Anda di halaman 1dari 65

STUDI KELAYAKAN TAMBANG

“Laporan Studi Kelayakan Tambang PT FELDSPAR ARGA KURA”

Disusun Oleh:
Arma Yoga Kurnia Putra (03021281722076)
Christian Eben Ejer Simanjuntak (03021281722052)
Eva Tri Indah Sari (03021181722025)
Muhammad Rifky Bunga Bali (03021281722061)
Sigit Kurniawan (03021281722080)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019

0
RINGKASAN EKSEKUTIF

Lokasi Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi ini berada di Desa Wonotirto, Kecamatan
Wonotirto di Kabupaten Blitar. Semakin pesatnya pembangunan maka diperlukan bahan baku
Feldspar yang lebih banyak, hal ini akan membuka peluang untuk usaha pertambangan
Feldspar. Komoditas yang kami usahakan di daerah ini merupakan bahan galian batuan
komoditas Feldspar. Surat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Feldspar kami diterbitkan
oleh Gubernur Jawa Timur dalam bentuk Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor
P2T/17/15.01/IX/2019 tanggal 4 September 2019 berlaku selama 10 (sepuluh) bulan seluas
7,43 Ha. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi berakhir tanggal 3 Juli 2020. Penyusunan studi
kelayakan (Feasibility Study) dilaksanakan sendiri dengan melibatkan tenaga ahli geologi 1
orang dan tenaga pembantu lapangan 2 (dua) orang yang diambil dari penduduk lokal.
Pelaksanaan kegiatan efektif dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, sisanya untuk pembuatan
laporan dan evaluasi. Kegiatan Studi Kelayakan penambangan Feldspar ini dilakukan dari
tanggal 4 September 2019 sampai 3 Juli 2020.
Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Feldspar a.n. PT FELDSPAR
ARGA KURA berdasarkan kondisi eksisting tata guna lahan merupakan wilayah kebun dan
tanah ladang / tegalan seluas 7,34 hektar. Lokasi daerah penyelidikan ini secara
administrasi termasuk wilayah Desa Wonotirto, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar,
Provinsi Jawa Timur. Untuk menuju ke daerah penyelidikan ini dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari
jalan raya Blitar menuju ke timur. Lokasi daerah penyelididkan kurang lebih 3 km dari pusat
ibu kota Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar ke arah timur.
Secara umum dapat dideskripsikan bahwa wilayah Kabupaten Blitar terhampar mulai
dari daerah dataran sampai pegunungan dengan ketinggian > 400 m dpl dibagian selatan
dengan morfologi bentang alam yang bervariasi mulai dari kemiringan lereng relative datar /
sedikit bergelombang (0-8%) sampai dengan kelerengan yang cukup curam (> 45%). Secara
umum lokasi daerah penyelidikan mempunyai potensi endapan Feldspar, dengan ketebalan
tanah pucuk/zona pengakaran (top soil) sebesar 30 cm beserta tanah penutup sebesar 70 cm.
Sumber daya adalah nilai atau yang berupa kuantitas. Sumber daya ada yang dapat
berubah, baik yang menjadi semakin besar maupun sumber daya yang hilang. Selain itu ada
pula sumber daya yang kekal (selalu tetap). Sumber daya juga ada yang dapat pulih atau
terbarukan (renewable resources) dan jugayang tidak dapat terbarukan (non-renewable).
penentuan beberapa parameter penting, yaitu cut-off grade (COG), searching radius (jari-jari
pengaruh), ukuran blok pada blok model, dan densitas batuan. Metode penghitungan volume
i
sumberdaya dan cadangan yang dilakukan adalah dengan metode gridding menggunakan
bantuan perangkat lunak Global Mapper yang menghitung volume berdasarkan batas-batas
yang sudah ditentukan seperti kontur (relief), model akhir penambangan, dan parameter
lainnya seperti ketebalan top soil dan tanah penutup.
Dalam hal operasi produksi Feldspar tidak terlalu dibutuhkan adanya rekayasa teknik
bebatuan karena pengelolaannya masih bersifat sederhana. Pengendalian secara fisik untuk
mencegah erosi dan sedimentasi adalah dengan cara membuat jenjang (bends) untuk
mengurangi kemiringan lahan, sedangkan pengendalian secara biologi dilakukan dengan cara
melakukan revegetasi. Seperti wilayah lainnya di Indonesia, Kabupaten Blitar memiliki 2
(dua) jenis musim setiap tahunnya, yaitu musim penghujan yang terjadi selama bulan
November sampai dengan bulan Mei dan musim kemarau yang terjadi selama bulan Juni
sampai dengan bulan Oktober. Rata-rata curah hujan selama tahun 2009 sebesar 20,30 mm,
tahun 2008 sebesar 20, 45 mm dantahun 2007 sebesar 21,94 mm data tersebut diperoleh dari
41 (empat puluh satu) stasiun pengamat yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum, Bina
Marga dan Pengairan Kabupaten Blitar. Wilayah Kabupaten Blitar volume infiltrasi surplus di
semua kecamatan dengan terbesar berada di Kecamatan Gandusari. Faktor yang menyebabkan
terjadinya perbedaaan infiltrasi ini adalah faktor sebaran curah hujan yang tidak merata di
masing-masing wilayah yang dapat mempengaruhi ketersediaan air di wilayah tersebut serta
faktor penguapan/ evapotranspirasi (Purbawa dan Wiryajaya, 2009).
Dalam kegiatan penambangan ini, sistem penambangan yang dilakukan adalah
tambang terbuka (Open Pit Mining) dengan sistim berjenjang (bench) bottom up. Setiap
jenjang memiliki teras untuk ruang gerak peralatan dan pelaksanaan penambangan. Desain
penambangan memiliki lebar jenjang 5 m, tinggi jenjang 5 m, dengan sudut jenjang slope 60˚.
Hasil produksi berupa Feldspar (raw material) akan langsung diangkut oleh pembeli dan
apabila terdapat sisa maka akan disimpan pada stock pile. Kegiatan operasional penambangan
dilakukan selama 8 jam/hari (1 jam istirahat), 24 hari/bulan atau 288 hari/tahun dengan
kapasitas produksi 240 m3/harib atau 40 rit/hari, 5.760m3/bulan atau 69.120 m3/tahun.
Kapasitas produksi ini sudah sesuai dengan keinginan pemohon dan sesuai permintaan pasar.
Pengolahan dan pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan
mutu Feldspar melalui proses pengolahan dan pemurnian. Pada kegiatan tambang ini produksi
yang dihasilkan berupa feldspar dalam bentuk bahan mentah (raw meterial). Material bahan
mentah tersebut di jual ke pembeli untuk selanjutnya diolah dan diproses oleh pembeli sesuai
kebutuhannya biasanya untuk industry keramik. Oleh karena itu, dalam hal ini penambang
tidak akan melakukan proses pengolahan dan pemurnian terhadap feldspar. Dengan kata lain
proses pengolahan dan pemurnian dalam hal ini tidak dilakukan.
ii
Proses pengangkutan mengacu kepada keadaan topografi dan lingkungan tanah
penutup diarea disposal, dibuat timbunan berjenjang dengan tinggi jenjang 5 meter, lebar
lantai jenjang untuk kegiatan adalah 5 meter dan slope 60˚. Sehingga tingkat keamanan
terjamin dan kemungkinan longsor dapat diminimalisasi. Untuk menunjang kegiatan
penambangan, pengolahan, pengangkutan, dan pemuatan Feldspar diperlukan sarana
penunjang seperti fasilitas kantor, fasilitas perumahan, fasilitas perbengkelan, fasilitas tenaga
listrik, fasilitas penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan fasilitas air bersih.
Kegiatan mobilisasi peralatan (alat berat dan kendaraan dump truck) dan material pada
tahap operasi produksi akan memberikan dampak terhadap kondisi kesehatan pekerja dan
masyarakat disekitar lokasi penambangan. Kegiatan pembersihan dan pengupasan tanah
penutup, penambangan Feldspar dan kegiatan pemuatan dan pengangkutan hasil tambang
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan berupa penurunan kualitas udara, air dan
biota lainnya disekitar areal penambangan. Untuk itu tetap berupaya agar lingkungan sekitar
areal tambang tetap pada kondisi yang layak untuk ditempati. Proses pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) tetap mengacu pada ketentuan yang ada.
Setiap perusahaan berkewajiban untuk berkontribusi aktif terhadap lingkungan
perusahaannya sebagaimana sudah diatur dalam undang-undang . kemudian dalam rangka
pemberian kesempatan kepada masyarakat setempat untuk ikut b erpartisipasi dalam
pengelolaan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang yang berkelanjutan, seperti
pembentukan kelembagaan komunitas masyarakat serta pembangunan infrastruktur dalam
menunjang kemandirian Pengembangan dan Perberdayaan Masyarakat.
Organisasi adalah suatu mekanisme pembagian kerja dan kerjasama dari orang yang
berhimpun untuk menjalankan kegiatan produksi. Organisasi penambangan di pimpin oleh
manager tambang yang bertanggung jawab kepada direksi. Manajer tambang atau kepala
teknik tambang merupakan pimpinan tertinggi di lokasi penambangan, yang membawahi 5
divisi organisasi, yaitu: divisi perencanaan, divisi operasi tambang, divisi pengolahan, divisi
perrawatan dan lingkungan serta divisi administasi dan keuangan.
Penjualan atau pemasaran Feldspar di sekitar Kabupaten Blitar dan kabupaten
sekitarnya. Hal – hal yang masih dalam tahap pendekatan (negosiasi) biasanya masalah harga.
Sedangkan jika spesifikasi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, maka dengan sendirinya
tidak dilanjutkan. Pembeli komoditas Feldspar yang dijadikan sasaran pemasaran adalah
pemilik industri keramik. Adapun jenis produk yang kami pasarkan adalah Feldspar dengan
kisaran kadar kandungan SiO2 sebesar 66,27 % yang sangat baik untuk industri keramik
dengan jumlah produksi sebesar 69.120 m3 yang akan dijual dengan harga Rp. 40.000 /m 3.

iii
Biaya investasi yang dibutuhkan dalam pengelolaan tambang Feldspar adalah
modal tetap, modal kerja dan sumber dana. Analisis kelayakan tambang ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kegiatan usaha penambangan Feldspar ini dapat memberikan
keuntungan bagi penambang (perusahaan).

iv
KATA PENGANTAR

Pembangunan industri pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan


Kabupaten Blitar. Selama ini Sektor pertambangan merupakan salah satu penggerak utama
pembangunan perekonomian di wilayah ini. Selain dilihat dari sumbangan terhadap daerah
dalam bentuk pajak bahan galian. Maupun retribusi lainnya,peranan sektor ini sangat diliat
dalam hal penyerapan tenaga kerja, kesempatan berusaha dan mendorong pembangunan
infrastruktur di sekitar wilayah pertambangan.
Usaha pertambangan PT FELDSPAR ARGA KURA melakukan penyusunan laporan
Studi Kelayakan Tambang Feldspar ini bertujuan untuk mendapatkan Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang berdasarkan UU diterbitkan oleh pemerintah
Provinsi Jawa Timur. Surat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Feldspar kami diterbitkan
oleh Gubernur Jawa Timur dalam bentuk Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor
P2T/17/15.01/IX/2019 tanggal 4 September 2019 berlaku selama 10 (sepuluh) bulan seluas
7,43 Ha. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi berakhir tanggal 3 Juli 2020.
Izin tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral
Feldspar yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi dan studi kelayakan
yang jika mempunyai nilai ekonomis akan dilanjutkan pada tahap kegiatan operasi produksi.
Atas bantuan dan kerjasama semua pihak selama penyusunan laporan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Akhir kata kami berharap agar laporan ini
bermanfaat dan dapat memenuhi ketentuan juga persyaratan yang berlaku untuk melanjutkan
ke tahap selanjutnya.

Blitar, September 2019


PT FELDSPAR ARGA KURA

Arga Kura
Direktur

v
DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................v

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL........................................................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................xiii

BAB I.......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................................1

I.1 Latar Belakang........................................................................................................................1

I.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................................1

I.3 Ruang Lingkup dan Metode Studi...........................................................................................2

I.4 Pelaksana Studi.......................................................................................................................2

I.5 Jadwal Waktui Studi................................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................................................3

KEADAAN UMUM...................................................................................................................................3

II.1 Lokasi dan Luas Wilayah Tambang..........................................................................................3

II.2 Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan.......................................................................4

II.3 Keadaan Lingkungan Daerah...................................................................................................4

BAB III.....................................................................................................................................................6

GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN........................................................................................................6

III.1 Geologi Regional.....................................................................................................................6

III.1.1 Topografi dan Geomorfologi...........................................................................................6

III.1.2 Stratigrafi........................................................................................................................6

III.1.3 Struktur Geologi..............................................................................................................7

III.1.4 Sumber Daya...................................................................................................................7

III.2 Geologi Lokal........................................................................................................................10

III.2.1 Topografi dan Geomorfologi.........................................................................................10

vi
III.2.2 Litologi..........................................................................................................................10

III.2.3 Bentuk dan Penyebaran Endapan.................................................................................10

BAB IV...................................................................................................................................................12

ESTIMASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN...........................................................................................12

IV.1 Estimasi Sumber Daya...........................................................................................................12

IV.1.1 Metoda (standar estimasi yang digunakan)........................................................................12

IV.1.2 Parameter Estimasi.......................................................................................................12

IV.1.3 Pemodelan....................................................................................................................12

IV.1.4 Jumlah Sumber Daya....................................................................................................12

IV.2 Estimasi Cadangan................................................................................................................12

IV.2.1 Metoda Gridding...........................................................................................................13

IV.2.2 Parameter Estimasi.......................................................................................................13

IV.2.3 Pemodelan....................................................................................................................14

IV.2.4 Jumlah cadangan..........................................................................................................14

BAB V....................................................................................................................................................15

GEOTEKNIK, HIDROLOGI DAN HIDROGEOLOGI.....................................................................................15

V.1 Geoteknik.............................................................................................................................15

V.1.1 Akuisisi data..................................................................................................................15

V.1.1.1 Jenis..............................................................................................................................15

V.1.2 Analisis Geoteknik.........................................................................................................15

V.1.2.1 Kemampugalian dan Kemampugaruan.........................................................................15

V.2 Hidrologi – Hidrogeologi.......................................................................................................16

V.2.1 Analisis Hidrologi-Hidrogeologi.....................................................................................16

V.2.1.1 Hidrologi...................................................................................................................16

V.2.1.2 Hidrogeologi.............................................................................................................17

V.2.2 Rekomendasi Hidrologi-Hidrogeologi............................................................................17

V.2.2.1 Rencana Penyaliran Tambang........................................................................................18

V.2.2.2 Kebutuhan Pompa....................................................................................................18

vii
BAB VI...................................................................................................................................................19

RENCANA PENAMBANGAN..................................................................................................................19

VI.1 Sistem/Metoda dan Tata Cara...............................................................................................19

VI.2 Rencana produksi.................................................................................................................20

VI.2.1 Jadwal Rencana Produksi..............................................................................................20

VI.2.2 Sekuen Penambangan dan Penimbunan.......................................................................20

VI.2.3 Rencana Pengangkutan Material..................................................................................23

VI.3 Asumsi Perhitungan Jam Kerja..............................................................................................24

VI.4 Peralatan Penambangan.......................................................................................................24

VI.4.1 Jenis dan Spesifikasi Alat Utama dan Penunjang..........................................................25

VI.4.2 Jumlah Alat Utama dan Penunjang...............................................................................26

BAB VII..................................................................................................................................................27

RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN.........................................................................................27

BAB VIII.................................................................................................................................................28

INFRASTRUKTUR PERTAMBANGAN......................................................................................................28

VIII.1 Jenis dan Spesifikasi Infrastruktur.....................................................................................28

VIII.1.2 Infrastruktur Pendukung...................................................................................................29

VIII.2 Jadwal Konstruksi..............................................................................................................31

BAB IX...................................................................................................................................................32

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA................................................................................................32

IX.1 Lingkungan............................................................................................................................32

IX.1.1 Dampak Kegiatan................................................................................................................32

IX.1.2 Pengelolaan Lingkungan...............................................................................................33

IX.1.2.1 Pengelolaan Limbah.....................................................................................................34

IX.1.2.2 Rencana Reklamasi dan Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang......................................34

IX.1.3 Pemantauan Lingkungan...............................................................................................34

IX.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja........................................................................................34

IX.2.1 Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja...............................................................34

viii
IX.2.2 Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................................35

IX.2.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan.....35

IX.2.4 Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja..................................................................................36

IX.3 Tingkat Gaji dan Upah...........................................................................................................36

IX.4 Sistem Kerja..........................................................................................................................37

BAB X....................................................................................................................................................38

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.......................................................................38

X.1 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat....................................................38

X.2 Biaya Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.........................................................39

BAB XI...................................................................................................................................................40

ORGANISASI DAN TENAGA KERJA.........................................................................................................40

XI.1 Bagan Organisasi...................................................................................................................40

XI.2 Tabel Tenaga Kerja................................................................................................................42

BAB XII..................................................................................................................................................43

PEMASARAN.........................................................................................................................................43

XII.1 Bagan Pemasaran.................................................................................................................43

XII.2 Prospek Pemasaran..............................................................................................................43

XII.2.1 Dalam Negeri.....................................................................................................................43

XII.2.2 Luar Negeri........................................................................................................................43

XII.3 Jenis dan Jumlah Produk, serta Asumsi Harga......................................................................43

BAB XIII.................................................................................................................................................44

INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN...................................................................................................44

XIII.1 Investasi............................................................................................................................44

XIII.1.1 Modal Tetap......................................................................................................................44

XIII.1.2 Modal Kerja......................................................................................................................45

XIII.1.3 Sumber Dana....................................................................................................................50

XIII.2 Analisis Kelayakan.............................................................................................................50

XIII.2.1 Biaya Produksi...................................................................................................................50

ix
XIII.2.2 Pendapatan Penjualan......................................................................................................51

XIII.2.3 Aliran Uang Tunai (Cash Flow)..........................................................................................51

BAB XIV.................................................................................................................................................52

KESIMPULAN........................................................................................................................................52

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Titik Koordinat Wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi.................................3

Tabel 3.1. Hasil Analisis Laboratorium......................................................................................8

Tabel 4.1 Parameter Estimasi....................................................................................................13

Table 5.1 Data Curah Hujan......................................................................................................16

Tabel 6.1 Alat Utama................................................................................................................26

Tabel 6.2 Alat Penunjang..........................................................................................................26

Tabel 9.1 Dampak Lingkungan.................................................................................................32

Tabel 9.2. Peralatan K3.............................................................................................................35

Tabel 9.3. Tenaga Kerja............................................................................................................36

Tabel 9.4. Gaji Tenaga Kerja.....................................................................................................36

Tabel 10.1 Biaya Pengembangan Masyarakat..........................................................................39

Tabel 11.1 Tenaga Kerja............................................................................................................42

Tabel 13.1 Modal Tetap.............................................................................................................44

Tabel 13.2 Biaya Pembersihan Lahan.......................................................................................46

Tabel 13.3 Biaya Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup..............................................46

Tabel 13.4 Gaji Karyawan........................................................................................................46

Tabel 13.5 Sewa Alat Berat.......................................................................................................46

Tabel 13.6 Biaya Bahan Bakar..................................................................................................47

Tabel 13.7 Biaya Kerjasama.....................................................................................................47

Tabel 13.8 Biaya Pengembangan Masyarakat..........................................................................47

Tabel 13.9 Biaya K3.................................................................................................................48

Tabel 13.10 Biaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.................................................48

Tabel 13.11 Biaya Pajak Komoditas Tambang.........................................................................48

Tabel 13.12 Biaya Reklamasi...................................................................................................49

Tabel 13.13 Biaya Pascatambang.............................................................................................49

Tabel 13.14 Biaya Produksi......................................................................................................50


xi
Tabel 13.15 Penjualan...............................................................................................................51

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Permohonan WIUP OP PT FELDSPAR ARGA KURA................................4

Gambar 3.1 Peta Geologi............................................................................................................8

Gambar 3.2 Peta Geologi Kabupaten Blitar...............................................................................9

Gambar 3.3 Singkapan Feldspar...............................................................................................10

Gambar 3.4 Peta Test Pit, Pengambilan Sampel dan Muka Air Tanah.....................................11

Gambar 6.1 Diagram Alir Rencana Penambangan...................................................................19

Gambar 11.1 Bagan Organisasi.................................................................................................40

Gambar 12.1 Bagan Pemasaran................................................................................................43

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Lokasi Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi ini berada di Desa Wonotirto,
Kecamatan Wonotirto di Kabupaten Blitar. Semakin pesatnya pembangunan maka
diperlukan bahan baku Feldspar yang lebih banyak, hal ini akan membuka peluang untuk
usaha pertambangan Feldspar. Komoditas yang kami usahakan di daerah ini merupakan
bahan galian batuan komoditas Feldspar. Surat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi
Feldspar kami diterbitkan oleh Gubernur Jawa Timur dalam bentuk Surat Keputusan
Gubernur Jawa Timur Nomor P2T/17/15.01/IX/2019 tanggal 4 September 2019 berlaku
selama 10 (sepuluh) bulan seluas 7,43 Ha. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi berakhir
tanggal 3 Juli 2020.
Izin tersebut digunakan untuk melakukan kegiatan dalam rangka pengusahaan
mineral Feldspar yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi dan studi
kelayakan yang jika mempunyai nilai ekonomis akan dilanjutkan pada tahap kegiatan
operasi produksi. Pada tahap selanjutnya wilayah yang diajukan Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi seluas 7,43 Ha dan tidak mengalami penciutan dari
WIUP-nya.

I.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilakukannya penyusunan Studi Kelayakan ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana nilai kelayakan kegiatan pengelolaan aktifitas operasi produksi Feldspar
terhadap hubungannya dengan :
1) Pendayagunaan sumber daya mineral.
2) Peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak.
3) Meningkatkan nilai tambah hasil tambang.
4) Penciptaan lapangan kerja dan kegiatan ekonomi.
5) Turut serta dalam pembangunan khususnya dibidang pertambangan
Tujuannya adalah agar diperoleh informasi yang akurat tentang potensi Feldspar dan
umur ekonomis pada areal izin yang diusahakan dalam hubungannya dengan :
1) Peningkatan potensi pendapatan penambang.
2) Pengembangan potensi daerah.
3) Meningkatkan produk Feldspar.

1
4) Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tambang.

I.3 Ruang Lingkup dan Metode Studi


Dalam kegiatan studi kelayakan dilihat dari : aspek teknis (layak atau tidak layak
ditambang), aspek ekonomi (ekonomis atau tidak ekonomis), aspek lingkungan (bagaimana
pengelolaan lingkungan yang ramah terhadap lingkungan), aspek administrasi (legalitas
kegiatan penambangan).
Metode studi yang dilakukan adalah pengkajian di lapangan (data primer) dan studi
literatur (data sekunder), sehingga menghasilkan data layak tidaknya kegiatan usaha
penambangan Feldspar dilanjutkan. Dalam kegiatan di lapangan dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
- Pemetaan geologi (geological mapping) artinya penyelidikan ini dilakukan dengan
aspek geologi yaitu pemetaan potensi Feldspar yang muncul di permukaan
(outcrop).
- Singkapan Feldspar di lokasi wilayah izin usaha pertambangan dipetakan, sehingga
dapat dilihat arah penyebaran yang akan menentukan jumlah cadangan terbukti
Feldspar yang ada.
- Pengambilan sampel lapangan.
- Dengan mengkombinasikan data kontur (ketinggian) pada lokasi wilayah izin usaha
pertambangan eksplorasi dengan luasan dan ketebalan yang masih ekonomis
ditambang, maka akan diperoleh cadangan terbukti yang layak ditambang baik
secara teknis maupun non teknis.
- Untuk mengetahui kualitas Feldspar yang ada, maka dilakukan analisa kimia.
Sehingga diperoleh data-data kualitas Feldspar dari masing-masing sampel.

I.4 Pelaksana Studi


Penyusunan studi kelayakan (Feasibility Study) dilaksanakan sendiri dengan
melibatkan tenaga ahli geologi 1 orang dan tenaga pembantu lapangan 2 (dua) orang yang
diambil dari penduduk lokal. Pelaksanaan kegiatan efektif dilaksanakan selama 4 (empat)
bulan, sisanya untuk pembuatan laporan dan evaluasi.

I.5 Jadwal Waktui Studi


Kegiatan Studi Kelayakan penambangan Feldspar ini dilakukan dari tanggal 4
September 2019 sampai 3 Juli 2020.

2
BAB II
KEADAAN UMUM

II.1 Lokasi dan Luas Wilayah Tambang


Lokasi Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi ini berada di Desa Wonotirto,
Kecamatan Wonotirto di Kabupaten Blitar. Surat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi
Feldspar kami diterbitkan oleh Gubernur Jawa Timur dalam bentuk Surat Keputusan
Gubernur Jawa Timur Nomor P2T/17/15.01/IX/2019 tanggal 4 September 2019 berlaku
selama 10 (sepuluh) bulan seluas 7,43 Ha. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi berakhir
tanggal 3 Juli 2020. Titik koordinat izin usaha pertambangan eksplorasi yang diberikan
yaitu :

Tabel 2.1. Titik Koordinat Wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi


BUJUR LINTANG
NO
Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
1 112 11 5.201 8 13 59.002
2 112 11 10.100 8 13 59.002
3 112 11 10.100 8 13 58.300
4 112 11 12.901 8 13 58.300
5 112 11 12.901 8 14 4.999
6 112 11 14.899 8 14 4.999
7 112 11 14.899 8 14 8.599
8 112 11 13.200 8 14 8.599
9 112 11 13.200 8 14 10.601
10 112 11 9.100 8 14 10.601
11 112 11 9.100 8 14 6.000
12 112 11 6.000 8 14 6.000
13 112 11 6.000 8 14 3.502
14 112 11 5.201 8 14 3.502

Usulan titik koordinat dan luasan untuk Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi tidak mengalami perubahan atau penciutan dari WIUP-nya sehingga koordinat
dan luasan yang diajukan untuk IUP OP sama dengan koordinat dan luasan WIUP.

3
Gambar 2.1. Peta Permohonan WIUP OP PT FELDSPAR ARGA KURA

II.2 Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan


Lokasi daerah penyelidikan ini secara administrasi termasuk wilayah Desa
Wonotirto, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Untuk menuju ke
daerah penyelidikan ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau
roda dua dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari jalan raya Blitar menuju ke timur. Lokasi
daerah penyelididkan kurang lebih 3 km dari pusat ibu kota Kecamatan Wonotirto, Kabupaten
Blitar ke arah timur.

II.3 Keadaan Lingkungan Daerah


Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Feldspar a.n. PT FELDSPAR
ARGA KURA berdasarkan kondisi eksisting tata guna lahan merupakan wilayah kebun
dan tanah ladang / tegalan seluas 7,34 hektar.
Kondisi fauna yang masuk dalam wilayah izin usaha pertambangan eksplorasi,
yaitu binatang yang hidup di sekitar daerah kegiatan ini meliputi jenis binatang unggas dan
binatang ternak lainnya. Sedangkan kondisi flora pada daerah penyelidikan ini cukup
bervariasi dimana tanaman yang tumbuh antara lain padi, pisang, pohon asem, pohon
mangga, pepaya dan tanaman keras yang lain seperti pohon randu.
Daerah ini beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau yang
berlangsung dari bulan April sampai bulan Oktober, sedangkan musim penghujan
berlangsung pada bulan Nopember sampai bulan Maret. Penduduk yang bertempat tinggal
di daerah penyelidikan ini sebagian besar bermata pencaharian di bidang perkebunan
4
(sengon) dan peternakan, pengusaha dan sebagian kecil PNS dan sebagain besar suku jawa.
Pendidikan masyarakat sebagian besar tamat SD hanya sebagian kecil mencapai tingkat
Sarjana.

5
BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

III.1 Geologi Regional


III.1.1 Topografi dan Geomorfologi
Secara umum dapat dideskripsikan bahwa wilayah Kabupaten Blitar terhampar mulai
dari daerah dataran sampai pegunungan dengan ketinggian > 400 m dpl dibagian selatan
dengan morfologi bentang alam yang bervariasi mulai dari kemiringan lereng relative datar /
sedikit bergelombang (0-8%) sampai dengan kelerengan yang cukup curam (> 45%).
III.1.2 Stratigrafi
Stratigafi daerah penelitian secara regional dibagi dengan urutan dari tua ke muda yaitu :
Formasi Mandalika, Anggota Tuf Formasi Mandalika, Formasi Campurdarat dan Formasi Wonosari
Formasi Mandalika
Formasi ini terdistribusi luas secara regional dan tersusun dari material vulkanik berupa lava
andesit-basal, latit porfir, riolit, dasit dan tuf (Sjarifudin dan Hamidi,1992). Formasi ini memliki
beberapa anggota yang terbagi menjadi anggota bagian atas dan bagian bawah. Anggota bagian atas
terdiri dari pumis, tuf halus, batuan basalti yang terdistribusi di bagian timur are penelitian. Anggota
bagian bawah terdiri dari batuan andesitic dan batuan dasitik yang terdistribusi pada bagian barat.
Formasi Mandalika mengalami alterasi dengan intensif berupa argilik dan proplitik disertai dengan
mineral pirit yang tersebar. Satuan ini memiliki tebal lebih dari 500m. Umur satuan ini tidak dapat
ditentukan, namun FOrmasi Mandalika telah dinyatakan berumur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal
(Samodra dan Gafoer,1990; dalam Sjarifudin dan Hamidi (1992)).
Formasi Wonosari
Formasi Wonosari yang tersusun oleh batugamping koral, batugamping lempungan,
batugamping tufan, batugamping pasiran, napal, batu lempung hitam bergambut dan kalsirudit.
Sebaran satuan batuan Batugamping dari Formasi Wonosari membentang bagian selatan Blitar, dari
arah barat (Kabupaten Blitar) ke timur. Formasi Wonosari (Tmwl) ini berhubungan dengan formasi
Nampol (Tmn) dan antara Formasi Campurdarat (Tmcl) dan Formasi Wuni (Tmw) yang menjemari.
Satuan Formasi Wonosari terdiri dari :
1. Batu gamping koral, warna putih keruh kelabu, banyak mengandung fosil foram, ganggang,
dengan permukaan kasar dan tajam, tebal lapisannya berkisar 3 – 100 m. Satuan ini sering
dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan batu gamping.
2. Batu gamping lempungan, warna kelabu – kehitaman, berfosil foram, sebagai perselingan
dengan lainnya dan tebalnya beberapa puluh centimetre

6
3. Batu gamping tufan, warna kelabu terang, setempat berbentuk fosil moluska, algae, sebagai
perselingan dengan batu gamping pasiran, tebal lapisan 0,5 – 20 cm.
4. Batu gamping pasiran, tekstur kasar sampai sedang, berwarna kelabu hingga coklat,
mengandung kalsit, kuarsa dan mineral mafik, tebal lapisan 0,5 – 2 m.
5. Napal, warna kelabu sampai putih kehijauan, berlapis tipis 3 – 10 cm, berfosil foram, moluska
hingga sisa tumbuhan, sebagai sisipan batu gamping.
6. Batu Lempung, setempat terdapat moluska air tawar, sisa tumbuhan dan bersisipan lapisan
tipis gambut. Satuan ini sering dimanfaatkan masyarakat sebagai Feldspar dan Feldspar.
7. Batu Kalsirudit, warna cokelat merah, tebal lapisan antara 5 dan 20 cm, sebagai sisipan dalam
batu gamping.
Umur satuan batuan Formasi Wonosari ini disimpulkan Miosen Akhir.
Formasi Campurdarat
Formasi Campurdarat tersusun oleh batugamping hablur dan batulempung. Satuan batuan
Formasi Campurdarat berumur Miosen Awal. Sebaran satuan batuan Batugamping dari Formasi
Campurdarat di sebelah utara dari Formasi Wonosari, mulai dari bagian barat (Kabupaten Blitar) ke
timur, sebarannya ditutupi oleh Formasi Wonosari
Satuan geologi daerah penelitian tersusun atas Satuan Batu Lempung yang tersusun atas batu
lempung. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat lebih jelas pada Laporan Eksplorasi
III.1.3 Struktur Geologi
Pada wilayah Kabupaten Blitar struktur geologi yang berkembang berupa sesar, lipatan terdiri
dari antiklin dan sinklin. Pada umumnya pola lipatan searah dengan arah jalur pegunungan.
Struktur dan tektonika pada Miosen Awal terjadi penurunan diikuti genang laut yang
mengendapkan formasi Campurdarat (Tmcl) dan dilain pihak terjadi kegiatan gunung api formasi
Wuni (Tmw). Setelah pelipatan, terobosan, pengangkatan dan erosi, terjadi pengendapan di
lingkungan darat yang disusul dengan genang laut pada Miosen tengah.
III.1.4 Sumber Daya
Keberadaan endapan Feldspar di bawah permukaan cukup melimpah. Kegiatan eksplorasi
seperti pemetaan geologi pada titik-titik lokasi pengamatan menunjukkan bahwa lokasi WIUP PT
FELDSPAR ARGA KURA tersusun atas satuan batu lempung. Peta geologi daerah penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 3.1.

7
Gambar 3.1 Peta Geologi

Sifat dan kualitas endapan Feldspar diperoleh dari hasil analisa laboratorium yang
dilakukan terhadap sampel yang diperoleh. Pengambilan sampel Feldspar di wilayah izin usaha
pertambangan eksplorasi diambil sebanyak 6 (enam) sampel. Analisis laboratorium dilakukan pada
satu sampel. Hal tersebut dilakukan karena kondisi keseluruhan sampel relatif sama secara fisik.
Analisa laboratorium dilakukan dengan melihat kandungan unsur-unsur kimia. Untuk
analisa kimia yang dianalisa adalah : kandungan Silika Dioksida (SiO2), Alumunium Oksida
(Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3), Titan Oksida (TiO2), Kalsium Oksida (CaO), Magnesiuam Oksida
(MgO). Analisa laboratorium kimia dilakukan di laboratorium UPT Laboratorium Uji Kualitas Air
dan Mineral Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur.
Hasil analisa laboratorium kimia yang dilakukan di laboratorium UPT Laboratorium Uji
Kualitas Air dan Mineral Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur pada
sampel Feldspar Di Desa Wonotirto Kecamatan Wonotirto adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Hasil Analisis Laboratorium


HASIL
NO PARAMETER SATUAN METODE
ANALISA
1 Silika Dioksida-SiO2 % Gravimetri 66,27
2 Aluminium Oksida-Al2O3 % Gravimetri 8,3
3 Besi Oksida-Fe2O3 % Kolorimetri 18,18
4 Titan Oksida-TiO2 % Titrimetri tt
5 Kalsium Oksida-CaO % Titrimetri tt
6 Magnesium Oksida-MgO % Gravimetri 7,25

8
Berdasarkan hasil analisis laboratorium tersebut diketahui bahwa sampel feldspar
mengandung SiO2 yang besar yaitu 66,27 % sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan baku
industry keramik.

Gambar 3.2 Peta Geologi Kabupaten Blitar

III.2 Geologi Lokal


III.2.1 Topografi dan Geomorfologi

9
Secara umum dapat dideskripsikan bahwa wilayah Kabupaten Blitar terhampar mulai
dari daerah dataran sampai pegunungan dengan ketinggian > 400 m dpl dibagian selatan
dengan morfologi bentang alam yang bervariasi mulai dari kemiringan lereng relative datar /
sedikit bergelombang (0-8%) sampai dengan kelerengan yang cukup curam (> 45%).
III.2.2 Litologi
Dari hasil penyelidikan berupa pemetaan geologi dan analisa sampel dilapangan ditemukan
adanya kandungan Feldspar yang ekonomis. Feldspar berwarna putih, kecoklat-coklatan, kilap
tanah, tidak ada belahan, terdapat pecahan dan kekerasan sedang. Keberadaan endapan Feldspar di
bawah permukaan cukup melimpah. Kegiatan eksplorasi seperti pemetaan geologi pada titik-titik
lokasi pengamatan menunjukkan bahwa lokasi WIUP PT FELDSPAR ARGA KURA tersusun atas
satuan batulempung. Peta geologi daerah penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Singkapan Feldspar

III.2.3 Bentuk dan Penyebaran Endapan


Secara geologi daerah penelitian sangat berpotensi untuk terbentuknya endapan Feldspar
yang merupakan lokasi wilayan izin usaha pertambangan yang diberikan.
Secara umum lokasi daerah penyelidikan mempunyai potensi endapan Feldspar, dengan
ketebalan tanah pucuk/zona pengakaran (top soil) sebesar 30 cm beserta tanah penutup sebesar 70
cm. Gambar 3.4 di bawah ini menunjukkan lokasi Feldspar yang ditemukan pada lokasi eksplorasi
beserta peta persebaran titik test pit dan kedalaman muka air tanahnya.

10
Gambar 3.4 Peta Test Pit, Pengambilan Sampel dan Muka Air Tanah

11
BAB IV
ESTIMASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN

IV.1 Estimasi Sumber Daya


Sumber daya adalah nilai atau yang berupa kuantitas. Sumber daya ada yang dapat
berubah, baik yang menjadi semakin besar maupun sumber daya yang hilang. Selain itu ada
pula sumber daya yang kekal (selalu tetap). Sumber daya juga ada yang dapat pulih atau
terbarukan (renewable resources) dan jugayang tidak dapat terbarukan (non-renewable).
penentuan beberapa parameter penting, yaitu cut-off grade (COG), searching radius (jari-jari
pengaruh), ukuran blok pada blok model, dan densitas batuan.
IV.1.1 Metoda (standar estimasi yang digunakan)
Adapun pengolahan data yang dilakukan dalam estimasi sumberdaya yaitu
menggunakan metode Inverse Distance weighting (IDW) dengan bantuan software surpac
6.3.2. Dalam pengolahan data tersebut, diperlukan data diantaranya yaitu:a.Data litologi, yaitu
berupa data profil nikel laterit titik bor. b.Data assay, merupakan data hasil analisa kadar
nikel.c.Data collar, merupakan data koordinat serta elevasi titik bor.d.Data survey, adalah data
total kedalaman titik bor.Data di atas kemudian diolah dengan bantuan MS. excel untuk
membuat databaseawal dan kemudian data tersebut diimpor ke surpac 6.3.2 untuk selanjutnya
agar dapat mengetahui sumberdaya.
IV.1.2 Parameter Estimasi
Cut-off grade (COG), searching radius (jari-jari pengaruh), ukuran blok pada blok
model, dan densitas batuan.
IV.1.3 Pemodelan
Konsep model estimasi sumberdaya dan cadangan secara komputer menggunakan
aplikasi bantuan global mapper yang memiliki kemampuan akses secara online ke berbagai
sumber data citra, peta topograf.
IV.1.4 Jumlah Sumber Daya
Jumlah volume sumber daya adalah sebesar 2.366.065 meter3.

IV.2 Estimasi Cadangan


Metode penghitungan volume sumberdaya dan cadangan yang dilakukan adalah
dengan metode gridding menggunakan bantuan perangkat lunak Global Mapper yang
menghitung volume berdasarkan batas-batas yang sudah ditentukan seperti kontur (relief),

12
model akhir penambangan, dan parameter lainnya seperti ketebalan top soil dan tanah
penutup.
IV.2.1 Metoda Gridding
Grid adalah jaringan titik segi empat yang tersebar secara teratur ke seluruh area
pemetaan. Grid dibentuk berdasarkan pada data XYZ dan menggunakan algoritma matematis
tertentu. Gridding merupakan proses penggunaan titik data asli (data pengamatan) yang ada
pada file data XYZ untuk membentuk titik-titik data tambahan pada sebuah grid yang tersebar
secara teratur. Dalam pembuatan file grid ini akan diatur mengenai :
1. Geometri garis grid, yang terdiri dari parameter batas grid dan kepadatan grid
2. Metode grid / gridding
Batas grid merupakan batas-batas pemetaan yang diambil dari nilai X terkecil, X
terbeasr, Y terkecil, dan Y terbesar. Nilai X dan Y diambil dari data mentah di worksheet.
Batas-batas pemetaan tersebut membentuk sebuah segi empat dengan koordinat terluar nilai-
nilai terbesar dari X dan Y. kepadatan grid merupakan lebar kolom dan garis pada file grid.
Kolom dan baris ini berupa garis grid minor yang terbentuk oleh proses interpolasi file XYZ
di sepanjang sumbu X dan Y.
IV.2.2 Parameter Estimasi
Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan secara tepat kondisi geologi dan
karakter/sifat dari endapan bahan galian. Selain itu harus sesuai dengan tujuan evaluasi. Suatu
model sumberdaya yang akan digunakan untuk perancangan tambang harus konsisten dengan
metode penambangan dan teknik perencanaan tambang yang akan diterapkan.
Taksiran yang baik harus didasarkan pada data aktual yang diolah/ diperlakukan secara
objektif. Keputusan dipakai-tidaknya suatu data dalam penaksiran harus diambil dengan
pedoman yang jelas dan konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data yang berbeda dan harus
dilakukan dengan dasar yang kuat.

Tabel 4.1 Parameter Estimasi

PARAMETER HASIL
Beda Elevasi 221-158= 63 meter
Volume Sumberdaya (Soil, OB + 2.366.065
Feldspar (m3))
Volume Top Soil + OB (m3) 74.300
Volume Jenjang (m3) 1.079.247
Cadangan Feldspar (m3) 1.212.518
Cadangan Feldspar Terambil 75 % 909.388
(m3)

13
Kapasitas Produksi/hari (ritase 40
@5m3)
Hari Kerja/Tahun 288
Kapasitas Produksi/tahun 69.120
Umur Tambang (Tahun) 13,2

IV.2.3 Pemodelan
Konsep model estimasi sumberdaya dan cadangan secara komputer menggunakan
aplikasi bantuan global mapper yang memiliki kemampuan akses secara online ke berbagai
sumber data citra, peta topograf.
IV.2.4 Jumlah cadangan
Berdasarkan perhitungan cadangan yang telah dilakukan dengan rumus :

maka diperoleh cadangan sebesar 1.212.518

Umur tambang berdasarkan perhitungan di atas adalah 13 tahun 3 bulan. Jika


ditambah 3 bulan untuk reklamasi dan pascatambang maka umur tambang menjadi 13 tahun 6
bulan.

14
BAB V
GEOTEKNIK, HIDROLOGI DAN HIDROGEOLOGI

V.1 Geoteknik
Dalam hal operasi produksi Feldspar tidak terlalu dibutuhkan adanya rekayasa
teknik bebatuan karena pengelolaannya masih bersifat sederhana. Pengendalian secara fisik
untuk mencegah erosi dan sedimentasi adalah dengan cara membuat jenjang (bends) untuk
mengurangi kemiringan lahan, sedangkan pengendalian secara biologi dilakukan dengan
cara melakukan revegetasi.
V.1.1 Akuisisi data
Dalam kegiatan penambangan ini, sistem penambangan yang dilakukan adalah
tambang terbuka (Open Pit Mining) dengan sistim berjenjang (bench). Setiap jenjang
memiliki teras untuk ruang gerak peralatan dan pelaksanaan penambangan. Desain
penambangan ini memiliki lebar jenjang 5 m, tinggi jenjang 5 m, dengan sudut jenjang slope
60˚. Hasil produksi berupa Feldspar (raw material) disimpan pada stock pile yang berlokasi di
area WIUP OP yang dapat dilihat pada peta fasilitas tambang.
Kegiatan penambangan akan dimulai dari kontur rendah ke kontur tinggi atau dengan
metode bottom up. Luas bukaan lahan untuk kegiatan penambangan 5 tahun pertama seluas 4
hektar.
V.1.1.1 Jenis
Jenis penambangan yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan tambang
terbuka (open pit mining).
V.1.2 Analisis Geoteknik
Dilakukan analisis untuk menentukan kemampugalian dan kemampugaruan dari
tambang, sehingga dapat ditentukan alat yang akan digunakan untuk menggalinya beserta
jumlahnya.
V.1.2.1 Kemampugalian dan Kemampugaruan
Top soi yang akan dibongkar memiliki ketebalan 1m dan dapat digali dengan
menggunakan excavator. Kegiatan penambangan yang dilakukan adalah pembongkaran
feldspar. Kegiatan penambangan dapat menggunakan alat excavator dan 1 dump truck.
Excavator digunakan untuk pembongkaran material dan pemuatan ke dump truck.

15
V.2 Hidrologi – Hidrogeologi
Berdasarkan pengumpulan data maka dapat ditentukan hidrologi dan hidrogeologi dari lokasi
tambang.
V.2.1 Analisis Hidrologi-Hidrogeologi
V.2.1.1 Hidrologi
Seperti wilayah lainnya di Indonesia, Kabupaten Blitar memiliki 2 (dua) jenis musim
setiap tahunnya, yaitu musim penghujan yang terjadi selama bulan November sampai dengan
bulan Mei dan musim kemarau yang terjadi selama bulan Juni sampai dengan bulan Oktober.
Rata-rata curah hujan selama tahun 2009 sebesar 20,30 mm, tahun 2008 sebesar 20, 45 mm
dantahun 2007 sebesar 21,94 mm data tersebut diperoleh dari 41 (empat puluh satu) stasiun
pengamat yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pengairan Kabupaten
Blitar.

Table 5.1 Data Curah Hujan

Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Blitar mempunyai pola yang


berbeda antara wilayah utara Sungai Brantas dengan wilayah selatannya. Wilayah utara
Sungai Brantas membentuk pola aliran (drainage system) radial dimana anak sungai dan
sungai-sungai utamanya seolah-olah berpusat dari Gunung Kelud dan Gunung Butak,
kemudian menyebar keluar dan bermuara di Sungai Brantas. Sungai-sungai utama dan anak-
anak sungai sebagian besar bermuara di Samudera Indonesia, hanya sebagian kecil (disekitar
Kecamatan Binangun yang bermuara di Sungai Brantas.
Sumber-sumber mata air utama di Kabupaten Blitar dengan debit air yang cukup besar
terdapat di Kecamatan Srengat, Gandusari, Wlingi dan Kesamben, sedangkan sumber mata air

16
lainnya mempunyai debit air yang relatif kecil (rata-rata < 5 liter/detik) seperti yang terdapat
di Kecamatan Kesamben, Kademangan, Bakung dan Sutojayan.
V.2.1.2 Hidrogeologi
Akuifer di wilayah kerja diduga terdiri dari 2 tipe, yaitu akuifer bebas dan akuifer
tertekan. Akuifer bebas ini tersusun dari material lapukan batuan penutup yang akhirnya
menjadi tanah (soil) yang terdapat dibagian paling atas. Ketebalan lapisan tanah ini bervariasi
dari 1m s/d 12 m .
Keterdapatan air tanah ini berada pada lapisan dalam suatu cekungan air tanah.
Berdasarkan cekungan air tanah (CAT) tersebut, maka wilayah Kabupaten Blitar terbagi
menjadi 3 bagian :
1. CAT Brantas yang meliputi Blitar Utara seluas 857,95 km2.
2. Non CAT yang meliputi Blitar Tengah seluas 413,09 km2.
3. CAT Bulukawang yang meliputi Blitar Selatan seluas 317,75 km2.
Wilayah Kabupaten Blitar volume infiltrasi surplus di semua kecamatan dengan
terbesar berada di Kecamatan Gandusari. Faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaaan
infiltrasi ini adalah faktor sebaran curah hujan yang tidak merata di masing-masing wilayah
yang dapat mempengaruhi ketersediaan air di wilayah tersebut serta faktor penguapan/
evapotranspirasi (Purbawa dan Wiryajaya, 2009).
Air yang terinfiltrasi di daerah isian (recharge area) akibat presipitasi memberikan
input kepada keterdapatan air dibawah permukaan. Kontrol-kontrol yang berpengaruh dalam
infiltrasi antara lain karakter hidrolik material yang dilalui, kemiringan lereng,gravitasi dan
kondisi vegetasi di daerah tersebut. Keterdapatan air di bawah permukaan atau umumnya
disebut air tanah (ground water). Pada saat penambangan,ada kemungkinan akan muncul air
tanah, air ini berasal dari rembesan air tanah pada dinding jenjang bukaan tambang yang
memotong lapisan akuifer. Sedangkan untuk menghitung debit air tanah digunakan rumus
Darcy :
Q= K . i .A
Keterangan : Q= debit (m3/detik)
i = Gradient hidrolik
A=luas penampang (m2)
K = konduktivitas hidrolik (m/detik)
V.2.2 Rekomendasi Hidrologi-Hidrogeologi
Berdasarkan data topografi, hidrologi, dan hidrogeologi, maka perlu dilakukan
penyaliran agar wilayah tambang tetap kering dan tidak menggangu produksi.

V.2.2.1 Rencana Penyaliran Tambang

17
Pembuatan saluran air digunakan sebagai sarana untuk mendukung kelancaran
kegiatan usaha pertambangan khususnya dalam penanganan limbah yang terjadi dalam
kegiatan usaha pertambangan, seperti : limbah air ataupun endapan tanah / lumpur.
Saluran air berfungsi sebagai media tempat menyalurkan limbah air atau endapan
tanah (lumpur) yang dihasilkan dari kegiatan usaha pertambangan ke kolam sedimen.
Saluran air dibuat disekitar lokasi tambang. Lebar saluran air direncanakan selebar 0,6
meter sampai 1,0 meter, sedangkan total panjang saluran air yang akan di buat sepanjang di
akhir penambangan 941 meter.
V.2.2.2 Kebutuhan Pompa
Jumlah pompa ditentukan oleh ketinggian dan curah hujan.

18
BAB VI
RENCANA PENAMBANGAN

VI.1 Sistem/Metoda dan Tata Cara


Tujuan utama kegiatan penambangan adalah pengambilan bahan tambang di dalam
perut bumi, sehingga mudah untuk diangkut dan diolah sesuai dengan peruntukan maupun
manfaatnya. Dalam kegiatan penambangan ini, sistem penambangan yang dilakukan adalah
tambang terbuka (Open Pit Mining) dengan sistim berjenjang (bench). Setiap jenjang
memiliki teras untuk ruang gerak peralatan dan pelaksanaan penambangan. Desain
penambangan ini memiliki lebar jenjang 5 m, tinggi jenjang 5 m, dengan sudut jenjang slope
60˚. Hasil produksi berupa Feldspar (raw material) disimpan pada stock pile yang berlokasi di
area WIUP OP yang dapat dilihat pada peta fasilitas tambang.
Kegiatan penambangan akan dimulai dari kontur rendah ke kontur tinggi atau dengan
metode bottom up. Luas bukaan lahan untuk kegiatan penambangan 5 tahun pertama seluas 4
PERSIAPAN
hektar. PERTAMBANGAN

Pembebasan Lahan
PERIZINAN
Pembuatan fasilitas
tambang

Pembuatan Jalan
Tambang

Penyediaan
Peralatan
Pertambangan

Penyediaan
Pengambilan STOCK
PENAMBANGAN Peralatan K3
material PILE
(FELDSPAR)
Pembersihan lahan

Penjualan ke dump
Pengupasan tanah
truck pembeli
penutup & top soil

REKLAMASI DAN
PASCATAMBANG
Gambar 6.1 Diagram Alir Rencana Penambangan

19
VI.2 Rencana produksi
Setelah mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi maka
kegiatan usaha pertambangan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
Dalam kegiatan penambangan Feldspar mempunyai perencanaan pengelolaan areal
tambang Feldspar sesuai aturan yang berlaku. Berdasarkan perhitungan cadangan terbukti
yang efektif pada lokasi izin yang diberikan sebesar 925.087 m3
Produksi yang dilakukan sebesar 69.120 m3 per tahun dan pada tahun terakhir
produksi yang dilakukan sebesar 10.828 m3 yang merupakan sisa material dari tahun 1 sampai
13.
VI.2.1 Jadwal Rencana Produksi
Dalam perencanaan kegiatan usaha pertambangan sebagai berikut :
a. Waktu kerja efektif :
= 24 hari / bulan
= 288 hari / tahun
b. Jumlah produksi Feldspar :
= 240m3 / hari
= 5.760 m3 / bulan
= 69.120 m3/ tahun
c. Umur tambang : 13 tahun 3 bulan
VI.2.2 Sekuen Penambangan dan Penimbunan
Setelah mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi maka
kegiatan usaha pertambangan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Development (Persiapan Penambangan)
Untuk dapat melakukan kegiatan penambangan perlu dilakukan development, yaitu
pekerjaan-pekerjaan sebagai persiapan kegiatan penambangan. Beberapa kegiatan yang
termasuk dalam kategori pekerjaan ini adalah :
a. Pembebasan Lahan
Lahan yang ditambang adalah milik masyarakat yang telah diadakan kerjasama
dengan kesepakatan saling menguntungkan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Masyarakat pemilik lahan yang akan ditambang akan mendapatkan keuntungan Rp.
10.000 per rit. Sementara untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar
lokasi penambangan, pemilik izin tambang melakukan sosialisasi tentang upaya
penambangan yang akan dilakukan beserta dampaknya yang dapat berimbas kepada
masyarakat. Masyarakat sekitar diberikan informasi yang benar tentang proses
penambangan dan diyakinkan bahwa penambangan yang akan dilakukan merupakan
20
penambangan yang baik (good mining practice) serta tidak mengakibatkan penurunan
kualitas lingkungan.
b. Pembuatan Jalan Masuk Lokasi
Untuk mempermudah transportasi ke area penambangan maka dibuat jalan
masuk atau sering disebut sebagai jalan tambang. Pembuatan jalan tambang di lokasi
ini adalah pembangunan jalan akses dari jalan desa sampai ke lokasi penambangan.
Pintu masuk tambang berada di sebelah utara dan jalan tambang akan mengarah ke
selatan.
c. Pembuatan Prasarana Fisik
Pembuatan prasarana fisik yang diperlukan dalam memperlancar kegiatan
pertambangan. Pembangunan tersebut meliputi fasilitas penimbunan bahan tambang
(stock pile) yang juga digunakan untuk penimbunan tanah penutup (top soil), saluran
air dan kolam pengendapan.
d. Penyediaan Peralatan Tambang
Pada pekerjaan ini diupayakan penyediaan peralatan yang akan digunakan
dalam kegiatan penambangan. Alat-alat yang dipersiapkan di antaranya adalah
excavator dan dump truck. Excavator digunakan untuk melakukan pembukaan lahan,
pembersihan lahan, penambangan dan memuat material bahan tambang atau tanah
penutup ke atas dump truck, sedangkan dump truck digunakan untuk mengangkut
material tambang ke stock pile serta untuk mengangkut tanah penutup dan tanah pucuk
ke lokasi penimbunan. Pemohon menyewa 1 excavator yang digunakan untuk
kegiatan penambangan dan pemuatan material dari stock pile ke dump truck maupun
dari lokasi penambangan langsung ke dump truck pembeli. Komoditas feldspar yang
sudah digali namun belum diangkut pembeli akan dipindahkan ke stock pile. Pemohon
menyediakan 1 dump truck dengan cara sewa yang akan digunakan untuk
pengangkutan material dari lokasi tambang ke stock pile. Pada saat penyediaan
peralatan tambang juga dilakukan mobilisasi peralatan tersebut ke lokasi tambang.
e. Penyediaan Peralatan Keselamatan Kerja
Peralatan keselamatan kerja adalah syarat mutlak dalam setiap kegiatan yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja untuk lokasi
tambang meliputi pelindung kepala (safety helmet), sepatu lapangan (safety shoes),
masker, sarung tangan, kacamata, rompi, kotak P3K, alat pemadam kebakaran dan
pelindung telinga. Selain penyediaan peralatan K3, pemohon juga mengadakan
sosialisasi K3 di tahun pertama.
f. Pembersihan lahan
21
Sebelum kegiatan penambangan material tambang dilakukan, pemohon
melakukan pembersihan lahan dari vegetasi di permukaan dengan menggunakan
excavator dan dump truck. Pohon berbatang keras dan sudah besar akan ditebang dan
kayunya akan diserahkan ke pemilik lahan. Pembersihan lahan dilakukan selama 7 jam
dengan menggunakan tenaga kerja 2 orang dan operator alat berat 1 orang.
g. Pengupasan top soil dan overburden
Sebelum kegiatan penambangan material tambang dilakukan, pemohon
melakukan pengupasan top soil dan tanah penutup dengan ketebalan rata-rata 1 m
dengan menggunakan excavator dan dump truck. Top soil dan tanah penutup akan
disimpan di stock pile dan akan digunakan kembali ketika reklamasi.
2. Tahap Kegiatan Penambangan
Tujuan utama kegiatan penambangan adalah pengambilan bahan tambang dari
permukaan sehingga mudah untuk diangkut dan diolah sesuai dengan peruntukan maupun
manfaatnya. Dalam kegiatan penambangan ini, sistem penambangan yang dilakukan adalah
tambang terbuka (Open Pit Mining) dengan sistim berjenjang (bench) bottom up. Setiap
jenjang memiliki teras untuk ruang gerak peralatan dan pelaksanaan penambangan. Desain
penambangan memiliki lebar jenjang 5 m, tinggi jenjang 5 m, dengan sudut jenjang slope
60˚. Hasil produksi berupa Feldspar (raw material) akan langsung diangkut oleh pembeli
dan apabila terdapat sisa maka akan disimpan pada stock pile.
Kegiatan penambangan yang dilakukan adalah pembongkaran feldspar, pemuatan
dan pengangkutan. Kegiatan penambangan menggunakan 1 excavator dan 1 dump truck.
Excavator digunakan untuk pembongkaran material dan pemuatan ke dump truck. Dump
truck tersebut digunakan untuk mengangkut material ke stock pile. Sistem penjualan yang
dilakukan adalah dump truck pembeli akan mengambil material secara langsung di lokasi
penambangan maupun di stock pile.
Kegiatan operasional penambangan dilakukan selama 8 jam/hari (1 jam istirahat),
24 hari/bulan atau 288 hari/tahun dengan kapasitas produksi 240 m3/harib atau 40 rit/hari,
5.760m3/bulan atau 69.120 m3/tahun. Kapasitas produksi ini sudah sesuai dengan keinginan
pemohon dan sesuai permintaan pasar.
3. Tahap Pasca Penambangan
Demi menjaga kelestarian lingkungan di lahan tambang, pertambangan yang telah
memasuki masa-masa akhir kegiatan penambangannya tidak boleh meninggalkan area
bekas pertambangannya dalam keadaan rusak atau berpotensi menimbulkan dampak
negatif pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Peraturan perundang-undangan
mengamanatkan kepada penambang di lokasi tersebut agar mengembalikan fungsi lahan
22
bekas area pertambangan, meskipun tidak mungkin dapat kembali 100% seperti sebelum
dilakukan penambangan. Kegiatan pasca tambang yang dilakukan adalah revegetasi lahan
bukaan tambang. Lahan bukaan lahan disini merupakan lahan yang ditambang dan lahan
yang digunakan untuk fasilitas tambang. Reklamasi yang dilakukan adalah penanaman
lahan dengan pohon sengon. Pohon sengon merupakan tanaman kayu keras yang mudah
tumbuh diberbagai lingkungan dan memiliki harga jual tinggi serta permintaan yang besar.
Selama masa penambangan, pemohon juga memberikan dana pengembangan
masyarakat yang digunakan untuk pendidikan, karang taruna, kesehatan dan kas desa. Dana
tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan masyarakat di lokasi sekitar
tambang serta menjaga hubungan yang baik antara pemohon dan masyarakat. Pemohon
juga menggunakan tenaga kerja dari masyarakat sekitar sehingga diharapkan kegiatan
penambangan ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
VI.2.3 Rencana Pengangkutan Material
Dump truck digunakan untuk mengangkut material ke stock pile. Sistem penjualan
yang dilakukan adalah dump truck pembeli akan mengambil material secara langsung di
lokasi penambangan maupun di stock pile.
Proses pengangkutan mengacu kepada keadaan topografi dan lingkungan tanah
penutup diarea disposal, dibuat timbunan berjenjang dengan tinggi jenjang 5 meter, lebar
lantai jenjang untuk kegiatan adalah 5 meter dan slope 60˚. sehingga tingkat keamanan
terjamin dan kemungkinan longsor dapat diminimalisasi. Adapun proses pengangkutan dan
penjualan dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Proses pengangkutan dari lokasi penambangan
Dump truck pembeli akan datang langsung ke lokasi penambangan tempat kegiatan
pembongkaran material melalui jalan tambang. Excavator akan memuatkan material
feldspar ke dalam dump truck pembeli.
2. Proses pengangkutan menuju stock pile menggunakan jalan tambang.
Lokasi stock pile berada di dalam area tambang seperti terlihat pada Gambar 4.7.
Kegiatan ini menggunakan 1 excavator yang digunakan untuk kegiatan penambangan
dan memuatkan Feldspar ke dalam dump truck. Kegiatan pengangkutan feldspar dari
lokasi tambang menuju stock pile menggunakan 1 dump truck kapasitas 6 m3 yang
disewa oleh pemohon.
3. Proses pengangkutan dari stock pile
Pembeli akan datang ke stock pile apabila terdapat material sisa tambang yang berada
di stock pile.
4. Adapun dampak perubahan yang dapat terjadi antara lain :
a. Perubahan kualitas air tanah.
b. Kebisingan dan
23
c. Debu.
Dampak perubahan kualitas air tanah ini dapat diminimalisir dengan melakukan
kegiatan penambangan tidak sampai batas muka air tanah, membuat saluran air
(parit-parit) untuk mengalirkan air dan melakukan pengupasan tanah penutup dan
pembersihan lahan dengan good minning practice. Dampak kebisingan dapat
dikurangi dengan cara pemuatan yang tidak melebihi kapasitas muat sehingga saat
melewati tanjakan tajam tidak menimbulkan suara bising akibat ketidak mampuan
unit. Sedangkan dalam kegiatan aktifitas transportasi semua armada dump truck di
lengkapi dengan terpal sehingga debu yang tertiup angin dapat dikurangi intensitas
dan volumenya. Dalam pengangkutan dari lokasi tambang ke stock pile akan
dilakukan setiap hari. Proses penjualan Feldspar akan digunakan untuk kegiatan
pembangunan di Kabupaten Blitar dan sekitarnya.

VI.3 Asumsi Perhitungan Jam Kerja


Menjelaskan jumlah hari kerja, gilir (shift) kerja, asumsi-asumsi standby/delay alat
dan operator dan jam kerja efektif.
Waktu kerja operasi penambangan yang mencakup kegiatan penggalian/pemberaian,
pemuatan dan pengangkutan direncanakan 1 shift/hari 8 jam/shift. Jam kerja efektif per tahun.
Jam Kerja Tambang
o Jumlah hari/tahun 365 hari/tahun
o Hari libur nasional/tahun 15 hari/tahun
o Kehilangan hari kerja lain-lain/tahun 50 hari/tahun
o Hari kerja.tahun 365 - 15 - 50 = 300 hari/tahun
o Elfisiensi waktu 90%
Jam kerja efektif/tahun 300 x 8 x 90% = 2.430 jam/tahun

VI.4 Peralatan Penambangan


Kebutuhan akan penggunaan peralatan dalam kegiatan usaha pertambangan sangat
penting dan dibutuhkan dalam pengelolaannya yang mana jumlah dan kebutuhan
disesuaikan dengan kapasitas produksi. Jenis peralatan yang akan digunakan dalam
kegiatan usaha pertambangan secara umum meliputi :
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Safety Helmet
4. Safety Shoes (Boot)
5. Masker (Masker Hidung Filter)

24
6. Sarung Tangan
7. Kacamata
8. Kotak P3K
9. Rompi Safety
10. Alat Pemadam Kebakaran
11. Pelindung Telinga

VI.4.1 Jenis dan Spesifikasi Alat Utama dan Penunjang


Menggunakan excavator Volvo EC480D dengan spesifikasi :
47.300 - 53.100
Operating weight
kg
Gross power 265 kW
...at engine speed 1.700 rpm
Bucket capacity 1,77 - 3,8 m³
Lifting capacity, along undercarriage 15.670 kg
...at reach / height 6 / 1,5 m
Max. digging reach 13.260 mm
Max. digging depth 9.170 mm
Breakout force, SAE J1179 (Normal) 230 kN
Breakout force, SAE J1179 (Boost) 251 kN
Tear out force, SAE J1179 (Normal) 160 kN
Tear out force, SAE J1179 (Boost) 174 kN
Overall width feet inches 3.440 mm
Tail swing radius 3.800 mm
Menggunakan excavator Volvo R60D dengan spesifikasi
Payload capacity 54.430 kg
Body volume, SAE 2:1 heap 35 m³
Net weight 41.250 kg
Gross weight 95.680 kg
Cummins QSK19-C700 (Tier 3 / Stage
Engine
IIIA)
Gross power 522 kW
...at engine speed 2.000 rpm
Max SAE J1349 gross torque 2.981 Nm
...at engine speed 1.500 rpm
57,5 km/h
Max speed

VI.4.2 Jumlah Alat Utama dan Penunjang


Tabel 6.1 Alat Utama
Alat Jumlah Kegunaan Sistem
Excavator 1 Alat Penambangan Sewa

25
Alat Pemuatan Rp. 180.000 / jam

Dump truck 1 Alat Pengangkutan Sewa


Kapasitas 6 m3 Rp. 80.000 / jam

Tabel 6.2 Alat Penunjang


Peralatan K3 Jumlah
Safety Helmet 8
Safety Shoes (Boot) 8
Masker (Masker Hidung Filter) 8
Sarung Tangan 8
Kacamata 8
Kotak P3K 2
Rompi Safety 8
Alat Pemadam Kebakaran 1
Pelindung Telinga 8

26
BAB VII
RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

Pengolahan dan pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu
Feldspar melalui proses pengolahan dan pemurnian. Pada kegiatan tambang ini produksi yang
dihasilkan berupa feldspar dalam bentuk bahan mentah (raw meterial). Material bahan mentah
tersebut di jual ke pembeli untuk selanjutnya diolah dan diproses oleh pembeli sesuai kebutuhannya
biasanya untuk industry keramik.
Oleh karena itu, dalam hal ini penambang tidak akan melakukan proses pengolahan dan
pemurnian terhadap feldspar. Dengan kata lain proses pengolahan dan pemurnian dalam hal ini
tidak dilakukan.

27
BAB VIII
INFRASTRUKTUR PERTAMBANGAN

VIII.1 Jenis dan Spesifikasi Infrastruktur


VIII.1.1 Infrastruktur Utama
Proses pengangkutan mengacu kepada keadaan topografi dan lingkungan tanah
penutup diarea disposal, dibuat timbunan berjenjang dengan tinggi jenjang 5 meter, lebar
lantai jenjang untuk kegiatan adalah 5 meter dan slope 60˚. Sehingga tingkat keamanan
terjamin dan kemungkinan longsor dapat diminimalisasi. Adapun proses pengangkutan dan
penjualan dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Proses pengangkutan dari lokasi penambangan
Dump truck pembeli akan datang langsung ke lokasi penambangan tempat kegiatan
pembongkaran material melalui jalan tambang. Excavator akan memuatkan material
feldspar ke dalam dump truck pembeli.
2. Proses pengangkutan menuju stock pile menggunakan jalan tambang.
Kegiatan ini menggunakan 1 excavator yang digunakan untuk kegiatan penambangan
dan memuatkan Feldspar ke dalam dump truck. Kegiatan pengangkutan feldspar dari
lokasi tambang menuju stock pile menggunakan 1 dump truck kapasitas 6 m3 yang
disewa oleh pemohon.
3. Proses pengangkutan dari stock pile
Pembeli akan datang ke stock pile apabila terdapat material sisa tambang yang berada
di stock pile.
4. Adapun dampak perubahan yang dapat terjadi antara lain :
a. Perubahan kualitas air tanah.
d. Kebisingan dan
e. Debu.
Dampak perubahan kualitas air tanah ini dapat diminimalisir dengan melakukan
kegiatan penambangan tidak sampai batas muka air tanah, membuat saluran air (parit-parit)
untuk mengalirkan air dan melakukan pengupasan tanah penutup dan pembersihan lahan
dengan good minning practice. Dampak kebisingan dapat dikurangi dengan cara pemuatan
yang tidak melebihi kapasitas muat sehingga saat melewati tanjakan tajam tidak
menimbulkan suara bising akibat ketidak mampuan unit. Sedangkan dalam kegiatan
aktifitas transportasi semua armada dump truck di lengkapi dengan terpal sehingga debu
yang tertiup angin dapat dikurangi intensitas dan volumenya. Dalam pengangkutan dari

28
lokasi tambang ke stock pile akan dilakukan setiap hari. Proses penjualan Feldspar akan
digunakan untuk kegiatan pembangunan di Kabupaten Blitar dan sekitarnya.
VIII.1.2 Infrastruktur Pendukung
Untuk menunjang kegiatan penambangan, pengolahan, pengangkutan, dan
pemuatan Feldspar diperlukan sarana penunjang seperti fasilitas kantor, fasilitas
perumahan, fasilitas perbengkelan, fasilitas tenaga listrik, fasilitas penyediaan Bahan Bakar
Minyak (BBM) dan fasilitas air bersih.
Fasilitas Kantor Tambang
Bangunan kantor tambang merupakan bagian dari infrastruktur tambang yang di
buat untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi yang mencakup tugas dan
fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dari organisasi penambangan
Feldspar. Desain dan fungsi ruang yang direncanakan dalam bangunan kantor dibuat
sedemikian rupa sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi di atas dapat
berlangsung dengan sebaik-baiknya. Konstruksi bangunan kantor ini dibuat dari kayu
dengan atap asbes, dengan fasilitas antara lain:
1) Fasilitas jaringan listrik
2) Fasilitas jaringan air
3) Fasilitas jaringan komunikasi (internal menggunakan intercom, eksternal
menggunakan telepon dan komunikasi radio frekuensi)
4) Fasilitas jaringan komputer LAN
5) Fasilitas administrasi
6) Fasilitas kantin dan ruang makan
7) Fasilitas parkir kendaraan
8) Fasilitas Perumahan Karyawan
Untuk pemukiman karyawan, maka perusahaan membangun fasilitas pemukiman
yang terdiri dari perumahan karyawan biasa dan perumahan karyawan staf.
Perumahan Karyawan Biasa
Fasilitas perumahan ini diperuntukkan bagi karyawan tetap perusahaan setingkat
Kepala Bagian ke bawah, baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga
(bujangan). Bangunan perumahan atau base camp ini dibangun di luar areal penambangan
dan berjarak 2km dari lokasi tambang.

Perumahan Karyawan Staf


Fasilitas perumahan ini di peruntukkan bagi karyawan tetap perusahaan setingkat
Kepala Divisi dan Manajer yang belum berkeluarga, Bangunan perumahan ini dibangun di
areal penambangan, tepatnya dekat lokasi unit pengolahan Feldspar. Bangunan perumahan

29
ini terdiri dari 6 unit rumah, masing-masing terdiri dari 10 kamar sehingga mampu
menampung 60 orang karyawan staf dan tamu perusahaan.
Bangunan Pos Keamanan
Bangunan pos keamanan dibangun di setiap lokasi yang strategis yang
membutuhkan pengamanan, seperti misalnya pintu masuk daerah tambang, perkantoran,
perumahan, unit preparasi Feldspar dan stockpile. Setiap lokasi yang strategis untuk
kepentingan pengamanan dibatasi dengan pagar kawat berduri. Setiap bangunan pos
keamanan mempunyai luas 3,5x3,5m2 terdiri dari ruang jaga dan ruang peralatan
/perlengkapan. Ada sebanyak 7 pos keamanan didirikan di sekeliling daerah pertambangan
PT FELDSPAR ARGA KURA yang letaknya pada lokasi-lokasi yang strategis.
Fasilitas Bengkel
Bengkel Alat Berat
Bengkel tambang merupakan infrastruktur yang dipergunakan untuk merawat alat-
alat berat yang memerlukan perbaikan dan perawatan. Letak bangunan ini dekat dengan
lokasi unit pengolahan Feldspar (± 500m) dan relatif dekat dengan bukaan tambang (±
700m). Bangunan dengan areal seluas 0,02Ha. Ini dilengkapi dengan peralatan-peralatan
bengkel alat berat.
Pembangunan workshop dan warehouse seluruhnya dilakukan oleh sub-kontraktor
yang tujuannya adalah untuk perbaikan dan perawatan alat-alat berat dan kendaraan ringan.
Bengkel Kendaraan
Bengkel kendaraan digunakan untuk perawatan kendaraan yang dipakai untuk
sarana transportasi, seperti kendaraan roda empat untuk dinas (L 200, Taft GT, Kijang,
Panther) serta untuk pengangkutan karyawan (bus Hino, Colt L-300), termasuk kendaraan
untuk pengawas lapangan. Bengkel kendaraan dengan Iuas 0,5Ha ini terbuat dari
konstruksi kayu dengan atap asbes dan dilengkapi dengan peralatan-peralatan bengkel
untuk kendaraan ringan.
Tempat Cuci Kendaraan
Bangunan dengan luas sebesar 0,2Ha ini terletak di dekat bengkel alat dan
dipergunakan untuk tempat cuci kendaraan operatif tambang. Pada bangunan ini tersedia
drainase air untuk keperluan pencucian kendaraan.

Gudang Tambang
Bangunan ini digunakan sebagai tempat penyimpanan semua aset yang secara fisik
memerlukan volume ruangan yang besar, antara lain suku cadang alat-alat berat, peralatan
tambang dan suku cadang kendaraan. Juga digunakan untuk menyimpan material lain yang
30
dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan sipil tambang seperti pipa, rangka besi, kayu,
asbes, dan lain sebagainya. Administratur gudang pada umumnya mencatat aset yang
keluar - masuk, memonitor keadaan aset dan lain sebagainya, sehingga semua aset yang
disimpan dapat dikelola sebaik-baiknya. Bangunan dengan luas sebesar 0,5Ha ini terletak
di dekat kantor tambang dengan sarana pengamanan pagar besi.
Fasilitas Instalasi Listrik
Bangunan stasiun pembangkit tenaga listrik dimaksudkan untuk penempatan
generator-generator pembangkit listrik yang digerakkan oleh bahan bakar solar, sehingga
dapat membangkitkan energi listrik yang dibutuhkan untuk berbagai kepentingan operasi
penambangan.
Fasilitas Instalasi Air Bersih
Stasiun Pompa Air Bersih
Stasiun pompa air direncanakan dengan tujuan untuk men-suplay kebutuhan air
bersih dan sehat yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari termasuk untuk
minum, masak, mandi, cuci, dan lain sebagainya. Stasiun pompa air ini harus dapat
menyediakan air bersih dan sehat yang memenuhi standar kualitas kesehatan, baik secara
fisik maupun secara kimiawi.
Instalasi Pengolahan Air Bersih
Air yang berasal dari sumur bor disalurkan ke saluran pengambilan air melalui
pintu pengambilan. Dari sini air diisap menuju ke kolam pengendapan.
Kapasitas pompa untuk memindahkan air bersih bagi keperluan kantor, perumahan
karyawan dan sarana tambang adalah sebesar 2x32,40m3 per jam (2 pompa @ 15 PK).

VIII.2 Jadwal Konstruksi


Pembangunan konstruksi dilakukan secara bertahap, dimana lebih memprioritaskan
pembangunan persiapan penunjang penambangan atau infrastruktur utama seperti jalan
tambang, sump, jenjang (bench) dan lain-lain. Setelah itu, dilakukan pembangunan
konstruksi pendukung sesegera mungkin agar memperlancar proses produksi.

31
BAB IX
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

IX.1 Lingkungan
IX.1.1 Dampak Kegiatan
Aspek-aspek pengelolaan lingkungan sebagai dampak kegiatan penambangan ini dan
upaya pemantauan dapat kami gambarakan sebagai berikut :

Tabel 9.1 Dampak Lingkungan


Jenis Rencana Upaya Pengelolaan
No Sumber Dampak
Dampak Lingkungan (UKL)

1 Debu Pengupasan dan penimbunan  Land clearing dilakukan hanya pada


tanah penutup, lahan yang segera
Penambangan, ditambang
Debu dan tanah (overburden)
penimbunan  yang
muncul saat pengangkutan pada
jalan
angkut dilakukan
penyiraman
kendaraa
 Mengatur kecepatan n
maksimu
pengangkut m 60 km/jam,
sedangkan unit sarana maksimum 70
km/jam
revegetas
 Segera melakukan kegiatan i
pada daerah yang sudah direklamasi
pada daerah tambang
Kebisinga Penggunaan Ear plug selama
2 n Pengupasan dan penimbunan  operasi
tanah penutup, penambanga
penambangan, n
pengangkutan Feldspar  Pemasangan peredam pada peralatan
yang menjadi sumber
bising
 Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi
karyawan
3 Erosi dan Penebasan dan pembersihan  Penataan lereng
permane
Sedimentasi lahan, Pengupasan dan  Memperbanyak bangunan n
32
pengendal Reklamas
penimbunan tanah penutup i erosi i dan
revegetasi
 Membuat saluran Drainase tambang
 Membuat Perangkap dan kolam
sedimen.
4 Kualitas Air Penebasan dan pembersihan  Pengadaan dan treatment kolam
pengendap
lahan, Pengupasan dan . Maintenace kolam
penimbunan tanah penutup pengendap secara berkala.
Kegiatan pengangkutan Mengatur dan menentukan jalur
5 Transportasi bahan  alternatif
dan material khusus untuk kendaraan berat
pengangkut alat material
 Mengatur jalur transportasi sehingga
tidak mengganggu aktivitas
warga

Pemantauan lingkungan dilakukan dengan menggunakan pengambilan sampel air yang akan
dianalisa di laboratorium dan selanjutnya akan dibandingkan dengan baku mutu limbah. Analisis
sampel air dilakukan satu bulan sekali. Analisis sampel debu dan kebisingan tidak dilakukan karena
kedua komponen tersebut relatif tidak mengalami dampak yang besar.
IX.1.2 Pengelolaan Lingkungan
Operasi penambangan dan pengelolaan Feldspar ini mengacu pada konsep pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Untuk mencapai sasaran tersebut maka telah dilakukan
suatu program pengelolaan dan pemantauan lingkungan selama pelaksanaan operasi penambangan
Feldspar yang memberi gambaran tentang kondisi lingkungan awal (Rona Lingkungan), Prediksi
dampak dan cara penanggulangannya yang mengacu pada dokumen lingkungan.
IX.1.2.1 Pengelolaan Limbah
Untuk penanganan limbah dalam kegiatan penambangan dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Limbah Domestik
Yaitu limbah yang dihasilkan oleh para pekerja tambang, seperti sisa makanan, air
seni, tinja dan sebagainya. Karena para pekerja tambang rata-rata adalah warga sekitar maka
tidak didapatkan permasalahan dalam pengelolaan limbah domestik ini.
b) Limbah Tambang
Limbah tambang dari aktivitas penambangan Feldspar yang utama adalah tanah
penutup dan batuan lain yang tidak termasuk komoditi yang ditambang. Untuk penanganan
limbah ini telah direncanakan bahwa tanah penutup akan dilokalisir ke stock pile.
Untuk areal tambang yang telah dieksploitasi rencana reklamasi akan dilakukan
dengan revegetasi menggunakan sengon.
IX.1.2.2 Rencana Reklamasi dan Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang

33
Dalam kegiatan reklamasi disesuaikan dengan tahapan kegiatan penambangan. Tahapan
kegiatan penambangan akan dilakukan dari permukaan ke batas bawah yang masih ekonomis
ditambang (160 meter diatas permukaan laut). Jadi sistem penambangan dilakukan dari permukaan
ke bawah. Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan reklamasi akan dilakukan pada lokasi atau blok
yang sudah selesai ditambang.
Berdasarkan kesepakatan dengan pemilik lahan dan dikompilasi dengan rencana tata ruang
di wilayah tersebut, maka pasca tambang wilayah ini (lahan bekas tambang) akan dikembangkan
atau difungsikan sebagai kawasan perkebunan (sengon).
IX.1.3 Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan mengacu kepada dokumen lingkungan yang telah disetujui. Aspek
lingkungan yang dipantau dalam pengelolaan Feldspar yang dilakukan adalah kualitas air.
Pengambilan contoh air akan dilakukan di dekat lokasi penambangan dan selanjutnya akan
dianalisa di laboratorium. Jumlah sampel air yang diambil adalah 1 sampel per bulan. Aspek
kebisingan maupun kualitas udara tidak akan mengalami perubahan yang signifikan dan tidak akan
menganggu lingkungan sehingga tidak dilakukan analisis laboratorium.

IX.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


IX.2.1 Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kegiatan ini dipimpin oleh pemilik izin sendiri. Jumlah tenaga kerja yang rencananya akan
dipekerjakan sebagai tenaga pertambangan pada areal pertambangan sebanyak 3 (tiga) orang yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Bagian administrasi akan mengurus masalah
administrasi kegiatan pertambangan serta terdapat 1 orang operator alat tambang yang ditempatkan
di lokasi tambang dan stock pile.
IX.2.2 Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Jumlah pekerja di lokasi tambang sebanyak 6 orang dan peralatan K3 yang dibeli sejumlah
8 buah dimana 2 buah alat digunakan sebagai persediaan. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang akan digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan di Desa Wonotirto Kecamatan
Wonotirto Kabupaten Blitar sebagai berikut :

Tabel 9.2. Peralatan K3


Peralatan K3 Jumlah
Safety Helmet 8
Safety Shoes (Boot) 8
Masker (Masker Hidung Filter) 8
Sarung Tangan 8
Kacamata 8
Kotak P3K 2
Rompi Safety 8
Alat Pemadam Kebakaran 1
Pelindung Telinga 8

34
IX.2.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pertambangan
Kegiatan mobilisasi peralatan (alat berat dan kendaraan dump truck) dan material pada tahap
operasi produksi akan memberikan dampak terhadap kondisi kesehatan pekerja dan masyarakat
disekitar lokasi penambangan. Kegiatan pembersihan dan pengupasan tanah penutup, penambangan
Feldspar dan kegiatan pemuatan dan pengangkutan hasil tambang akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan berupa penurunan kualitas udara, air dan biota lainnya disekitar areal
penambangan. Untuk itu tetap berupaya agar lingkungan sekitar areal tambang tetap pada kondisi yang
layak untuk ditempati.
Proses pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) tetap mengacu pada ketentuan
yang ada. Adapun tahapan proses dapat kami gambarkan sebagai berikut :
1. Setiap pagi dan sore hari dilakukan proses rencana dan evaluasi kerja.
2. Tenaga kerja diareal penambangan telah dibekali dengan skill dan pengetahuan penggunaan
peralatan tambang
3. Peralatan kerja mulai dari sepatu boot, pakaian kerja, masker, pelindung telinga, rompi,
kacamata dan helm dengan menggunakan standarisasi keselamatan kerja
4. Kotak P3K telah dilengkapi dengan berbagai macam obat untuk penanggulangan dan
pertolongan pertama yang sifatnya pencegahan dan pengobatan.
5. Jam kerja telah diatur pelaksanaannya sesuai dengan aturan tenaga kerja yang berlaku yaitu
8 jam dalam satu hari dan 24 hari kerja dalam satu bulan.
IX.2.4 Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja
Kegiatan ini langsung dipimpin oleh pemilik izin yang dibantu dengan tenaga lapangan
sebanyak 3 (tiga) orang dengan rincian semua orang sebagai tenaga tetap, dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 9.3. Tenaga Kerja
JUMLAH
NO Karyawan
(org)
1 Kepala Tambang 1
2 Tenaga Tambang 3
3 Operator alat berat 1
4 Administrasi 1

Kegiatan pertambangan dipimpin oleh seorang Kepala Tambang dan dibantu 1 orang
tenaga administrasi. Tenaga tambang di lapangan berjumlah 3 orang. Tenaga tambang tersebut
terdiri atas 1 sopir dump truck yang akan mengangkut Feldspar dari lokasi tambang ke stock pile
dan 2 tenaga tambang umum yang mengatur operasional pertambangan. Operator alat berat terdiri
atas 1 operator untuk lokasi tambang. Bagian administrasi akan bertugas untuk mencatat jumlah
produksi tiap hari dan bertanggung jawab untuk pelaporan kegiatan tambang dan perhitungan

35
pajak. Kepala Tambang akan bertanggungjawab terhadap jalannya kegiatan pertambangan di
lapangan.

IX.3 Tingkat Gaji dan Upah


Tingkat penggajian mengacu kepada Standar Satuan Harga Barang Pemerintah Provinsi
Jawa Timur 2017 namun terhadap karyawan tertentu penggajiannya berdasarkan atas pengalaman
dan tanggung jawab, kredibilitas serta loyalitas. Dalam hal sistim kerja mengacu kepada ketentuan
Undang-Undang dan aturan yang berlaku. Rincian tingkat gaji berdasarkan jenis pekerjaan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 9.4. Gaji Tenaga Kerja

IX.4 Sistem Kerja


Sistem kerja dalam kegiatan penambangan ini tiap hari dilakukan kegiatan penambangan
dan pengangkutan dari lokasi tambang di Desa Wonotirto Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar
ke lokasi stok pile. Waktu kerja setiap hari selama 8 (delapan) jam kerja dengan rincian efektif kerja
7 (tujuh) jam istirahat 1 (satu) jam dari jam 07.30 WIB sampai 15.30 WIB. Waktu kerja dalam satu
bulan adalah 24 hari.

36
BAB X
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

X.1 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat


Setiap perusahaan berkewajiban untuk berkontribusi aktif terhadap lingkungan
perusahaannya sebagaimana sudah diatur dalam undang-undang . kemudian dalam rangka
pemberian kesempatan kepada masyarakat setempat untuk ikut b erpartisipasi dalam
pengelolaan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang yang berkelanjutan, seperti
pembentukan kelembagaan komunitas masyarakat serta pembangunan infrastruktur dalam
menunjang kemandirian Pengembangan dan Perberdayaan Masyarakat.
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat dapat dibagi menjadi bebrapa
bidang diantaranya :
a. Bidang Pendidikan
 Beasiswa
 Pendidikan, pelatihan keterampilan, dan keahlian dasar
 Bantuan tenaga pendidik, bantuan sarana dan prasarana pendidikan
 Pelatihan dan kemandirian masyarakat
b. Bidang Kesehatan
 Kesehatan masyarakat di sekitar tambang
 Tenaga kesehatan
 Sarana dan prasarana kesehatan
c. Bidang Pendapatan dan Pekerjaan
 Perdagangan
 Pertanian
 Peternakan
 Perikanan
 Kewirausahaan
d. Bidang Kemandirian Ekonomi
 Peningkatan kapasitas dan akses masyarakat setempat dalam usaha kecil dan
menengah
 Pengembangan usaha kecil dan menengah masyarakat sekitar tambang
 Pemberian kesempatan kepada masyarakat sekitar tambang untuk ikut
berpartisipasi dalam pengembangan usaha kecil dan menengah sesuai dengan
profesinya.
e. Bidang Sosial dan Budaya
 Bantuan pembangunan sarana dan prasarana ibadah dan hubungan di bidang
keagamaan
 Bantuan bencana alam
 Partisipasi dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal setempat

37
X.2 Biaya Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Tabel 10.1 Biaya Pengembangan Masyarakat

38
BAB XI
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA

XI.1 Bagan Organisasi


Organisasi adalah suatu mekanisme pembagian kerja dan kerjasama dari orang yang
berhimpun untuk menjalankan kegiatan produksi. Pada umumnya pelaksanaan operasi
penambangan dapat menggunakan 2 alternative pola kerja yang perlu dikaji, yaitu:
1. seluruh kegiatan penambangan dikerjakan sendiri.
2. seluruh kegiatan operasi penambangan oleh sub-kontraktor.
Pada kegiatan pola pertama konsekuensinya akan banyak tenaga kerja yang diserap.
Organisasi penambangan di pimpin oleh manager tambang yang bertanggung jawab
kepada direksi. Manajer tambang atau kepala teknik tambang merupakan pimpinan tertinggi
di lokasi penambangan, yang membawahi 5 divisi organisasi, yaitu: divisi perencanaan, divisi
operasi tambang, divisi pengolahan, divisi perrawatan dan lingkungan serta divisi administasi
dan keuangan. Setiap divisi akan didukung oleh beberapa staff untuk kelancaran pekerjaan.
Struktur organisasi alternative pola kerja pertama dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 11.1 Bagan Organisasi

39
Fungsi tiap bagian Secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab terhadap
pencanaan tambang, laporan produksi harian/mingguan/bulanan, penentuan sasaran produksi
dan kualitas produk. Divisi ini bertanggung jawab pada perencanaan tambang baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
2. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini dibagi 2 bagian yaitu bagian eksplorasi yang bertugas melakukan eksplorasi yang
dibantu oleh para staf dan bagian penambangan yang bertanggung jawab pada pembongkaran,
pengangkutan, dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
3. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai fungsi
menganalisa bahan galian yang akan diolah.
4. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
b. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi tambang, mengontrol,
reklamasi dan penghijauan daerrah tambang.
c. Perawatan kendaraan ringan dan alat-alat berat.
d. Sarana penerangan daerah tambang
e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan.
5. Divisi Administrasi dan Keuangan
Divisi administrai dan keuangan membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap
kegiatan-kegiatan yang mendukung operasi tambang, antara lain:
a. Keuangan dan pembayaran gaji (payroll)
b. Administrasi dan surat-menyurat
c. Personalia dan umum
d. Security / Satpam
e. Hubungan kepada pemerintah dan masyarakat setempat.
f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

40
XI.2 Tabel Tenaga Kerja

Tabel 11.1 Tenaga Kerja


JUMLAH
NO Karyawan
(org)
1 Kepala Tambang 1
2 Tenaga Tambang 3
3 Operator alat berat 1
4 Administrasi 1

41
BAB XII
PEMASARAN

XII.1 Bagan Pemasaran

Gambar 12.1 Bagan Pemasaran

XII.2 Prospek Pemasaran


XII.2.1 Dalam Negeri
Penjualan atau pemasaran Feldspar di sekitar Kabupaten Blitar dan kabupaten
sekitarnya. Hal – hal yang masih dalam tahap pendekatan (negosiasi) biasanya masalah
harga. Sedangkan jika spesifikasi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, maka dengan
sendirinya tidak dilanjutkan. Pembeli komoditas Feldspar yang dijadikan sasaran
pemasaran adalah pemilik industri keramik.
XII.2.2 Luar Negeri
Penjualan atau pemasaran Feldspar untuk skala Internasional tidak akan dilakukan, hal
ini dikarenakan Feldspar yang dijual masih dalam bentuk bahan galian atau belum diolah.

XII.3 Jenis dan Jumlah Produk, serta Asumsi Harga


Adapun jenis produk yang kami pasarkan adalah Feldspar dengan kisaran kadar
kandungan SiO2 sebesar 66,27 % yang sangat baik untuk industri keramik dengan jumlah
produksi sebesar 69.120 m3 yang akan dijual dengan harga Rp. 40.000 /m 3.

42
BAB XIII
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN

XIII.1 Investasi
Biaya investasi yang dibutuhkan dalam pengelolaan tambang Feldspar adalah sebagai
berikut :
XIII.1.1 Modal Tetap
Rincian modal tetap yang diperlukan dalam kegiatan penambangan di Desa Wonotirto
Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, sebagai berikut :

Tabel 13.1 Modal Tetap

Uraian :
1. Biaya perizinan adalah biaya yang dikeluarkan dari proses awal izin sampai izin usaha
pertambangan operasi produksi terbit, seperti : biaya transportasi, biaya administrasi,
biaya pembayaran cetak peta, biaya pencadangan wilayah izin usaha pertambangan.
2. Biaya eksplorasi terdiri atas biaya kegiatan eksplorasi di lapangan dan pembuatan
dokumen Laporan Eksplorasi, Studi Kelayakan, RKAB, Rencana Reklamasi dan
Pascatambang serta UKL-UPL.
3. Pembuatan jalan tambang
Pembuatan jalan tambang yang dibuat hingga akhir penambangan sepanjang 150 meter,
dengan biaya pembuatan jalan tambang sebesar Rp. 5.000.000 di awal tahun. Pembuatan
jalan di awal tahun hanya untuk menghubungkan jalan desa hingga mulut tambang
karena pada dasarnya pembuatan jalan tambang beriringan dengan kemajuan tambang
sehingga biaya pembuatan jalan di awal tahun tidak terlalu besar.
4. Pembuatan tempat penyimpanan tanah penutup dan tanah pucuk serta stockpile
Pembuatan tempat penyimpanan tanah penutup total dan stockpile seluas 320 m2 dengan
biaya sebesar Rp. 10.000.000. Pembuatan lokasi stock pile digunakan sebagai sarana

43
untuk mendukung kelancaran kegiatan usaha pertambangan khususnya sebagai tempat
penimbunan material Feldspar yang telah ditambang namun belum dibeli oleh pembeli.
Penempatan lokasi stock file tidak terlalu jauh dari lokasi tambang yaitu di sebelah
utara. Luas lokasi stock pile direncanakan seluas 320 m 2 ( 32 m x 10 m) dimana 100 m 2
digunakan untuk tempat penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup serta 220 m 2
digunakan untuk penimbunan material. Tempat penyimpanan tanah penutup berupa
tanah rata yang sekitarnya dibuat parit untuk saluran air. Timbunan tanah penutup dan
tanah pucuk akan ditutup terpal.
5. Pembuatan kolam pengendapan
Pembuatan kolam sedimen dibuat sekitar 50 m 2 dengan biaya pembuatan kolam
sedimen sebesar Rp. 5.000.000. Kolam pengendapan seluas 5 m x 10 m berupa lahan
yang dikeruk hingga berbentuk kolam.
6. Pembuatan saluran air
Pembuatan saluran air dibuat bersamaan dengan pembukaan dan pembersihan lahan dan
biaya yang dianggarkan sebesar Rp. 5.000.000.
7. Jaminan Reklamasi
Jaminan reklamasi adalah biaya yang digunakan untuk jaminan reklamasi yang akan
dibayarkan di depan. Jadi biaya reklamasi dalam hal ini dimasukkan dalam modal tetap
yaitu sebesar Rp. 107.600.000.
8. Jaminan Pascatambang
Jaminan pascatambang adalah biaya yang digunakan untuk jaminan pascatambang yang
akan dibayarkan di depan. Jadi biaya pascatambang dalam hal ini dimasukkan dalam
modal tetap yaitu sebesar Rp. 20.100.000.
XIII.1.2 Modal Kerja
Modal kerja adalah biaya kegiatan operasi produksi yang dikeluarkan dalam kegiatan
penambangan. Rincian modal kerja yang dibutuhkan setiap bulan dalam pengelolaan tambang
Feldspar di Desa Wonotirto Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Mobilisasi peralatan
Mobilisasi peralatan tambang berupa excavator membutuhkan biaya Rp. 2.000.000 yang
hanya dikeluarkan pada tahun pertama.
2. Pembersihan Lahan dan Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
Pembersihan lahan dan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup dilakukan sebelum
penggalian material tambang. Kegiatan ini dilakukan seiring dengan luas bukaan lahan
per tahunnya dimana selama 5 tahun pertama lahan yang akan dibuka seluas 4 hektar.
Kegiatan ini membutuhkan excavator untuk membersihkan lahan, mengupas tanah
pucuk dan mengupas tanah penutup serta dump truck yang digunakan untuk
mengangkut vegetasi yang sudah dibersihkan, tanah penutup dan tanah pucuk.
Tabel 13.2 Biaya Pembersihan Lahan
44
Tabel 13.3 Biaya Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup

3. Gaji Karyawan
Gaji karyawan sudah disesuaikan dengan Standar Harga Pokok Pemerintah Provinsi Jawa
Timur Tahun 2017. Tenaga Tambang berjumlah 3 orang yang terdiri dari 1 orang supir
dump truck dan 2 orang tenaga lapangan. Gaji karyawan dibayarkan tiap bulan.

Tabel 13.4 Gaji Karyawan

4. Sewa Alat Berat


Pemohon menyewa alat berat berupa 1 excavator. Biaya sewa excavator Rp. 180.000 per
jam dimana dalam satu hari ada 7 jam kerja. Biaya sewa dump truck sebesar Rp. 80.000 per
jam.

Tabel 13.5 Sewa Alat Berat

5. Biaya Bahan Bakar


Excavator membutuhkan bahan bakar berupa solar sebanyak 15 liter per jam. Harga solar
sebesar Rp. 8.000 per liter. Dump truck membutuhkan solar sebanya 20 liter per hari.
Kebutuhan solar dump truck sedikit karena dump truck ini digunakan untuk mengangkut
sisa feldspar yang belum diambil langsung oleh pembeli dan jarak antara lokasi
penambangan dan stockpile dekat.

45
Tabel 13.6 Biaya Bahan Bakar

6. Biaya Kerjasama
Pemohon menggunakan lahan masyarakat untuk ditambang dengan metode kerjasama
dimana pemilik lahan akan mendapatkan keuntungan Rp. 10.000 per rit. Produksi satu
tahun sebanyak 11.520 rit.

Tabel 13.7 Biaya Kerjasama

7. Biaya Pengembangan Masyarakat


Pemohon berkomitmen untuk mengadakan kegiatan penambangan yang selaras dengan
kpentingan masyarakat dan berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui
program pengembangan masyarakat. Program pengembangan masyarakat terdiri dari
bidang pendidikan yaitu pemberian bantuan biaya pendidikan bagi keluarga tidak mampu,
bidang keagamaan seperti pengajian, iuran karang taruna untuk kegiatan desa, bidang
kesehatan berupa bantuan biaya pengobatan bagi keluarga tidak mampu serta pemberian
kas desa.

Tabel 13.8 Biaya Pengembangan Masyarakat

8. Biaya K3
Pemohon melakukan pengadaan peralatan K3 setiap tahun dan pengadaan sosialisasi K3
yang dilakukan pada tahun pertama. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan agar kegiatan
pertambangan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kecelakaan kerja. Jumlah
perlengkapan yang dibeli berjumlah 8 peralatan per item dimana 2 peralatan digunakan
sebagai persediaan. Biaya tak terduga dianggarkan untuk pengobatan karyawan yang sakit
atau terluka ketika kegiatan operasi produksi.

46
Tabel 13.9 Biaya K3

9. Biaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab pemohon terhadap lingkungan
sehingga kegiatan pertambangan tidak merusak lingkungan.

Tabel 13.10 Biaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

10. Pajak Komoditas


Pajak komoditas merupakan kewajiban pemohon kepada pemerintah daerah dimana sesuai
Peraturan Bupati Blitar Nomor 40 Tahun 2012 dimana harga jual dasar Feldspar adalah Rp.
20.000/m3 dan pajak yang dikenakan 25% dari harga jual dasar maka pajak feldspar per m 3
sebesar Rp. 5.000

Tabel 13.11 Biaya Pajak Komoditas Tambang

11. Biaya Reklamasi


Reklamasi dilakukan setiap lima tahun sesuai luas bukaan lahan. Kegiatan reklamasi yang
dilakukan adalah revegetasi dengan tanaman sengon. Rincian kegiatan reklamasi dapat
dilihat pada dokumen rencana reklamasi.

47
Tabel 13.12 Biaya Reklamasi

12. Biaya Pascatambang


Pascatambang dilakukan pada tahun terakhir namun dijaminkan diawal tambang. Rincian
kegiatan pascatambang dapat dilihat pada dokumen rencana pascatambang.

Tabel 13.13 Biaya Pascatambang

XIII.1.3 Sumber Dana


Berkaitan dengan pengelolaan areal tambang Feldspar di Desa Wonotirto Kecamatan
Wonotirto Kabupaten Blitar dibutuhkan biaya modal tetap dan modal kerja sebesar Rp 2,130,024,763
berasal dari biaya pribadi.

48
XIII.2 Analisis Kelayakan
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan usaha penambangan Feldspar ini dapat memberikan
keuntungan bagi penambang, maka akan diuraikan sebagai berikut :
XIII.2.1 Biaya Produksi
Biaya produksi kegiatan usaha penambangan Feldspar di Desa Wonotirto Kecamatan
Wonotirto Kabupaten Blitar setiap tahun dapat dilihat pada cash flow. Biaya produksi tiap tahun
sebesar Rp1,902,324,763.

Tabel 13.14 Biaya Produksi


MODAL
KERJA
PERSIAPAN
1 Pembersihan Lahan Rp2,895,000
2 Mobilisasi Peralatan Rp2,000,000
3 Pengupasan Tanah Penutup Rp2,895,000
SUB TOTAL Rp7,790,000
BIAYA
PRODUKSI
1 Gaji Karyawan Rp235,500,000
2 Sewa Excavator PC200 dan Dump Truck Rp524,160,000
3 BBM Rp288,000,000
4 Biaya Kerjasama Rp115,200,000
5 CSR (Pengembangan Masyarakat) Rp360,000,000
6 K3 Rp6,370,000
7 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Rp9,600,000
8 Pajak Komoditas Rp. 5000/m3 Rp345,600,000
SUB TOTAL Rp1,884,430,000
TAHAP
REKLAMASI
Penataan Lahan dan Pengembalian Tanah
1 Pucuk Rp1,983,520
2 Revegetasi Rp4,232,428
3 Pemeliharaan Rp74,955
Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat
4 (2,5%) Rp157,273
5 Biaya perencanaan reklamasi (12%) Rp754,908
6 Biaya administrasi (9%) Rp566,181
7 Biaya supervisi (5%) Rp314,545
Sub Total 1 Rp8,083,810
Biaya Overhead 15% Rp1,212,572
Biaya PPN 10% Rp808,381
SUB TOTAL Rp10,104,763

49
XIII.2.2 Pendapatan Penjualan
Biaya pendapatan dari penjualan Feldspar kegiatan usaha penambangan Feldspar di Desa
Wonotirto Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar setiap tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 13.15 Penjualan


Produksi Harga Jual Pendapatan
69.120 m3 Rp. 40.000 Rp. 2.764.800.000

XIII.2.3 Aliran Uang Tunai (Cash Flow)


Cash flow dapat dilihat pada lampiran 1.
1. Dengan Discount Factor 9 % akan diperoleh Net Present Value (NPV) sebesar
Rp7,633,663,498
2. Dengan NPV sebesar Rp7,633,663,498 berarti nilai NPV > 0, maka kegiatan usaha
pertambangan ini layak untuk diusahakan atau layak untuk ditambang.
3. Return of Investment sebesar 34 % dengan Break Even Point 53.280 m3 dan Pay Back Period
9 bulan 6 hari maka investasi ini sangat menguntungkan dan layak ditambang.

50
BAB XIV
KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan dari laporan studi kelayakan (Feasibility Study) ini dapat di uraikan
sebagai berikut :
1. Luas wilayah izin usaha pertambangan yang dimohon untuk tahap kegiatan operasi produksi
sebesar 7,43 Ha.
2. Berdasarkan analisa jumlah kandungan Feldspar yang efektif ditambang sebanyak 909.388
m3. Sedangkan rata-rata setiap tahunnya dilakukan produksi sebanyak 69.120 m3 maka umur
tambang selama 13 tahun 6 bulan dimana 3 bulan terakhir digunakan untuk reklamasi dan
pascatambang.
3. Tata cara penambangan dilakukan dengan sistem dan tahapan sebagai berikut:
a. Pembersihan Lahan (land clearing)
b. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil) dan Tanah Penutup (Overburden)
c. Penggalian / Penambangan
d. Pemuatan ke stock pile
4. Pemasaran dan penjualan Feldspar dari stock pile hanya untuk kebutuhan dalam negeri.
5. Jumlah tenaga kerja 6 orang.
6. Dalam kegiatan usaha pertambangan ini diperlukan investasi total sebesar Rp
2,130,024,763.
7. Nilai NPV sebesar Rp7,633,663,498 berarti nilai NPV > 0, maka kegiatan usaha
pertambangan ini layak untuk diusahakan atau layak untuk ditambang.
8. Return of Investment sebesar 34 % dengan Break Even Point 53.280 m3 dan Pay Back
Period 9 bulan 6 hari maka investasi ini sangat menguntungkan dan layak ditambang.

51

Anda mungkin juga menyukai