Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN FREKUENSI PERNAFASAN PADA

HEWAN DAN MANUSIA

XI MIPA 2 / Kelompok 5
Disusun Oleh :
1. Daniel Tri P. S. (10)
2. Gaby Davina L. (18)
3. Jason Lee (21)
4. Jefferson Johan (22)
5. Riza V. Situmorang (32)
6. Shintya Agustin (33)

SMA XAVERIUS 1
TAHUN AJARAN 2019/2020
I. Tujuan
 Mempelajari pernafasan hewan dan manusia
 Membandingkan faktor-faktor yang mempengaruhi faktor pernafasan
II. Alat dan Bahan
1. Respirometer 7. Eosin
2. Timbangan 8. Jangkrik (betina dan jantan)
3. Stopwatch 9. Matras
4. Suntikan 10. Vaseline
5. Kapas
6. Kristal KOH
III. Cara Kerja
A. Pernafasan pada Hewan
1. Membungkus kristal NaOH/KOH dengan kapas, lalu masukkan dalam tabung
respirometer.
2. Masukkan jangkrik yang telah ditimbang beratnya ke dalam botor
respirometer, kemudian tutup dengan pipa skala.
3. Oleskan Vaseline pada celah penutup tabung.
4. Tutup ujung pipa berskala dengan jari kurang lebih 1 menit, kemudian
lepaskan dan masukkan eosin dengan menggunakan suntikan.
5. Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 2 menit
selama 10 menit.
6. Lakukan percobaan yang sama (langkah 1 sampai dengan 5) meggunakan
jangkrik dengan ukuran dan jenis kelamin yang berbeda.
B. Pernafasan pada Manusia
1. Masing-masing anggota menghitung jumlah frekuensi nafasnya dalam 1 menit
dengan cara menempelkan jarinya di dekat lubang hidung (bernafas dalam
keadaan duduk rileks).
2. Membagi tugas pada masing-masing anggota kelompok dengan aktivitas yang
berbeda, antara lain cepat (3x putaran), naik-turun tangga (3x), berdiri dengan
1 kaki dan tidur terlentang.
3. Membandingkan frekuensi masing-masing anggota.
IV. Tabel Hasil Pengamatan
A. Pernafasan pada Hewan

Gambar Rangkaian Respirometer dan susunan isinya :

No Berat tubuh Skala kedudukan eosin 2 menit


hewan (gram) dan 2 4 6 8 10 Laju rata-
jenis kelamin rata
(mL/menit)
1. Jantan ( 0,4 gram) 0,3 ml 0,57 ml 0,73 ml 0,85 ml 0,9 ml 0,09
2. Jantan ( 0,3 gram) 0,11 ml 0,18ml 0,29 ml 0,33 ml 0,38 ml 0,038
3. Betina ( 0,4 gram) 0,1 ml 0,3 ml 0,4 ml 0,5 ml 0,6 ml 0,06
4. Betina ( 0,3 gram) 0,07 ml 0,13 ml 0,17 ml 0,19 ml 0,21 ml 0,021

B. Pernafasan pada Manusia

No Nama L/P Postur tubuh Frekuensi nafas per menit


Duduk Tidur Berdiri Lari cepat Naik turun tangga

1. Daniel L Sedang 20 15 15 31 32
2. Gaby P Sedang 16 - 17 - -
3. Jason L Gemuk 19 - - - 23
4. Jefferson L Sedang 19 17 21 33 25
5. Riza P Sedang 18 - - 35 30
6. Shintia P Gemuk 17 12 - - 30

1. Laju rerata berdasarkan jenis kelamin

a. Duduk Laki-laki : 18
Perempuan : 17 d. Lari cepat
Laki-laki : 19,33 Perempuan : 35
b. Tidur Laki-laki : 32
Perempuan : 12 e. Naik-turun tangga
Laki-laki : 16 Perempuan : 30
c. Berdiri Laki-laki : 26,7
Perempuan : 17

2. Laju rerata berdasarkan postur tubuh

a. Duduk Gemuk : -
Sedang : 18,25 d. Lari cepat
Gemuk : 18 Sedang : 33
b. Tidur Gemuk : -
Sedang : 16 e. Naik-turun tangga
Gemuk : 12 Sedang : 29
c. Berdiri Gemuk : 26,5
Sedang : 17,6

V. Pembahasan
1. Apa fungsi Kristal NaOH/KOH ?
2. Apa fungsi eosin ?
3. Mengapa tabung harus ditutup rapat dengan plastisin/vaselin?
4. Apakah jenis kelamin mempengaruhi kecepatan gerakan eosin? Jelaskan!
Ya, jenis kelamin jangkrik mempengaruhi kecepatan gerak eosin. Hal ini dapat
dilihat dari hasil praktikum dimana jangkrik jantan laju gerak eosinnya lebih cepat
dari pada jangkrik betina. Secara teori, hal ini dapat terjadi karena tingkat
keaktifan, dimana jangkrik jantan lebih aktif dari jangkrik betina sehingga
membutuhkan pasokan oksigen yang lebih banyak untuk membantu melakukan
aktivitasnya. Jangkrik jantan melakukan aktivitas yang lebih banyak dan untuk
melakukannya membutuhkan energi. Jadi, semakin banyak aktivitas, maka
semakin banyak kebutuhan energi dan oksigen, sehingga proses respirasi semakin
cepat. Hal inilah yang membuat laju eosin pada jangrik jantan lebih cepat, dan
membuktikan bahwa jenis kelamin jangkrik mempengaruhi laju gerak eosin.
5. Apakah bobot mempengaruhi kecepatan gerak eosin ? jelaskan!
Ya, berat badan jangkrik mempengaruhi kecepatan gerak eosin. Eosin digunakan
sebagai indikator banyak sedikitnya oksigen yang dihirup oleh organisme yang
menjadi bahan percobaan melalui respirometer. Semakin besar jangkrik, maka
semakin besar kebutuhan oksigen, dan semakin cepat pula respirasinya agar
memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh dalam jangkrik agar dapat bekerja dengan baik
sehingga dapat terjadi suatu aktivitas yang diinginkan. Semakin cepat respirasi
berarti semakin cepat laju gerak eosin. Berdasarkan hasil praktikum yang
dilakukan, dapat dilihat jangkrik yang lebih berat, laju rata-rata dari eosin lebih
cepat dari pada jangkrik yang lebih ringan. Sehingga, antara teori dan hasil
praktikum membuktikan bahwa berat badan jangkrik mempengaruhi gerak eosin.
6. Peristiwa apakah yang membuktikan bahwa serangga bernafas dengan mengambil
oksigen dari lingkungannya ? Zat apa yang dapat membuktikan peristiwa
tersebut?
Peristiwa yang membuktikan bahwa serangga bernafas dengan mengambil
oksigen dari lingkungan adalah pergerakan eosin menuju tabung respirometer.
Saat organisme menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam
respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah respirometer. Zat yang dapat
membuktikan peristiwa tersebut adalah kristal KOH karena KOH dapat mengikat
CO2 sehigga pergerakan eosin hanya dipengaruhi oleh konsumsi oksigen oleh
jangkrik.
7. Adakah perbedaan antara frekuensi pernafasan hewan dan manusia dari faktor
jenis kelamin dan ukuran tubuh?
8. Jelaskan faktor-faktor lain yang mempengaruhi frekuensi pernafasan!
 Umur/Usia: makin bertambahnya umur sesorang, maka irama
pernapasannya semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan semakin
berkurangnya kebutuhan energi. Contohnya pada Usia balita yang
membutuhkan banyak energi, berarti laju metabolisme dalam tubuh juga
akan lebih cepat, sehingga balita membutuhkan banyak oksigen dan juga
mengeluarkan lebih banyak karbondoksida.
 Suhu Tubuh: manusia memiliki suhu tubuh relatif konstan bekisar 36-
37°C. Semakin rendah suhu, akan semakin cepat pernapasan. Sebaliknya
semakin tinggi suhu semakin lambat pernapasan. Apabila suhu tubuh terus
meningkat, pada suhu tertentu laju irama pernapasan akan semakin cepat.
 Posisi Tubuh: menentukan banyaknya otot dan organ tubuh yang bekerja.
Hal ni berarti menentukan kebutuhan kebutuhan energi untuk
mendukungnya. irama pernapasan pada posisi berdiri lebih cepat daripada
orang yang duduk atau berbaring. 
 Kegiatan atau Aktivitas Tubuh: kegiatan yang dilakukan sehari-hari
memerlukan energi. Semakin banyak organ tubuh yang bekerja maka
semakin berat kerja organ tersebut dan semakin tinggi kebutuhan energi
yang diperlukan, sehingga laju metabolisme juga irama pernapasan
semakin cepat.
 Massa organisme: semakin besar ukuran jangkrik maka oksigen yang
diperlukan banyak. Hal ini juga tergantung pada aktivitas serangga.
 Kadar Oksigen : O2 yang ada pada tabung juga mempengaruhi karena jika
oksigennya banyak laju respirasi bisa cepat namun bisa lambat karena
tergantung keaktifannya.
VI. Lampiran
Larutan Eosin Gelas Kimia Jangkrik ditimbang

Pernafasan posisi tidur Pernafasan saat lari Tabung respirometer

Naik turun tangga Keadaan jangkrik

Anda mungkin juga menyukai