1. Persiapan
a. Membentuk Tim dan kelengkapannya
1) Tim terdiri dari sekurang-kurangnya:
a. Ketua: Sekretaris Komponen;
b. Koordinator masing-masing PD;
c. Sekretaris: Kepala Sub Bagian Perencanaan atau Kepala Sub
Bagian Umum; dan
d. Anggota: Pejabat yang membidangi SOP, Pejabat Administrator dan
Pengawas serta Staf.
2) Tugas Tim antara lain:
a. melakukan identifikasi kebutuhan SOP;
b. mengumpulkan data dan informasi;
c. melakukan analisis prosedur;
d. mengkoordinasikan penyusunan SOP;
e. mengkoordinasikan ujicoba SOP;
f. melakukan sosialisasi SOP;
g. mengawal pelaksanaan SOP;
h. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP;
i. melakukan fasilitasi pengkajian ulang dan penyempurnaan-
penyempurnaan SOP; dan
j. melaporkan hasil-hasil pengembangan SOP.
3) Kewenangan Tim antara lain:
a. memperoleh informasi dari satuan unit kerja atau sumber lain;
b. melakukan review dan pengujian;
c. melakukan analisis dan menyeleksi berbagai alternatif prosedur
yang akan distandarkan;
d. menyusun SOP; dan
e. mendistribusikan hasil analisis kepada seluruh anggota TIM untuk
direview.
b. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada anggota Tim.
c. Seluruh anggota Tim harus memperoleh pembekalan yang cukup tentang
penyusunan SOP agar Tim dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan
output yang diharapkan.
d. Tim menginformasikan kepada seluruh PD tentang kegiatan penyusunan
SOP.
4. Penulisan SOP.
Penulisan SOP dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan
berbagai unsur sehingga dapat terbentuk sesuai dengan kriteria mengacu
kepada format SOP dengan memperhatikan aspek tingkat ketelitian,
kejelasan dan ketepatan sehingga dapat menghasilkan sebuah SOP yang
bisa dipertanggungjawabkan dengan baik.
8. Pelaksanaan
a. Agar SOP dapat dilaksanakan sesuai ketentuan perlu dilakukan
perencanaan pelaksanaan yang meliputi:
1) penetapan jadwal sosialisasi;
2) penetapan pejabat yang akan melakukan sosialisasi;dan
3) penyiapan SOP yang akan disosialisasikan.
b. Beberapa hal yang harus diketahui Tim penyusun SOP:
1) jumlah SOP yang akan diterapkan;
2) siapa yang menjadi target pelaksanaan;
3) informasi apa yang akan disampaikan kepada target;dan
4) cara memantau pelaksana.
ttd
SAFRIAL
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT
NOMOR : 23 TAHUN 2020
TENTANG :
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI
LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT.
1. Halaman Judul
Logo Pemerintah
Daerah
Judul Dokumen
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP
(PERANGKAT DAERAH)
Tahun Pembuatan
2020
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
(Perangkat Daerah)
Cara Pengisian:
(1) Logo dan Nama Diisi dengan Nomenklatur satuan/Unit
PD/Unit Kerja, Organisasi pembuat.
(2) Nomor SOP Diisi dengan Nomor prosedur yang di–SOP-kan
sesuai dengan tata naskah dinas yang berlaku di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, misalnya surat masuk dan surat
keluar, SOP Pengajuan berkala pegawai.
(3) Tanggal Pembuatan Diisi dengan tanggal pertama kali SOP dibuat
berupa tanggal selesainya SOP dibuat bukan
tanggal dimulainya pembuatannya.
(4) Tanggal Revisi Diisi dengan tanggal SOP direvisi atau tanggal
rencana ditinjau ulangnya SOP yang
bersangkutan.
(5) Tanggal efektif Diisi dengan tanggal mulai diberlakukan SOP
atau sama dengan tanggal ditandatanganinya
dokumen SOP.
(6) Disahkan oleh Diisi dengan jabatan yang berkompeten yang
mengesahkan. Item pengesahan berisi
nomenklatur jabatan, tanda tangan, nama
pejabat yang disertai dengan NIP serta
stempel/cap instansi.
(7) Nama Standar Diisi dengan nama prosedur yang akan
Operasional Prosedur distandarkan.
(8) Dasar hukum Diisi dengan peraturan perundang-undangan
yang mendasari prosedur yang di-SOP-kan
beserta aturan pelaksanaannya.
(9) Keterkaitan Diisi dengan penjelasan mengenai keterkaitan
prosedur yang distandarkan dengan prosedur lain
yang distandarkan (SOP lain yang terkait secara
langsung dalam proses pelaksanaan kegiatan dan
menjadi bagian dari kegiatan tersebut).
(10) Peringatan Diisi dengan Penjelasan mengenai kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi ketika prosedur
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
Peringatan memberikan indikasi berbagai
permasalahan yang mungkin muncul dan berada
diluar kendali pelaksana ketika prosedur
dilaksanakan, serta berbagai dampak lain yang
ditimbulkan. Umumnya menggunakan kata
peringatan, yaitu jika/apabila-maka (if-than) atau
batas waktu (dead line) kegiatan harus sudah
dilaksanakan.
(11) Kualifikasi pelaksana Diisi dengan penjelasan mengenai kualifikasi
pelaksana yang dibutuhkan dalam melaksanakan
perannya pada prosedur yang distandarkan. SOP
dilakukan oleh lebih dari satu pelaksana, oleh
sebab itu maka kualifikasi yang dimaksud adalah
berupa kompetensi (keahlian dan ketrampilan)
bersifat umum untuk semua pelaksana dan
bukan bersifat individu, yang diperlukan untuk
dapat melaksanakan SOP ini secara optimal.
(12) Peralatan dan Diisi dengan penjelasan mengenai daftar
perlengkapan peralatan utama (pokok) dan perlengkapan yang
dibutuhkan yang terkait secara langsung dengan
prosedur di-SOP-kan.
(13) Pencatatan dan Diisi dengan penjelasan mengenai berbagai hal
pendataan yang perlu didata dan dicatat oleh pejabat
tertentu.
(14) Uraian prosedur Langkah kegiatan secara rinci dan sistematis dari
prosedur yang distandarkan
(15) Pelaksana Diisi dengan jabatan yang melakukan suatu
proses/aktifitas
(16) Kelengkapan Diisi dengan penjelasan mengenai daftar
peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan
(17) Waktu Diisi dengan lama waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan suatu proses/kegiatan
(18) Output Diisi dengan hasil/keluaran dari suatu
proses/kegiatan
(19) Pengesahan Diisi dengan nama dan tandatangan Kepala PD
3. Uraian Prosedur
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
Cara Pengisian
4. Simbol-Simbol
Penyusunan Standar Operasional Prosedur pada akhirnya akan mengarah
pada terbentuknya diagram alur yang menggambarkan aliran aktivitas atau
kegiatan masing-masing unit organisasi.
ttd
SAFRIAL
.