Specialist General Trade and trouble Shotting Engine, In Diesel Power Supply
Jln.T.Nyak Arief No.101 Banda Aceh (NAD)
INDONESIA
A. Dasar Permasalahan
Sehubungan dengan permasalahan yang di alami di site idanoi NIAS,dimana site
tersebut mengalami trouble pada engine hingga merusak AVR secara berulang.hal tersebut
menyebabkan terjadinya pemborosan pemakaian AVR.untuk itu perlu dilakukannya
pengechekan sumber permasalahan yang terjadi hingga merusak AVR secara
berulang.adapun tindakan yang paling utama yang dapat dilakukan untuk mengetahui
penyebab terjadinya kerusakan pada AVR adalah melakukan pengambilan data indikasi
pembaca kerusakan AVR.pengambilan data indikasi pembaca kerusakan AVR dapat di
peroleh dengan cara melakukan pengechekan pada hal-hal berikut :
B. Pembahasan
AVR (Automatic Voltage Regulator) adalah suatu komponen yang terpasang pada unit
pembangkit listrik khususnya pada generator.dimana AVR tersebut berfungsi untuk
mengangkat dan menjaga tegangan kerja generator.AVR bekerja setelah di berikan power
dari AUX WINDING atau PMG.setelah AVR di berikan power untuk bekerja maka
mulailah AVR membaca seberapa besarkah tegangan yang di hasilkan oleh generator
tersebut.Pembacaan ini diterima melalui TRAVO SENSING,dimana TRAVO SENSING
berfungsi sebagai sensor untuk menjaga tegangan kerja generator.
Selain sebagai sensor yang dikirimkan ke AVR travo sensing juga bertugas menurukan
tegangan (stepdown) dari phase generator menuju ke AVR.dimana travo sensing
menurunkan tegangan phase generator (380/400 VAC) menjadi (190-264 VAC) tegangan
inilah yang di fungsikan sebagai sensor yang akan di terima oleh AVR.
Dalam penggunaan AVR ada kalanya AVR mengalami kerusakan yang disebabkan
oleh beberapa factor.untuk itu hal-hal yang dapat menyebabkan AVR bermasalah antara lain
sebagai berikut :
B.1 High voltage
Standart tegangan inputan sensing pada terminal 6,7,8 di AVR yang diizinkan
khususnya AVR Stamford type MX 321 adalah 190-264 VAC dengan frequency 50-60
HZ.untuk itu bila tegangan inputan melebihi dari yang di izinkan akan merusak AVR.
Tegangan inputan sensing pada terminal 6,7,8 di AVR ini di berikan oleh travo
sensing,dimana travo sensing bertugas menurunkan (stepdown) tegangan yang di terima dari
generator(380/400 VAC) menjadi (190-264 VAC) dengan rasio travo 2:1.hal ini sangat
mempengaruhi kinerja AVR,apabila travo sensing tidak dapat murunkan tegangan menjadi
tegangan yang diizinkan akan terjadi high voltage dan mengakibatkan terjadinya kerusakan
pada AVR.
Kerusakan yang terjadi pada diode dapat terjadi apabila tegangan yang di searahkan
oleh diode melebihi dari kapasitas atau nilai arus dan tegangan yang di izinkan dioda itu
sendiri berdasarkan spesifikasi pada body diode tersebut.adapun kerusakan diode lainnya
dikarenakan pasca blackout sehingga terjadinya lonjakan tegangan (over voltage) yang
mengakibatkan terjadinya short pada Varistor.dimana varistor ini sendiri di fungsikan
sebagai pengaman dari main rotor maupun exiter.sehingga dengan asumsi apabila varistor
sudah short dan terjadinya arus balik menuju exiter maka diode terlebih dahulu akan
mengalami kerusakan.
Adapun hal lainya yang dapat merusak AVR,melalui Power input yang diberikan ke
AVR melalui PMG.dimana power input yang diizinkan khususnya pada AVR Stamford
MX321 adalah 170-220 VAC dengan frequensi 100 -120 HZ.untuk itu perlu dilakukanya
pegukuran tegangan pada power input AVR tersebut.hal yang mempengruhi besar dan
kecilnya tegangan power input ke AVR melalui PMG adalah RPM engine itu sendiri.untuk
itu engine sangat perlu di berikan proteksi overspeed selain dapat merusak material pada
engine overspeed juga dapat merusak AVR apabila engine tidak diberikan proteksi
overspeed.
KONEKSI
PHASE
TERMINAL EXITER LOW SHORT CIRCUIT RECTYFIRE DIODA
HIGH VOLTAGE SEQUENCE KABEL CONTROL DEMAGE
PONG/LOST PERFORMANCE
WRONG
CONTACT
REPAIR/REPLACE REPAIR/REPLACE
CONDITION CAUSE REMEDY
1. High voltage Tegangan output travo sensing Pengechekan/Calibration/pen
melebihi nilai yang diizinkan gukuran travo sensing ratio
AVR (190-264 VAC) 2:1
Input :
R-S = 405 Volt
R-T = 409 Volt
S-T = 409 Volt
Output :
R-S = 203.9 Volt
R-T = 205.5 Volt
S-T = 201.5 Volt
Nilai resistansi Input :
P1-P2 = 399.5 ohm
P1-P2 = 398.2 ohm
Nilai resistansi Output :
S1-S2 = 102.6 ohm
S1-S2 = 103.5 ohm
Repair/replace
5. Short circuit kabel control Koneksi kabel kontrol longgar Check kabel kontrol dan
dan lose contact lakukan perbaikan pada
koneksi terminal yang
mengalami longgar.