Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

Fenomena Bandwagon Effect di tengah Pandemi Covid-19

Oleh :

Tjokorda Istri Mas Smaradewi (2106511025)

AGRIBISNIS A

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
BAB I
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda berbagai negara
termasuk Indonesia. Berbagai dampak telah dirasakan oleh masyarakat.
Mulai dari roda perputaran ekonomi yang mengalami kekacauan hingga
adanya perubahan-perubahan dalam sistem sosial di tengah masyarakat.
Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi
nasional hanya sebesar 2,5% pada tahun 2020 atau terpangkas setengahnya
setelah pada tahun 2019 tumbuh 5,0%. Hal ini disebabkan oleh pandemi
virus corona yang menjangkiti berbagai wilayah nusantara. Kemudian,
adanya pembatasan interaksi sosial yang mengakibatkan segala sesuatu
yang mengharuskan adanya pertemuan dialihkan menjadi pertemuan
secara virtual. Manusia merupakan mahluk sosial yang memerlukan
interaksi secara langsung yang menyebabkan tingkat penyebaran pandemi
Covid-19 meningkat dengan pesat sehingga pemerintah harus menerapkan
aturan karantina kewilayahan atau lockdown untuk memutuskan mata
rantai penyebaran virus corona atau COVID 19.
Adanya pembatasan yang dilakukan pemerintah terhadap
masyarakat menyebabkan masyarakat mau tidak mau harus berdiam diri di
rumah apabila tidak ada kepentingan mendesak. Bahkan pembelajaran pun
dilaksanakan di rumah masing-masing, mulai dari siswa taman kanak-
kanak sampai mahasiswa perguruan tinggi. Tidak hanya perihal
pembelajaran, pekerjaan yang menuntut adanya interaksi langsung pun
turut serta mengalami pembatasan. Akibat pembatasan ini, benda-benda
elektronik, seperti handphone, laptop, dan sejenisnya seolah menjadi suatu
kebutuhan primer bagi masyarakat. Segala jenis aktivitas dipermudah
dengan adanya benda-benda elektronik tersebut, khususnya handphone
yang menjadi sarana praktis dalam berkomunikasi, sarana hiburan, sarana
informasi, dan lain sebagainya.
Berbicara mengenai hiburan, handphone dengan berbagai fitur
yang dimilikinya sangat membantu masyarakat mengusir kebosanan di
tengah pandemi. Masyarakat dari kalangan anak usia dibawah 12 tahun
sampai orang dewasa berusia lebih dari 60 tahun memanfaatkan benda
kotak yang akrab disebut HP. Media-media sosial, seperti Tiktok,
Facebook, Instagram, Youtube, Whatsapp, dan lain sebagainya menjadi
senjata ampuh masyarakat dalam mendapatkan hiburan yang diinginkan.
Perlu diingat adanya media sosial benar-benar membuat jarak antar suatu
negara memudar. Trend di negara A dapat dengan mudah masuk ke negara
B dan begitu seterusnya. Adanya ketidakterbatasan dalam bermedia sosial
menyebabkan mudahnya trend-trend menjangkau masyarakat, baik trend
yang bersifat konstruktif maupun destruktif. Terdapat suatu
kecenderungan yang terjadi di tengah masyarakat dalam memanfaatkan
media sosial yang disebut Bandwagon Effect, perilaku meniru suatu tren
yang terjadi di tengah masyarakat tanpa memperdulikan tren apa yang
sebenarnya sedang ditiru. Bandwagon effect ini sebenarnya sudah terjadi
sejak lama, tetapi kecenderungan ini kian berkembang karena adanya
globalisasi dan dirasa hal ini memerlukan perhatian dari masyarakat agar
tidak menimbulkan dampak yang negatif.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud Bandwagon Effect?
1.2.2 Apa dampak yang ditimbulkan dari adanya Bandwagon Effect?
1.2.3 Bagaimana solusi terkait adanya Bandwagon Effect ini?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari Bandwagon Effect
1.3.2 Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya Bandwagon
Effect
1.3.3 Mengetahui solusi terkait adanya Bandwagon Effect ini
1.1
1.2
1.3
1.4 Manfaat
Menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa
maupun masyarakat luas terkait fenomena Bandwagon Effect yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat dan memberi solusi dalam mengantisipasi
berbagai dampak yang mungkin ditimbulkan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bandwagon Effect


Bandwagon effect merupakan suatu fenomena psikologis di mana
seseorang melakukan sesuatu karena orang lain melakukannya, terlepas
dari alasan sebenarnya untuk melakukan itu (Linda & Bloom, 2017). Hal
ini berarti individu melakukan seperti apa yang dilakukan oleh
kebanyakan orang, tanpa mempedulikan alasan sebenarnya mengapa ia
melakukannya. Dalam dunia psikologi, Ranggabumi Nuswantoro juga
berpendapat bahwa kecenderungan seseorang untuk selalu melakukan atau
mempercayai sesuatu karena mayoritas orang melakukan atau
mempercayai hal itu disebut dengan Bandwagon effect. Keyakinan umum
tersebut, walaupun belum tentu benar, menurut Roger Fisk adalah sebuah
strategi jitu dalam meyakinkan masyarakat. Sekilas sejarah munculnya
Bandwagon Effect diceritakan oleh Prof. Komarudin Hidayat. Ia bercerita
tentang sebuah parade musik dan sirkus di Amerika Serikat pada
pertengahan abad ke-19. Disana, terdapat sebuah kereta khusus yang
membawa alat musik dan para pemainnya untuk menyemarakkan suasana
parade. Kereta musik (bandwagon) ini sangat menarik perhatian hingga
masyarakat luas yang mendengarnya lantas datang beramai-ramai ikut
meramaikan parade. Suasana parade sangatlah meriah, dari rakyat,
pebisnis hingga pejabat sangat menyukainya dan menginginkan parade ini
diadakan setiap tahunnya. Begitu spektakulernya parade tersebut,
membuat para politisi yang ingin merebut suara rakyat berebut untuk naik
ke atas kereta musik. Dengan berdiri di atas bandwagon, mereka berharap
nama dan wajahnya semakin terkenal. Istilah ini dinamakan jump to the
bandwagon yang menjadi cikal bakal dari fenomena Bandwagon Effect.
Bandwagon effect memiliki tiga aspek, yaitu conformity,
interpersonal influence, dan status seeking. Hal ini berarti bahwa individu
yang mengalami Bandwagon Effect biasanya cenderung takut dianggap
berbeda dan dikucilkan dari lingkungan sosialnya, sehingga pada akhirnya
berusaha untuk meningkatkan citra diri dan statusnya di pandangan orang
lain agar harga dirinya meningkat. Akibatnya, Bandwagon Effect dapat
berdampak pada berbagai aspek perilaku, mulai dari apa yang orang lain
kenakan, pilihan politik, hingga selera musik (Cherry, 2019). Hal ini
terjadi ketika individu yang berasal dari kelompok tertentu mengajak
individu yang bukan merupakan bagian dari kelompok tertentu untuk
menjadi bagian dari kelompok (Asianfanfics.com, 2013).
Bandwagon effect tercipta karena euforia, berbicara soal euforia,
maka berbicara soal psikologi massa. Dalam teori psikologi massa,
masyarakat cenderung beranggapan bahwa apapun yang dilakukan orang
banyak akan dianggap bagus dan benar. Ukuran benar dan salah atau baik
dan buruknya sesuatu, diukur berdasarkan jumlah orang yang
mendukungnya, bukan dari hasil pemikiran logis dan kritis.Dengan kata
lain, bandwagon efek lebih bersifat emosional daripada rasional. Jika
mayoritas orang melakukan hal tertentu, maka orang lainnya akan
menganggap jalan yang diambil si mayoritas adalah hal yang benar. Oleh
karenanya, setiap orang akan menyesuaikan diri, karena memiliki rasa
takut untuk dianggap aneh di mata umum. Sehingga mereka melompat
masuk ikut kedalam barisan sebagai cara untuk mendapatkan penerimaan
sosial. Mereka ingin menjadi benar, dan mereka ingin tergabung dalam
pihak yang menang.
2.2 Dampak Bandwagon Effect
Terkait dampak yang ditimbulkan oleh Bandwagon Effect ini dengan
mengaitkan pada realita yang penulis amati, sejauh ini Bandwagon Effect
cenderung memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat
walaupun terdapat pula dampak positif. Oktober tahun lalu terjadi
demonstrasi penolakan pengesahan UU Cipta Kerja atau dikenal sebagai
Omnibus Law yang dilakukan oleh para mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi. Kegiatan demonstrasi diramaikan oleh mahasiswa dari
berbagai daerah. Namun, sangat disayangkan tidak semua mahasiswa
turun ke jalan untuk tujuan yang sama. Berdasarkan update berita yang
tersebarluas di sosial media, tidak sedikit mahasiswa yang datang hanya
karena agar terlihat keren atau sekedar ingin mendapatkan pasangan.
Bahkan dalam suatu wawancara di lokasi demonstrasi, beberapa
demonstran mengatakan bahwa dia tidak mengerti tentang UU Cipta
Kerja. Hal tersebut jelas-jelas membawa dampak buruk bagi diri
demonstran dan masyarakat sekitar karena ledakan jumlah demonstran.
Selain itu,
1.3 Solusi terhadap Fenomena Bandwagon Effect
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Bandwagon Effect ini dapat
berdampak baik maupun berdampak buruk terhadap kehidupan
masyarakat. Dampak yang perlu diatasi jelas dampak yang buruk. Hal
yang perlu digarisbawahi, mereka yang termakan Bandwagon Effect
adalah orang-orang yang tidak punya pengetahuan cukup untuk membuat
keputusan rasional dan tegas. Jadi, solusi yang penulis tawarkan, yakni
apabila yang terkena efek adalah anak berusia muda, perlu dilakukan
pengawasan oleh orang dewas, baik itu orang tua, wali di sekolah, maupun
keluarga dari si anak. Apabila yang terkena efek adalah orang dewasa,
perlu diperingati untuk mencari informasi terlebih dahulu sebelum ikut-
ikutan trend. Perlu adanya penyaringan informasi sebelum ditindaklanjuti.
Apabila solusi tersebut dapat dilaksanakan, Bandwagon Effect akan dapat
dikendalikan keberadaannya.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Bandwagon effect merupakan suatu fenomena psikologis di
mana seseorang melakukan sesuatu karena orang lain
melakukannya, terlepas dari alasan sebenarnya untuk melakukan
itu (Linda & Bloom, 2017). Hal ini berarti individu melakukan
seperti apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang, tanpa
mempedulikan alasan sebenarnya mengapa ia melakukannya.
Bandwagon Effect ini dapat berdampak baik maupun
berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat. Dampak yang
perlu diatasi jelas dampak yang buruk. Hal yang perlu
digarisbawahi, mereka yang termakan Bandwagon Effect adalah
orang-orang yang tidak punya pengetahuan cukup untuk membuat
keputusan rasional dan tegas.
3.2 Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata
sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan
perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

DILA, F. (2019). HUBUNGAN ANTARA BANDWAGON EFFECT DAN


CELEBRITY WORSHIP PADA PENGGEMAR K-POP. diakses pada 18
Oktober 2021.
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26102/151301103.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
MUTTAQIN, A. (2021). Mengenal Bandwagon Effect. Tren Ikut-Ikutan.
itstime.ID.diakses pada 19 Oktober 2021.
HTTPS://ITSTIME.ID/MENGENAL-BANDWAGON-EFFECT-
TREN-IKUT-IKUTAN/
BANDWAGON EFFECT: “MEMANG HARUS YA, SEMUA SERBA
VIRAL?”. (2021). Psike.diakses pada 19 Oktober 2021.
https://psike.id/bandwagon-effect-memang-harus-ya-semua-serba-viral/
Masyarakat Indonesia dan Efek Bandwagon (2011).Coretan Rizkianto.diakses
pada 19 Oktober 2021. https://rizkianto.wordpress.com/2011/01/05/masyarakat-
indonesia-dan-efek-bandwagon/

Anda mungkin juga menyukai