Anda di halaman 1dari 4

Dalam dunia pasar yang sekarang dipengaruhi oleh pengaruhi oleh semakin

ketatnya persaingan, maka dalam hal ini sebuah bisnis sangat dibutuhkan yang
namanya citra merek. Citra merek di sini perannya sangat penting, citra merek dalam
dunia pasar adalah persepsi yang tertanam dalam pikiran konsumen yang tanpa
adanya citra merek tersebut maka tidak ada alasan konsumen untuk membeli sebuah
barang dagang.

Jadi apa lebih jelasnya citra merek tersebut?

Brand atau merek adalah sebuah penawaran yang diberikan oleh pemasar, di
dalamnya terdapat ciri sebuah merek, manfaat, dan layanan kepada pembeli. Jadi
dalam kaitannya dengan perilaku konsumen maka merek di sini definisinya lebih dari
identitas atau ide besar dari sebuah produk tapi lebih ke bagaimana konsumen
memandang produk tersebut.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:225) citra merek adalah perangkat


keyakinan mengenai merek tertentu. Dalam jual beli konsumen tentu
mempertimbangkan banyak hal sebelum mengeluarkan uangnya, konsumen butuh
alasan kenapa mereka harus membeli sebuah produk yang ditawarkan oleh sebuah
merek dagang. Maka di sini mengapa citra merek ini muncul, sebuah merek yang
berhasil menanamkan citra yang baik kepada konsumen maka akan mendapat
keuntungan berupa loyalitas dari konsumen karena konsumen telah percaya dengan
apa yang ditawarkan oleh merek tersebut. Sebaliknya jika sebuah merek gagal
menanamkan citra yang baik kepada konsumen maka jangankan loyalitas, keputusan
untuk membeli pun tidak terpikirkan oleh konsumen tersebut.

Jadi garis besarnya citra merek adalah persepsi dan pengelihatan yang berasal
dari penilaian kepada perusahaan yang bertahan dalam benak konsumen, dalam hal
ini konsumen tersebut adalah yang sudah membeli dan sadar akan apa alasan mereka
membeli karena citra merek sudah tertanam.

Keputusan yang diambil oleh konsumen adalah buah dari berbagai analisis
yaitu dengan mencari tau informasi lebih dalam dari sebuah merek dan
membandingkannya dengan berbagai alternatif yang ada. Jika merek yang terpilih
adalah merek dengan citra yang baik maka akan dengan mudah konsumen akan
menentukan merek tersebut untuk dibeli. Semakin unik sebuah merek maka akan
menjadi kekuatan tersendiri. Seperti contoh, sebuah produk dengan kualitas bagus itu
sudah banyak sekali di pasaran, tentu para konsumen sudah pasti akan membeli.
Tetapi persentase konsumen akan banyak yang berdatangan mungkin juga tak akan
langsung banyak karena mereka punya analisis sebelum menentukan merek mana
yang akan dibeli. Merek yang unik akan mudah mendapat kesan awal yang baik
kepada konsumen terlepas dari kualitasnya akan sama saja dengan merek lain, karena
kunci dari citra merek adalah bagaimana merek tersebut dikenal dahulu.
Oleh sebab itu perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk menarik
konsumen agar memilih produk atau jasa yang mereka tawarkan atau bisa dikatakan
mempengaruhi pikiran konsumen. Karena dampak baik dari hal tersebut adalah
loyalitas dari pembeli berkat citra merek yang baik dari mereka dapat.

Menurut kotler (2003:326) menyatakan : brand image yang efektif dapat


mencerminkan 3 hal, yaitu : membangun karakter dan memberikan nilai
proporsional, menyampaikan karakter produk secara unik, memberikan kekuatan
emosional dari kekuatan rasional.

Membangun karakter berarti merancang merek tersebut dari nol, yaitu


membedah ciri-ciri dari produk yang hendak dijual, mereset apakah produk tersebut
cocok dengan kalangan-kalangan masyarakat. Membangun karakter berarti mencoba
menciptakan sebuah merek yang berbeda dengan merek lain. Maka dari itu
lanjutannya adalah menyampaikan karakter produk secara unik, unik berarti berbeda
dan juga menciptakan kesan tidak biasa dengan calon konsumen sehingga menarik
perhatian konsumen untuk setidaknya mengulik lebih lanjut. Setelah itu memberikan
kekuatan emosional, yaitu unik saja belum cukup berarti mereka butuh dorongan
lebih lanjut untuk yakin bahwa produk tersebutlah yang mereka cari.

Keputusan Pembelian

Kotler dan Amstrong (2008:181) menjelaskanbahwa, keputusan pembelian


adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang akan didapat. Schiffman dan
Kanuk dalam Sumarwan (2004:289) mendefinisikan keputusan adalah bentuk
tindakan dari dua pilihan atau lebih pilihan alternatif.

Dalam setiap keputusan pembelian teradapat struktur sebanyak tujuh


komponen, yaitu:

1) Keputusan tentang jenis produk

Konsumen secara bebas menggunakan uang nya untuk melakukan pembelian


suatu produk. Perusahaan memusatkan perhatiannya untuk konsumen yang memiliki
niat beli setelah memiliki beberapa alternatif yang ada.

2) Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen mengambil keputusan tentang produk mana yang akan dibelinya.


Keputusan tersebut meliputi: warna, ukuran, kualitas dan manfaat produk tersebut.

3) Keputusan tentang merek

Konsumen memilih untuk merek apa yang akan dipilihnya. Pemasar


berkewajiban untuk mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
4) Keputusan tentang penjual

Konsumen mengambil keputusan dimana produk akan dibeli.Dalam hal ini


pemasar harus mengerti bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5) Keputusan tentang jumlah produk.

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang berapa jumlah produk yang


akan dibelinya pada suatu saat. Perusahaan berkewajiban untuk menyiapkan berbagai
macam produk yang sesuai dengan kebutuhan.

6) Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan


pembelian. Tersedianya dana sangat mempengaruhi keputusan pembelian.

7) Keputusan tentang cara membayar

Konsumen mengambil keputusan metode atau cara pembayaran tentang


produk yang akan dibeli, baik secara tunai atau cicilan.

Anda mungkin juga menyukai