Debord Awkarin
Debord Awkarin
____________________________________________________________________________________________________________________
Article Info Abstract: This paper discusses how Awkarin reproduces the myth
of good influencers as part of her political image in the student action
Article History against the RKUHP on September 24, 2019. With the semiotic method
Received 05 Sept 2020 developed by Roland Barthes, the author examines the meaning of
Revised 06 Nov 2020 denotation and connotation in Awkarin's Instagram photos that
Accepted 09 Nov 2020 record her involvement in the action at Senayan. As a result, the
authors found that Awkarin built the image of an influencer who
cares about social and political issues and mobilizes all their potential
to help the public. However, the myth of the good influencer Awkarin
is problematic, because she only involves herself in issues that are
popular in society without going into further detail
____________________________________________________________________________________________________________________
Copyright @2020 Authors. This is an open-access article distributed under the terms of the 19
Creative Commons Attribution License. (http://creativecommons.org/licences/by-sa/4.0/)
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 1, Oktober 2020, Hal 19-34
22
Khumaid Akhyat Sulkhan, Mitos Good Influencer dan Politik Citra Awkarin
dalam Pusaran Demonstrasi Mahasiswa Menolak RKUHP
23
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 1, Oktober 2020, Hal 19-34
24
Khumaid Akhyat Sulkhan, Mitos Good Influencer dan Politik Citra Awkarin
dalam Pusaran Demonstrasi Mahasiswa Menolak RKUHP
Gambar 2. Awkarin membawa nasi yang Gambar 3. para pengikut Awkarin yang
hendak ia bagikan pada para demostran. turut membantu mendistribusikan nasi.
kotak
25
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 1, Oktober 2020, Hal 19-34
Tidak hanya itu, Awkarin juga turut hanya menerjemahkan dari bahasa Inggris
serta membersihkan lokasi demonstrasi ke Bahasa Indonesia, tapi ditulis dengan
dua hari setelahnya seperti ditunjukkan cara yang keliru.
gambar 6. Menariknya, pada gambar 7,
Awkarin yang sedang istirahat dari aksi Awkarin aktif mendokumentasikan
bebersih, memberikan keterangan partisipasinya dalam aksi saat itu, entah di
pentingnya menggunakan sosial media instastory maupun feed Instagram
untuk media sosial. Sebuah ungkapan yang Awkarin (https://www.instagram.com/
aneh karena sebenarnya ungkapan itu awkarin/?hl=id )
26
Khumaid Akhyat Sulkhan, Mitos Good Influencer dan Politik Citra Awkarin
dalam Pusaran Demonstrasi Mahasiswa Menolak RKUHP
28
Khumaid Akhyat Sulkhan, Mitos Good Influencer dan Politik Citra Awkarin
dalam Pusaran Demonstrasi Mahasiswa Menolak RKUHP
29
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 1, Oktober 2020, Hal 19-34
influencer yang tanggap terhadap dalam isu yang jadi konsen, dan, yang
perkembangan isu sosial dan politik di tidak kalah penting, “pembendaan”
tengah masyarakat. Untuk itu, si influencer dukungan lewat pemberian-pemberian
mesti memanfaatkan potensi apa saja yang atribut tertentu kepada audience atau atau
ia miliki: followers, uang, dan mereka yang melibatkan diri dalam isu
popularitasnya. Hal ini diperkuat dengan tersebut. Nasi kotak sebagai bentuk
caption pada gambar kelima di Instagram dukungan Awkarin kepada para
Awkarin, yang berbunyi sebagai berikut. demonstran, salah satu di antaranya.
“Saya cuma memaksimalkan Sepintas, mitos good influencer
potensi saya sebagai seorang yang Awkarin bangun, terutama pada citra
manusia untuk membantu dirinya sendiri, memang kelihatan cukup
makhluk lainnya yang lemah dan kredibel. Namun, terdapat beberapa hal
tertindas. Saya cuma
menggunakan kemampuan saya yang problematis berkaitan dengan
sebagai influencer untuk partisipasinya dalam aksi. Bagian
menggerakkan influencer- selanjutnya, akan membahas hal tersebut.
influencer lain dan anak muda
Politik Citra Awkarin dan Ekonomi-
lainnya buat ikut peduli dan
beraksi.” Politik Influencer Media Sosial
30
Khumaid Akhyat Sulkhan, Mitos Good Influencer dan Politik Citra Awkarin
dalam Pusaran Demonstrasi Mahasiswa Menolak RKUHP
penting bagi legitimasi citra baru Awkarin. pada titik ini, bisa dibilang kuat.
Ismail Fahmi melalui platform berbasis big Implikasinya, ia jadi tampak benar-benar
data Drone Emprit, pers.droneemprit.id, tulus membantu publik menyuarakan
misalnya, menerbitkan hasil analisis media aspirasinya. Namun demikian, ada
sosial dalam konteks menguatnya isu tolak beberapa hal yang bisa kita problematisasi
RKUHP dari 23-24 September 2019 dan berkaitan dengan aksinya.
data tersebut menunjukkan bahwa akun
Pertama, perhatian Awkarin gagal
Twitter Awkarin termasuk yang sangat
memahami betul-betul isu RKUHP.
berpengaruh di klaster generasi Z serta K-
Misalnya, dalam gambar keempat, Karin
Poppers. Selain itu, aksi Awkarin juga
menulis caption,
menarik berbagai media pemberitaan.
“Jangan sekedar tunda RKUHP,
Salah satu media yang selama ini TOLAK DAN BATALKAN RKUHP.
dipandang cukup kredibel dan kritis, JANGAN BATASI RUANG GERAK
Tirto.id, bahkan merilis sebuah artikel WANITA. Tolong representasikan
untuk “mengglorifikasi” partisipasi namamu itu wahai pejabat Dewan
Awkarin. Dalam artikel yang ditulis Faisal PERWAKILAN Rakyat. Mau jadi
Irfani, berjudul Awkarin Penuh Dosa, apa negara ini kalau YANG KAYA
MAKIN KAYA, YANG MISKIN
Kalian Suci Apa Adanya, Awkarin bahkan MAKIN MISKIN?”
disebut-sebut sebagai representasi
generasi-Z dan aktivisme memang tidak Bila kita cermati keterangan
bisa dilepaskan dari sosoknya (Irfani, tersebut, Karin terkesan belum begitu jelas
2020). Artikel ini, disadari atau tidak, telah mengetahui duduk perkara RKUHP. Pada
ikut menyumbang naturalisasi Awkarin tuntutan pertama, ia berkata agar RKUHP
sebagai influencer yang lekat dengan dibatalkan. Akan tetapi, pada tuntutan
aktivisme. berikutnya, ia bilang tentang jangan batasi
ruang gerak wanita. Padahal topik
Popularitas kampanye Awkarin di pembatasan ruang gerak perempuan
media sosial dan bagaimana media bukan termasuk concern penolakan
mengglorifikasinya, menunjukkan bahwa RKUHP. Ada pun mengenai isu wanita,
influencer tersebut sukses memainkan dalam wacana RKUHP, ialah tentang pasal
politik citranya sendiri. Ia berhasil aborsi yang dinilai akan merugikan korban
mengembangkan mitos good influencer perkosaan. Selain itu, ada pula pernyataan
melalui unggahan fotonya di Instagram. Karin di gambar kelima yang merupakan
Membuat citranya menonjol dengan tetap responsnya atas komentar negatif
menekankan persoalan utama, yakni warganet, bunyinya sebagai berikut.
perjuangan menolak RKUHP sehingga, di
saat bersamaan, Awkarin pun tampak “Saya cuma memaksimalkan
potensi saya sebagai seorang
cukup kredibel dan mendapat pemberitaan
manusia untuk membantu
yang positif di mana-mana. Selain itu, ia makhluk lainnya yang lemah dan
juga berhasil memobilisasi dan membujuk tertindas”. Siapakah yang disebut
massa untuk bergerak bersamanya. Ini lemah dan tertindas oleh Awkarin
dibuktikan dengan kehadiran para dalam kaitannya dengan
followers Awkarin saat influencer tersebut demonstrasi?
mengadakan kegiatan bersih-bersih Barangkali yang dimaksud Karin
sampah bekas demonstran. adalah masyarakat sipil dari kelas
Glorifikasi atas perwujudan mitos menengah ke bawah. Mengingat, di
good influencer yang Awkarin bangun, caption sebelumnya, Karin juga
menyinggung soal kemiskinan. Namun,
31
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 1, Oktober 2020, Hal 19-34
hal ini pun jadi problematik, mengingat tambah untuk dipertukarkan (Mosco,
Karin sendiri menjadi bagian dari industri 2009). Proses tersebut dimulai ketika
yang kapitalistik dengan memperkuat dan pelaku media mengubah pesan sedemikian
melanggengkan budaya konsumtif dalam rupa melalui teknologi tertentu menuju
masyarakat. sistem interpretasi yang penuh makna
sampai menjadi sebuah pesan yang
Problem kedua, Awkarin hanya
marketable.
mempertontonkan keterlibatan
aktivismenya pada isu-isu yang populer Komodifikasi sering dikaitkan
semata. Dari sejak menjadi relawan untuk dengan komersialisasi, meski
membantu korban gempa dan tsunami di kenyataannya ada perbedaan kecil di
Palu serta membantu memadamkan antara keduanya. Komersialisasi merujuk
kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan kepada nilai tukar ekonomi saja,
sampai ikut aksi menolak RKUHP, semua sedangkan komodifikasi merujuk pada
keterlibatan aktivismenya, yang ia posting semua nilai tukar. Konsep yang Mosco tulis
di Instagram adalah isu-isu yang memang ini juga cukup relevan untuk membaca
tengah jadi perbincangan khalayak saat itu. ekonomi politik influencer di media sosial.
Isu-isu tersebut pada akhirnya turut Pada satu sisi, influencer mengomodifikasi
memperkuat citra good influencer-nya isi (content) dengan proses mengubah
dan, diakui atau tidak, juga berpengaruh pesan dari kumpulan informasi ke sistem
terhadap popularitas Awkarin. Ini makna dalam wujud produk yang bisa
membuat ia menjadi perbincangan, cepat populer dan kemudian memiliki nilai
sekaligus melegitimasi politik citranya. tukar yang tinggi sehingga bisa merebut
mengundang orang untuk jadi
Dalam kehidupan influencer media
pengikutnya. Sesudahnya, influencer pun
sosial, penting untuk melihat posisi
melakukan praktik komodifikasi khalayak
seorang influencer sebagai sosok yang
(audience) Pada proses ini, influencer
perlu memelihara autentisitas (keaslian)
menjaring khalayak (followers) melalui
yang membedakannya dengan influencer
konten postingan mereka, sebanyak-
lain. Pada kondisi demikian, ia perlu
banyak. Followers atau pengikut inilah
bernegosiasi dengan followers-nya melalui
yang dapat dijual kepada pengiklan. Dalam
politik citra. Karena bagaimanapun juga, ia
konteks Awkarin, diakui atau tidak, politik
dan para followers-nya terhubung lewat
citra dan partisipasinya dalam aksi
relasi citra-citra. Politik citra ini, di satu
menolak RKUHP yang cukup populer pun
sisi, juga menjadi kunci utama dalam
mendukung praktik komodifikasi tersebut.
membangun popularitas. Sementara
popularitas itu sendiri, merupakan syarat
wajib bagi perkembangan ekonomi politik
KESIMPULAN
seorang influencer di media sosial.
Partisipasi Awkarin dalam aksi
Pada praktiknya, seorang
menolak RKUHP di Senayan pada
influencer sebenarnya juga melakukan hal
September 2019 lalu menjadi pembicaraan
yang tidak jauh berbeda dari media
di berbagai media. Dalam aksi tersebut,
mainstream: ia mengkomodifikasi konten
Awkarin membagikan ribuan nasi kotak
serta audience. Vincent Mosco, dalam The
kepada para demonstran dan
Political Economy of Communication,
membersihkan area bekas demo dua hari
komodifikasi merupakan proses
setelahnya.
transformasi dari sebuah produk atau jasa
untuk dipasarkan dan mempunyai nilai
32
Khumaid Akhyat Sulkhan, Mitos Good Influencer dan Politik Citra Awkarin
dalam Pusaran Demonstrasi Mahasiswa Menolak RKUHP
DAFTAR PUSTAKA
33
Jurnal komunikasi, Volume 15, Nomor 1, Oktober 2020, Hal 19-34
Kellner, D. (2009). Barrack Obama and Sobur, A. (2009). Analisis Teks Media.
Celebrity Spectacle. International Rosdakarya.
Journal of Communication, 3(1),
715–741. Storey, J. (1994). Cultural Theory and
Cultural Culture: A Reader. Harvest
Khamis, S., Ang, L., & Welling, R. (2016). . Heartsheav.
(2016). Self-branding, ‘micro-
celebrity’ and the rise of social media Sukmadinata, N. S. (2005). Metode
influencers. Celebrity Studies, 8(2), Penelitian Pendidikan. PT Remaja
191–208. Rosdakarya.
Lalancette, M., & Raynauld, V. (2017). The van Driel, L., & Dumitrica, D. (2020).
power of political image: Justin Selling brands while staying
Trudeau, Instagram, and celebrity “Authentic”: The professionalization
politics. American Behavioral of Instagram influencers.
Scientist, 63(7), 888–924. Convergence: The International
Journal of Research into New Media
Mefita, S., & Yualinto, M. (2018). Technologies, 135485652090213.
Fenomena Gaya Hidup Selebgram: https://doi.org/10.1177/1354856520
Studi Fenomenologi Selebgram 902136
Awkarin. Interaksi Online, 6(4), 567–
573.
34