan rumah tangga akan menambah jumlah
mengurangi/menambah jumlah yang daging sapi atau daging ayam atau ikan yang
diminta secara signifikan. Daging sapi lebih dikonsumsi. Berturut-turut elastisitas
elastis dibanding daging ayam dan ikan, pendapatan untuk daging sapi, daging ayam,
karena harga daging sapi paling mahal dan ikan-ikanan adalah 1,38; 1,03; dan 0,57.
dibanding daging ayam dan ikan. Hal ini Hal ini sangat logis mengingat bila dilihat dari
sesuai dengan teori bahwa semakin mahal harga rata-rata ketiga jenis barang tersebut
harga suatu barang relatif terhadap harga daging sapi adalah yang paling tinggi,
pendapatan konsumen maka akan semakin diikuti harga daging ayam dan ikan. Dengan
elastis permintaan barang tersebut. kata lain di antara ketiga jenis barang
Dengan pendekatan Marshallian tersebut, daging sapi adalah makanan
ditemukan bahwa elastisitas silang antara sumber protein hewani yang paling responsif
daging sapi, daging ayam, dan ikan bervariasi terhadap perubahan pengeluaran/
antara nilai positif ataupun negatif. Hal ini pendapatan. Nampak bahwa elastisitas
mengandung arti bahwa hubungan antara pendapatan untuk daging sapi dan daging
ketiga barang bisa saling melengkapi ayam lebih besar dari 1 (elastis) sehingga
ataupun saling mensubstitusi. Daging sapi respon permintaan kedua barang ini sangat
dan daging ayam bisa mensubstutusi ikan, peka terhadap perubahan pendapatan dalam
daging sapi dan ikan bisa melengkapi daging arti kenaikan pendapatan konsumen sebesar
ayam, dan daging ayam dan ikan bisa 1% akan menambah jumlah kedua barang
melengkapi daging sapi. Tanda koefisien tersebut yang diminta lebih dari 1% dan
elastisitas silang yang terkadang positif atau sebaliknya. Sementara itu kenaikan

52
Analisis Elastisitas Tiga …. (Daru Wahyuni, Losina Purnastuti, & Mustofa)

pendapatan konsumen sebesar 1% akan daging sapi. Berturut-turut elastisitas


menambah jumlah ikan yang diminta sebesar pendapatan untuk daging sapi, daging ayam,
0,57% dan sebaliknya. dan ikan-ikanan adalah 1,38; 1,03; dan 0,57.

SIMPULAN Ucapan Terima Kasih:


Secara parsial harga ikan, harga daging sapi, Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pengeluaran (sebagai proksi pendapatan) peserta seminar proposal maupun hasil yang
rumah tangga, wilayah geografi, dan jumlah telah memberikan berbagai masukan untuk
anggota keluarga berpengaruh terhadap penelitian ini, dan FE-UNY atas pendanaan
pangsa pengeluaran untuk produk ikan- yang diberikan untuk penelitian ini dengan
ikanan. Secara parsial harga ikan, harga sekama dana DIPA FE-UNY.
daging sapi, harga daging ayam, pengeluaran
(sebagai proksi pendapatan) rumah tangga, DAFTAR PUSTAKA
wilayah geografi, dan jumlah anggota Bank Indonesia. (2011). Analisis Sensitivitas
keluarga berpengaruh signifikan terhadap Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDB
proporsi pengeluaran untuk produk daging dan Pengaruh Inflasi terhadap Pola
sapi. Secara parsial harga ikan, harga daging Konsumsi, Bank Indonesia
sapi, harga daging ayam, dan wilayah Deaton, A., & Muellbauer, J. (1980). An
geografi, berpengaruh signifikan terhadap almost Ideal Demand System. American
proporsi pengeluaran untuk produk daging Economic Review. 70. 312-326.
ayam. Secara bersama-sama variabel- Fujii, E. T., Khaled, M., & Mark, J. (1985). An
variabel bebas dalam penelitian yaitu harga almost Ideal Demand System for Visitor
Expenditures. Journal of Transport
barang sendiri, harga barang lain,
Economics and Policy, 19, 161-171.
pengeluaran rumah tangga, jumlah anggota
Kim Budiwinarto. (2002). Penerapan model
keluarga, pendidikan ibu rumah tangga dan
Almost Ideal Demand System (AIDS) pada
wilayah geografi berpengaruh terhadap Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga
proporsi pengeluaran untuk ikan, daging sapi Nelayan di Kecamatan Tambak
dan daging ayam. Elastisitas harga sendiri Kabupaten Banyumas, www.unsa.ac.id/
untuk ikan, daging sapi, dan daging ayam ejournal/ diunduh tanggal 20 Maret 2013
bertanda negatif dan bersifat in elastis. Rusfidra. (2013) Urgensi Protein Hewani
Daging sapi dan daging ayam merupakan untuk Kecerdasan. http://www.
bunghatta.ac.id/artikel/120/ diunduh
substitusi untuk ikan. Daging sapi dan ikan
tanggal 20 Maret 2013
merupakan barang komplementer untuk
Statistik Indonesia berbagai penerbitan
daging ayam. Daging ayam dan ikan
merupakan barang komplementer untuk

53

Anda mungkin juga menyukai