Anda di halaman 1dari 3

4.

Proses Perumusan Dasar Negara

Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang menjadi dasar, pandangan, dan tujuan
untuk mewujudkan cita-cita negara dan bangsa Indonesia. Dalam mendirikan suatu negara
membutuhkan suatu landasan-landasan dasar yang disebut dengan pondasi.

Landasan dasar atau pondasi dikenal dengan dasar negara. Umumnya dasar-dasar menjadi
landasan suatu negara merupakan ide atau pemikiran yang digali dari jiwa bangsa dan negara
bersangkutan, seperti dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.

Apakah kalian tau bagaimana proses perumusan pancasila sebagai dasar negara republik
Indonesia ?,.. Enggak tahu, lihat dibawah ini.. ternyata butuh perjuangan dan proses yang sangat
panjang.

Sejarah Proses Perumusan Pancasila


Menjelang tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya, Jepang banyak
menggunakan cara untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa Indonesia dengan membuat
suatu janji bahwa jepang akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan
oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.

Pembentukan BPUPKI

Jepang meyakinkan akan janjinya terhadap bangsa Indonesia untuk dimerdekakan dengan
membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam
bahasa Jepang BPUPKI berarti Dokuritsji Junbi Cosakai.

Jenderal Kumakichi Harada, merupakan komandan pasukan jepang di jawa dan mengumumkan
pembentukan BPUPKI lalu pada tanggal 28 April 1945 diumumkan pengangkatan anggota
BPUPKI.

Upacara peresmiannya di gelar Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang, Gedung
Departemen Luar Negeri).

BPUPKI beranggotakan 67 orang, termasuk 7 orang Jepang dan 4 orang Cina dan Arab. Jabatan
Ketua BPUPKI adalah Radjiman Wedyodiningrat, Wakil ketua BPUPKI adalah Icibangase
(Jepang), dan sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso.

Sejarah Proses Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945) dan Usulan-Usulan Rumusan
Pancasila

Setelah terbentuk BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa persidangan BPUPKI dimulai
pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945. Di masa persidangan, BPUPKI membahas
rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Di persidangan BPUPKI yang pertama, terdapat
berbagai pendapat mengenai dasar negara yang dipakai di Indonesia. Pendapat-pendapat
rumusan dasar negara Indonesia disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir.
Soekarno

Mr. Mohammad Yamin

Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya mengenai dasar negara Indonesia merdeka
yang dihadapan sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya Mr. Mohammad Yamin diberi
judul “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”. Usulan rumusan dasar negara
Mr. Mohammad Yamin yang intinya adalah sebagai berikut :

1). Peri kebangsaan


2). Peri kemanusiaan
3). Peri ketuhanan
4). Peri kerakyatan
5). Kesejahteraan rakyat

Mr. Supomo

Mr. Supomo mengemukakan usulan rumusan dasar negara di sidang BPUPKI tanggal 31 Mei
1945, dari pemikiran tersebut merupakan penjelasan masalah-masalah mengenai hubungan
dasar negara Indonesia dimana negara dibentuk hendaklah integralistik berdasarkan pada hal-
hal berikut :

1). Persatuan
2). Kekeluargaan
3). Keseimbangan lahir dan batin
4). Musyawarah
5). Keadilan sosial

Ir. Soekarno

Tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapat
mengenai rumusan dasar negara Indonesia. Usulan rumusan dasar negara Ir. Soekarno terdiri
atas lima asas antara lain sebagai berikut :

1). Kebangsaan Indonesia


2). Internasionalismee atau perikemanusiaan
3). Mufakat atau demokrasi
4). Kesejahteraan sosial
5). Ketuhanan Yang Maha Esa

Sejarah Proses Persidangan Kedua BPUPKI (10-16 Juli 1945)

Persidangan pertama BPUPKI berakhir, namun rumusan dasar negara Indonesia untuk merdeka
belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu bulan penuh. Maka dari itu,
BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang anggota terdiri dari sembilan orang
yang disebut dengan Panitia Sembilan.

Tugas Panitia Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi mengenai pembentukan dasar
negara Indonesia. Anggota Panitia Sembilan terdiri dari :

1. Ir. Soekarno (ketua),


2. Abdulkahar Muzakir
3. Drs. Moh. Hatta
4. K.H. Abdul Wachid Hasyim
5. Mr. Moh. Yamin
6. H. Agus Salim
7. Ahmad Subardjo
8. Abikusno Cokrosuryo
9. A.A. Maramis.
Kerja keras dan cerdas dari Panitia Sembilan membuahkan hasil di tanggal 22 Juni 1945 yang
berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin
yang diberi nama “Piagam Jakarta atau Jakarta Charter”.

Piagam Jakarta

Pembentukan Panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan di Jepang. Untuk menindaklanjuti hasil kerja dari
BPUPKI, maka jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Lembaga tersebut dalam bahasa Jepang disebut dengan Dokuritsi Junbi Inkai. Anggota PPKI
terdiri dari 21 orang untuk seluruh masyarakat Indonesia, 12 orang wakil dari jawa, 3 wakil dari
sumatera, 2 orang wakil sulawesi, dan seorang wakil Sunda Kecil, Maluku serta penduduk cina.
Tanggal 18 Agustus 1945, ketua PPKI menambah 6 anggota lagi sehingga anggota PPKI
berjumlah 27 orang.

Rumusan Akhir Yang Ditetapkan Tanggal 18 Agustus1945 dalam sidang PPKI adalah sebagai
berikuT :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaran/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai