Anda di halaman 1dari 20

HUKUM OHM

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan besar hambatan (𝑅) serta mengetahui dan mempelajari hubungan antara kuat arus
(𝐼) dan tegangan (𝑉) yang mengalir pada sebuah rangkaian listrik.

II. LANDASAN TEORI


George Simon Ohm (1787-1854) merupakan ilmuwan yang pertama kali menjelaskan
hubungan kuat arus dengan beda potensial ujung-ujung hambatan. Jika ada beda potensial antara
dua titik dan dihubungkan melalui penghantar maka akan timbul arus listrik. (Handayani, 2009)
Ohm menyatakan bahwa setiap beda potensial ujung-ujung resistor R dinaikkan maka arus
yang mengalir juga akan naik. Bila beda potensial diperbesar 2x, ternyata kuat arus juga menjadi
2x semula. Dari sifat tersebut dapat ditentukan bahwa beda potensial listrik sebanding dengan kuat
arus yang melewatinya. Hubungan ini dapat dirumuskan sebagi berikut :

V I
Besarnya aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada
hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Elektron-elektron diperlambat karena
adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Semakin tinggi hambatan ini, makin kecil arus untuk
suatu tegangan V. Kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding terbalik
dengan hambatan. (Suardana, 2007). Agar kesebandingan di atas sama, Ohm menggunakan
konstanta perbandingannya sebesar R (resistivitas = hambatan), sehingga diperoleh persamaan:
V I R
V
I
R

V
R ………………………….(1)
I

Dengan:
V = tegangan (volt),
I = arus listrik (A), dan
R = hambatan listrik (ohm,Ω)
Persamaan diatas menyatakan hubungan V dan I, dimana untuk hambatan listrik yang
tetap, maka tegangan listrik (V) berbanding lurus dengan arus listrik. Persamaan (1) tersebut
kemudian disebut sebagai Hukum Ohm. Yang menyatakan bahwa ”tegangan suatu komponen
listrik sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir melalui komponen tersebut, asalkan R
konstan”. Jadi semakin besar tegangan pada ujung-ujung suatu komponen litrik semakin besar
pula kuat arus yang melaluinya.
Dalam hal ini, untuk rangkaian listrik yang hambatan rangkaiannya memenuhi hukum
Ohm, maka hubungan antara tegangan (V) dan kuat arus (I) dapat dinyatakan dalam grafik sebagai
berikut:

Tegangan (V)

Arus (I)
Gambar 1. Grafik hubungan I dengan V

Pada umunnya, logam memiliki hubungan antara tegangan dan kuat arus yang linier. Nilai
I sebanding dengan V. Beberapa bahan memiliki kepekaan terhadap kekuatan menghantarkan
arus. Kepekaan ini tergantung dari besarnya hambatan jenis bahan tersebut. Konduktor memiliki
nilai hambatan jenis yang kecil sehingga menghantarkan arus lebih baik.
Tabel 1. Hambatan Jenis dari Beberapa Bahan

ZAT Hambatan jenis ( ohm.m)


Penghantar
Aluminium 2,6 x 10-8
Besi 12 x 10-8
Emas 2,4 x 10-8
Perak 1,6 x 10-8
Platina 11 x 10-8
Raksa 98 x 10-8
Tembaga 1,7 x 10-8
Timbal 21 x 10-8

Semikonduktor
Karbon 3,5 x 10-5
Germanium 0,5
Dioksida tembaga 1,0 x 103

Isolator
Kaca 1010 – 1014
Karet 1013 – 1016

III. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digumakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. 1 buah Catu daya
b. 1 buah Papan rangkaian
c. 5 buah Kabel penghubung merah dan hitam
d. 1 buah Voltmeter dengan batas ukur (0 – 15) NST 0,5 Volt
e. 1 buah Ampermetr dengan batas ukur (0 – 500) NST 10 mA
f. 2 buah Resistor (100 Ω & 47 Ω)

IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


1. Menyiapkan alat dan bahan serta instrument percobaan hukum Ohm.
2. Menyusun alat dan bahan dengan resistor 100 Ω dan 47 Ω seperti gambar berikut.
Voltmeter Catu Daya
&
Potensiomete
r

Amperemeter

Gambar 2. Rangkaian percobaan


3. Menghidupkan catu daya
4. Mengatur potensiometer sehingga voltmeter menunjukkan tegangan 2 volt. Kemudian
membaca kuat arus yang mengalir pada amperemeter dan mencatat hasilnya pada tabel 2 hasil
pengamatan.
5. Mengatur lagi potensimeter sehingga voltmeter menunjukkan tegangan lebih tinggi dari 2
volt, namun tidak melewati 20 volt kemudian membaca kuat arus pada amperemeter dan
mencatat hasilnya pada table hasil pengamatan.
6. Mengulangi langkah 5) sebanyak 10 kali untuk resisitor 100 Ω dan 47 Ω, kemudian mencatat
hasilnya pada tabel hasil pengamatan.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan


No Tegangan V (volt) Kuat Arus I (mA)
1
2


N

N = Jumlah data
V. TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam percobaan ini dicari nilai hambatan dari penghantar yang digunakan dihitung dengan
persamaan 1), kemudian dicari nilai-nilai sebagai berikut :
1. Menentukan nilai R rata-rata dengan menggunakan rumus :
n 10
Rn
R  n
n 1 ………………………………………..(2)
n = jumlah data
2. Menentukan ketidakpastian R dengan rumus sebagai berikut :
n 10
( R  R) 2
R  
n 1 n 1
……………………………………….(3)

3. Menentukan nilai kesalahan relatif dengan rumus :


R
(KR)   100% ……………………………………….(4)
R

VI. DATA HASIL PENGAMATAN

Tabel 3. Tabel Hasil Pengamatan Untuk R = 100 


Percobaan Tegangan Kuat Arus
Ke- (Volt) (mA)
1 2,5 25,0
2 3,0 30,0
3 4,2 42,0
4 5,4 54,0
5 6,5 65,0
6 7,5 75,0
7 8,5 85,0
8 9,5 95,0
9 10,5 105,0
10 11,5 115,0
Tabel 4. Tabel Hasil Pengamatan Untuk R = 47 
Percobaan Tegangan Kuat Arus
Ke- (Volt) (mA)
1 2,5 50,0
2 3,5 70,0
3 4,5 100,0
4 5,5 120,0
5 6,5 140,0
6 7,7 160,0
7 8,8 185,0
8 9,9 210,0
9 11,0 235,0
10 12,0 260,0

VII. ANALISIS DATA


 Untuk R = 100 
𝑉𝑛
Perhitungan Untuk Nilai 𝑅𝑛 , 𝑅𝑛 =
𝐼𝑛
𝑉1 2,5
1. 𝑅1 = = 25,0×10−3 = 100,0 Ω
𝐼1
𝑉2 3,0
2. 𝑅2 = = = 100,0 Ω
𝐼2 30,0×10−3
𝑉3 4,2
3. 𝑅3 = = 42,0×10−3 = 100,0 Ω
𝐼3
𝑉4 5,4
4. 𝑅4 = = 54,0×10−3 = 100,0 Ω
𝐼4
𝑉5 6,5
5. 𝑅5 = = = 100,0 Ω
𝐼5 65,0×10−3
𝑉6 7,5
6. 𝑅6 = = = 100,0Ω
𝐼6 75,0×10−3
𝑉7 8,5
7. 𝑅7 = = = 100,0 Ω
𝐼7 85,0×10−3
𝑉8 9,5
8. 𝑅9 = = = 100,0 Ω
𝐼8 95,0×10−3
𝑉9 10,5
9. 𝑅9 = 𝐼9
= 105,0×10−3
= 100,0 Ω
𝑉10 11,5
10. 𝑅10 = = = 100,0 Ω
𝐼10 115,0×10−3
 Untuk R = 47 
𝑉𝑛
Perhitungan Untuk Nilai 𝑅𝑛 , 𝑅𝑛 =
𝐼𝑛
𝑉1 2,5
11. 𝑅1 = = 50,0×10−3 = 50,0 Ω
𝐼1
𝑉2 3,5
12. 𝑅2 = = = 50,0 Ω
𝐼2 70,0×10−3
𝑉3 4,5
13. 𝑅3 = = 100,0×10−3 = 45,0 Ω
𝐼3
𝑉4 5,5
14. 𝑅4 = = 120,0×10−3 = 45,8 Ω
𝐼4
𝑉5 6,5
15. 𝑅5 = = = 46,4 Ω
𝐼5 140,0×10−3
𝑉6 7,7
16. 𝑅6 = = = 48,1Ω
𝐼6 160,0×10−3
𝑉7 8,8
17. 𝑅7 = = = 47,6 Ω
𝐼7 185,0×10−3
𝑉8 9,9
18. 𝑅9 = = = 47,1 Ω
𝐼8 210,0×10−3
𝑉9 11,0
19. 𝑅9 = = = 46,8 Ω
𝐼9 235,0×10−3
𝑉10 12,0
20. 𝑅10 = = = 46,2 Ω
𝐼10 260,0×10−3
Tabel 5. Tabel Hasil Perhitungan Hambatan (𝛀) Untuk R = 100 
Percobaan Tegangan Kuat Arus Hambatan (R=V/I)
Ke- (Volt) (mA) (𝛀)
1 2,5 25,0 100,0 Ω
2 3,0 30,0 100,0 Ω
3 4,2 42,0 100,0 Ω
4 5,4 54,0 100,0 Ω
5 6,5 65,0 100,0 Ω
6 7,5 75,0 100,0 Ω
7 8,5 85,0 100,0 Ω
8 9,5 95,0 100,0 Ω
9 10,5 105,0 100,0 Ω
10 11,5 115,0 100,0 Ω
∑ 1000,0 Ω

Untuk mencari nilai R rata rata (𝑅̅ )


𝑛=10
𝑅𝑛
𝑅̅ = ∑
𝑛
𝑛=1
1000,0
=
10
𝑅̅ = 100,0 Ω

Untuk mencari ∆𝑅

𝑛=10
(𝑅 − 𝑅̅ )2
∆𝑅 = √ ∑
𝑛−1
𝑛=1

(𝑅1 − 𝑅̅ )2 (𝑅2 − 𝑅̅ )2 (𝑅3 − 𝑅̅ )2 (𝑅4 − 𝑅̅ )2 (𝑅5 − 𝑅̅ )2


∆𝑅 = √ + + + + +
9 9 9 9 9

(𝑅6 − 𝑅̅ )2 (𝑅7 − 𝑅̅ )2 (𝑅8 − 𝑅̅ )2 (𝑅9 − 𝑅̅ )2 (𝑅9 − 𝑅̅ )2


=√ + + + +
9 9 9 9 9

(100,0 − 100,0)2 (100,0 − 100,0)2 (100,0 − 100,0)2


∆𝑅 = √ + + +
9 9 9
(100,0 − 100,0)2 (100,0 − 100,0)2 (100,0 − 100,0)2
=√ + + +
9 9 9

(100,0 − 100,0)2 (100,0 − 100,0)2 (100,0 − 100,0)2


=√ + + +
9 9 9

(100,0 − 100,0)2
=√
9

∆𝑅 = √0,0 + 0,0 + 0,0 + 0,0 + 0,0 +

= √0,0 + 0,0 + 0,0 + 0,0 + 0,0

= √0,0
= 0,0 Ω

Dilaporkan:𝑅 = (𝑅̅ ± ∆𝑅)Ω


𝑅 = (100,0 ± 0,0)Ω

Menghitung nilai kesalahan relatif


Sesuai persamaan diperoleh KR sebagai berikut:
∆𝑅
𝐾𝑅 = × 100%
𝑅̅

∆𝑅
𝐾𝑅 = × 100%
𝑅̅
0,0
= × 100%
100,0
= 0,0 × 100%
= 0,0%
Tabel 6. Tabel Hasil Perhitungan Hambatan (𝛀) Untuk R = 47 
Percobaan Tegangan Kuat Arus Hambatan (R=V/I)
Ke- (Volt) (mA) (𝛀)
1 2,5 50,0 50,0
2 3,5 70,0 50,0
3 4,5 100,0 45,0
4 5,5 120,0 45,8
5 6,5 140,0 46,4
6 7,7 160,0 48,1
7 8,8 185,0 47,6
8 9,9 210,0 47,1
9 11,0 235,0 46,8
10 12,0 260,0 46,2
∑ 473,1 Ω

Untuk mencari nilai R rata rata (𝑅̅ )


𝑛=10
𝑅𝑛
𝑅̅ = ∑
𝑛
𝑛=1
473,1
=
10
𝑅̅ = 47,31 Ω  47,3 Ω

Untuk mencari ∆𝑅

𝑛=10
(𝑅 − 𝑅̅ )2
∆𝑅 = √ ∑
𝑛−1
𝑛=1

(𝑅1 − 𝑅̅ )2 (𝑅2 − 𝑅̅ )2 (𝑅3 − 𝑅̅ )2 (𝑅4 − 𝑅̅ )2 (𝑅5 − 𝑅̅ )2


∆𝑅 = √ + + + + +
9 9 9 9 9

(𝑅6 − 𝑅̅ )2 (𝑅7 − 𝑅̅ )2 (𝑅8 − 𝑅̅ )2 (𝑅9 − 𝑅̅ )2 (𝑅9 − 𝑅̅ )2


=√ + + + +
9 9 9 9 9

(50,0 − 47,3)2 (50,0 − 47,3)2 (45,0 − 47,3)2


∆𝑅 = √ + + +
9 9 9
(45,8 − 47,3)2 (46,4 − 47,3)2 (48,1 − 47,3)2
=√ + + +
9 9 9

(47,6 − 47,3)2 (47,1 − 47,3)2 (46,8 − 47,3)2


=√ + + +
9 9 9

(46,2 − 47,3)2
=√
9

∆𝑅 = √0,8 + 0,8 + 0,6 + 0,2 + 0,1 +

= √0,1 + 0,0 + 0,0 + 0,0 + 0,2

= √2,8
= 1,673  1,7 Ω

Dilaporkan:𝑅 = (𝑅̅ ± ∆𝑅)Ω


𝑅 = (47,3 ± 1,7)Ω

Menghitung nilai kesalahan relatif


Sesuai persamaan diperoleh KR sebagai berikut:
∆𝑅
𝐾𝑅 = × 100%
𝑅̅

∆𝑅
𝐾𝑅 = × 100%
𝑅̅
1,7
= × 100%
47,3
= 0,036 × 100%
= 3,6%
VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
a) Hasil
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh:
 Untuk R = 100 
Nilai R rata-rata ( R ) :
𝑅̅ = 100,0 Ω
Nilai ketidakpastian R :
ΔR= 0,0Ω
Sehingga, besarnya hambatann (R) yaitu :
𝑅 = (100,0 ± 0,0)Ω
Dengan nilai kesalahan relatif (KR) sebesar :
𝐾𝑅 = 0,0%
Kesalahan relatifnya sebesar 0,0 % sehingga perhitungan ini dapat di terima, karena nilai KR
kurang dari 10,0 %.
 Untuk R = 47 
Nilai R rata-rata ( R ) :
𝑅̅ = 47,3 Ω
Nilai ketidakpastian R :
ΔR= 1,7Ω
Sehingga, besarnya hambatann (R) yaitu :
𝑅 = (47,3 ± 1,7)Ω
Dengan nilai kesalahan relatif (KR) sebesar :
𝐾𝑅 = 0,0%
Kesalahan relatifnya sebesar 3,6 % sehingga perhitungan ini dapat di terima, karena nilai KR
kurang dari 3,6 %.
b) Pembahasan
Berdarkan data hasil pengamatan yang diperoleh,yaitu :

Tabel Hasil Pengamatan Untuk R = 100 


Percobaan Tegangan Kuat Arus
Ke- (Volt) (mA)
1 2,5 25,0
2 3,0 30,0
3 4,2 42,0
4 5,4 54,0
5 6,5 65,0
6 7,5 75,0
7 8,5 85,0
8 9,5 95,0
9 10,5 105,0
10 11,5 115,0

Tabel Hasil Pengamatan Untuk R = 47 


Percobaan Tegangan Kuat Arus
Ke- (Volt) (mA)
1 2,5 50,0
2 3,5 70,0
3 4,5 100,0
4 5,5 120,0
5 6,5 140,0
6 7,7 160,0
7 8,8 185,0
8 9,9 210,0
9 11,0 235,0
10 12,0 260,0
 Untuk R = 100 

V Grafik Hubungan V dan I


14

12

10

0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14

 Untuk R = 47 

V Grafik Hubungan V dan I


14

12

10

0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

I
Berdasarkan grafik hubungan V dan I baik pada R=100  dan 47  tersebut dapat
dilihat bahwa hubungan antara besarnya beda potensial (V) berbanding lurus dengan kuat
arus (I), semakin besar beda potensial maka kuat arus juga akan semakin besar dan begitu
juga sebaliknya, hal ini sesuai dengan prinsip dan bunyi Hukum Ohm yaitu “arus listrik (𝐼)
yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial
(𝑉) yang diterapkan kepadanya. Artinya semakin besar nilai dari arus listrik maka beda
potensialnya juga akan semakin besar, dan begitu pula sebaliknya” atau dengan kata lain
“tegangan suatu komponen listrik sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir melalui
komponen tersebut, asalkan R konstan.”

c) Penyimpangan-penyimpangan
Hasil yang diperoleh untuk nilai resistensi hambatan (R= 47 Ω) ternyata lebih besar dari nilai
standarnya yang tercantum pada resistor yaitu sebesar 47 Ω, sedangkan untuk R=100 Ω nilai
resistensi hambatannya sama dengan yang tercantum pada resistor yaitu sebesar 100 Ω. Hal
tersebut terjadi karena banyaknya kendala yang dialami saat melakukan percobaan dan
kesalahan yang dilakukan saat pengambilan data maupun pada saat menganalisis data.

d) Kesalahan-Kesalahan
Dalam melakukan percobaan, ada beberapa kesalahan yang terjadi. Kesalahan-kesalahan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang disebabkan karena kekeliruan manusia, yang
terjadi karena kurang telitinya kami dalam membaca alat atau instrument, baik
amperemeter maupun voltmeter yang dapat mempengaruhi perhitungan.
2. Kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur atau instrument
dimana instrumen yang kami pakai sering main-main penunjukkan voltmeter sehingga
perlu mengulangi beberapa kali. Dalam hal ini multimeter yang kami gunakan tidak
terkalibrasi secara baik. Multimeter tidak menunjukkan skala nol ketika catu daya
dimatikan. Peralatan yang digunakan kemungkinan sudah dalam keadaan tidak baik,
sehingga menyebabkan kurang maksimalnya kinerja alat yang menimbulkan terjadinya
kesalahan.
3. Kesalahan paralaks pada saat mengukur menggunakan ampermeter dan voltmeter.
4. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi
berpengaruh terhadap hasil percobaan misalnya saja karena lingkungan, pengaruh getaran-
getaran di luar alat percobaan, angin, maupun usikan-usikan dari praktikan yang tanpa
disengaja.
IX. JAWABAN PERTANYAAN
1. Besarnya nilai R adalah R (99,7 18,02) dengan nilai Kesalahan Relatif (KR) sebesar
1,02%.
2. Untuk menentukan besarnya hambatan (R) dari grafik tegangan (V) dan kuat arus (I)
V
bisa menggunakan persamaan, yaitu : R  dimana R adalah hambatan kawat atau
I

suatu alat lainnya, V adalah beda potensial yang melintasi benda, dan I adalah kuat arus
yang mengalir pada suatu benda. Hubungan antara kuat arus listrik (I), tegangan (V), dan
hambatan (R) dapat dilukiskan pada grafik seperti ini :

Tegangan (V)

Kuat Arus (I)

Gambar Grafik hubungan I dan V


3. Grafik I-V
Untuk tabel 1menggunakan 100 Ω
V

I(A)

 Untuk tabel 2 menggunakan 47Ω 

V
4.
 Untuk R=100 Ω
Rtotal= 100,00 Ω
R9 = 100,00 Ω
R10 = 100,00 Ω

Berdasarkan nilai tersebut, nilai R10 sama dengan R9. Ini sesuai dengan pernyataan bahwa
hambatan pada suatu penghantar berbanding lurus dengan tegangan antara dua ujung
penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat arus yang mengalir.

 Untuk R=47 Ω
Rtotal= 47,30 Ω
R9 = 46,80 Ω
R10 = 46,20 Ω

Berdasarkan nilai tersebut, nilai R10 lebih kecil dari pada R9. Ini sesuai dengan pernyataan
bahwa hambatan pada suatu penghantar berbanding lurus dengan tegangan antara dua
ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan kuat arus yang mengalir.
5. Berudasarkan Hukum Ohm yang berbunyi bahwa “Kuat arus yang mengalir pada suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu
dengan syarat suhunya konstan atau tetap”. Pada percobaan yang telah dilakukan,
terlihat bahwa bila tegangan (V) dinaikkan sebesar 2 kali maka terbaca arus pada
amperemeter meningkat sebesar 2 kali, bukan meningkat sebesar 3 kali. Itulah yang
merupakan peristiwa mengikuti Hukum Ohm. Pada pertanyaan tersebut disimpulkan
bahwa hal peristiwa di soal nomor 5 tidak mengikuti Hukum Ohm.
6. Contoh Peralatan Listrik yang mengikuti Hukum Ohm adalah :
 Amperemeter, karena alat atau instrumen tersebut sangat berperan dalam
mengukur kuat arus (I) dalam percobaan Hukum Ohm sehingga didapatkan hasil
atau data yang diinginkan. 

 Voltmeter, karena alat atau instrumen tersebut sangat berperan dalam mengukur
tegangan arus (V) dalam percobaan Hukum Ohm sehingga didapatkan hasil atau
data yang diinginkan. 

 Resistor, karena alat atau instrumen tersebut sangat berperan dalam mengukur 
hambatan (R) dalam percobaan Hukum Ohm sehingga didapatkan hasil atau data yang
diinginkan.
Sedangkan, Contoh Peralatan Listrik yang tidak mengikuti Hukum Ohm adalah :
Catu Daya (Power Supply), karena alat atau instrumen tersebut hanya sebagai
pendukung dalam melakukan percobaan Hukum Ohm, serta fungsinya sebagai
penghubung aliran rangkaian listrik
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jild II. Jakarta: Erlangga.


Pujani, Ni Made.dkk.2016. Petunjuk Praktikum Laboratorium Fisika 3. Singaraja:
UNDIKSHA.

Anonim. 2008. Pengertian Hambatan Arus Tegangan dan Bunyi Hukum Ohm.
[online] Tersedia dalam http://taghyr.wordpress.com/2008/08/20/pengertian-
hambatan-arus-tegangan-dan-bunyi-hukum-ohm/. Diakses pada 8 Oktober 2016.

Anonim. 2010. Hukum Ohm. [online]. Tersedia dalam


http://alljabbar.wordpress.com/2010/09/02/hukum-ohm/. Diakses pada 8 Oktober
2016.

Anda mungkin juga menyukai