Anda di halaman 1dari 9

RENCANA BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE MENGGUNAKAN MEDIA TERPAL

Penulis I1): Muhammad Divan Alana

I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Fenomena budidaya ikan lele ini merupakan hal yang sangat menguntungkan,terdapat
banyak bisnis budidaya yang dijalankan oleh masyarakat, salah satunya yaitu bisnis ternak
ikan lele. Seperti yang kita ketahui, ikan lele adalah jenis ikan yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Di kota-kota besar, konsumsi ikan lele terus mengalami peningkatan hingga
permintaan pasar juga terus meningkat. Di warung-warung pinggir jalan hingga restoran
besar, menu ikan lele sering ditemukan dengan berbagai olahan yang lezat. Ikan ini memiliki
rasa yang enak, kaya nutrisi dan harganya pun relatif terjangkau. Bisnis ternak lele adalah
salah satu bisnis yang menguntungkan dan potensial untuk dijalankan. Memulai bisnis ikan
lele pun tidak membutuhkan biaya yang cukup besar dan memiliki perawatan yang mudah.
Kemudahan menjalankan bisnis ternak ini sangat cocok bagi siapa pun terutama untuk
para peternak pemula. Ikan lele memiliki waktu panen yang cepat dan memiliki harga jual
yang stabil di pasaran sehingga kita pun berpeluang untuk mendapatkan perputaran uang
yang lebih cepat. Kita juga tidak perlu merasa kesulitan dalam menjual hasil panen, karena
akan selalu ada pembeli yang membutuhkan ikan lele, mulai dari pemilik warung makan,
penjual ikan keliling, hingga restoran mewah sekalipun. Dengan perputaran uang yang lebih
cepat, juga dapat lebih mudah untuk menambah jumlah kolam, sehingga hasil panen dan
keuntungan yang didapatkan pun akan semakin besar.
Setiap manusia ingin hidup sehat dan sejahtera, manusia akan memiliki
produktifitas yang tinggi untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk mendapatkan
kehidupan yang demikian manusia membutuhkan makanan yang bergizi baik.Makanan
bergizi dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah ikan lele. Permintaan
konsumen terhadap ikan lele semakin meningkat di berbagai daerah.Budidaya ikan
konsumsi ini sangat potensial dan prospek pengembangannya sangat bermanfaat
untuk meningkatkan protein yang dibutuhkan masyarakat.Dalam usaha budidaya ikan lele,
perlu dilakukan secara intensif dan professional baik mulai dari pemilihan bibit, pembesaran
dan sampai ikan siap dipasarkan. Dimana ketiga hal ini merupakan mata rantai yang saling
berhubungan, namun bisa berdiri sendiri apabila diusahakan.
I.2 Tujuan Penyediaan Rencana Usaha
Tujuan rencana usaha yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
1) Menumbuh kembangkan jiwa wirausaha mahasiswa
2) Membuat usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan
3) Mensinergikan masyarkat seiktar agar ikut serta dalam bisnis ini.
4) Memberikan layanan kepada masyarakat dalam memberitahu cara produksi dan
promosi
5) Memberikan hasil produksi dengan harga yang terjangkau serta berkualitas
6) Menyediakan berbagai jenis paket pilihan jasa pemotretan dan pembuatan video
produk dengan berbagai pilihan tempat dan model photo dan video

II DESKRIPSI PERUSAHAAN DAN PRODUK

II.1 Profil
Photo Product Creator adalah bisnis yang bergerak dibidang jasa fotografi khususnya
dibidang photo product dengan menawarkan jasa secara online. Melihat begitu luas dan
besarnya pangsa pasar jasa ini dikarenakan semakin banyaknya orang yang membuka online
shop membuat kami tertarik membuka usaha jasa photo product ini. Kami menawarkan jasa
kami secara digital melalui media social atau secara online.
II.2 Proses Bisnis
Proses bisnis di Photo Product Creator terdiri dari dua jenis pemesanan yaitu secara
online (melalui WA atau Line) dan janjian bertemu di tempat yang telah ditentukan apabila
konsumen ingin bertemu secara langsung. Untuk pemesanan online (Jakarta dan sekitarnya
atau Luar kota), konsumen melakukan kontak kepada WA atau Line official kami untuk
memesan jasa yang ingin mereka pakai dan menjelaskan secara detail konsep apa yang ingin
mereka pakai untuk Photo Product mereka. Sedangkan untuk pemesanan langsung (Jakarta
dan sekitarnya), konsumen juga harus mengontak kami sebelumnya untuk menentukan titik
untuk bertemu jika ingin bertemu secara langsung. Setelah itu konsumen memilih paket foto
produk mereka. Kemudian menentukan lokasi foto (indoor maupun outdoor).
Konsumen melakukan Konsumen melakukan
kontak kepada official pembayaran uang DP via
WA atau Line kami transfer

Melakukan diskusi Melakukan Jasa Photo


mengenai paket photo Product

Pelunasan pembayaran
Menentukan lokasi foto
jasa via transfer
(Indoor atau Outdoor)

Pemberian hasil photo


product kepada
konsumen

Setelah itu konsumen melakukan pembayaran uang DP via transfer kepada kami.
Kemudian kami melakukan jasa photo product tersebut. Konsumen melakukan pelunasan
pembayaran jasa via transfer. Dan terakhir pemberian hasil photo product tersebut kepada
konsumen.
II.3 Rencana Pengembangan Bisnis
Rencana Pengembangan Bisnis P2C seperti pada perencanaan bisnis 5 tahun ke depan
yaitu P2C akan melebarkan sayap dengan menggandeng klien-klien bukan hanya dari online
saja tetapi offline juga. P2C juga akan menambah beberapa kerjasama dengan photographer
diberbagai daerah.
P2C juga akan menambah berbagai equipment mulai dari kamera, computer dan
menambah beberapa staff pada tahun ke 2. Dengan bertambahnya equipment dan staff, maka
P2C akan lebih mudah dalam menangani costumer dengan sigap dan cepat.
Tujuan dari semua pengembangan P2C adalah kepuasan klien. Jika klien puas maka
kemungkinan P2C untuk berkembang pesat juga sangat besar. Feedback dari klien juga akan
membantu P2C lebih baik kedepannya. Setelah 5 tahun ke depan, P2C berencana untuk
membuat kantor yang lebih besar serta mempunyai studio sendiri, serta P2C juga akan
berusaha terus untuk menambah berbagai macam fasilitas dan penawaran baru lainnya.
III METODOLOGI

III.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam perencanaan bisnis. Melalui
pengumpulan data yang melibatkan pihak eksternal dan internal, khususnya para klien, kita
akan mendapatkan berbagai saran, kritik dan juga feedback. Melalui saran, kritik serta
feedback kita bisa berbenah diri menjadi lebih baik.
Penyusunan rencana usaha diawali dengan mengambil beberapa data dengan
menggunakan berbagai macam metode. Berbagai teknik/metode yang kita pakai mulai dari
pengamatan langsung di pasaran, pengambilan data di internet, jurnal ilmiah dan buku terkait
usaha, dokumentasi, dll.
III.2 Metode Analisis Data
Pada penelitian ini analis data digunakan empat buah metode analisis data, yaitu
sebagai berikut:
a) Analisis Jasa dengan Porter Five Forces
Model Porter Five Forces adalah metode analisis Jasa dan pengembangan
strategi bisnis serta lingkungan persaingan yang diciptakan oleh Michael E. Porter.
Menurut model ini ada lima hal yang dapat menentukan tingkat persaingan dan daya
tarik pasar dalam suatu industri, hal tersebut yaitu, kekuatan penawaran pemasok,
kekuatan penawaran pembeli, persaingan dengan kompetitor yang sudah ada,
ancaman dari kompetitor baru, ancaman dari barang pengganti.
b) Segmenting, Targeting, Positioning (STP)
Analisis STP (segmenting, targeting, and positioning) merupakan langkah awal
dalam menentukan pasar karena tiap konsumen memiliki kebutuhan yang sangat
bervariasi. Oleh karena itu, produsen harus dapat mengidentifikasi segmen pasar yang
hendak dilayani dengan baik dan membaginya kedalam kelompok-kelompok yang
lebih kecil (segmenting). Dengan begitu produsen dapat mengevaluasi segmen pasar
mana yang lebih menarik untuk dimasuki dan dapat memilih salah satu atau lebih
segmen pasar yang ada (targeting). Selanjutnya produsen dapat menetapkan posisi
yang diinginkan atas produknya atau perusahaannya dalam benak konsumen
dibandingkan dengan pesaingnya (positioning).
c) Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis dan dapat
dikendalikan 7P yaitu product, price, place, promotion, people, process, dan physical
evidence yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. Dalam perencanaan bisnis dalam bidang
jasa Photography ini, variable dalam bauran pemasaran yang akan dianalisis lebih
dalam yaitu product, price, promotions, dan place.
d) Business Model Canvas (BMC)
Dengan pendekatan Business Model Canvas, model bisnis ditampilkan dalam
satu lembar kanvas, dan didalamnya terdapat sembilan elemen Business Model
Canvas. Elemen elemen tersebut yaitu value proposition, customer segment,
channels, revenue stream, customer relationship, key activities, key resources, key
partnership, cost structure.
e) Perancangan Strategi Bisnis Menggunakan BOSC
Selain strategy canvas, kita bisa melakukan blue ocean strategy dengan
menggunakan Four Action Framework. Aksi empat elemen ini merujuk pada empat
hal, yaitu eliminate, reduced, raise, create. Blue ocean strategy adalah istilah dalam
ilmu manajemen strategi yang merujuk pada siasat untuk menciptakan pasar baru
yang belum dipenuhi persaingan yang ketat. Hal ini dilakukan dengan menciptakan
dan menjangkau demand baru yang belum dipikirkan oleh para pesaing.
Esensi dari strategi blue ocean adalah mengidentifikasi dan mencari potensi
pasar baru yang masih belum disadari oleh pemain lain. Dengan demikian suatu
perusahaan bisa melenggang sendirian menguasai pasar itu sebelum para pemain lain
menyadarinya.
III.3 Aspek Kelayakan Bisnis
Dalam melakukan studi kelayakan bisnis dibutuhkan aspek-aspek yang akan
mendukung tingkat kelayakan suatu bisnis, aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi
kelayakan tersebut yaitu:
1) Aspek Produk atau Jasa
Aspek produk atau jasa bisa dilakukan dengan menentukan daya tarik ide suatu
produk atau jasa bagi para calon pelanggan dan mengidentifikasi berbagai sumber
daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.
2) Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu
produk yang akan ditawarkan oleh suatu bisnis tersebut,misalnya potensi pasar,
jumlah konsumen yang potensial atau konsumen yang mempunyai keinginan atau
hasrat untuk membeli, dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh para
pesaing dewasa.
3) Aspek Keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan
tingkat bunga modal dan sumber dana yang bersangkutan. Metode penilaian yang
digunakan adalah Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return,
Profitability Index, Break Even Point serta dengan rasio-rasio keuangan lainnya.
4) Aspek Manajemen atau Organisasi
Pada aspek manajemen akan melihat bagaimana mengelola usaha, struktur organisasi
dan operasional perusahaan.

IV ANALISIS DATA

IV.1 Analisis Bisnis


Bisnis Photo Product merupakan salah satu bentuk usaha jasa yang bertindak sebagai
penyedia jasa foto dan pembuatan video produk bagi perusahaan, toko maupun usaha-usaha
yang bergerak di bidang penjualan barang online dan promosi produk melalui media sosial.
Bisnis jasa foto dan pembuatan video merupakan sebuah bisnis yang sangat berpeluang
mengingat banyaknya perusahaan, toko maupun usaha-usaha yang bergerak di bidang
penjualan dan promosi barang dan produk secara online, di samping itu masih sedikitnya jasa
usaha penyedia layanan foto dan video produk serta sedikitnya ahli dibidang foto dan video
produk.
Bisnis Photo Product akan bekerja sama dengan berbagai bentuk usaha, seperti studio
foto dan video, tempat pembuatan foto dan video produk serta talent untuk foto dan video
produk. Hal ini dilakukan karena sangat banyaknya jenis produk yang dipasarkan secara
online oleh para usahawan, sehingga perlu penyesuaian paket jasa terkait pembuatan foto dan
video produk oleh konsumen.
IV.2 Analisis dan Strategi SWOT
Analisis SWOT adalah analisis terhadap beberapa faktor yang dimiliki oleh suatu usaha
atau ide yang akan dikembangkan. Dengan analisis ini akan dapat diketahui kekuatan
kelemahan, kesempatan, dan juga tantangan yang mungkin terjadi. Dengan mengetahui hal
tersebut diharapkan para pelaku usaha dapat mempersiapkan strategi untuk menghadapi
segala kendala.
Strategi SWOT adalah strategi yang akan diterapkan setelah mengetahui SWOT dari
perusahaan. Strategi tersebut dibuat dengan melihat perbandingan dari beberapa poin SWOT
yang telah diketahui, yaitu membandingkan Strength dengan Opportunities (SO), Weakness
dengan Opportunity (WO), Strength dengan Threats (ST), dan yang terakhir Weakness
dengan Threats (WT).
IV.3 Analisis Kompetitor dan BOS
[Divan]
IV.4 Analisis SDM dan Keuangan
Dalam operasionalnya Photo Product Creator memiliki 7 pengurus bisnis dan 9
karyawan. Pengurus bisnis tersebut terdiri dari CEO, Business Development, Financial
Officer, Operation and Production, Human Resources yang masing-masing terdiri dari satu
orang pengurus, serta Marketing Communication yang terdiri dari dua orang pengurus bisnis.
Adapun karyawan bisnis Photo Product Creator terdiri dari bagian fotografer, editing foto
dan video serta talent untuk foto dan pembuatan video produk. Fotografer bertugas untuk
mengambil foto/gambar dan video produk dari klien. Bagian editing foto dan video bertugas
untuk mengedit hasil foto dan video dengan hasil yang berkualitas, sedangkan talent bertugas
menjadi model saat pengambilan foto maupun pembuatan video yang memerlukan talent.
Dalam pengembangan bisnis Photo Product Creator diantaranya akan mengembangkan
tipe dan paket jasa yang disediakan, kualitas hasil pelayanan jasa foto dan pembuatan video,
perluasan bisnis, kerjasama dengan studio foto dan video hingga perencanaan pengembangan
bisnis Photo Product Creator. Oleh karena itu, diperlukan biaya oleh Photo Product Creator
untuk promosi, sewa studio, peralatan operasional, biaya operasional dan lain sebagainya.
IV.5 Analisis BMC
[Divan]

V RENCANA BISNIS

V.1 Rencana Pengembangan Bisnis


Pada tahap awal perencanaan bisnis ini akan dilakukan dari sistem promosi terkait
usaha P2C (Photo Product Creator), untuk memperkenalkan usaha dilakukan melalui
internet website P2C, media sosial P2C baik Instagram, Facebook, Twitter, serta grup
WhatsApp’s dan Line. Pengembangan tahap berikutnya yaitu pengembangan sistem
pelayanan jasa usaha kami dengan membuka cabang usaha di berbagai kota. Hal berikutnya
yang akan dilakukan yaitu menjalin kerjasama dengan beberapa studio foto dan video di
berbagai kota.
Pengembangan selanjutnya dari sistem kerjasama yang dibuat yaitu pengembangan
sistem bagi hasil dengan berbagai studio foto dan video di berbagai kota untuk
mengembangkan usaha Photo Product Creator. P2C ingin menyediakan foto dan video
produk dengan merk tersendiri, kualitas terbaik dan harga terjangkau bagi UMKM yang
bergerak di bidang penjualan barang dan produk online. Nantinya jasa foto dan pembuatan
video akan diberikan merk “P2C” dengan slogan “Quality and Affordable” yang berarti
berkualitas dan terjangkau baik dari segi harga maupun wilayah. Setelah pengembangan merk
serta pengembangan promosi maupun pengembangan jasa usaha berhasil dilakukan, tujuan
jangka panjang lain dari P2C yaitu untuk membuat studio foto sendiri.
V.2 Risiko
Risiko operasional yang mungkin terjadi pada bisnis jasa pemotretan dan foto produk
ada beberapa hal yaitu adanya persaingan antara pebisnis lain yang terus unggul, costumer
yang membandingkan harga dan selalu mencari harga termurah. Risiko keuangan yang dapat
terjadi pada bisnis ini yaitu terjadi kesalahan pencatatan pada penerimaan pendapatan dan
pengeluaran jasa.

V.3 Keuangan

V.4 Kelayakan Keuangan

VI SIMPULAN

Inovasi pengembangan bisnis jasa Photo Product Creator yang bergerak di bidang jasa
pelayanan foto dan pembuatan video produk bagi perusahaan, toko maupun usaha yang
bergerak di bidang penjualan barang online dan promosi barang di media sosial.
Pengembangan ini dipercaya dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh Photo Product
Creator mengingat pesatnya perkembangan perusahaan, toko maupun usaha-usaha yang
bergerak di bidang penjualan barang online yang memerlukan foto dan video produk untuk
bahan promosi barang mereka secara online. Selain itu, pengembangan bisnis ini dapat
memudahkan usaha yang bergerak di bidang penjualan barang online untuk memperoleh jasa
foto dan pembuatan video produk.

VII DAFTAR PUSTAKA

Ross, Stephen A, Randolph W. Wester field, Bradford D. Jordan, etc. 2012. Corporate
Finance. Singapore: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai