A. Konsep Waktu
1. Penentuan waktu di tempat yang berlainan
Kota Greenwich memiliki bujur (λ) = 0 o atau memiliki standard waktu GMT 0h. Tempat di sebelah
barat Greenwich memiliki waktu yang lebih lambat sedangkan tempat di sebelah timurnya
memiliki waktu yang lebih cepat. Perbedaan bujur (Δλ) 1 o memiliki perbedaan waktu 4m maka Δλ
= 15o memiliki perbedaan waktu 1h.
2. Konversi waktu lokal/waktu matahari ke waktu bintang/Local Siderial Time (LST)
Setiap harinya bintang lebih cepat terbit 3 m56s ≈ 4m dari matahari. Contoh : Misalkan suatu
bintang hari ini terbit pada pukul 19.00 waktu lokal maka keesokan harinya bintang akan terbit
kurang lebih pada pukul 18.56 waktu lokal.
Standard Acuan
Tanggal&Bulan Waktu Lokal LST RAʘ HAʘ δʘ Lokasi
23 September 00.00 00.00 12h 12h 00o Titik musim gugur
(Autumnal Equinox)
22 Desember 00.00 06.00 18h 06h -23,5o Titik musim dingin
21 Maret 00.00 12.00 00h 00h 00o Titik musim semi (Vernal
Equinox)
22 Juni 00.00 18.00 06h 18h +23,5o Titik musim panas
Contoh :
Tentukan LST pada pukul 20.00 waktu lokal tanggal 01 Januari!
Jawab : Gunakan acuan tanggal terdekat yaitu 22 Desember. Selisih tanggal 01 Januari dengan
tanggal 22 Desember adalah 10 hari maka selisih waktunya 10 x 4 m = 40 menit.
Sedangkan selisih totalnya (dihitung dari tanggal 23 September) adalah 6h + 40 m =
6h40m. Karena LST selalu lebih cepat dari waktu lokal maka LST = waktu lokal + selisih
total = 20.00 + 06.40 = 26.40. Karena LST lebih dari 24.00 maka LST = 26.40 – 24.00 =
2.40 (keesokan harinya).
3. Hubungan Local Siderial Time (LST) , Hour Angle (HA), dan Asensiorekta (RA)
LST = HA + RA
Catatan : RA matahari selalu berubah secara periodik tiap tahun. Sedangkan RA bintang relatif
tetap (perubahannya sangat kecil, baru terlihat setelah kurang lebih 50 tahun).
4. Menghitung setengah busur siang atau lama waktu bintang/matahari berada di atas horizon
cos HA1/2 (setengah busur siang) = -tanδ(deklinasi) x tanф(lintang pengamat)
Maka lama waktu bintang/matahari berada di atas horizon = 2 x HA 1/2
1
Written by : Irfan Aditya Dharma, S.T., M.Eng. version 1.3
Besar diameter sudut benda (θ), dengan radius r, dan berada pada jarak d dari pengamat,
dinyatakan dengan persamaan sederhana :
Untuk sudut θ yang sangat kecil tan θ ≈ sin θ ≈ θ (dalam radian) maka :
r
tan θ ≈ sin θ ≈ θ (radian) =
d
r
Bila dinyatakan dalam derajat menjadi : θ (o) = 57,29
d
r
Dalam detik busur menjadi : θ (“) = 206265
d
3. Paralaks Trigonometri
1
p (“) =
d∗¿ ¿
dengan : p = paralaks trigonometri (“)
d* = jarak bintang dari matahari/bumi
jika paralaks tidak diukur dari bumi (misalkan diukur
dari satelit atau planet lain) maka :
dp
p (“) =
d∗¿ ¿
dengan : dp = jarak satelit atau planet ke matahari (SA)
C. Astrofisika
1. Gelombang
dengan : c = kecepatan cahaya dalam ruang vakum = 299.792 km/s ≈ 3x108 m/s
λ = panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz) = 1/T(periode); T dalam sekon.
2. Energi per satuan luas (Radiasi) yang dipancarkan oleh benda hitam/bintang (Fluks pancar)
F = σT4
dengan : F = Fluks Pancar (W/m 2) σ = Konstanta Stefan-Boltzmann = 5,672x10 -8
T = Suhu (K) W/m2K4
3. Energi total yang dipancarkan oleh benda hitam/bintang (Luminositas)
L = 4πR2σT4
dengan : L = Luminositas (W)
R = Radius benda hitam/bintang (bintang dianggap bola sempurna) (m)
σ = Konstanta Stefan-Boltzmann = 5,672x10 -8 W/m2K4
T = Suhu (K)
4. Energi yang diterima oleh pengamat (Fluks terima)
E = L/4πd2
dengan : E = Fluks terima (W/m 2) d = jarak pengamat ke
L = Luminositas (W) bintang (m)
σ = Konstanta Stefan-Boltzmann
2
Written by : Irfan Aditya Dharma, S.T., M.Eng. version 1.3
= 5,672x10-8 W/m2K4
5. Total energi matahari yang diterima planet
Eplanet = AE
dengan : Eplanet = Total energi matahari yang diterima planet (W)
E = Fluks terima planet (W/m 2)
A = Luas proyeksi energi yang diterima planet (m 2) = Luas penampang lingkaran =
πr2 dengan r = radius planet (m)
6. Albedo
energi matahari yang dipantulkan
Albedo = energi matahari yang datang
maka energi total yang diserap planet
Eserap = (1-Albedo)AE
dengan : Eserap = Total energi matahari yang diserap planet (W)
E = Fluks terima planet (W/m 2)
A = Luas proyeksi energi yang diterima planet (m 2) = Luas penampang lingkaran =
πr2 dengan r = radius planet (m)
7. Suhu efektif planet
T = {(1-Albedo)E/4σR2}1/4
dengan : T = Suhu efektif planet (K)
E = Fluks terima planet (W/m 2)
σ = Konstanta Stefan-Boltzmann = 5,672x10 -8 W/m2K4
R = Radius Planet (m)
8. Hubungan suhu dengan kecepatan gerak molekul
3 kT
V=
√ m
dengan : T = Suhu molekul (K) k = konstanta Boltzmann = 1,38x10-23 J/K
m = massa molekul (kg)
9. Hukum pergeseran Wien
3
Written by : Irfan Aditya Dharma, S.T., M.Eng. version 1.3
dengan : Δλ = λ-λo
λ = Panjang gelombang benda langit (yang diukur)
λo = Panjang gelombang diam
Vr = Kecepatan radial benda langit
c = kecepatan cahaya dalam ruang vakum = 299.792 km/s ≈ 3x108 m/s
Gerak tangensial (Proper motion); Gerakan tegak lurus pengamat
atau
4
Written by : Irfan Aditya Dharma, S.T., M.Eng. version 1.3
5
Written by : Irfan Aditya Dharma, S.T., M.Eng. version 1.3
GM 2 πr
Vo =
r√atau Vo =
1
T
untuk orbit lingkaran
2 1 2
{ ( )}
Vo = GM r − a untuk orbit elips
dengan : Vo = Kecepatan orbit benda (m/s) r = jarak benda ke pusat massa (m)
M = massa benda yang diitari (kg) a = setengah sumbu mayor (m)
6. Kecepatan lepas
2 GM
Vesc =
√ r
dengan : Vesc = kecepatan lepas benda (m/s)
E. Tata Surya
1. Hukum Titius Bode
6
Written by : Irfan Aditya Dharma, S.T., M.Eng. version 1.3
Setiap planet diberi nomor : 0 (merkurius), 3 (venus), 6 (bumi), 12 (mars), 24 (jupiter), ...., dst
Maka jarak tiap planet ke matahari dihitung menggunakan persamaan :
r = (nomor + 4)/10 (SA)
F. Kosmologi
1. Persamaan Hubble
Kecepatan menjauh dari galaksi berbanding lurus dengan jaraknya dari bumi
(pengamat).
V = Hd
dengan : V = kecepatan menjauh galaksi (km/s)
H = tetapan Hubble = 50 – 70 km/s/Mpc
d = jarak galaksi dari bumi (pengamat) (Mpc)
2. Perhitungan usia alam semesta
T = 1/H
dengan : T = usia alam semesta (s)
H = tetapan Hubble = 50 – 70 km/s/Mpc