Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

RANCANGAN MODEL SMART ECO-VILLAGES TOURISM SEBAGAI


PENGEMBANGAN MODEL DESA DIGITAL PADA DESA-DESA
WISATA DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN:
PKM - GAGASAN TERTULIS

Disusun oleh:

Jaslin Bonita Aureyga H14170052


Ana Himatul Wahidah H14180008
Alisha Ratna Kamilah H14180019
Novri Aji Pamungkas H14180022
Kania Dwi Hardianti H14180069

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


BOGOR
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-NYa sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Rancangan Model Smart Eco-Villages
Tourism Sebagai Pengembangan Model Desa Digital Pada Desa-Desa Wisata di
Indonesia”.
Karya tulis ini ditujukan untuk memenuhi tugas Ekonomi Perencanaan
Regional dalam bentuk Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM -
GT) 2020 yang diadakan oleh DIKTI. Melalui karya tulis ini, penulis ingin
memberikan solusi terhadap permasalahan pariwisata di desa wisata di Indonesia.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami
sampaikan kepada Prof. Dr. Muhammad Firdaus, SP., M.Si., selaku dosen mata
kuliah Ekonomi Perencanaan Regional yang telah memberikan banyak bimbingan
dan arahan kepada kami dalam penyusunan karya tulis ini. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan pada kami.
Kami menyadari terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi,
contoh, dan sistematika penulisan dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Besar harapan kami karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi kami
sebagai penulis dan bagi pembaca pada umumnya terutama bagi pelaku usaha
pariwisata di Indonesia.

Bogor, 20 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... 3
RINGKASAN.......................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................5
Latar Belakang...................................................................................................5
Tujuan dan Manfaat...........................................................................................5
GAGASAN.............................................................................................................. 6
Kondisi Pembangunan Desa dan Pariwisata di Indonesia.................................6
Solusi Yang Pernah Ditawarkan........................................................................7
Gagasan Baru Yang Ditawarkan....................................................................... 7
Pihak-Pihak Terkait........................................................................................... 8
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan....................................... 10
KESIMPULAN...................................................................................................... 12
Inti Gagasan.....................................................................................................12
Teknik Implementasi Gagasan........................................................................ 12
Prediksi Keberhasilan Gagasan....................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Alternatif Smart Village……………………………………………9


Gambar 2. Model Alternatif Smart Eco-Village Tourism………………............…..9

3
RINGKASAN

Pembangunan desa merupakan faktor penting bagi pembangunan daerah


dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan
pembangunan antar wilayah. Desa sebagai unit pemerintahan terendah dalam
struktur pemerintahan Indonesia serta memerlukan pembaharuan dan adopsi
terhadap perkembangan teknologi informasi, sehingga dengan menerapkan
teknologi informasi akan mendorong percepatan pengembangan smart city.
Dilihat dari perkembangan teknologi informasi, konsep smart village tidak bisa
dilepaskan dari perkembangan konsep smart city. Pengembangan smart village
harus dipahami sebagai kondisi yang menunjukkan adanya dorongan dari
masyarakat lalu didukung oleh pemerintah melalui pembinaan dan pemberdayaan
agar terwujud peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa.

Konsep Smart Eco-Village Tourism merupakan integrasi teknologi informasi


dalam kehidupan masyarakat perdesaan, tempat pariwisata, lokasi, dan layanan
pemberitaan di desa wisata setempat, sehingga menghasilkan kebermanfaatan dan
kesinambungan antara tekonologi informasi dengan wisatawan. Model Smart
Eco-Village Tourism dirancang menggunakan E-Database perdesaan di Indonesia
(database sebagai bank data untuk dipublikasi secara umum melalui media online
yang berisi informasi tempat pariwisata di desa-desa wisata). Lalu hasil tampilan
E-Database perdesaan wisata didesain untuk lebih komunikatif dan Aplikasi
Smart Eco-Villages Tourism dirancang dapat memudahkan wisatawan untuk
melakukan pencarian lokasi wisata karena sudah berbasis google maps dan dapat
menemukan tempat wisata yang tertera di dalam aplikasi tersebut sehingga dapat
diketahui akses dan waktu tempuh menuju tempat yang diinginkan. Selain itu para
wisatawan juga dapat memberi kritik/saran dan penilaian untuk para pelaku usaha
sebagai masukan dan apresiasi agar usahanya terus meningkat dan lebih baik.

Aplikasi model Smart Eco-Villages Tourism tentunya memiliki manfaat bagi


desa wisata di Indonesia yaitu diantaranya meningkatkan kualitas layanan desa
dengan menambahkan informasi-informasi yang terkait dengan produk dan jasa di
suatu daerah dan berita terbaru yang terjadi di desa tersebut, selain informasi
tentang pariwisata. Namun juga ada kendala dalam pengembangan dan penerapan
model Smart Eco-Villages Tourism, seperti lemahnya jaringan internet, lambatnya
penyebaran informasi dan Kapasitas SDM yang masih minim. Untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut perlu melakukan pembangunan yang di prioritaskan
dengan mengidentifikasi potensi sumberdaya sekitar dan menentukan keterlibatan
seluruh perangkat desa serta koordinasi antara pemerintah dan masyarakat desa

4
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Globalisasi adalah hal yang sudah umum bagi semua orang di penjuru dunia.
Globalisasi menjadikan batas negara, tempat, waktu semuanya menghilang.
Informasi dapat terakses dengan cepat dari tempat satu ke belahan dunia lain.
Sehingga teknologi, komunikasi, informasi, ilmu pengetahuan, dan sebagainya
dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini juga
menjadikan digitalisasi sangat diperlukan. Masalahnya, tidak semua orang yang
tahu informasi dapat mengaksesnya dengan mudah. Masih banyak masyarakat
awam terpencil masih sulit untuk mengakses informasi.
Menurut Direktur Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian
Komunikasi dan Informatika Ahmad M.Ramli, di Indonesia hingga Juni 2020
sebanyak 10.670 desa sudah dapat menngakses jaringan internet dan 12.548 desa
masih belum tersentuh oleh jaringan internet dan selanjutnya akan terus
dikembangkan untuk penanaman dan perluasan jaringan untuk wilayah 3T
(Terdepan Terluar, dan Tertinggal) (Tempo.co). Jeringan internet tentu sangat
penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi rakyat. Terutama
sekarang juga sudah mulai dikembangkan model desain desa digital yang
tercantum dalam Program Prioritas Nasional yang menjadi skala prioritas
Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes
PDTT), yaitu model desain digital yang dimulai tahun 2021.
Ada empat model desain desa digital yang dirancang. Pertama, digitalisasi
penyusunan Database bagi desa berbasis Big Data yang bertujuan perencanaan
pembangunan desa, pendukung pelaksanaan pembangunan di desa, monitoring,
pengawasan, dan juga evaluasi sebagai tindak lanjut dari pengembangan desa.
Kedua, pengembangan desa unggulan dengan mendata potensi unggulan desa dan
bekerjasama dengan e-commerce yang nantinya diharapkan dapat mmpercepat
pertumbuhan ekonomi desa dan juga menarik wisatawan lokal maupun
mancanegara, desain ini belum diterapkan, karena Kemendes PDTT masih
melakukan pemetaan berbasis kawasan.
Selanjutnya, digitalisasi dalam percepatan pelayanan pemerintahan desa agar
warga desa dapat dengan mudah mengakses pelayanan publik. Dan yang terakhir,
digitalisasi untuk meningkatkan transparansi keuangan dan kegiatan desa agar
tidak menimbulkan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pemerintahan serta
pengelolaan keuangan desa.
Dalam penerapan model desain desa digital banyak langkah yang dapat
dilakukan. Untuk itu, inovasi sebagai salah satu cara mendukung pekembangan
desa digital adalah dengan pembuatan aplikasi digital “Smart Eco Villages”
sebagai pengenalan dan pemberdayaan desa unggulan.

Tujuan dan Manfaat


Tujuan yang ingin dicapai dari gagasan ini adalah menciptakan suatu wadah
dan aplikasi yang dapat memudahkan warga desa dalam pengelolaan desa serta
membuat sistem yang efekif dan efisien bagi warga maupun pemerintahan desa
dan juga meningkatkan kualitas mutu serta daya saing desa dengan
memanfaatkan digitalisasi yang nantinya juga akan menarik para wisatawan lokal

5
maupun mancanegara serta investor sehingga akan menciptakan desa unggulan
berdaya saing yang baik. Manfaat yang ingin dicapai adalah peningkatan tingkat
kemerataan daerah di Indonesia, peningkatan perekonomian daerah, dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM ) di Indonesia.

GAGASAN

Kondisi Pembangunan Desa dan Pariwisata di Indonesia


Pembangunan desa menjadi salah satu prioritas Pemerintah saat ini
sebagaimana dinyatakan dalam Nawacita ketiga, yaitu “membangun Indonesia
dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka kerja
negara kesatuan”. Pembangunan Desa dilaksanakan guna mendukung pelaksanaan
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa serta mengawal pencapaian
target-target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019. Pembangunan desa merupakan faktor penting bagi pembangunan
daerah dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi
kesenjangan pembangunan antar wilayah.
Kemiskinan di perdesaan terjadi karena adanya masalah ekonomi, karena
kondisi fisik daerahnya yang terpencil, dan keterbatasan sarana dan prasarana
sosial ekonomi yang tersedia sehingga mengakibatkan terbatasnya akses
masyarakat untuk memperoleh kemampuan dan keterampilan, termasuk informasi
dan teknologi tepat guna. Berbagai upaya terus dilakukan secara bertahap yaitu
melalui kegiatan peningkatan kapasitas aparat pemerintahan desa dan kelurahan,
peningkatan kapasitas kelembagaan, pelatihan masyarakat, pemberdayaan adat
dan sosial budaya masyarakat, peningkatan usaha ekonomi masyarakat, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna. Upaya lainnya berupa
peningkatan usaha ekonomi masyarakat melalui pengembangan ekonomi lokal
dengan meningkatkan kegiatan ekonomi produktif masyarakat dan kelembagaan
sosial ekonomi masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat.
Desa wisata adalah suatu daerah tujuan wisata, disebut pula sebagai destinasi,
pariwisata, yang mengintegrasikan daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Pariwisata
hingga saat ini masih menjadi sektor prioritas pemerintah karena dinilai mampu
menjadi lokomotif pergerakan perekonomian bangsa. Sektor pariwisata bahkan
menjadi salah satu penyumbang devisa nasional terbesar ketiga setelah ekspor
minyak kelapa sawit (CPO) dan batubara. Pengelolaan sektor pariwisata pun terus
dikembangkan oleh pemerintah (BPS, 2020).
Berbagai kebijakan dilakukan pemerintah untuk membuat pariwisata
Indonesia lebih maju dan dikenal di mata dunia. Sektor pariwisata yang dikelola
dengan baik dapat menjadi country branding dan meningkatkan penerimaan
devisa serta dapat menarik pergerakan sektor lainnya. Berkembangnya sektor
pariwisata dapat ditunjukkan melalui beberapa indikator yaitu penerimaan devisa
dan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia. Keduanya
menunjukkan tren peningkatan. Pada tahun 2015 tercatat 10,23 juta wisatawan
mancanegara datang ke Indonesia dan pada tahun 2019 jumlahnya meningkat
menjadi 16,11 juta. Artinya, sektor pariwisata tumbuh dengan pesat di Indonesia.

6
Memasuki awal tahun 2020, dunia pariwisata mengalami penurunan kinerja
sejalan dengan meluasnya pandemi ke berbagai negara terutama membuat industri
pariwisata Indonesia mengalami krisis. Banyak negara mulai membatasi bahkan
menutup aktivitas perjalanan wisata. Fenomena tersebut membuat sektor
pariwisata semakin menurun, termasuk di Indonesia. Meluasnya pandemi
menyebabkan kunjungan wisatawan mancanegara hingga bulan Maret terus
mengalami penurunan. Pada Januari, kunjungan wisman melalui 26 pintu masuk
utama tercatat sebesar 1,27 juta pengunjung atau menurun 7,62 persen
dibandingkan Desember 2019. Sementara pada bulan Februari, kunjungan wisman
menurun sebesar 32,08 persen menjadi 863,96 ribu wisman. Kondisi tersebut
terus berlanjut hingga bulan Maret, dimana kunjungan wisman mencapai 470,90
ribu atau menurun sebesar 45,50 persen dari bulan sebelumnya.

Solusi Yang Pernah Ditawarkan


Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata telah memberikan dukungan
terhadap pengembangan wisata Indonesia dengan mempromosikan keindahan
alam melalui Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia dalam mendongkrak
kunjungan wisman ke Tanah Air. Wonderful Indonesia adalah janji pariwisata
Indonesia kepada dunia. Kata Wonderful atau Pesona Indonesia mengandung janji
bahwa Indonesia kaya dengan ketakjuban, dari segala aspek manusia maupun
alamnya, yang mengusik kalbu dan menjanjikan pengalaman baru yang
menyenangkan. Pesona Indonesia digunakan pada media domestik yang ditujukan
kepada audiens domestik, sedangkan Wonderful Indonesia digunakan pada media
internasional yang ditujukan kepada audiens internasional.
Melalui website Wonderful Indonesia diperoleh destinasi pilihan, tempat dan
atraksi seru, dan perencanaan perjalanan bagi wisatawan. Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif di Indonesia mengundang seluruh korporasi, institusi, dan
organisasi di industri media dan pariwisata untuk bergabung dan bekerja sama
dalam meningkatkan jumlah kunjungan turis internasional ke Indonesia dan
mempromosikan pariwisata Indonesia di kancah internasional. Promosi
Wonderful Indonesia juga sudah sampai di banyak negara seperti Inggris, China,
Korea, Belanda, Timur Tengah, dan lain-lain.
Dukungan yang diberikan pemerintah dalam digitalisasi pariwisata atau
e-tourism diaplikasikan pada digital marketing, terbatas pada website, sosial
media, dan online advertising. Program yang digunakan dalam rangka
pengembangan pariwisata Indonesia untuk menghadapi destinasi wisata
pendekatan digital tercapai pada Wonderful Startup Academy, Nomadic Tourism,
dan Destinasi Digital.

Gagasan Baru Yang Ditawarkan


Dilihat dari perkembangan teknologi informasi, konsep smart village tidak
bisa dilepaskan dari perkembangan konsep smart city. Hal ini didasarkan kepada
alasan bahwa desa sebagai unit pemerintahan terendah dalam struktur
pemerintahan Indonesia serta memerlukan pembaharuan dan adopsi terhadap
perkembangan teknologi informasi, sehingga dengan menerapkan teknologi
informasi akan mendorong percepatan pengembangan smart city yang tengah
dilaksanakan (Aditama, 2018; Badri, 2016; Mayoan, 2016). Konsep smart city

7
tidak bisa diterapkan di desa dengan mengusung terminologi smart village karena
homogenitas masyarakatnya serta lokalitas karakteristik dari budaya. Konteks
pengembangan smart city di Indonesia menempatkan berbagai elemen yang terdiri
dari smart economy, smart infrastructure, smart governance, smart environment,
smart living, smart people sebagai unsur yang mendorong terwujudnya penerapan
smart city.
Pengembangan smart village harus dipahami sebagai kondisi yang
menunjukkan adanya dorongan dari bawah, yaitu dari masyarakat untuk lebih bisa
menggali potensi dan meningkatkan kapasitas yang dimilikinya. Keinginan
tersebut kemudian didorong oleh pemerintah desa sebagai cara untuk memberikan
pembinaan dan pemberdayaan agar terwujud peningkatan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat. Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi
dijadikan sebagai suatu alat atau “tools” dalam upayanya mewujudkan keinginan
tersebut dan bukan sebagai tujuan atau “goals”. Dalam prosesnya, pengembangan
smart village memerlukan analisis tentang berbagai nilai, karakter, dan norma
yang ada di masyarakat. Masyarakat diberikan prioritas mengenai potensi dan
karakter mana yang ingin dikembangkan dan dilembagakan melalui dukungan
teknologi informasi sehingga akan tercipta pemanfaatan teknologi yang tepat guna
didasarkan pada kebutuhan dan karakter masyarakat. Penyesuaian teknologi
informasi dengan nilai, karakter, dan norma yang ada di desa akan mampu
menciptakan sinergitas dan mampu mewujudkan pemberdayaan, penguatan
kelembagaan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang
didasarkan pada pemanfaatan teknologi informasi.

Pihak-Pihak Terkait
Konsep Smart Eco-Village Tourism merupakan integrasi teknologi informasi
dalam kehidupan masyarakat perdesaan, tempat pariwisata, lokasi, dan layanan
pemberitaan di desa wisata setempat, sehingga menghasilkan kebermanfaatan dan
kesinambungan antara tekonologi infomrasi dengan wisatawan. Teknologi
informasi dalam konteks smart eco-village tourism dijadikan unsur yang
mendorong keterjalinan antara pemerintah desa, masyarakat, lingkungan
perdesaan, wisatawan, tempat pariwisata, sehingga akan mampu mewujudkan
tujuan penyelenggaraan kehidupan perdesaan yang didasarkan kepada
pemanfaatan teknologi informasi.

8
Gambar 1. Model Alternatif Smart Village (Sumber: Dian Herdiana,
IPTEK-KOM, 2019)
Rancangan model Smart Eco-Village Tourism dapat diilustrasikan secara
singkat melalui gambar 2.

Masyarakat Tempat
Desa Pariwisata di
Desa
Media
Promosi
Pelaku Pemerintah
Usaha Desa

SMART ECO VILLAGE TOURISM untuk wisatawan

Gambar 2. Model Alternatif Smart Eco-Village Tourism (Sumber: Analisis


penulis, 2020)

9
Model Smart Eco-Village Tourism dirancang menggunakan E-Database
perdesaan di Indonesia menggunakan database sebagai bank data untuk
dipublikasi secara umum melalui media online yang berisi informasi tempat
pariwisata di desa-desa wisata (pantai, curug, taman bermain, dll) dan fasilitas
umum (toilet, masjid, tempat makan, tempat perisitirahatan, dll) yang dilengkapi
dengan panduan bagi turis asing, layanan bahasa, berita terbaru dan layanan
konsumen di desa wisata di Indonesia.
Hasil tampilan E-Database perdesaan wisata didesain untuk lebih komunikatif.
Tampilan layout aplikasi ini cukup sederhana dan mudah digunakan bagi
wisatawan asing. Di halaman depan akan terdapat mode pencarian yang dapat
digunakan untuk menemukan apa yang akan dicari, seperti kegiatan, lokasi atau
tempat pariwisata. Pengelompokan pada menu tampilan utama menjadi penting
untuk memudahkan melihat berbagai listing sesuai dengan kategori yang
dibutuhkan.
Konsep Smart Eco-Villages Tourism berbasis mesin pencarian untuk
memudahkan wisatawan dalam menemukan tempat wisata di daerah, tempat
pelayanan umum, serta terdapat beberapa informasi detail yang dapat
memudahkan wisatawan untuk mengetahui informasi yang diperlukan. Tetapi
dalam pemenuhan kelengkapan database diperlukan pengumpulan data dari
lapangan. Aplikasi Smart Eco-Villages Tourism juga akan dirancang dapat
memudahkan wisatawan untuk melakukan pencarian lokasi karena sudah berbasis
google maps dan dapat menemukan tempat wisata yang tertera di dalam aplikasi
tersebut sehingga dapat diketahui akses dan waktu tempuh menuju tempat yang
diinginkan. Wisatawan juga dapat memberikan penilaian sebagai apresiasi, saran,
kritik, keluhan ataupun tanggapan terhadap layanan wisata sehingga menjadi
acuan bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan promosi dan layanannya.

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan


Langkah strategis perlu direncanakan dengan matang agar proyek ini dapat
terealisasi dengan baik:

TAHAP 1: Membentuk visi dan membangun ruang transisi. Pada tahap awal
diperlukan sebuah pertemuan besar yang melibatkan orang-orang yang terdiri dari
perwakilan pemerintah desa, perusahaan-perusahaan, pelaku usaha pariwisata,
teknisi IT, desainer, pihak akademisi, dan masyarakat untuk berkumpul
membahas konsep dan menyatukan pandangan dan tujuan proyek ini.

TAHAP 2: Mengembangkan kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang


berkemampuan menyelesaikannya. Kerja sana yang dimaksud dapat berupa
konsultasi dan pengambilan data oleh developer kepada pelaku usaha dan
perangkat desa terkait informasi pariwisata desa.

TAHAP 3: Evaluasi, monitoring, dan pembelajaran. Kesulitan dan pengalaman


yang ada dalam menciptakan proyek ini dapat dijadikan pembelajaran agar terjadi
perbaikan dan pengembangan kawasan pariwisata yang lebih baik. Memastikan
seluruh sistem digital terintegrasi dengan baik dan berjalan lancar sesuai
permintaan dan kebutuhan pasar.

10
TAHAP 4: Ketika model digitalisasi berhasil maka dilanjutkan secara
berkelanjutan. Dilakukan secara bertahap di seluruh Indonesia termasuk kawasan
yang kesulitan akses teknologi tetapi memiliki pariwisata yang jarang dikunjungi
oleh wisatawan.

Beberapa manfaat yang ditawarkan dengan adanya aplikasi model Smart


Eco-Villages Tourism ini bagi desa wisata di Indonesia, diantaranya:
1. Meningkatkan informasi perdesaan wisata yang dapat menambah visibilitas
daerah dalam mengelola data tempat pariwisata, pemetaan, dan menyebarkan
informasi desa wisata dan potensi desa secara akurat.
2. Mengomunikasikan kegiatan, fasilitas, produk, dan jasa secara mendetail bagi
masyarakat desa maupun wisatawan lokal dan mancanegara yang akan
berkunjung ke desa wisata. Hal ini menjadi ajang komunikasi pemasaran
produk dan jasa di desa terbut.
3. Memudahkan pengguna untuk menghubungi langsung pelaku usaha
pariwisata di desa wisata.
4. Meningkatkan kualitas layanan desa dengan menambahkan
informasi-informasi yang terkait dengan produk dan jasa di suatu daerah dan
berita terbaru yang terjadi di desa tersebut, selain informasi tentang
pariwisata.
5. Meningkatkan kredibilitas dan menuju “Smart Eco-Village” sehingga
terkesan maju dan modern yang dapat meningkatkan daya saing daerah.

Optimalisasi sebuah E-Database perdesaan pariwisata menuju smart


eco-villlage perlu dilihat kendala implementasinya agar dapat dikembangkan
strategi selanjutnya dalam pengembangan lainnya. Permasalahan dan kendala
yang ada tersebut perlu dilakukan prioritas kebijakan untuk mencapai tujuan
optimalisasi dalam peningkatan daya saing. Dengan demikian diharapkan struktur
permasalahan dan kendala dapat dijadikan dasar strategi pengembangan desa
dengan E-Database menuju Smart Eco-Village berbasis IT.
Beberapa kendala dalam pengembangan dan penerapan model Smart
Eco-Villages Tourism diantaranya:
1. Pengetahuan manfaat IT
2. Lemahnya jaringan internet
3. Lambatnya penyebaran informasi
4. Kapasitas SDM yang masih minim
5. Jumlah SDM IT yang masih terbatas
6. Lemahnya dalam promosi usaha
7. Kurangnya partisipasi dari masyarakat lokal di desa wisata
8. Kurangnya promosi di media informasi
Strategi kebijakan yang dapat dikembangkan dalam mengatasi
kendala-kendala yang dihadapi diatas untuk meningkatan pengembangan desa
menuju Smart Eco-Villages Tourism adalah dengan menerapkan sesuai dengan
prioritas dengan pembangunan yang inovatif dimulai dengan mengidentifikasi
potensi sumberdaya dan menentukan keterlibatan seluruh perangkat desa. Dalam
hal ini diperlukan koordinasi yang baik dengan pemerintah dan masyarakat untuk
mempromosikan model dan penyuluhan kepada pelaku usaha pariwisata di desa
wisata setempat.

11
KESIMPULAN

Inti Gagasan

Konsep Smart Eco-Village Tourism merupakan integrasi teknologi informasi


dalam kehidupan masyarakat perdesaan, tempat pariwisata, lokasi, dan layanan
pemberitaan di desa wisata setempat, sehingga menghasilkan kebermanfaatan dan
kesinambungan antara tekonologi informasi dengan wisatawan. Model Smart
Eco-Village Tourism dirancang menggunakan E-Database perdesaan di Indonesia
(database sebagai bank data untuk dipublikasi secara umum melalui media online
yang berisi informasi tempat pariwisata di desa-desa wisata). Lalu hasil tampilan
E-Database perdesaan wisata didesain untuk lebih komunikatif dan Aplikasi
Smart Eco-Villages Tourism dirancang dapat memudahkan wisatawan untuk
melakukan pencarian lokasi wisata karena sudah berbasis google maps dan dapat
menemukan tempat wisata yang tertera di dalam aplikasi tersebut sehingga dapat
diketahui akses dan waktu tempuh menuju tempat yang diinginkan. Selain itu para
wisatawan juga dapat memberi kritik/saran dan penilaian untuk para pelaku usaha
sebagai masukan dan apresiasi agar usahanya terus meningkat dan lebih baik

Teknik Implementasi Gagasan

Perancangan konseptual ini memerlukan kesinergisan dan kolaborasi dari


pemerintah, perangkat desa, dan masyarakat setempat untuk membantu
pembangunan smart village secara berkelanjutan di berbagai wilayah desa wisata
di Indonesia. Kerjasama dengan pihak BPS dan sektor pariwisata juga diperlukan
untuk mendapatkan berbagai data statistik dan nantinya berguna untuk update
informasi terkini. Peran serta pemerintah dalam monitoring keseluruhan program
menjadi poin penting agar tujuan dari Smart Eco-Village Tourism dapat tercapai.

Prediksi Keberhasilan Gagasan

Gagasan Smart Eco-Village Tourism sebagai pengembangan model desa


digital pada desa-desa wisata di Indonesia merupakan gagagsan yang menarik dan
dapat menguntungkan banyak pihak. Program ini akan meningkatkan informasi
wisata perdesaan yang dapat menambah visibilitas daerah dalam mengelola data
tempat pariwisata, pemetaan, dan menyebarkan informasi desa wisata dan potensi
desa secara akurat, meningkatkan kualitas layanan desa dengan menambahkan
informasi-informasi yang terkait dengan produk dan jasa di suatu daerah dan
berita terbaru yang terjadi di desa tersebut dan meningkatkan kredibilitas dan
menuju “Smart Eco-Village” sehingga terkesan maju dan modern yang dapat
meningkatkan daya saing daerah. Dengan adanya program ini tentunya
pemerintah akan memberikan dukungan dan pelayanan yang optimal serta
pelatihan untuk menunjang peningkatan kualitas SDM agar program ini
terlaksana dengan tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dian Herdiana. 2019. Peran Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata


Berbasis Masyarakat. Jurnal Master Pariwisata. 6(1): 63 - 86.
https://www.researchgate.net/publication/335635768_Peran_Masyarakat_dal
am_Pengembangan_Desa_Wisata_Berbasis_Masyarakat/link/5d7133029285
1cacdb229e29/download

Hidayat, A. (2020). Kominfo Sebut 12.548 Desa Belum Tersentuh Sinyal Internet.
Tempo. Diakses pada 3 November 2020, dari
https://bisnis.tempo.co/read/1352697/kominfo-sebut-12-548-desa-belum-terse
ntuh-sinyal-internet/full&view=ok.

Irman Firmansyah dan Syaepudin. 2018. Model Smart Village Berbasis Teknologi
Informasi (Studi Kasus: Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Propinsi
Jawa Barat). Jurnal Desa. 1(1): 1 - 12.

Ini 4 Model Desa Digital yang Jadi Skala Prioritas Kemendes PDTT 2021 –
Desapedia. Desapedia. (2020). Diakses pada 2 November 2020, dari
https://www.desapedia.id/ini-4-model-desa-digital-yang-jadi-skala-prioritas-k
emendes-pdtt-2021/.

13

Anda mungkin juga menyukai