Anda di halaman 1dari 38

3

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/ / /2016
Tanggal 2016

PETUNJUK ADMINISTRASI

tentang

PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DAN METODE BINTER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum.

Petunjuk Administrasi tentang Pengkajian dan Pengembangan Sistem dan Metode


Binter merupakan turunan dari Bujukin tentang Binter, berisi ketentuan administrasi,
prosedur dan mekanisme pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter. Isi
materi Jukmin ini masih bersifat umum dan memuat pokok-pokok administrasi
pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem dan metode Binter. Sedangkan materi yang
bersifat teknis pelaksanaan, diuraikan dalam Juknis tentang Jianbang Sistem Binter dan
Juknis tentang Jianbang Metode Binter, sebagai penjabaran dari Jukmin ini.

Pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter sangat diperlukan dalam
rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan Binter disesuaikan dengan
perkembangan situasi wilayah dan tipologi wilayah. Selama ini pengkajian dan
pengembangan sistem dan metode Binter sudah dilaksanakan oleh satuan jajaran TNI AD
di wilayah maupun secara terpusat oleh Pusterad. Namun demikian belum ada Jukmin
yang mengatur tentang prosedur, mekanisme, dan ketentuan administrasi pelaksanaan
pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter, sehingga hasil yang dicapai
belum maksimal.

Oleh karena itu perlu disusun Jukmin tentang Pengkajian dan Pengembangan
Sistem dan Metode Binter untuk lebih mengopTimalkan pelaksanaan pengembangan
sistem dan metode Binter. Jukmin tentang Pengkajian dan Pengembangan Sistem dan
Metode Binter ini akan digunakan sebagai pedoman bagi satuan jajaran TNI AD dalam
melaksanakan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter. Jukmin tentang
pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter ini diharapkan dapat digunakan
sebagai rujukan dan bahan ajaran di lembaga pendidikan TNI AD.

1.2 Maksud dan Tujuan.

1.2.1 Maksud. Jukmin ini dimaksudkan agar memberikan gambaran dan penjelasan
tentang pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter di lingkungan TNI AD.

1.2.2 Tujuan. Jukmin ini bertujuan untuk dapat dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan
pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter di lingkungan TNI AD.
4
1.3 Ruang Lingkup dan Tata Urut.

1.3.1 Ruang Lingkup. Lingkup Jukmin ini meliputi mekanisme dan prosedur serta
ketentuan administrasi kegiatan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode
Binter.

1.3.2 Tata Urut.

1.3.2.1 Pendahuluan.

1.3.2.2 Ketentuan Umum.

1.3.2.3 Organisasi Tugas dan Tanggung Jawab.

1.3.2.4 Pelaksanaan Kegiatan.

1.3.2.5 Pengawasan dan Pengendalian.

1.3.2.6 Penutup.

1.4 Dasar.

1.4.1 Peraturan Kasad Nomor Perkasad/106/XII/2011 tanggal 7 Desember 2011 tentang


Buku Petunjuk Induk tentang Pembinaan Teritorial (Binter).

1.4.2 Peraturan Kasad Nomor Perkasad/29-02/XII/2012 tanggal 27 Desember 2012


tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Binwanwil.

1.4.3 Peraturan Kasad Nomor Perkasad/36-02/XII/2012 tanggal 27 Desember 2012


tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Bakti TNI.

1.4.4 Peraturan Kasad Nomor Perkasad/37-02/XII/2012 tanggal 27 Desember 2012


tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Komsos.

1.4.5 Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31Oktober 2013, tentang Bujukmin
tentang Penyelenggaraan Administrasi Umum Angkatan Darat.

1.4.6 Keputusan Kasad Nomor Kep/480/XII/2013 tanggal 4 Desember 2013 tentang


Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi.

1.4.7 Keputusan Kasad Nomor Kep/542/VIII/2015 tanggal 12 Agustus 2015 tentang


Petunjuk Teknis tentang Stratifikasi Petunjuk TNI AD.

1.4.8 Keputusan Kasad Nomor Kep/700/IX/2015 tanggal 21 September 2015 tentang


Petunjuk Teknis tentang Tata cara Penyusunan Doktrin dan Petunjuk TNI AD.

1.4.9 Keputusan Kasad Nomor Kep/845/XI/2015 tanggal 24 Nopember 2015 tentang Petunjuk
Adminstrasi tentang Penyusunan, Penerbitan Doktrin dan Petunjuk TNI AD.

1.5 Pengertian. (Sublampiran A).

1.6 Referensi. (Sublampiran D).


5
BAB II
KETENTUAN UMUM

2.1 Umum. Ketentuan umum ini merupakan hal-hal pokok yang harus diperhatikan
dalam pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter. Ketentuan umum perlu
dirumuskan terlebih dahulu sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran pengkajian dan pengembangan
sistem dan metode Binter. Ketentuan umum berisi rumusan tentang tujuan dan sasaran,
prinsip-prinsip pelaksanaan dan ketentuan administrasi.

2.2 Tujuan dan Sasaran.

2.2.1 Tujuan. Mewujudkan konsep sistem dan metode Binter yang efektif, sesuai
dengan tuntutan perkembangan situasi dan kondisi wilayah maupun tipologi wilayah
sebagai bahan masukan kepada Komando Atas dalam pengambilan keputusan.

2.2.2 Sasaran.

2.2.2.1 Terwujudnya konsep Jianbang sistem Binter yang efektif, sesuai dengan situasi
dan kondisi wilayah maupun tipologi wilayah sehingga dapat mencapai tujuan dan
sasaran yang diharapkan.

2.2.2.2 Terwujudnya konsep Jianbang metode Binter yang efektif, sesuai dengan situasi
dan kondisi wilayah maupun tipologi wilayah sehingga dapat mencapai tujuan dan
sasaran yang diharapkan.

2.3 Prinsip-Prinsip.

2.3.1 Fleksibel. Kegiatan administrasi pengkajian dan pengembangan sistem dan


metode Binter bersifat dinamis sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah maupun tipologi
wilayah dengan tidak mengabaikan aturan dan ketentuan yang berlaku.

2.3.2 Kesinambungan. Kegiatan administrasi pengkajian dan pengembangan sistem


dan metode Binter dilaksanakan secara terus menerus dan berlanjut.

2.3.3 Sederhana. Kegiatan administrasi pengkajian dan pengembangan sistem dan


metode Binter dilaksanakan dengan sederhana dan jelas, baik yang berbentuk prosedur
maupun birokrasi sehingga tidak membebani pelaksanaannya.

2.3.4 Tanggung jawab. Kegiatan administrasi pengkajian dan pengembangan


sistem dan metode Binter harus menunjukkan siapa penanggungjawab terhadap implikasi
yang terjadi dan terhadap ekses yang diTimbulkan.

2.3.5 Teliti. Kegiatan administrasi pengkajian dan pengembangan sistem dan metode
Binter dikerjakan dengan terinci dan terurai dalam bentuk, susunan isi dan bahasa agar
tidak menimbulkan multitafsir.

2.3.6 Tepat dan Jelas. Kegiatan administrasi pengkajian dan pengembangan sistem
dan metode Binter harus jelas dan tepat sehingga hasilnya secara langsung dapat
meningkatkan kemampuan Binter dan bermanfaat dalam melaksanakan tugas pokok TNI
AD.
6
2.3.7 Tertib. Kegiatan administrasi pengkajian dan pengembangan sistem dan metode
Binter diselenggarakansecara tertib sesuai dengan mekanisme, prosedur dan ketentuan
yang berlaku.

2.3.8 Valid. Bahwa data-data yang digunakan dalam pengumpulan data teritorial
dalam rangka kegiatan administrasi pengkajian dan pengembangan sistem dan metode
Binter dapat dipercaya dan sesuai fakta yang sebenarnya.

2.4 Ketentuan Administrasi.

2.4.1 Pengkajian dan pengembangan sistem Binter.

2.4.1.1 Pengkajian dan pengembangan sistem Binter dilaksanakan melalui kegiatan


pengkajian dan pengembangan komponen-komponen dalam sistem Binter disesuaikan
dengan perkembangan situasi dan kondisi serta tipologi wilayah.

2.4.1.2 Pengkajian dan pengembangan sistem Binter tingkat Pusat dilaksanakan oleh
Pusterad c.q Staf Direktur Pembinaan Pengkajian dan Pengembangan.

2.4.1.3 Pengkajian dan pengembangan sistem Binter tingkat Kotamawil dilaksanakan oleh
Kodam.

2.4.1.4 Komponen-komponen yang dikaji dan dikembangkan dalam pelaksanaan Jianbang


sistem Binter adalah komponen organisasi, personel, materiil, penak dan manajemen Binter.

2.4.1.5 Out put kegiatan pengkajian dan pengembangan sistem Binter menghasilkan
rekomendasi tentang konsep pengembangan organisasi, personel, materiil, penak dan
manajemen Binter yang akan di sampaikan kepada Kasad sebagai bahan perTimbangan
dalam pengambilan keputusan.

2.4.2 Pengkajian dan pengembangan metode Binter.


2.4.1.1 Pengkajian dan pengembangan metode Binter dilaksanakan melalui kegiatan
pengkajian dan pengembangan metode Bakti TNI, Binwanwil dan Komsos disesuaikan
dengan perkembangan situasi dan kondisi serta tipologi wilayah.

2.4.1.2 Pengkajian dan pengembangan metode Binter tingkat Pusat dilaksanakan oleh
Pusterad c.q Staf Direktur Pembinaan Pengkajian dan Pengembangan.

2.4.1.3 Pengkajian dan pengembangan metode Binter tingkat Kotamawil dilaksanakan


oleh Kodam.

2.4.1.4 Komponen-komponen yang dikaji dan dikembangkan dalam pelaksanaan Jianbang


metode Binter adalah metode Bakti TNI, Binwanwil dan Komsos.

2.4.1.5 Out put kegiatan pengkajian dan pengembangan metode Binter adalah rekomendasi
tentang konsep pengembangan metode Bakti TNI, Binwanwil dan Komsos yang akan
disampaikan kepada Kasad sebagai bahan perTimbangan dalam pengambilan keputusan.

BAB III
7
ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

3.1 Umum. Pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter dilaksanakan
dengan melibatkan personel militer maupun sipil sesuai strata. Agar mekanisme dan
prosedur kerja antar pejabat dan personel yang terlibat pelaksanaan Jianbang Sistem dan
metode Binter dapat berjalan maka perlu diatur dalam ketentuan-ketentuan. Oleh karena
itu perlu dirumuskan struktur organisasi, susunan organisasi serta tugas dan tanggung
jawab.

3.2 Organisasi.

3.2.1 Struktur Organisasi. Dalam Jukmin tentang Pengkajian dan Pengembangan


Sistem dan Metode Binter, Struktur Organisasi tingkat Pusat dan tingkat Kotamawil
disusun dengan Struktur Organisasi bentukan sebagai berikut:

KAGIAT

NARASUMBER DALWASGIAT

KALAKGIAT

SETMINLOG

TIM TIM TIM


PERANCANG PULLAHTA ANALIS & SUN
JIANBANG JIANBANG

3.2.2 Susunan Organisasi.

3.2.2.1 Tingkat Pusat.

3.2.2.1.1 Kagiat : Danpusterad

3.2.2.1.2 Narasumber : Pamen dari satuan jajaran TNI yang ditunjuk,


Personel dari instansi lain di luar TNI dan
akademisi apabila diperlukan.

3.2.2.1.3 Dalwasgiat : Wadan Pusterad atau pejabat lain yang ditunjuk.

3.2.2.1.4 Kalakgiat : Dirbinjianbang Pusterad.

3.2.2.1.5 Setminlog : Pamen yang ditunjuk.

3.2.2.1.6 Tim perancang Jianbang : Pamen yang ditunjuk.

3.2.2.1.7 Tim Pullahta : Pamen yang ditunjuk.


8
3.2.2.1.8 Analis dan Sun Jianbang : Pamen yang ditunjuk.

3.2.2.2 Tingkat Kotamawil.

3.2.2.2.1 Kagiat : Pangdam.

3.2.2.2.2 Narasumber : Pamen dari satuan jajaran Kodam yang ditunjuk,


personel dari instansi lain di luar TNI dan akademisi
apabila diperlukan.

3.2.2.2.3 Dalwasgiat : Kasdam atau pejabat lain yang ditunjuk.

3.2.2.2.4 Kalakgiat : Aster Kasdam atau Perwira yang ditunjuk.

3.2.2.2.5 Setminlog : Pamen yang ditunjuk.

3.2.2.2.6 Tim perancang Jianbang : Pamen yang ditunjuk.

3.2.2.2.7 Tim Pullahta : Pamen yang ditunjuk.

3.2.2.2.8 Tim Analis dan Sun


Jianbang : Pamen yang ditunjuk.

3.3 Tugas dan Tanggung Jawab.

3.3.1 Tingkat Pusat:

3.3.1.1 Kagiat:

3.3.1.1.1 Menetapkan pokok-pokok kebijakan tentang pengkajian dan pengembangan


sistem dan metode Binter.

3.3.1.1.2 Memimpin, mengendalikan dan mengawasi penyelenggaraan pengkajian dan


pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.1.3 Bertanggungjawab kepada Kasad.

3.3.1.2 Narasumber:

3.3.1.2.1 Memberikan saran masukan kepada Tim pelaksana pengkajian dan


pengembangan sistem dan metode Binter tentang metode, teknik, tata cara dan prosedur
penyelenggaraan pengkajian dan pengembangan serta materi pengembangan yang
terkait dengan kompetensi dan profesionalisme yang dimiliki.

3.3.1.2.2 Memberikan alternatif solusi pemecahan masalah yang dihadapi Tim pelaksana
pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.2.3 Bertanggungjawab kepada Kagiat.

3.3.1.3 Dalwasgiat:

3.3.1.3.1 Membantu Kagiat dalam mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pengkajian


dan pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.3.2 Bertanggungjawab kepada Kagiat.


9

3.3.1.4 Kalakgiat:

3.3.1.4.1 Menerima petunjuk dan arahan dari Kagiat tentang pelaksanaan pengkajian dan
pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.4.2 Menjabarkan pokok-pokok kebijakan Kagiat dalam rencana pelaksanaan


kegiatan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.4.3 Menyelenggarakan administrasi pendukung pelaksanaan pengkajian dan


pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.4.4 Memimpin Tim perancang kajian dan pengembangan, Tim pengumpul dan
pengolah data, Tim analisis dan penyusunan kajian pengembangan dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.4.5 Melaporkan hasil pelaksanaan pengkajian dan pengembangan kepada Kagiat.

3.3.1.4.6 Bertanggungjawab kepada Kagiat.

3.3.1.5 Setminlog:

3.3.1.5.1 Merencanakan, menyiapkan, melaksanakan semua kegiatan administrasi dan


logistik kegiatan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.5.2 Menyiapkan dukungan dana dan menyelesaikan pertanggungjawaban


administrasi keuangan.

3.3.1.5.3 Bertanggungjawab kepada Kalakgiat.

3.3.1.6 Tim perancang kajian dan pengembangan:

3.3.1.6.1 Menyusun rancangan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode


Binter.

3.3.1.6.2 Menyusun instrumen pengumpulan data dalam rangka pengkajian dan


pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.6.3 Menentukan sumber data dan referensi yang digunakan dalam pengkajian dan
pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.6.4 Menentukan populasi dan sampel responden pengkajian dan pengembangan


sistem dan metode Binter.

3.3.1.6.5 Menyusun rancangan pengolahan data dalam pengkajian dan pengembangan


sistem dan metode Binter.

3.3.1.6.6 Bertanggungjawab kepada Kalakgiat.

3.3.1.7 Tim Pullahta:

3.3.1.7.1 Mengumpulkan data-data primer dan sekunder dari sumber data.


3.3.1.7.2 Melaksanakan penyusunan data dalam bentuk table dan diagram data.
10
3.3.1.7.3 Melakukan pengolahan data sesuai dengan rancangan pengkajian dan
pengembangan yang telah ditentukan oleh Tim perancang pengkajian dan
pengembangan.

3.3.1.7.4 Menyajikan data yang telah diolah.

3.3.1.7.5 Bertanggungjawab kepada Kalakgiat.

3.3.1.8 Tim analis dan penyusunan naskah kajian dan pengembangan sistem dan
metode.

3.3.1.8.1 Melakukan analisis data untuk menjawab permasalahan dalam pelaksanaan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.8.2 Menuangkan rumusan hasil analisis data dalam naskah pengkajian dan
pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.1.8.3 Melaporkan naskah pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter
yang telah tersusun kepada Kalakgiat.

3.3.1.8.4 Bertanggungjawab kepada Kalakgiat.

3.3.2 Tingkat Kotamawil:

3.3.2.1 Kagiat:

3.3.2.1.1 Menetapkan pokok-pokok kebijakan tentang pengkajian dan pengembangan


sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.1.2 Memimpin, mengendalikan dan mengawasi penyelenggaraan pengkajian dan


pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Kodam.

3.3.2.1.3 Bertanggungjawab kepada Kasad.

3.3.2.2 Narasumber:

3.3.2.2.1 Memberikan saran masukan kepada Tim pelaksana pengkajian dan pengembangan
sistem dan metode Binter Kodam tentang metode, teknik, tata cara dan prosedur
penyelenggaraan pengembangan serta materi pengembangan yang terkait dengan
kompetensi dan profesionalisme yang dimiliki.

3.3.2.2.2 Memberikan alternatif solusi pemecahan masalah yang dihadapi Tim


pelaksana pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.3 Dalwasgiat:

3.3.2.3.1 Membantu Kagiat dalam mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.3.2 Bertanggungjawab kepada Kagiat.

3.3.2.4 Kalakgiat:
11
3.3.2.4.1 Menerima petunjuk dan arahan dari Kagiat tentang pelaksanaan pengkajian dan
pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.4.2 Menjabarkan pokok-pokok kebijakan Kagiat dalam rencana pelaksanaan


kegiatan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.4.3 Menyelenggarakan administrasi pendukung pelaksanaan pengkajian dan


pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.4.4 Memimpin Tim perancang kajian dan pengembangan, Tim pengumpulan dan
pengolahan data, Tim analisis dan penyusunan pengkajian dan pengembangan sistem
dan metode Binter dalam penyelenggaraan pengkajian dan pengembangan sistem dan
metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.4.5 Melaporkan hasil pelaksanaan pengkajian dan pengembangan sistem dan


metode Binter kepada Kagiat.

3.3.2.4.6 Bertanggungjawab kepada Kagiat.

3.3.2.5 Setminlog:

3.3.2.5.1 Merencanakan, menyiapkan, melaksanakan semua kegiatan administrasi dan


logistik kegiatan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah
Kodam.

3.3.2.5.2 Menyiapkan dukungan anggaran dan menyelesaikan pertanggungjawaban


administrasi keuangan.

3.3.2.5.3 Bertanggungjawab kepada Kalakgiat.

3.3.2.6 Tim perancang kajian dan pengembangan:

3.3.2.6.1 Menyusun rancangan pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah


Kodam.

3.3.2.6.2 Menyusun instrumen pengumpulan data dalam rangka pengkajian dan


pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.6.3 Menentukan sumber data dan referensi yang digunakan dalam pengkajian dan
pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.6.4 Menentukan populasi dan sampel responden pengkajian dan pengembangan


sistem dan metode Binter.

3.3.2.6.5 Menyusun rancangan pengolahan data dalam pengkajian dan pengembangan


sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.6.6 Bertanggungjawab kepada Kalakgiat.

3.3.2.7 Tim pengumpulan dan pengolahan data:

3.3.2.7.1 Mengumpulkan data-data primer dan sekunder dari sumber data.


3.3.2.7.2 Melaksanakan penyusunan data dalam bentuk tabel dan diagram data.
12
3.3.2.7.3 Melakukan pengolahan data sesuai dengan rancangan pengkajian dan
pengembangan yang telah ditentukan oleh Tim perancang kajian dan pengembangan.

3.3.2.7.4 Menyajikan data yang telah diolah.

3.3.2.7.5 Bertanggungjawab kepada Kalakgiat.

3.3.2.8 Tim analis dan penyusunan kajian dan pengembangan:

3.3.2.8.1 Melakukan analisis data untuk menjawab permasalahan dalam pelaksanaan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter di wilayah Kodam.

3.3.2.8.2 Menuangkan rumusan hasil analisis data dalam naskah pengkajian dan
pengembangan sistem dan metode Binter.

3.3.2.8.3 Melaporkan hasil pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter
yang telah tersusun kepada Kalakgiat.

3.3.2.8.4 Bertanggungjawab kepada Kalakgiat.

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Umum. Pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter dilaksanakan
melalui pengkajian dan pengembangan sistem Binter serta metode Binter pada tingkat
Pusat dan Kotamawil. Namun demikian mekanisme, prosedur dan jenis kegiatan yang
dilaksanakan pada tingkat Pusat dan Kotamawil pada prinsipnya sama. Oleh karena itu
maka dalam penguraian tahap-tahap kegiatan pada bab ini tidak dipisahkan antara tingkat
Pusat dengan tingkat Kotamawil. Pengkajian dan pengembangan sistem dan metode
Binter dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pengakhiran.

4.2 Pengkajian dan Pengembangan Sistem Binter. Pengkajian dan pengembangan


sistem Binter meliputi kegiatan Jianbang organisasi, personel, materiil, peranti lunak dan
manajemen teritorial.

4.2.1 Pengkajian dan pengembangan organisasi Satkowil dan Satnonkowil bidang


teritorial. Pengkajian dan pengembangan organisasi meliputi Jianbang Orgas satuan
pelaksana fungsi teritorial baik Satkowil maupun Satnonkowil bidang teritorial dan
Jianbang tentang pendirian Satkowil baru disesuaikan dengan tuntutan tugas,
perkembangan situasi dan kondisi serta tipologi wilayah. Kegiatan yang dilaksanakan
adalah:

4.2.1.1 Perencanaan.

4.2.1.1.1 Mempelajari kebijakan dari Komando Atas terkait dengan penyelenggaraan


Binter Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial.

4.2.1.1.2 Mempelajari referensi dan faktor-faktor lain yang terkait fungsi Binter Satkowil
dan Satnonkowil bidang teritorial.
4.2.1.1.3 Melaksanakan koordinasi dengan lembaga/instansi terkait.
13
4.2.1.1.4 Merencanakan pengumpulan data teritorial terkait dengan Jianbang organisasi Binter
di wilayah/satuan.

4.2.1.1.5 Merencanakan pengolahan data teritorial terkait dengan Jianbang organisasi Binter
di wilayah/satuan.

4.2.1.1.6 Merencanakan penganalisaan data teritorial terkait dengan Jianbang organisasi


Binter di wilayah/satuan.

4.2.1.1.7 Merencanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep pengembangan


organisasi Satkowil/Satnonkowil yang akan direkomendasikan.

4.2.1.1.8 Membuat rencana penyusunan naskah kajian tentang pengembangan organisasi


Binter di wilayah/satuan.

4.2.1.1.9 Membuat rencana pelaporan hasil Jianbang organisasi Binter di wilayah/


satuan.

4.2.1.2 Persiapan.

4.2.1.2.1 Personel.

4.2.1.2.1.1 Penunjukan personel yang ditugaskan untuk melaksanakan Jianbang


organisasi.

4.2.1.2.1.2 Pelaksanaan briefing bagi anggota pelaksana Pokja.

4.2.2.2.1.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab.

4.2.2.2.2 Sarana.

4.2.2.2.2.1 Alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyusunan konsep produk Jianbang
organisasi.

4.2.2.2.2.2 Alat transportasi yang diperlukan untuk mobilitas anggota Pokja.

4.2.2.2.2.3 Alat komunikasi yang diperlukan untuk mendukung Jianbang organisasi.

4.2.2.2.3 Administrasi logistik.

4.2.2.2.3.1 Kelengkapan administrasi surat menyurat yang dibutuhkan untuk


mendukung pelaksanaan Jianbang organisasi.

4.2.2.2.3.2 Kebutuhan perbekalan yang diperlukan untuk mendukung Jianbang


organisasi.

4.2.2.2.4 Anggaran. Pengurusan pengajuan, pencairan, pengeluaran dan


pertanggungjawaban keuangan untuk mendukung kegiatan Jianbang organisasi.

4.2.1.3 Pelaksanaan.
14
4.2.1.3.1 Jianbang tentang validasi Orgas Satkowil/Satnonkowil bidang teritorial tingkat
Pusat dilaksanakan oleh Pusterad sedangkan tingkat Daerah dilaksanakan oleh Kodam.

4.2.1.3.2 Proses pengkajian dan pengembangan tentang validasi Orgas Satkowil/


Satnonkowil bidang teritorial melalui tahapan sebagai berikut:

4.2.1.3.2.1 Direktif dari Asrena Kasad tentang Jianbang validasi Orgas


Satkowil/Satnonkowil bidang teritorial yang akan di laksanakan.

4.2.1.3.2.2 Surat perintah Pokja tentang Jianbang validasi Orgas Satkowil/Satnonkowil


bidang teritorial dari Danpusterad/Kasad.

4.2.1.3.2.3 RGB kegiatan Jianbang validasi Orgas Satkowil/Satnonkowil bidang teritorial.

4.2.1.3.2.4 Rengiat Jianbang validasi Orgas Satkowil/Satnonkowil bidang teritorial.

4.2.1.3.2.5 Rapat Pokja untuk menyusun konsep Jianbang validasi Orgas Satkowil/
Satnonkowil bidang teritorial.

4.2.1.3.2.6 Paparan konsep Jianbang validasi Orgas Satkowil/Satnonkowil bidang


teritorial dihadapan Danpusterad.

4.2.1.3.2.7 Melaksanakan pengumpulan data teritorial terkait dengan Jianbang organisasi


Binter di wilayah/satuan.

4.2.1.3.2.8 Melaksanakan pengolahan data teritorial terkait dengan Jianbang organisasi


Binter di wilayah/satuan.

4.2.1.3.2.9 Melaksanakan penganalisaan data teritorial terkait dengan Jianbang organisasi


Binter di wilayah/satuan.

4.2.1.3.2.10 Melaksanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan organisasi Satkowil/Satnonkowil yang akan direkomendasikan.

4.2.1.3.2.11 Melaksanakan penyusunan naskah kajian tentang pengembangan organisasi


Binter di wilayah/satuan.

4.2.1.3.2.12 Melaksanakan paparan hasil naskah kajian tentang pengembangan organisasi


Binter di wilayah/satuan kepada Danpusterad/Pangdam.

4.2.1.3.2 Pengkajian dan pengembangan tentang pendirian Satkowil baru.

4.2.1.3.2.1 Jianbang tentang pendirian Satkowil baru tingkat Pusat dilaksanakan oleh
Pusterad sedangkan tingkat Daerah dilaksanakan oleh Kodam.

4.2.1.3.2.2 Proses pengkajian dan pengembangan tentang pendirian Satkowil baru


melalui tahapan sebagai berikut:

4.2.1.3.2.2.1 Direktif dari Asrena Kasad tentang Jianbang Satkowil baru yang akan di
laksanakan.

4.2.1.3.2.2.2 Surat perintah Pokja tentang Jianbang Satkowil baru dari Danpusterad/
Kasad.
15
4.2.1.3.2.2.3 RGB kegiatan Jianbang Satkowil baru.

4.2.1.3.2.2.4 Rengiat Jianbang Satkowil baru.

4.2.1.3.2.2.5 Rapat Pokja untuk menyusun konsep Jianbang Satkowil baru.

4.2.1.3.2.2.6 Paparan konsep Jianbang Satkowil baru dihadapan Danpusterad.

4.2.1.3.2.2.7 Melaksanakan pengumpulan data teritorial terkait dengan Jianbang Satkowil


baru.

4.2.1.3.2.2.8 Melaksanakan pengolahan data teritorial terkait dengan Jianbang Satkowil


baru.

4.2.1.3.2.2.9 Melaksanakan penganalisaan data teritorial terkait dengan Jianbang Satkowil


baru.

4.2.1.3.2.2.10 Melaksanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan Satkowil baru yang akan direkomendasikan kepada Kasad.

4.2.1.3.2.2.11 Melaksanakan penyusunan naskah kajian tentang pengembangan Satkowil


baru.

4.2.1.3.2.2.12 Melaksanakan paparan hasil naskah kajian tentang pengembangan Satkowil


baru kepada Danpusterad/Pangdam.

4.2.1.4 Pengakhiran.

4.2.1.4.1 Perbaikan konsep naskah Jianbang organisasi sesuai hasil tanggapan dan
saran pada saat paparan.

4.2.1.4.2 Pengajuan dan pengesahan melalui penandatanganan naskah hasil kajian


organisasi.

4.2.1.4.3 Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan Jianbang organisasi.

4.2.1.4.4 Melaporkan naskah hasil Jianbang organisasi kepada Kasad.

4.2.2 Pengkajian dan Pengembangan Personel. Pengkajian dan pengembangan


personel pengemban fungsi Binter meliputi kegiatan Jianbang rekrutmen personel
Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, Jianbang pendidikan spesialisasi teritorial,
Jianbang latihan teritorial, Jianbang pola pembinaan karier prajurit Satkowil dan
Satnonkowil bidang teritorial.

4.2.2.1 Perencanaan.

4.2.2.1.1 Menyusun rencana kajian tentang kebutuhan personel teritorial untuk mengisi
organisasi di satuan-satuan pelaksana fungsi Binter.

4.2.2.1.2 Menyusun rencana kajian tentang rekruitmen personel yang akan mengisi
organisasi di satuan-satuan pelaksana fungsi Binter.

4.2.2.1.3 Menyusun rencana kajian tentang kebutuhan pedidikan spesialisasi teritorial.


16
4.2.2.1.4 Menyusun rencana kajian tentang kalender latihan dan rencana kajian tentang
kebutuhan penyelenggaraan latihan teritorial.

4.2.2.1.5 Menyusun rencana kajian tentang pembinaan karier personel teritorial.

4.2.2.1.6 Merencanakan pengumpulan data teritorial terkait dengan Jianbang personel


teritorial.

4.2.2.1.7 Merencanakan pengolahan data teritorial terkait dengan Jianbang personel


teritorial.

4.2.2.1.8 Merencanakan penganalisaan data teritorial terkait dengan Jianbang personel


teritorial.

4.2.2.1.9 Merencanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan sistem pembinaan personel teritorial yang akan direkomendasikan.

4.2.2.1.10 Membuat rencana penyusunan naskah kajian tentang pengembangan personel


teritorial.

4.2.2.1.11 Membuat rencana pelaporan hasil Jianbang personel teritorial.

4.2.2.2 Persiapan.

4.2.2.2.1 Personel.

4.2.2.2.1.1 Penunjukan personel yang ditugaskan untuk melaksanakan Jianbang


personel.

4.2.2.2.1.2 Pelaksanaan briefing bagi anggota pelaksana Pokja.

4.2.2.2.1.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab.

4.2.2.2.2 Sarana.

4.2.2.2.2.1 Alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyusunan konsep produk Jianbang
personel.

4.2.2.2.2.2 Alat transportasi yang diperlukan untuk mobilitas anggota Pokja.

4.2.2.2.2.3 Alat komunikasi yang diperlukan untuk mendukung Jianbang personel.

4.2.2.2.3 Administrasi logistik.

4.2.2.2.3.1 Kelengkapan administrasi surat menyurat yang dibutuhkan untuk mendukung


pelaksanaan Jianbang personel.

4.2.2.2.3.2 Kebutuhan perbekalan yang diperlukan untuk mendukung Jianbang personel.


4.2.2.2.4 Anggaran. Pengurusan pengajuan, pencairan, pengeluaran dan
pertanggungjawaban keuangan untuk mendukung kegiatan Jianbang personel.

4.2.2.3 Pelaksanaan.
17
4.2.2.3.1 Jianbang tentang sistem rekrutmen personel teritorial. Rekrutmen personel
merupakan kegiatan penjaringan dan seleksi personel yang akan ditugaskan untuk
mengisi organisasi Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial. Rekrutmen personel
berperan penting dalam menentukan kualitas dan efektivitas pelaksanaan tugas Satkowil/
Satnonkowil bidang teritorial. Oleh karena itu perlu dilaksanakan Jianbang terhadap
rekrutmen personel bidang teritorial yang dilaksanakan antara lain:

4.2.2.3.1.1 Jianbang tentang seleksi persyaratan umum dalam pelaksanaan rekrutmen


personel bidang teritorial.

4.2.2.3.1.2 Jianbang tentang seleksi persyaratan khusus sesuai dengan level jabatan
dalam pelaksanaan rekrutmen personel bidang teritorial.

4.2.2.3.2 Jianbang tentang pendidikan spesialisasi teritorial. Pendidikan spesialisasi


teritorial merupakan bagian dari kegiatan peningkatan kemampuan pengetahuan dan
keterampilan Binter melalui pendidikan spesialisasi bidang teritorial yang dilaksanakan di
Lemdikpus dalam hal ini Pusdikter dan Lemdikda dalam hal ini adalah Rindam. Jenis
pendidikan yang dilaksanakan antara lain:

4.2.2.3.2.1 Tingkat Bintara.

4.2.2.3.2.1.1 Susbater.

4.2.2.3.2.1.2 Susbabinsa.

4.2.2.3.2.1.3 Susbatihter.

4.2.2.3.2.1.4 Secaba Regsus Babinsa.

4.2.2.3.2.1.5 Pendidikan spesialisasi teritorial lainnya untuk tingkat Bintara.

4.2.2.3.2.2 Tingkat Perwira.

4.2.2.3.2.2.1 Suspater.

4.2.2.3.2.2.2 Suspater lanjutan.

4.2.2.3.2.2.3 Susdanramil Abit Diktukpasus.

4.2.2.3.2.2.4 Susdanramil.

4.2.2.3.2.2.5 Susdanramil Abit Diklapa II.

4.2.2.3.2.2.6 Suskasdim.

4.2.2.3.2.2.7 Susdandim.

4.2.2.3.2.2.8 Susdanrem.

4.2.2.3.2.2.9 Pendidikan spesialisasi teritorial lainnya untuk tingkat Perwira.

4.2.2.3.3 Jianbang tentang latihan teritorial. Latihan teritorial merupakan upaya


memelihara dan meningkatkan kemampuan Binter melalui latihan dalam satuan. Bentuk
latihan yang dilaksanakan antara lain:
18

4.2.2.3.3.1 Latorsar.

4.2.2.3.3.2 UTP Umum.

4.2.2.3.3.3 Latorjab.

4.2.2.3.3.4 UTJ.

4.2.2.3.3.5 Latnis tingkat Koramil.

4.2.2.3.3.6 Pendayagunaan Koramil Model.

4.2.2.3.3.7 Latsat Koramil.

4.2.2.3.3.8 Latsat Kodim.

4.2.2.3.3.9 Latsat Korem.

4.2.2.3.3.10 Penataran Babinsa.

4.2.2.3.3.11 Apel Danramil Babinsa.

4.2.2.3.3.12 Apel Dandim/Danrem.

4.2.2.3.3.13 Latnis dan taktis tingkat Kodim.

4.2.2.3.3.14 Latnis dan taktis tingkat Korem.

4.2.2.3.3.15 Latihan teritorial lainnya.

4.2.2.3.4 Jianbang tentang pembinaan karier personel teritorial. Pembinaan karier


personel teritorial merupakan tingkatan jenjang kepangkatan dan jabatan bagi personel
teritorial. Ruang pangkat dan jabatan pada satuan-satuan pengemban fungsi Binter
antara lain:

4.2.2.3.4.1 Bintara.

4.2.2.3.4.1.1 Babinsa.

4.2.2.3.4.1.2 Bati Komsos Koramil.

4.2.2.3.4.1.3 Bati Bakti TNI Koramil.

4.2.2.3.4.1.4 Bati Binwanwil Koramil.

4.2.2.3.4.1.5 Bati Tuud Koramil.

4.2.2.3.4.1.6 Danposramil.

4.2.2.3.4.1.7 Bati Komsos Sterdim.

4.2.2.3.4.1.8 Bati Bakti TNI Sterdim.


19
4.2.2.3.4.1.9 Bati Binwanwil Sterdim.

4.2.2.3.4.1.10 Batiter Pabung Kodim.

4.2.2.3.4.1.11 Bati Komsos Sterrem.

4.2.2.3.4.1.12 Bati Bakti TNI Sterrem.

4.2.2.3.4.1.13 Bati Wanwil Sterrem.

4.2.2.3.4.2 Perwira.

4.2.2.3.4.2.1 Paurter Satnonkowil.

4.2.2.3.4.2.2 Kaurter Satnonkowil.

4.2.2.3.4.2.3 Danramil.

4.2.2.3.4.2.4 Pasiter Kodim/Korem.

4.2.2.3.4.2.5 Kasdim.

4.2.2.3.4.2.6 Pabung Kodim.

4.2.2.3.4.2.7 Pasiter Satnonkowil.

4.2.2.3.4.2.8 Kasiter Satnonkowil.

4.2.2.3.4.2.9 Pabanda di Sterdam, Sterad dan Ster TNI.

4.2.2.3.4.2.10 Kabagter Satnonkowil.

4.2.2.3.4.2.11 Pabandya di Sterdam.

4.2.2.3.4.2.12 Kasiter Korem tipe “B”.

4.2.2.3.4.2.13 Dandim.

4.2.2.3.4.2.14 Pabandya di Sterad dan Ster TNI.

4.2.2.3.4.2.15 Kabag di Pusterad.

4.2.2.3.4.2.16 Kasrem tipe “B”.

4.2.2.3.4.2.17 Kasi Korem tipe “A”.

4.2.2.3.4.2.18 Aster Kodam/Aster Kotama.

4.2.2.3.4.2.19 Kasrem tipe “A”.

4.2.2.3.4.2.20 Danrem tipe “B”.

4.2.2.3.4.2.21 Direktur di Pusterad.


20
4.2.2.3.4.2.22 Paban di Sterad dan Ster TNI.

4.2.2.3.4.2.23 Sespusterad.

4.2.2.3.4.2.24 Danpusdikter.

4.2.2.3.4.2.25 Danrem tipe “A”.

4.2.2.3.4.2.26 Kasdam.

4.2.2.3.4.2.27 Wadan Pusterad.

4.2.2.3.4.2.28 Waaster Kasad/Waaster Panglima TNI.

4.2.2.3.4.2.29 Aster Kasad.

4.2.2.3.4.2.30 Aster Panglima TNI.

4.2.2.3.4.2.31 Pangdam.

4.2.2.3.4.2.32 Danpusterad.

4.2.2.3.5 Langkah-langkah pelaksanaan Jianbang personel teritorial adalah sebagai


berikut:

4.2.2.3.5.1 Melaksanakan pengumpulan data terkait dengan Jianbang personel teritorial


mulai dari rekrutmen, pendidikan, latihan sampai dengan pembinaan karier.

4.2.2.3.5.2 Melaksanakan pengolahan data terkait dengan Jianbang personel teritorial


mulai dari rekrutmen, pendidikan, latihan sampai dengan pembinaan karier.

4.2.2.3.5.3 Melaksanakan penganalisaan data terkait dengan Jianbang personel teritorial


mulai dari rekrutmen, pendidikan, latihan sampai dengan pembinaan karier.

4.2.2.3.5.4 Melaksanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan personel teritorial mulai dari rekrutmen, pendidikan, latihan sampai
dengan pembinaan karier yang akan direkomendasikan kepada Kasad.

4.2.2.3.5.5 Melaksanakan penyusunan naskah kajian tentang pengembangan personel


teritorial mulai dari rekrutmen, pendidikan, latihan sampai dengan pembinaan karier.

4.2.2.3.5.6 Melaksanakan paparan hasil naskah kajian tentang pengembangan personel


teritorial mulai dari rekrutmen, pendidikan, latihan sampai dengan pembinaan karier
kepada Danpusterad/Pangdam.

4.2.2.4 Pengakhiran.

4.2.2.4.1 Perbaikan konsep naskah Jianbang personel teritorial sesuai hasil tanggapan
dan saran pada saat paparan.

4.2.2.4.2 Pengajuan dan pengesahan melalui penandatanganan naskah hasil kajian


personel teritorial.

4.2.2.4.3 Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan Jianbang personel teritorial.


21

4.2.2.4.4 Melaporkan naskah hasil Jianbang personel teritorial kepada Kasad.

4.2.3 Pengkajian dan pengembangan materiil Satkowil dan Satnonkowil bidang


teritorial. Pengkajian dan pengembangan materiil Satkowil dan Satnonkowil bidang
teritorial meliputi Jianbang alat transportasi, Jianbang persenjataan, Jianbang alat
komunikasi dan sistem informasi internet, Jianbang perlengkapan khusus. Kegiatan yang
dilaksanakan sebagai berikut:

4.2.3.1 Perencanaan.

4.2.3.1.1 Mempelajari tugas pokok dan tugas-tugas satuan yang bersumber dari Komando
Atas maupun tugas simpulan dari perkembangan situasi dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.2 Mempelajari perkembangan situasi dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.3 Membuat rencana pengkajian dan pengembangan materiil Satkowil dan Satnonkowil
bidang teritorial, tentang alat transportasi guna mendukung pencapaian tugas pokok dan
tugas-tugas dihadapkan dengan situasi dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.4 Membuat rencana pengkajian dan pengembangan materiil Satkowil dan


Satnonkowil bidang teritorial, tentang persenjataan guna mendukung pencapaian tugas
pokok dan tugas-tugas dihadapkan dengan situasi dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.5 Membuat rencana pengkajian dan pengembangan materiil Satkowil dan


Satnonkowil bidang teritorial, tentang alat komunikasi guna mendukung pencapaian tugas
pokok dan tugas-tugas dihadapkan dengan situasi dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.6 Membuat rencana pengkajian dan pengembangan materiil Satkowil dan


Satnonkowil bidang teritorial, tentang alat perlengkapan khusus guna mendukung
pencapaian tugas pokok dan tugas-tugas dihadapkan dengan situasi dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.7 Merencanakan pengumpulan data teritorial terkait dengan Jianbang materiil


Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan
sistem informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus.

4.2.3.1.8 Merencanakan pengolahan data teritorial terkait dengan Jianbang materiil Satkowil
dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan sistem
informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus.

4.2.3.1.9 Merencanakan penganalisaan data teritorial terkait dengan Jianbang materiil


Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan
sistem informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus.

4.2.3.1.10 Merencanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan materiil Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat
transportasi, alat komunikasi dan sistem informasi internet, persenjataan, alat
perlengkapan khusus yang akan direkomendasikan.

4.2.3.1.11 Membuat rencana penyusunan naskah kajian tentang pengembangan materiil


Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan
sistem informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus.
22
4.2.3.1.12 Membuat rencana pelaporan hasil Jianbang materiil Satkowil dan
Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan sistem
informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus.

4.2.3.2 Persiapan.

4.2.3.2.1 Personel.

4.2.3.2.1.1 Penunjukan personel yang ditugaskan untuk melaksanakan Jianbang


materiil.

4.2.3.2.1.2 Pelaksanaan briefing bagi anggota pelaksana Pokja.

4.2.3.2.1.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab.

4.2.3.2.2 Sarana.

4.2.3.2.2.1 Alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyusunan konsep produk Jianbang
materiil.

4.2.3.2.2.2 Alat transportasi yang diperlukan untuk mobilitas anggota Pokja.

4.2.3.2.2.3 Alat komunikasi yang diperlukan untuk mendukung Jianbang materiil.

4.2.3.2.3 Administrasi logistik.

4.2.3.2.3.1 Kelengkapan administrasi surat menyurat yang dibutuhkan untuk


mendukung pelaksanaan Jianbang materiil.

4.2.3.2.3.2 Kebutuhan perbekalan yang diperlukan untuk mendukung Jianbang materiil.

4.2.3.2.4 Anggaran. Pengurusan pengajuan, pencairan, pengeluaran dan


pertanggungjawaban keuangan untuk mendukung kegiatan Jianbang materiil.

4.2.3.3 Pelaksanaan.

4.2.3.3.1 Pengkajian dan pengembangan alat transportasi Satkowil dan Satnonkowil


bidang teritorial. Pengkajian dan pengembangan alat transportasi meliputi alat
transportasi darat dan alat transportasi air. Pengembangan alat transportasi untuk tiap-
tiap Daerah berbeda-beda sesuai dengan tuntutan tugas dan situasi/kondisi serta tipologi
wilayah.

4.2.3.3.2 Pengkajian dan pengembangan persenjataan Satkowil dan Satnonkowil


bidang teritorial. Pengembangan persenjataan meliputi senjata perorangan laras panjang
dan senjata pistol yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas dalam situasi
dan kondisi tertentu. Pengembangan persenjataan untuk tiap wilayah berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi ancaman yang dihadapi.

4.2.3.3.3 Pengkajian dan pengembangan alat komunikasi Satkowil dan Satnonkowil


bidang teritorial. Pengembangan alat komunikasi meliputi radio HT, Telepon/HP, Internet.
Untuk jenis yang dikembangkan pada tiap-tiap Daerah berbeda-beda disesuaikan dengan
tipologi dan karakteristik wilayah serta kebutuhan.
23
4.2.3.3.4 Pengkajian dan pengembangan materiil khusus Satkowil dan Satnonkowil
bidang teritorial. Materiil khusus meliputi alat peralatan yang diperlukan secara khusus
untuk mendukung kegiatan Binter sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi
di wilayah. Jenis-jenis materiil khusus disesuaikan dengan tuntutan tugas dan situasi/
kondisi serta tipologi wilayah.

4.2.3.3.5 Langkah-langkah pelaksanaan Jianbang materiil Satkowil dan Satnonkowil


bidang teritorial adalah sebagai berikut:

4.2.2.3.5.1 Melaksanakan pengumpulan data terkait dengan Jianbang materiil Satkowil


dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan sistem
informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus.

4.2.2.3.5.2 Melaksanakan pengolahan data terkait dengan Jianbang materiil Satkowil dan
Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan sistem
informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus.

4.2.2.3.5.3 Melaksanakan penganalisaan data terkait dengan Jianbang materiil Satkowil


dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan sistem
informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus.

4.2.2.3.5.4 Melaksanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan materiil Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat
transportasi, alat komunikasi dan sistem informasi internet, persenjataan, alat
perlengkapan khusus yang akan direkomendasikan kepada Kasad.

4.2.2.3.5.5 Melaksanakan penyusunan naskah kajian tentang pengembangan materiil


Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan
sistem informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus.

4.2.2.3.5.6 Melaksanakan paparan hasil naskah kajian tentang pengembangan materiil


Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi alat transportasi, alat komunikasi dan
sistem informasi internet, persenjataan, alat perlengkapan khusus kepada Danpusterad/
Pangdam.

4.2.3.4 Pengakhiran.

4.2.3.4.1 Perbaikan konsep naskah Jianbang materiil Satkowil dan Satnonkowil bidang
teritorial sesuai hasil tanggapan dan saran pada saat paparan.

4.2.3.4.2 Pengajuan dan pengesahan melalui penandatanganan naskah hasil kajian


materiil Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial.

4.2.3.4.3 Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan Jianbang materiil Satkowil dan


Satnonkowil bidang teritorial.

4.2.3.4.4 Melaporkan naskah hasil Jianbang materiil Satkowil dan Satnonkowil bidang
teritorial kepada Kasad.
4.2.4 Pengkajian dan pengembangan peranti lunak bidang teritorial. Pengkajian
dan pengembangan peranti lunak meliputi petunjuk, terdiri dari petunjuk induk, petunjuk
administrasi, petunjuk teknis dan doktrin operasi, terdiri dari doktrin operasi teritorial,
doktrin pelaksanaan operasi teritorial dan doktrin lapangan operasi teritorial. Disamping itu
sebagai rujukan satuan bawah dalam melaksanakan kegiatan yang belum terwadahi
24
dalam doktrin dan petunjuk dibuat pedoman. Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:

4.2.4.1 Perencanaan.

4.2.3.1.1 Mempelajari tugas pokok dan tugas-tugas Satkowil dan Satnonkowil bidang
teritorial yang bersumber dari Komando Atas maupun tugas simpulan dari perkembangan
situasi dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.2 Mempelajari perkembangan situasi dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.3 Membuat rencana pengkajian dan pengembangan peranti lunak Satkowil dan
Satnonkowil bidang teritorial, meliputi bidang doktrin, yang terdiri dari doktrin operasi
teritorial, doktrin pelaksanaan operasi teritorial dan doktrin lapangan operasi teritorial
guna mendukung pencapaian tugas pokok dan tugas-tugas dihadapkan dengan situasi
dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.4 Membuat rencana pengkajian dan pengembangan peranti lunak Satkowil dan
Satnonkowil bidang teritorial, meliputi bidang petunjuk, yang terdiri dari petunjuk induk
teritorial, petunjuk administrasi bidang teritorial, petunjuk teknis bidang teritorial, guna
mendukung pencapaian tugas pokok dan tugas-tugas dihadapkan dengan situasi dan
kondisi wilayah.

4.2.3.1.5 Membuat rencana pengkajian dan pengembangan peranti lunak Satkowil dan
Satnonkowil bidang teritorial, meliputi bidang pedoman bidang teritorial guna mendukung
pencapaian tugas pokok dan tugas-tugas dihadapkan dengan situasi dan kondisi wilayah.

4.2.3.1.6 Merencanakan pengumpulan data teritorial terkait dengan Jianbang peranti lunak
Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi petunjuk, terdiri dari petunjuk induk,
petunjuk administrasi, petunjuk teknis dan doktrin operasi, terdiri dari doktrin operasi
teritorial, doktrin pelaksanaan operasi teritorial dan doktrin lapangan operasi teritorial
maupun pedoman.

4.2.3.1.7 Merencanakan pengolahan data teritorial terkait dengan Jianbang peranti lunak
Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi petunjuk, terdiri dari petunjuk induk,
petunjuk administrasi, petunjuk teknis dan doktrin operasi, terdiri dari doktrin operasi
teritorial, doktrin pelaksanaan operasi teritorial dan doktrin lapangan operasi teritorial
maupun pedoman.

4.2.3.1.8 Merencanakan penganalisaan data teritorial terkait dengan Jianbang peranti lunak
Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi petunjuk, terdiri dari petunjuk induk,
petunjuk administrasi, petunjuk teknis dan doktrin operasi, terdiri dari doktrin operasi
teritorial, doktrin pelaksanaan operasi teritorial dan doktrin lapangan operasi teritorial
maupun pedoman.

4.2.3.1.9 Merencanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan peranti lunak Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi
petunjuk, terdiri dari petunjuk induk, petunjuk administrasi, petunjuk teknis dan doktrin
operasi, terdiri dari doktrin operasi teritorial, doktrin pelaksanaan operasi teritorial dan
doktrin lapangan operasi teritorial maupun pedoman yang akan direkomendasikan.

4.2.3.1.10 Membuat rencana penyusunan naskah kajian tentang pengembangan peranti


lunak Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi petunjuk, terdiri dari petunjuk
induk, petunjuk administrasi, petunjuk teknis dan doktrin operasi, terdiri dari doktrin
25
operasi teritorial, doktrin pelaksanaan operasi teritorial dan doktrin lapangan operasi
teritorial maupun pedoman.

4.2.3.1.11 Membuat rencana pelaporan hasil Jianbang peranti lunak Satkowil dan
Satnonkowil bidang teritorial, meliputi petunjuk, terdiri dari petunjuk induk, petunjuk
administrasi, petunjuk teknis dan doktrin operasi, terdiri dari doktrin operasi teritorial,
doktrin pelaksanaan operasi teritorial dan doktrin lapangan operasi teritorial maupun
pedoman.

4.2.4.2 Persiapan.

4.2.4.2.1 Personel.

4.2.4.2.1.1 Penunjukan personel yang ditugaskan untuk melaksanakan Jianbang peranti


lunak.

4.2.4.2.1.2 Pelaksanaan briefing bagi anggota pelaksana Pokja.

4.2.4.2.1.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab.

4.2.4.2.2 Sarana.

4.2.4.2.2.1 Alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyusunan konsep produk Jianbang
peranti lunak.

4.2.4.2.2.2 Alat transportasi yang diperlukan untuk mobilitas anggota Pokja.

4.2.4.2.2.3 Alat komunikasi yang diperlukan untuk mendukung Jianbang peranti lunak.

4.2.4.2.3 Administrasi logistik.

4.2.4.2.3.1 Kelengkapan administrasi surat menyurat yang dibutuhkan untuk


mendukung pelaksanaan Jianbang peranti lunak.

4.2.4.2.3.2 Kebutuhan perbekalan yang diperlukan untuk mendukung Jianbang peranti


lunak.

4.2.4.2.4 Anggaran. Pengurusan pengajuan, pencairan, pengeluaran dan


pertanggungjawaban keuangan untuk mendukung kegiatan Jianbang peranti lunak.

4.2.4.3 Pelaksanaan.

4.2.4.3.1 Pengkajian dan pengembangan doktrin bidang teritorial. Doktrin bidang


teritorial merupakan naskah yang berisi prosedur, mekanisme dan ketentuan-ketentuan
yang harus diikuti dalam pelaksanaan operasi teritorial. Doktrin bidang teritorial terdiri dari:

4.2.4.3.1.1 Doktrin induk operasi teritorial.


4.2.4.3.1.2 Doktrin pelaksanaan operasi teritorial.

4.2.4.3.1.3 Doktrin lapangan operasi teritorial.

4.2.4.3.2 Pengkajian dan pengembangan petunjuk bidang teritorial. Petunjuk bidang


teritorial merupakan naskah yang berisi prosedur, mekanisme dan ketentuan-ketentuan
26
yang harus diikuti dalam pelaksanaan pembinaan teritorial. Petunjuk bidang teritorial
terdiri dari:

4.2.4.3.2.1 Petunjuk induk tentang Binter.

4.2.4.3.2.2 Petunjuk administrasi bidang teritorial.

4.2.4.3.2.3 Petunjuk teknis bidang teritorial.

4.2.4.3.3 Pengkajian dan pengembangan pedoman bidang teritorial. Pedoman bidang


teritorial merupakan naskah yang berisi penjelasan tentang tata cara, prosedur,
mekanisme dan ketentuan yang dapat di pedomani satuan dalam menyelenggarakan
kegiatan tertentu bidang teritorial yang belum diatur dalam stratifikasi doktrin dan
petunjuk, akan tetapi sangat diperlukan oleh satuan pelaksana Binter.

4.2.4.3.4 Langkah-langkah pelaksanaan Jianbang peranti lunak bidang teritorial adalah


sebagai berikut:

4.2.4.3.4.1 Melaksanakan pengumpulan data terkait dengan Jianbang peranti lunak


Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi doktrin bidang teritorial, petunjuk
bidang teritorial dan pedoman bidang teritorial.

4.2.4.3.4.2 Melaksanakan pengolahan data terkait dengan Jianbang peranti lunak Satkowil
dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi doktrin bidang teritorial, petunjuk bidang
teritorial dan pedoman bidang teritorial.

4.2.4.3.4.3 Melaksanakan penganalisaan data terkait dengan Jianbang peranti lunak


Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi doktrin bidang teritorial, petunjuk
bidang teritorial dan pedoman bidang teritorial.

4.2.4.3.4.4 Melaksanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan peranti lunak Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi doktrin
bidang teritorial, petunjuk bidang teritorial dan pedoman bidang teritorial yang akan
direkomendasikan kepada Kasad.

4.2.4.3.4.5 Melaksanakan penyusunan naskah kajian tentang pengembangan peranti


lunak Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi doktrin bidang teritorial, petunjuk
bidang teritorial dan pedoman bidang teritorial.

4.2.4.3.4.6 Melaksanakan paparan hasil naskah kajian tentang pengembangan peranti


lunak Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial, meliputi doktrin bidang teritorial, petunjuk
bidang teritorial dan pedoman bidang teritorial kepada Danpusterad/Pangdam.

4.2.4.4 Pengakhiran.

4.2.4.4.1 Perbaikan konsep naskah Jianbang peranti lunak Satkowil dan Satnonkowil
bidang teritorial sesuai hasil tanggapan dan saran pada saat paparan.
4.2.4.4.2 Pengajuan dan pengesahan melalui penandatanganan naskah hasil kajian
peranti lunak Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial.

4.2.4.4.3 Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan Jianbang peranti lunak Satkowil


dan Satnonkowil bidang teritorial.
27
4.2.4.4.4 Melaporkan naskah hasil Jianbang peranti lunak Satkowil dan Satnonkowil
bidang teritorial kepada Kasad.

4.2.5 Pengkajian dan pengembangan manajemen teritorial. Pengkajian dan


pengembangan manajemen teritorial bertujuan untuk merumuskan konsep manajemen
teritorial Satkowil dan Satnonkowil bidang teritorial. Manajemen teritorial tingkat Korem
dan Kodim dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Sisrendal Binter, sedangkan manajemen
Binter tingkat Koramil dilaksanakan dalam bentuk Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.1 Perencanaan.

4.2.5.1.1 Mempelajari kebijakan dari Komando Atas terkait dengan manajemen


teritorial.

4.2.5.1.2 Mempelajari referensi, peraturan perundang-undangan dan peranti lunak yang


terkait dengan manajemen teritorial.

4.2.5.1.3 Membuat rencana koordinasi dengan lembaga/instansi terkait tentang


Jianbang manajemen teritorial.

4.2.5.1.4 Merencanakan pengumpulan data teritorial terkait dengan Jianbang


manajemen teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.1.5 Merencanakan pengolahan data teritorial dengan Jianbang manajemen


teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.1.6 Merencanakan penganalisaan data teritorial terkait dengan Jianbang


manajemen teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.1.7 Merencanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan manajemen teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan
Binter yang akan direkomendasikan kepada Kasad.

4.2.5.1.8 Membuat rencana penyusunan naskah kajian terkait dengan Jianbang manajemen
teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.1.9 Membuat rencana pelaporan hasil Jianbang terkait dengan manajemen


teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.2 Persiapan.

4.2.5.2.1 Personel.

4.2.5.2.1.1 Penunjukan personel yang ditugaskan untuk melaksanakan Jianbang


manajemen teritorial.

4.2.5.2.1.2 Pelaksanaan briefing bagi anggota pelaksana Pokja.


4.2.5.2.1.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab.

4.2.5.2.2 Sarana.

4.2.5.2.2.1 Alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyusunan konsep produk Jianbang
manajemen teritorial.
28
4.2.5.2.2.2 Alat transportasi yang diperlukan untuk mobilitas anggota Pokja.

4.2.5.2.2.3 Alat komunikasi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan Jianbang manajemen
teritorial.

4.2.5.2.3 Administrasi logistik.

4.2.5.2.3.1 Kelengkapan administrasi surat menyurat yang dibutuhkan untuk


mendukung pelaksanaan Jianbang manajemen teritorial.

4.2.5.2.3.2 Kebutuhan perbekalan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan Jianbang


manajemen teritorial.

4.2.5.2.4 Anggaran. Pengurusan pengajuan, pencairan, pengeluaran dan pertanggungjawaban


keuangan untuk mendukung kegiatan Jianbang manajemen teritorial.

4.2.5.3 Pelaksanaan.

4.2.5.3.1 Pengkajian dan pengembangan Sisrendal Binter. Pengkajian dan


pengembangan Sisrendal Binter dilaksanakan dengan mengkaji mekanisme
perencanaan, persiapan, pelaksanaan perumusan dan aplikasi Sisrendal Binter tingkat
Kodim dan Korem. Tujuannya adalah untuk merumuskan konsep pengembangan
manajemen teritorial tingkat Kodim dan Korem yang efektif dalam rangka mewujudkan
tujuan dan sasaran Binter.

4.2.5.3.2 Pengkajian dan pengembangan Ketatalaksanaan Binter. Pengkajian dan


pengembangan Ketatalaksanaan Binter dilaksanakan dengan mengkaji mekanisme
perencanaan, persiapan, pelaksanaan perumusan dan aplikasi Ketatalaksanaan Binter
tingkat Koramil. Tujuannya adalah untuk merumuskan konsep pengembangan
manajemen teritorial tingkat Koramil yang efektif dalam rangka mewujudkan tujuan dan
sasaran Binter.

4.2.5.3.3 Melaksanakan pengumpulan data teritorial terkait dengan Jianbang manajemen


teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.3.4 Melaksanakan pengolahan data teritorial dengan Jianbang manajemen teritorial


yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.3.5 Melaksanakan penganalisaan data teritorial terkait dengan Jianbang manajemen


teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.3.6 Melaksanakan penyimpulan hasil kajian untuk merumuskan konsep


pengembangan manajemen teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan
Binter yang akan direkomendasikan kepada Kasad.

4.2.5.3.7 Melaksanakan penyusunan naskah kajian terkait dengan Jianbang


manajemen teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.3.8 Melaksanakan penyusunan laporan hasil Jianbang terkait dengan manajemen


teritorial yang meliputi Sisrendal Binter dan Ketatalaksanaan Binter.

4.2.5.4 Pengakhiran.
29
4.2.5.4.1 Perbaikan konsep naskah Jianbang manajemen teritorial sesuai hasil
tanggapan dan saran pada saat paparan.

4.2.5.4.2 Pengajuan dan pengesahan melalui penandatanganan naskah hasil kajian


manajemen teritorial.

4.2.5.4.3 Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan Jianbang manajemen teritorial.

4.2.5.4.4 Melaporkan naskah hasil Jianbang manajemen teritorial kepada Kasad.

4.3 Pengkajian dan Pengembangan Metode Binter.

4.3.1 Pengkajian dan pengembangan metode Bakti TNI. Pengkajian dan


pengembangan metode Bakti TNI ditujukan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian
tujuan Binter khususnya dalam bidang pembinaan dan penyiapan ruang juang yang
tangguh sesuai dengan tipologi dan karakteristik wilayah. Pengembangan metode Bakti
TNI dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

4.3.1.1 Perencanaan.

4.3.1.1.1 Mempelajari kebijakan dari Komando Atas terkait dengan penyelenggaraan


pengkajian dan pengembangan metode Bakti TNI di Satkowil maupun Satnonkowil.

4.3.1.1.2 Mempelajari referensi maupun faktor-faktor lain yang terkait pengkajian dan
pengembangan metode Bakti TNI di Satkowil maupun Satnonkowil.

4.3.1.1.3 Membuat rencana koordinasi dengan lembaga/instansi terkait.

4.3.1.1.4 Membuat rencana pengumpulan data teritorial terkait dengan pengkajian dan
pengembangan metode Bakti TNI di wilayah/satuan.

4.3.1.1.5 Membuat rencana pengolahan data teritorial terkait dengan pengkajian dan
pengembangan metode Bakti TNI di wilayah/satuan.

4.3.1.1.6 Membuat rencana analisa/kajian dan pengembangan metode Bakti TNI di


Satkowil maupun Satnonkowil.

4.3.1.1.7 Membuat rencana penyusunan hasil kajian dan pengembangan metode Bakti
TNI di Satkowil maupun Satnonkowil.

4.3.1.2 Persiapan.

4.3.1.2.1 Personel.

4.3.1.2.1.1 Penunjukan personel yang ditugaskan untuk melaksanakan kajian dan


pengembangan metode Bakti TNI.

4.3.1.2.1.2 Pelaksanaan briefing bagi anggota pelaksana Pokja.

4.3.1.2.1.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab.

4.3.1.2.2 Sarana.
30
4.3.1.2.2.1 Alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyusunan konsep produk kajian
dan pengembangan metode Bakti TNI.

4.3.1.2.2.2 Alat transportasi yang diperlukan untuk mobilitas anggota Pokja.

4.3.1.2.2.3 Alat komunikasi yang diperlukan untuk mendukung pengkajian dan


pengembangan metode Bakti TNI.

4.3.1.2.3 Administrasi logistik.

4.3.1.2.3.1 Kelengkapan administrasi surat menyurat yang dibutuhkan untuk


mendukung pelaksanaan pengkajian dan pengembangan metode Bakti TNI.

4.3.1.2.3.2 Kebutuhan perbekalan yang diperlukan untuk mendukung kajian dan


pengembangan metode Bakti TNI.

4.3.1.2.4 Anggaran. Pengurusan pengajuan, pencairan, pengeluaran dan


pertanggungjawaban keuangan untuk mendukung kegiatan pengkajian dan pengembangan
metode Bakti TNI.

4.3.1.3 Pelaksanaan. Pengkajian dan pengembangan Bakti TNI disesuaikan dengan


tipologi dan karakteristik wilayah serta permasalahan menonjol di wilayah. Kegiatan yang
dilaksanakan antara lain:

4.3.1.3.1 Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di metode Bakti TNI
dihadapkan dengan perkembangan Ilpengtek dengan tujuan:

4.3.1.3.1.1 Menemukan kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang sudah tidak sesuai lagi.

4.3.1.3.1.2 Menemukan pengembangan dari nilai-nilai yang ditemukan di lapangan


disesuaikan dengan Ilpengtek.

4.3.1.3.2 Melakukan studi pendahuluan dengan melakukan kajian pustaka. Kajian dapat
dilakukan dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka sebagai bahan penyusun
landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil
kajian. Sebuah kajian dikatakan baik apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh
dan relevan.

4.3.1.3.3 Merumuskan hipotesis agar lebih fokus terhadap masalah yang diangkat.
Secara implisit hipotesis menyatakan prediksi yang taraf ketepatannya akan sangat
bergantung kepada taraf kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoritis yang digunakan.

4.3.1.3.4 Mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel yang sesuai dengan
maksud atau tujuan kajian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang
dirumuskan sendiri oleh pengkaji. Definisi operasional tidak sama dengan definisi
konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.

4.3.1.3.5 Menentukan rancangan dan desain kajian untuk membuktikan validitas


metode Bakti TNI dihadapkan dengan perkembangan Ilpengtek. Agar rancangan kajian
dapat diperkirakan, maka ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan yaitu:

4.3.1.3.5.1 Rancangan mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan.

4.3.1.3.5.2 Disusun secara sistematis untuk mempermudah langkah selanjutnya.


31

4.3.1.3.5.3 Dapat memprediksi sejauh mana hasil kajian yang akan diperoleh.

4.3.1.3.6 Menentukan dan mengembangkan instrumen kajian. Instrumen kajian merupakan


alat yang digunakan oleh pengkaji untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya.

4.3.1.3.7 Menentukan subyek kajian yang berkaitan dengan populasi dan sampel kajian.

4.3.1.3.7.1 Apabila kajian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel kajian dalam
sebuah populasi kajian, maka pengkaji harus berhatihati dalam menentukannya.

4.3.1.3.7.2 Pengambilan sampel kajian yang salah akan mengarahkan pengkaji kepada
kesimpulan yang salah pula. Sampel yang dipilih harus mempresentasikan populasi
kajian.

4.3.1.3.7.3 Secara umum metode pengambilan sampel yang baik adalah:

4.3.1.3.7.3.1 Prosedur sederhana dan mudah dilakukan.

4.3.1.3.7.3.2 Dapat memilih sampel yang representatif.

4.3.1.3.7.3.3 Efesien dalam penggunaan sumber daya.

4.3.1.3.7.3.4 Dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya.

4.3.1.3.8 Melaksanakan kajian yang sesuai dengan desain atau rancangan pengkajian
yang telah dibuat.

4.3.1.3.8.1 Pelaksanaan kajian harus dilakukan secara cermat dan hatihati karena
berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data kajian
tentu saja akan menentukan kualitas kajian yang dilakukan.

4.3.1.3.8.2 Pengkaji harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskan
dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen kajian yang telah dibuatnya
secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subyek kajian, data dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

4.3.1.3.8.2.1 Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh pengkaji
dari sumber (subyek kajian).

4.3.1.3.8.2.2 Data tidak langsung adalah data yang diperoleh pengkaji tanpa berhubungan
secara langsung dengan subyek kajian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya
wawancara menggunakan telepon dan sebagainya.

4.3.1.3.9 Melakukan analisis data. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan kajian yang
masih bersifat kualitatif perlu diolah menjadi data kuantitatif, sehingga perlu digunakan
statistik dalam pengolahan dan analisis data.

4.3.1.3.10 Merumuskan hasil kajian dan pembahasan adalah kegiatan menjawab


pertanyaan atau rumusan masalah kajian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah
dilakukan, diantaranya:

4.3.1.3.10.1 Pada saat melakukan pembahasan, pengkaji melakukan interpretasi dan


diskusi hasil kajian.
32

4.3.1.3.10.2 Hasil kajian dari pembahasan merupakan inti sebuah kajian ilmiah.

4.3.1.3.10.3 Pada kajian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah
hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak, setelah dilakukan pembahasan terlebih
dahulu.

4.3.1.3.10.4 Bila hasil kajian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka
perlu dicantumkan alasannya. Pembahasan kajian harus dikembalikan kepada teori yang
menjadi sandaran kajian ilmiah yang telah dilakukan.

4.3.1.4 Pengakhiran.

4.3.1.4.1 Pembuatan laporan kemajuan Jianbang Bakti TNI.

4.3.1.4.2 Pembuatan laporan hasil Jianbang Bakti TNI.

4.3.1.4.3 Evaluasi kegiatan pelaksanaan Jianbang Bakti TNI.

4.3.1.4.4 Penyelesaian administrasi.

4.3.2 Pengkajian dan pengembangan metode Binwanwil. Pengkajian dan


pengembangan metode Binwanwil ditujukan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian
tujuan dan sasaran Binter khususnya berkaitan dengan pembinaan dan penyiapan
komponen cadangan dan komponen pendukung untuk kepentingan pertahanan negara.
Pengkajian dan pengembangan metode Binwanwil dimulai dari perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan pengakhiran.

4.3.2.1 Perencanaan.

4.3.2.1.1 Mempelajari kebijakan dari Komando Atas terkait dengan penyelenggaraan


pengkajian dan pengembangan metode Binwanwil di Satkowil maupun Satnonkowil.

4.3.2.1.2 Mempelajari referensi maupun faktor-faktor lain yang terkait pengkajian dan
pengembangan metode Binwanwil di Satkowil maupun Satnonkowil.

4.3.2.1.3 Membuat rencana koordinasi dengan lembaga/instansi terkait.

4.3.2.1.4 Membuat rencana pengumpulan data teritorial terkait dengan pengkajian dan
pengembangan metode Binwanwil di wilayah/satuan.

4.3.2.1.5 Membuat rencana pengolahan data.

4.3.2.1.6 Membuat rencana analisa/pengkajian dan pengembangan.

4.3.2.1.7 Membuat rencana penyusunan hasil pengkajian dan pengembangan.

4.3.2.2 Persiapan.

4.3.2.2.1 Personel.

4.3.2.2.1.1 Penunjukan personel yang ditugaskan untuk melaksanakan pengkajian dan


pengembangan metode Binwanwil.
33
4.3.2.2.1.2 Pelaksanaan briefing bagi anggota pelaksana Pokja.

4.3.2.2.1.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab.

4.3.2.2.2 Sarana.

4.3.2.2.2.1 Alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyusunan konsep produk
pengembangan metode Binwanwil.

4.3.2.2.2.2 Alat transportasi yang diperlukan untuk mobilitas anggota Pokja.

4.3.2.2.2.3 Alat komunikasi yang diperlukan untuk mendukung pengkajian dan


pengembangan metode Binwanwil.

4.3.2.2.3 Administrasi logistik.

4.3.2.2.3.1 Kelengkapan administrasi surat menyurat yang dibutuhkan untuk


mendukung pelaksanaan pengkajian dan pengembangan metode Binwanwil.

4.3.2.2.3.2 Kebutuhan perbekalan yang diperlukan untuk mendukung pengkajian dan


pengembangan metode Binwanwil.

4.3.2.2.4 Anggaran. Pengurusan pengajuan, pencairan, pengeluaran dan


pertanggungjawaban keuangan untuk mendukung kegiatan pengkajian dan pengembangan
metode Binwanwil.

4.3.2.3 Pelaksanaan. Pengkajian dan pengembangan metode Binwanwil disesuaikan


dengan tipologi dan karakteristik wilayah serta permasalahan menonjol di wilayah.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

4.3.2.3.1 Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di metode Binwanwil


dihadapkan dengan perkembangan Ilpengtek dengan tujuan:

4.3.2.3.1.1 Menemukan kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang sudah tidak sesuai lagi.

4.3.2.3.1.2 Menemukan pengembangan dari nilai-nilai yang ditemukan dilapangan


disesuaikan dengan Ilpengtek.

4.3.2.3.2 Melakukan studi pendahuluan dengan melakukan kajian pustaka. Kajian dapat
dilakukan dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka sebagai bahan penyusun
landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil
kajian. Sebuah kajian dikatakan baik apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh
dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan kajian, namun ternyata kurang
relevan.

4.3.2.3.3 Merumuskan hipotesis agar lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Secara
implisit hipotesis menyatakan prediksi yang taraf ketepatannya akan sangat bergantung
kepada taraf kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoritis yang digunakan.

4.3.2.3.4 Mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel yang sesuai dengan
maksud atau tujuan kajian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang
dirumuskan sendiri oleh pengkaji. Definisi operasional tidak sama dengan definisi
konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.
34
4.3.2.3.5 Menentukan rancangan dan desain kajian untuk membuktikan validitas
metode Binwanwil dihadapkan dengan perkembangan Ilpengtek. Agar rancangan kajian
dapat diperkirakan, maka ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan yaitu:

4.3.2.3.5.1 Rancangan mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan.

4.3.2.3.5.2 Disusun secara sistematis untuk mempermudah langkah selanjutnya.

4.3.2.3.5.3 Dapat memprediksi sejauh mana hasil kajian yang akan diperoleh.

4.3.2.3.6 Menentukan dan mengembangkan instrumen kajian. Instrumen kajian merupakan


alat yang digunakan oleh pengkaji untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya.

4.3.2.3.7 Menentukan subyek kajian yang berkaitan dengan populasi dan sampel kajian.

4.3.2.3.7.1 Apabila kajian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel kajian dalam
sebuah populasi kajian, maka pengkaji harus berhatihati dalam menentukannya.

4.3.2.3.7.2 Pengambilan sampel kajian yang salah akan mengarahkan pengkaji kepada
kesimpulan yang salah pula. Sampel yang dipilih harus mempresentasikan populasi
kajian.

4.3.2.3.7.3 Secara umum metode pengambilan sampel yang baik adalah:

4.3.2.3.7.3.1 Prosedur sederhana dan mudah dilakukan.

4.3.2.3.7.3.2 Dapat memilih sampel yang representatif.

4.3.2.3.7.3.3 Efesien dalam penggunaan sumber daya.

4.3.2.3.7.3.4 Dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya.

4.3.2.3.8 Melaksanakan kajian yang sesuai dengan desain atau rancangan pengkajian
yang telah dibuat.

4.3.2.3.8.1 Pelaksanaan kajian harus dilakukan secara cermat dan hatihati karena
berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data kajian
tentu saja akan menentukan kualitas kajian yang dilakukan.

4.3.2.3.8.2 Pengkaji harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskan
dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen kajian yang telah dibuatnya
secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subyek kajian, data dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

4.3.2.3.8.2.1 Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh pengkaji
dari sumber (subyek kajian).

4.3.2.3.8.2.2 Data tidak langsung adalah data yang diperoleh pengkaji tanpa berhubungan
secara langsung dengan subyek kajian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya
wawancara menggunakan telepon dan sebagainya.

4.3.2.3.9 Melakukan analisis data. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan kajian yang
masih bersifat kualitatif perlu diolah menjadi data kuantitatif, sehingga perlu digunakan
statistik dalam pengolahan dan analisis data.
35

4.3.2.3.10 Merumuskan hasil kajian dan pembahasan adalah kegiatan menjawab


pertanyaan atau rumusan masalah kajian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah
dilakukan, diantaranya:

4.3.2.3.10.1 Pada saat melakukan pembahasan, pengkaji melakukan interpretasi dan


diskusi hasil kajian.

4.3.2.3.10.2 Hasil kajian dari pembahasan merupakan inti sebuah kajian ilmiah.

4.3.2.3.10.3 Pada kajian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah
hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak, setelah dilakukan pembahasan terlebih
dahulu.

4.3.2.3.10.4 Bila hasil kajian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka
perlu dicantumkan alasannya. Pembahasan kajian harus dikembalikan kepada teori yang
menjadi sandaran kajian ilmiah yang telah dilakukan.

4.3.2.4 Pengakhiran.

4.3.2.4.1 Pembuatan laporan kemajuan kegiatan Jianbang Binwanwil.

4.3.2.4.2 Pembuatan laporan hasil kegiatan Jianbang Binwanwil.

4.3.2.4.3 Evaluasi kegiatan pelaksanaan kegiatan Jianbang Binwanwil.

4.3.2.4.4 Penyelesaian administrasi.

4.3.3 Pengkajian dan pengembangan metode Komsos. Pengkajian dan pengembangan


metode Komsos ditujukan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan dan sasaran
Binter disesuaikan dengan tipologi wilayah khususnya yang berkaitan dengan pembinaan
dan penyiapan kondisi juang yang tangguh untuk kepentingan pertahanan negara.
Pengembangan metode Komsos dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pengakhiran.

4.3.3.1 Perencanaan.

4.3.3.1.1 Mempelajari kebijakan dari Komando Atas terkait dengan penyelenggaraan


pengkajian dan pengembangan metode Komsos di Satkowil maupun Satnonkowil.

4.3.3.1.2 Mempelajari referensi maupun faktor-faktor lain yang terkait pengkajian dan
pengembangan metode Komsos di Satkowil maupun Satnonkowil.

4.3.3.1.3 Membuat rencana koordinasi dengan lembaga/instansi terkait.

4.3.3.1.4 Membuat rencana pengumpulan data teritorial terkait dengan pengkajian dan
pengembangan metode Komsos di wilayah/satuan.

4.3.3.1.5 Membuat rencana pengolahan data.

4.3.3.1.6 Membuat rencana analisa/kajian dan pengembangan.

4.3.3.1.7 Membuat rencana penyusunan hasil kajian dan pengembangan.


36
4.3.3.2 Persiapan.

4.3.3.2.1 Personel.

4.3.3.2.1.1 Penunjukan personel yang ditugaskan untuk melaksanakan pengkajian dan


pengembangan metode Komsos.

4.3.3.2.1.2 Pelaksanaan briefing bagi anggota pelaksana Pokja.

4.3.3.2.1.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab.

4.3.3.2.2 Sarana.

4.3.3.2.2.1 Alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyusunan konsep produk
pengkajian dan pengembangan metode Komsos.

4.3.3.2.2.2 Alat transportasi yang diperlukan untuk mobilitas anggota Pokja.

4.3.3.2.2.3 Alat komunikasi yang diperlukan untuk mendukung pengkajian dan


pengembangan metode Komsos.

4.3.3.2.3 Administrasi logistik.

4.3.3.2.3.1 Kelengkapan administrasi surat menyurat yang dibutuhkan untuk


mendukung pelaksanaan pengkajian dan pengembangan metode Komsos.

4.3.3.2.3.2 Kebutuhan perbekalan yang diperlukan untuk mendukung pengkajian dan


pengembangan metode Komsos.

4.3.3.2.4 Anggaran. Pengurusan pengajuan, pencairan, pengeluaran dan pertanggungjawaban


keuangan untuk mendukung kegiatan pengkajian dan pengembangan metode Komsos.

4.3.3.3 Pelaksanaan. Pengkajian dan pengembangan metoe Komsos disesuaikan


dengan tuntutan tugas, perkembangan situasi/kondisi dan tipologi wilayah. Pelaksanaan
Jianbang metode Komsos ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai terobosan dalam
bentuk kegiatan Komsos kreatif sesuai dengan tipologi wilayah. Bentuk-bentuk kegiatan
Komsos kreatif yang dapat dikembangkan antara lain: Pameran budaya Daerah, pameran
produk unggulan Daerah, pameran Alutsista satuan TNI, Wisata militer, Seminar Binter,
olahraga rakyat, lomba burung berkicau, kontes batu permata Daerah, pentas seni
budaya lokal Daerah dan sebagainya. Langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan
antara lain:

4.3.3.3.1 Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di metode Komsos


dihadapkan dengan perkembangan situasi dan kondisi wilayah, dengan tujuan:

4.3.3.3.1.1 Menemukan kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang sudah tidak sesuai lagi.

4.3.3.3.1.2 Menemukan pengembangan dari nilai-nilai yang ditemukan di lapangan


disesuaikan dengan Ilpengtek.

4.3.3.3.2 Melakukan studi pendahuluan dengan melakukan kajian pustaka. Kajian dapat
dilakukan dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka sebagai bahan penyusun
landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil
kajian. Sebuah kajian dikatakan baik apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh
37
dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan kajian, namun ternyata kurang
relevan.

4.3.3.3.3 Merumuskan hipotesis agar lebih fokus terhadap masalah yang diangkat.
Secara implisit hipotesis menyatakan prediksi yang taraf ketepatannya akan sangat
bergantung kepada taraf kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoritis yang digunakan.

4.3.3.3.4 Mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel yang sesuai dengan
maksud atau tujuan kajian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang
dirumuskan sendiri oleh pengkaji. Definisi operasional tidak sama dengan definisi
konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.

4.3.3.3.5 Menentukan rancangan dan desain kajian untuk membuktikan validitas


metode Komsos dihadapkan dengan perkembangan Ilpengtek. Agar rancangan kajian
dapat diperkirakan, maka ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan yaitu:

4.3.3.3.5.1 Rancangan mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan.

4.3.3.3.5.2 Disusun secara sistematis untuk mempermudah langkah selanjutnya.

4.3.3.3.5.3 Dapat memprediksi sejauh mana hasil kajian yang akan diperoleh.

4.3.3.3.6 Menentukan dan mengembangkan instrumen kajian. Instrumen kajian


merupakan alat yang digunakan oleh pengkaji untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkannya.

4.3.3.3.7 Menentukan subyek kajian yang berkaitan dengan populasi dan sampel kajian.

4.3.3.3.7.1 Apabila kajian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel kajian dalam
sebuah populasi kajian, maka pengkaji harus berhatihati dalam menentukannya.

4.3.3.3.7.2 Pengambilan sampel kajian yang salah akan mengarahkan pengkaji kepada
kesimpulan yang salah pula. Sampel yang dipilih harus mempresentasikan populasi
kajian.

4.3.3.3.7.3 Secara umum metode pengambilan sampel yang baik adalah:

4.3.3.3.7.3.1 Prosedur sederhana dan mudah dilakukan.


4.3.3.3.7.3.2 Dapat memilih sampel yang representatif.

4.3.3.3.7.3.3 Efesien dalam penggunaan sumber daya.

4.3.3.3.7.3.4 Dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya.

4.3.3.3.8 Melaksanakan kajian yang sesuai dengan desain atau rancangan pengkajian
yang telah dibuat.

4.3.3.3.8.1 Pelaksanaan kajian harus dilakukan secara cermat dan hatihati karena
berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data kajian
tentu saja akan menentukan kualitas kajian yang dilakukan.

4.3.3.3.8.2 Pengkaji harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskan
dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen kajian yang telah dibuatnya
38
secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subyek kajian, data dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

4.3.3.3.8.2.1 Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh pengkaji
dari sumber (subyek kajian).

4.3.3.3.8.2.2 Data tidak langsung adalah data yang diperoleh pengkaji tanpa
berhubungan secara langsung dengan subyek kajian yaitu melalui penggunaan media
tertentu misalnya wawancara menggunakan telepon dan sebagainya.

4.3.3.3.9 Melakukan analisis data. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan kajian yang
masih bersifat kualitatif perlu diolah menjadi data kuantitatif, sehingga perlu digunakan
statistik dalam pengolahan dan analisis data.

4.3.3.3.10 Merumuskan hasil kajian dan pembahasan adalah kegiatan menjawab


pertanyaan atau rumusan masalah kajian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah
dilakukan, diantaranya:

4.3.3.3.10.1 Pada saat melakukan pembahasan, pengkaji melakukan interpretasi dan


diskusi hasil kajian.

4.3.3.3.10.2 Hasil kajian dari pembahasan merupakan inti sebuah kajian ilmiah.

4.3.3.3.10.3 Pada kajian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah
hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak, setelah dilakukan pembahasan terlebih
dahulu.

4.3.3.3.10.4 Bila hasil kajian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka
perlu dicantumkan alasannya. Pembahasan kajian harus dikembalikan kepada teori yang
menjadi sandaran kajian ilmiah yang telah dilakukan.

4.3.3.4 Pengakhiran.

4.3.3.4.1 Pembuatan laporan kemajuan kegiatan Jianbang Komsos.

4.3.3.4.2 Pembuatan laporan hasil kegiatan Jianbang Komsos.

4.3.3.4.3 Evaluasi kegiatan pelaksanaan kegiatan Jianbang Komsos.

4.3.3.4.4 Penyelesaian administrasi.

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

5.1 Umum. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter
harus disertai pengawasan dan pengendalian. Pengawasan dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan dan mengetahui sejak dini adanya hambatan yang
ditemukan satuan bawah. Sedangkan pengendalian ditujukan untuk memberikan arah
kepada unsur pelaksana agar dapat mewujudkan kebijakan dari Komando Atas.

5.2 Pengawasan.

5.2.1 Perencanaan.
39

5.2.1.1 Tingkat Pusat. Danpusterad melaksanakan pengawasan kegiatan perencanaan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Pusat.

5.2.1.2 Tingkat Kotamawil. Pangdam melaksanakan pengawasan kegiatan perencanaan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Kotamawil.

5.2.2 Persiapan.

5.2.2.1 Tingkat Pusat. Danpusterad melaksanakan pengawasan kegiatan persiapan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Pusat.

5.2.2.2 Tingkat Kotamawil. Pangdam melaksanakan pengawasan kegiatan persiapan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Kotamawil.

5.2.3 Pelaksanaan.

5.2.3.1 Tingkat Pusat. Danpusterad mengawasi pelaksanaan kegiatan pengkajian dan


pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Pusat.

5.2.3.2 Tingkat Kotamawil. Pangdam mengawasi pelaksanaan kegiatan pengkajian


dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Kotamawil.

5.2.4 Pengakhiran.

5.2.4.1 Tingkat Pusat. Danpusterad melaksanakan pengawasan kegiatan pengakhiran


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Pusat.

5.2.4.2 Tingkat Kotamawil. Pangdam melaksanakan pengawasan kegiatan pengakhiran


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Kotamawil.

5.3 Pengendalian.

5.3.1 Perencanaan.

5.3.1.1 Tingkat Pusat. Danpusterad melaksanakan pengendalian kegiatan


perencanaan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Pusat.

5.3.1.2 Tingkat Kotamawil. Pangdam melaksanakan pengendalian kegiatan


perencanaan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat
Kotamawil.

5.3.2 Persiapan.

5.3.2.1 Tingkat Pusat. Danpusterad melaksanakan pengendalian kegiatan persiapan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Pusat.

5.3.2.2 Tingkat Kotamawil. Pangdam melaksanakan pengendalian kegiatan persiapan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Kotamawil.

5.3.3 Pelaksanaan.

5.3.3.1 Tingkat Pusat. Danpusterad mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengkajian


dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Pusat.
40

5.3.3.2 Tingkat Kotamawil. Pangdam mengendalikan pelaksanaan kegiatan


pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Kotamawil.

5.3.4 Pengakhiran.

5.3.4.1 Tingkat Pusat. Danpusterad melaksanakan pengendalian kegiatan


pengakhiran pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Pusat.

5.3.4.2 Tingkat Kotamawil. Pangdam melaksanakan pengendalian kegiatan


pengakhiran pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter tingkat Kotamawil.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam petunjuk
administrasi tentang pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter ini oleh
para pembina dan pengguna akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan di dalam
pelaksanaan kegiatan pengkajian dan pengembangan sistem dan metode Binter.

6.2. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu dan berkaitan dengan adanya
tuntutan kebutuhan untuk penyempurnaan Petunjuk Administrasi tentang Pengkajian dan
Pengembangan Sistem dan Metode Binter agar disarankan kepada Kasad melalui
Dankodiklat TNI AD sesuai mekanisme umpan balik.

a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Danpuster,

Purwadi Mukson
Mayor Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai