Anda di halaman 1dari 11

Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota, merupakan penjabaran
dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota ke dalam rencana
distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada
kawasan kota. Dengan kata lain Rencana Detail Tata Ruang Kota
mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang
direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam mewujudkan
ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan yang
direncanakan dalam RDTR kegiatan berskala kawasan atau lokal dan
lingkungan, dan atau kegiatan khusus yang mendesak dalam pemenuhan
kebutuhannya. Rencana Detail Tata Ruang Kota dilakukan berdasarkan
tingkat urgensi / prioritas / keterdesakan penanganan kawasan tersebut
di dalam konstelasi wilayah kota.

Rencana Detail Tata Ruang Kota juga merupakan rencana yang


menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional kota,
sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam wujud ruang, dengan
memperhatikan keterkaitan antar kegiatan fungsi dalam kawasan, agar
tercipta lingkungan yang serasi, selaras, seimbang dan terpadu. Rencana
Detail Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian
Wilayah Kota secara terperinci yang disusun untuk penyiapan
perwujudan ruang dalam rangka pengaturan zonasi, perijinan dan
pembangunan kawasan.

Berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN RI Nomor 16 Tahun


2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detil Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, peta RDTR dibuat pada skala 1:5.000.
Peta dasar skala 1:5.000 belum tersedia di Badan Informasi Geospasial
untuk cakupan seluruh wilayah di Indonesia. Pemerintah daerah yang
akan membuat RDTR dan peta dasarnya tidak tersedia dapat melakukan
pembuatan peta dasar skala 1:5.000 dengan disupervisi oleh Badan

1
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

Informasi Geospasial.
Peta didefinisikan sebagai media penyajian informasi dari unsur-
unsur alam dan buatan manusia di permukaan bumi secara kartografis
(informasi yang berreferensi geografis) pada bidang datar menurut
proyeksi tertentu dan skala tertentu. Peta yang baik harus mempunyai
nilai informatif, komunikatif, artistik dan estetik. Secara visual, peta
merupakan gambaran wilayah geografis bagian permukaan bumi baik
laut maupun darat kedalam dua dimensi (pada bidang datar).
Keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi diproyeksikan dengan
skala tertentu dan dilengkapi dengan simbol- simbol.

Peta Dasar adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam


dan/atau buatan manusia, yang berada di permukaan bumi, digambarkan
pada suatu bidang datar dengan skala, penomoran, proyeksi, dan
georeferensi tertentu. Unsur-unsur peta dasar terdiri atas batas wilayah
administrasi, transportasi, perairan, bangunan, garis pantai, hipsografi,
toponim dan penutup lahan yang memiliki sistem referensi geospasial
(koordinat) dan skala (grafis dan numerik) sebagai unit pemetaannya.
Peta dasar menjadi acuan dalam membuat berbagai jenis peta tematik
turunan lainnya termasuk peta rencana tata ruang wilayah dan peta
rencana detail tata ruang.

Peta dasar skala 1:5.000 merupakan peta skala besar. Pembuatan


peta RBI skala 1:5.000, idealnya menggunakan sumber data berupa foto
udara agar memenuhi standar ketelitian horizontal dan vertikal, namun
untuk pembuatan peta dasar untuk RDTR dalam skala 1:5.000 dapat
menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi sebagai sumber data. Dalam
hal ini, tidak diperoleh akurasi vertikal yang ideal.

Pembuatan peta skala besar memerlukan biaya yang tidak sedikit


serta perlu didukung oleh sumberdaya manusia dibidang pemetaan. Oleh
karena itu, Badan Informasi Geospasial perlu membuat pedoman
pembuatan peta dasar skala 1:5.000 untuk RDTR dalam rangka

2
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

pembinaan. Pada modul ini akan dijelaskan spesifikasi sumber data dan
desain titik kontrol tanah sebagai langkah awal dalam rangkaian proses
penyusunan Peta RDTR skala 1:5.000.

Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan


langsung dengan daerah Kabupaten Bone Balango dan Kabupaten Gorontalo.
Secara geografis Kota Gorontalo terletak antara 00° 28’ 17” – 00° 35’ 56” LU
dan 122° 59’ 44” – 123° 05’ 59” BT. Kota Gorontalo pada pertengahan tahun
2019 ini telah menyelesaikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Gorontalo
yang dibuktikan dengan disahkannya Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 9
Tahun 2019. Tahun ini juga Kota Gorontalo mendapatkan bantuan
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Gorontalo oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasion (ATR/BPN).
Syarat utama untuk mendapatkan bantuan penyusunan RDTR Kota
Gorontalo yaitu Sumber Data dan Peta Dasar dibuat atau disediakan oleh
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo.

DASAR HUKUM
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2018
Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Penginderaan Jauh;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;
 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 Tentang
Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan Dan
Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi;
 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota;

3
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, dan Kota Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2018
Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial
Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2014
Tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Tata Cara Konsultasi Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 16 Tahun 2014
Tentang Tata Cara Pengelolaan Peta Rencana Tata Ruang;
 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2013
Tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013.

MAKSUD DAN TUJUAN


A. MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah membantu Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Gorontalo dalam menyelesaikan pekerjaan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Gorontalo.

B. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan penyesuaian basis data
peta rencana struktur ruang RDTR Kota Gorontalo berdasarkan Permen ATR
Nomor 14 Tahun 2020

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

4
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

Ruang lingkup pekerjaan pada bulan ini adalah penamaan basis data
dan bentuk geomatrik peta rencana struktur ruang RDTR Kota Gorontalo.
 Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
 Rencana Jaringan Transportasi
 Rencana Jaringan Energi
 Rencana Jaringan Telekomunikasi
 Rencana Jaringan Sumber Daya Air
 Rencana Jaringan Air Minum
 Rencana Jaringan Drainase
 Rencana Pengelolaan Air Limbah
 Rencana Jaringan Persampahan
 Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

BASIS DATA RENCANA STRUKTUR RUANG


Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
social ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional. Materi rencana struktur ruang meliputi:
A. Rencana pengembangan pusat pelayanan
Rencana pengembangan pusat pelayanan merupakan distribusi pusat-
pusat pelayanan di dalam BWP yang akan melayanai Sub BWP sebagai
berikut:
1. Pusat pelayanan kota/Kawasan perkotaan;
2. Sub pusat pelayanan kota/Kawasan perkotaan;
3. Pusat lingkungan

B. Rencana jaringan transportasi


1. Untuk RDTR Kawasan perkotaan di Kota terdiri atas:
 Jaringan jalan dan jaringan kereta api sesuai dengan yang termuat
dalam RTRW kota;

5
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

 Jaringan jalan lingkungan primer dan jalan lingkungan sekunder;


 Jalur pejalan kaki;
 Jalur seperda (jika ada); dan
 Jaringan jalan lainnya meliputi:
- Jalan masuk dan kaluar terminal barang serta terminal
orang/penumpang sesuai ketentuan yang berlaku (terminal tipa
A, terminal tipe B, terminal tipa C, dan/atau pangkalan angkutan
umum);
- Jaringan moda transportasi umum (jalan masuk dan keluarnya
terminal barang/orang hingga pangkalan angkutan umu dan
halte;
- Jalan masuk dan keluar parkir.

C. Rencana jaringan prasarana


1. Jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi terdiri atas:
 Jaringan yang menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas
produksi ke kilang pengolahan dan/atau tempat penyimpanan
 Jaringan yang menyalurkan gas bumi dari kilang pengolahan ke
konsumen.
2. Jaringan penyaluran ketenagalistrikan, terdiri atas:
 Jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk
menyalurkan, tenaga listrik antarsistem sesuai dengan RTRW
kabupaten/kota dapat berupa:
- Saluran udara tegangan ultra tinggi (SUTUT)
- Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)
- Saluran udara tegangan tinggi (SUTT)
- Saluran udara tegangan tinggi arus searah (SUTTAS)
- Saluran udara tegangan menegah (SUTM)
- Saluran udara tegangan rendah (SUTR)
- Saluran kabel tegangan menengah (SKTM)

6
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

- Saluran transmisi/distribusi lainnya


 Gardu listrik, ,meliputi:
- Gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
dari jaringan subtransmisi menjadi tegangan menengah
- Gardu hubung yang berfungsi untuk membagi daya listrik
dari gardu induk menuju gardu ditribusi
- Gardu distribusi yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan primer menjadi tegangan sekunder.

D. Rencana jaringan telekomunikasi (tetap dan bergerak) terdiri atas:


1. Infrastruktur dasar telekomunikasi yang berupa lokasi pusat
automatisasi sambungan telepon;
2. Jaringan telekomunikasi telepon kabel yang berupa lokasi stasiun
telepon otomat, rumah kabel, dan kotak pembagi;
3. System televisi kabel termasuk lokasi stasiun transmisi;
4. Jaringan telekomunikasi telepon nikrabel yang berupa lokasi Menara
telekomunikasi termasuk Menara Base Transceveir Station (BTS);
5. Jaringan serat optic;
6. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi.

E. Rencana jaringan air minum, meliputi:


1. Jaringan perpipaan:
 Unit air baku;
 Unit produksi yang berupa bangunan pengambl air baku, dan
instalasi produksi;
 Unit distribusi berupa pipa unit distribusi hingga persil/bidang,
dan/atau
 Bangunan penunjang dan bangunan pelengkap;
2. Jaringan non-perpipaan, yang terdiri atas:
 Sumur dangkal;

7
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

 Sumur pompa;
 Bak penampung air hujan; dan
 Terminal air.
3. Rencana jaringan drainase, meliputi:
 Saluran primer;
 Saluran sekunder;
 Saluran tersier;
 Saluran local;
 Bangunan peresapan (kolam retensi); dan
 Bangunan tampungan (polder) beserta sarana pelengkapnya
(system pemompaan dan pintu air).

F. Rencana pengolahan air limbah, meliputi:


1. System pengolahan air limbah (SPAL) setempat, meliput:
 Subsistem pengolahan setempat;
 Subsistem pengangkutan; dan
 Susbsistem pengolahan lumpur tinja.
2. System pengolahan air limbah (SPAL) terpusat, meliputi:
 Subsistem pelayanan yang terdiri atas pipa tinja, pipa non tinja
bak perangkap lemak minyak dari dapur, pipa persil, bak
control, dan bak lubak inspeksi.
 Subsistem pengumpylan yang terdiri atas pipa retkulasi, pipa
induk, serta sarana dan prasarana pelengkap; dan
 Subsistem pengolahan terpusat yang terdiri atas instalasi air
limbah (IPAL) kota dan IPAL skala Kawasan
tertentu/permukiman.
Untuk indusutri rumah tangga harus menyediakan instalasi
pengolahan air limbah komunal tersendiri.

G. Rencana jaringan prasarana lainnya

8
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

Penyediaan prasarana lainnya direncanakan sesuai dengan kebutuhan


pengembangan BWP, misalnya BWP yang berada pada Kawasan rawan
bencana yang meliputi jalur evakuasi dan tempat evakuasi bencana yanga
meliputi jalur evakuaso dan tempat evakuasi sementara yang terintegrasi
baik untuk skala kabupaten/kota, Kawasan maupun lingkungan.

H. Ketentuan Basis Data Dalam Tabel Atribut Struktur Ruang Kota


Gorontalo Dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Gorontalo
Tabel Atribut merupakan data atribut berbentuk tabel yang memiliki
kolom (field) dan baris (record), yang berfungsi untuk menampilkan data
yang terdapat dalam data spasial (bentuk vektor) yang dapat diakses baik
dalam mode sunting (editing) maupun dalam mode biasa.
Tabel Atribut Peta Rencana Struktur Ruang RDTR Kota Gorontalo
memuat sistem jaringan dan sarana prasarana yang disusun dengan format
tertentu berisikan sekurang-kurangnya informasi mengenai nama objek,
orde 1, orde 2, jenis rencana Struktur Ruang, status jaringan, dan sumber
data. Format penyajian beserta contoh pengisian Tabel Atribut peta rencana
Struktur Ruang RDTR tercantum pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Format penyajian tabel atribut peta rencana struktur ruang RDTR
Kota Gorontalo

Tabel 2. Format pengisian tabel atribut peta rencana struktur ruang RDTR
Kota Gorontalo

9
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

I. Pengaturan Domain
Domain adalah suatu aturan atau nilai yang digunakan untuk
menggambarkan dan menjelaskan sebuah objek atau kenampakkan pada
batasan yang telah disepakati dengan tujuan meningkatkan integritas data.
Adapun maksud dari pengaturan domain dalam penyusunan basis data peta
RDTR Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
1. Menyeragamkan informasi tabel atribut dan klasifikasi unsur;
2. Mengurangi kesalahan penulisan dalam pengisian Tabel Atribut; dan
3. Menyeragamkan unsur pada komponen rencana tata ruang agar bersifat
standar dan konsisten.
Tampilan pengaturan domain tercantum pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Pengaturan Domain Atribut peta rencana struktur ruang RDTR Kota
Gorontalo

PENUTUP
Berdasarkan hasil updating basis data atribut peta rencana Struktur
Ruang Kota Gorontalo yang tertuang dalam RDTR Kota Gorontalo telah
sesuai dengan Permen ATR/BPN Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten Dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.

10
Laporan Konsultan Individual [Juni, 2020]
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gorontalo

Adapun kegiatan yang tertuang dalam laporan ini merupakan hasil pekerjaan
selama bulan Juni tahun 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai