Anda di halaman 1dari 8

d) Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.

e) Keterampilan berfikir rasional


a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
b) Memikirkan cara yang tidak lazim mengungkapkan diri.
c) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian
atau unsur-unsur.
c. Keterampilan memperinci atau mengolaborasi
a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan.
b) Menambahkan atau memperinci dtail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi
yang lebih menarik.
d. Keterampuilan menilai (mengevaluasi)
a) Menentukan patokan atau penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu
pertanyaan benar. Suatu renacana sehat, atau suatu tindakan bijaksana
b) Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka.
c) Tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.
2. Ciri-ciri Afektif (Non- Aptitude)
a. Rasa ingin tahu
a) Selalu terdorong untuk mengetahui yang lebih banyak.
b) Mengajukan banyak pertanyaan.
c) Selalu memperhatikan orang, objek dan situasi.
d) Peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui dan meneliti.
7. Pembimbing
Sebagai pembimbing maka kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing
anak didik menjadi manusia yang kepribadian baik dan selalu cakap.
8. Mediator
Sebagai mediator maka guru hendaknya memiliki pengertian dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik
media nonmaterial maupun material.

Menurut Nasurion (2002:8) mengemukakan ciri-ciri guru yang baik antara


lain:

1. Seorang guru yang baik dapat memahami dan menghargai anak didik.
2. Seorang guru yang baik harus dapat menghormati bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik.
3. Seorang guru yang baik harus dapat menyesuaikan metode mengajar dengan
bahan pelajaran.
4. Seorang guru yang baik dapat mengaktifkan murid dalam hal belajar.
5. Seorang baik harus dapat memberikan pengertian kepada murid.
Dari pendpat kedua tokoh di atas, maka dapat dikatakan bahwa guru
(pengajar) dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai pengajar (guru).
Tentunya tidak terlepas dari aturan-aturan yang sudah berlaku. Dalam proses
belajar mengajar, sehingga dalam proses belajar mengajar tidak ada yang merasa
dirugikan baik itu dari pihak guru maupun anak didik.
D. Kreatifitas Mengajar

Menurut Utami Muanndar (1992:47) kreatifitas adalah kemampuan untuk


membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.

Menurut Slameto (2003:145) menjelaskan bahwa pengertian kreatifitas


berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu
yang baru dengan menghasilkan sesuatu yang telah ada.

Menurut Morano dalam Slameto (2003:146) yang penting dalam kreatifitas ini
bukan penemuan sesuatu yang pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan
bahwa produk kreatifitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak
harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya,
misalnya seorang guru menciptakan metode mengajar, dengan diskusi yang belum
pernah ia pakai.

Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan (1991:189) kreatifitas biasa


diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk yang baru baik yang
benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan
dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Bila konsep diartikan dengan
kreatifitas guru, guru yang bersangkutan harus mungkin menciptakan suatu strategi
mengajar yang serba baru.

Menurut Djamarah (1995:126) kreatifitas adalah kemampuan seseorang


untuk menciptakan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal-hal yang sudah
ada untuk memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didik di sekolah.

Menurut Utami Munandar (1992:48) kreatifitas merupakan kemampuan atau


kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan
bakat. Kreatifitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan dari orisinalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk
mengolaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.

Dari pandangan-pandangan di atas maka, kreatifitas yang berhubungan dengan


guru adalah kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri guru, yang berkaitan erat
dengan bakat guru tersebut. Atau kemampuan guru untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang berhubungan dengan penegtahuan, strategi mengajar yang baru dan juga cara
penilaian yang baru.

Untuk disebut seorang yang kreatif, maka perlu diketahui tentang ciri-ciri atau
karakteristik orang yang kreatif. Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli
tentang ciri-ciri orang yang kreatif.

Menurut Utami Munandar dalam Reni Akbar Hawadi dkk (2001:5-10)


mengemukakan ciri-ciri kreatifitas sebagai berikut :

1. Ciri-ciri Kemampuan Berfikir Kreatif (Aptitude)


a. Keterampilan berpikir lancer
a) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau
pertanyaan.
b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
b. Keterampilan berfikir luwes
a) Menghasilkan gagasan, atau pertanyaan yang bervariasi
b) Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda
c) Mencari banyak alternative atau arahan yang berbeda-beda
b. Berfikir imajinatif
a) Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi.
b) Menggunakan hayalan dan kenyataan.
c. Merasa tertantang oleh kemajuan.
a) Terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit.
b) Merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit.
c) Lebih tertarik pada tugas-tugas ynag rumit
E. Prestasi Belajar Siswa
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu kata “prestatie” yang berarti hasil
usaha, prestasi selalu dihubungksn denganaktifitas tertentu, seperti dikemukakan oleh
Roberth M. Gagne (1988:65) bahwa dalam setiap proses selalu ada hasil nyata yang
dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar seseorang.
Sedangkan menurut Muhibbin Syah (1997:141) menjelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinaytakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu. Hendrawati mengemukakan prestasi belajar sebagai
kecakapan siswa yang diperoleh dari serangkaian kegiatan belajar dengan materi atau
kriteria penilaian tertentu sesuai kurikulum yang ditetapkan. Prestasi belajar
mengandung arti sebagai hasil usaha yang dicapai oleh guru dalam proses pengajaran
yang tentukan berdasarkan indeks prestasi siswa melalui prosedur tes atau evaluasi
sehingga menjadi dasar acuan untuk
menempatkan setiap siswa pada kategori kelompok belajar tertentu dan dipandang
relevan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan angka
(nilai)yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar melalui hasil tes
atau evaluasi sehingga dapat menentukan tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa
adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan
kepuasan emosional, yang dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses
pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni,
penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur
dengan tes tertentu.
Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang
dicapai seseorang dalam usaha sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Selanjutnya
Winkel (1996:17) mengatakan bahwa prestasi prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Selanjutnya menurut S. Nasution
(1996:17) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir,
merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek
yaitu : kognitif, afektif psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan
jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Berdasarkan pengertia diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan
menerima informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi
belajar seseorang sesuai tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapotr setiap bidang studi
setelah mengalami proses belajar mengajar.

F. Kerangka Pemikiran

Kreatifitas

Prestasi Belajar
Kompetensi

Profesionalisme Guru

Keterangan :

1. : Variabel yang diteliti


2. : Variabel yang tidak diteliti

Dari kerangka berfikir di atas dijelaskan bahwa seorang guru pendidikan Agama
Kristen harus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kompetensinya
melalui berbagai kretifitas agar proses pembelajaran di dalam kelas dapat mencapai hasil
yang memuaskan dan hasil belajar siswa yang meningkat.

Anda mungkin juga menyukai