Anda di halaman 1dari 5

SOP PEMERIKSAAN VISUS

Nama Mahasiswa : Atirah Mopoliu


NIM : 711440119005

ASPEK KETERAMPILAN YANG DI NILAI DILAKUKAN KE


T

Tgl: Tgl: Tgl:

Y Tida Y Tida Y Tida


a k a k a k

1 2 3 4 5 6 7 8

A. Tahap Pra Interaksi


1. Menyiapkan peralatan
2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi
3. Mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri
4. Melakukan konfirmasi identitas pasien
5. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
6. Meminta persetujuan pasien
C. Tahap Kerja
7. Meletakkan kartu snellen diletakkan pada
jarak 6 meter dari pasien dengan posisi
lebih tinggi atau sejajar dengan mata
pasien.
8. Menginstruksikan pasien menutup mata
kiri dengan telapak tangan kiri pasien jika
akan memeriksa visus mata kanan. Dan
sebaliknya menginstruksikan pasien
menutup mata kanan dengan telapak
tangan kanan pasien jika akan memeriksa
visus mata kiri
9. Mempersilahkan pasien membaca huruf
yang terdapat pada kartu snellen.

Menilai visus dengan cara:

10. Bila pasien dapat membaca semua huruf


pada baris 6/6, maka visus pasien tersebut
normal (visus 6/6), perawat tidak perlu
menyuruh pasien membaca baris
berikutnya.

11. Bila pasien tidak dapat membaca kartu


pada baris tertentu di atas visus normal,
maka pemeriksa mengecek pada 1 baris
tersebut. Jika pasien tidak dapat membaca
hanya 1 atau 2 huruf, artinya visusnya
terletak pada baris tersebut dengan false
1. Bila pasien tidak dapat membaca lebih
dari setengah jumlah huruf yang ada,
berarti visusnya berada di baris tepat di
atas baris yang tidak dapat dibaca.
12. Bila pasien tidak dapat membaca satu
baris, berarti visusnya terdapat pada baris
di atasnya.
Contoh:
 Snellen chart yang digunakan dalam
ukuran kaki=normalnya 20/20.
Misalnya, pasien dapat membaca
semua huruf pada baris ke 8. Berarti
visusnya normal (6/6 atau 20/20)
 Jika pasien hanya dapat membaca
huruf E, D, F, C pada baris ke 6, maka
visusnya 20/30 atau 6/9. Artinya,
orang normal dapat membaca pada
jarak 30 kaki sedangkan pasien hanya
dapat membacanya pada jarak 20 kaki.
 Jika pasien hanya dapat membaca Z, P
pada baris ke 6, maka visusnya 20/40
atau 6/12
 Bila pasien tidak dapat membaca huruf
pada baris ke 6, cek baris ke 5 dengan
ketentuan seperti di atas.
Apabila pasien tidak dapat membaca
kartu, maka dilakukan perhitungan jari,
dengan cara di bawah ini :
13. Perhitungan jari dimulai pada jarak 6 m
tepat di depan Snellen Chart
14. Jika pasien dapat menghitung jari pada
jarak 6 m, maka visusnya 6/60.
15. Bila tidak dapat menghitung jari pada
jarak 6 m, maka pasien diinstruksikan
untuk maju 1m dan lakukan perhitungan
jari. Bila pasien dapat menghitung jari
pada jarak tersebut, visusnya 5/60.
16. Begitu seterusnya, bila tidak dapat
menghitung jari 5 m, dimajukan menjadi
4 m, 3 m, sampai 1 m di depan pasien.
17. Bila pasien tidak dapat menghitung jari
pada jarak tertentu, maka dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan dengan
lambaian tangan. Lambaian tangan
dilakukan tepat 1 m di depan pasien.
Lambaian tangan dapat berupa lambaian
ke kiri dan kanan, atau atas bawah. Bila
pasien dapat menyebutkan arah lambaian,
berarti visusnya 1/300
18. Bila tidak bisa melihat lambaian tangan,
maka dilakukan penyinaran, dapat
menggunakan “pen light”. Bila dapat
melihat sinar, berarti visusnya 1/-.
19. Bila pasien tidak dapat melihat cahaya
sama sekali, maka dikatakan visusnya
adalah 0.
20. Mencatat hasil pemeriksaan visus pasien.
D. Tahap Terminasi
21. Melakukan evaluasi tindakan
22. Mencuci tangan
23. Melakukan dokumentasi
TOTAL NILAI

Keterangan:
Ya :
Tidak :

Kriteria Penilaian:
Baik sekali :
Baik :
Kurang/ TL :

Jumlah tindakan yang di


Nilai = X 100 =
lakukan
Jumlah (ya)
aspek yang di nilai

Tangga : Tanggal : Tanggal:

Nilai Nilai Nilai

Pembimbing Pembimbing Pembimbing

Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai