BIDANG KEGIATAN:
PKM - GAGASAN TERTULIS
Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-NYa sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Rancangan Model Smart Eco-Villages
Tourism Sebagai Pengembangan Model Desa Digital Pada Desa-Desa Wisata di
Indonesia”.
Karya tulis ini ditujukan untuk memenuhi tugas Ekonomi Perencanaan
Regional dalam bentuk Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM -
GT) 2020 yang diadakan oleh DIKTI. Melalui karya tulis ini, penulis ingin
memberikan solusi terhadap permasalahan pariwisata di desa wisata di Indonesia.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami
sampaikan kepada Prof. Dr. Muhammad Firdaus, SP., M.Si., selaku dosen mata
kuliah Ekonomi Perencanaan Regional yang telah memberikan banyak bimbingan
dan arahan kepada kami dalam penyusunan karya tulis ini. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan pada kami.
Kami menyadari terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi,
contoh, dan sistematika penulisan dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Besar harapan kami karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi kami
sebagai penulis dan bagi pembaca pada umumnya terutama bagi pelaku usaha
pariwisata di Indonesia.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER...............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... 3
RINGKASAN.......................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................5
Latar Belakang...................................................................................................5
Tujuan dan Manfaat...........................................................................................5
GAGASAN.............................................................................................................. 6
Kondisi Pembangunan Desa dan Pariwisata di Indonesia.................................6
Solusi Yang Pernah Ditawarkan........................................................................7
Gagasan Baru Yang Ditawarkan....................................................................... 7
Pihak-Pihak Terkait........................................................................................... 8
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan....................................... 10
KESIMPULAN...................................................................................................... 12
Inti Gagasan.....................................................................................................12
Teknik Implementasi Gagasan........................................................................ 12
Prediksi Keberhasilan Gagasan....................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 13
DAFTAR GAMBAR
3
RINGKASAN
4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Globalisasi adalah hal yang sudah umum bagi semua orang di penjuru dunia.
Globalisasi menjadikan batas negara, tempat, waktu semuanya menghilang.
Informasi dapat terakses dengan cepat dari tempat satu ke belahan dunia lain.
Sehingga teknologi, komunikasi, informasi, ilmu pengetahuan, dan sebagainya
dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini juga
menjadikan digitalisasi sangat diperlukan. Masalahnya, tidak semua orang yang
tahu informasi dapat mengaksesnya dengan mudah. Masih banyak masyarakat
awam terpencil masih sulit untuk mengakses informasi.
Menurut Direktur Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian
Komunikasi dan Informatika Ahmad M.Ramli, di Indonesia hingga Juni 2020
sebanyak 10.670 desa sudah dapat menngakses jaringan internet dan 12.548 desa
masih belum tersentuh oleh jaringan internet dan selanjutnya akan terus
dikembangkan untuk penanaman dan perluasan jaringan untuk wilayah 3T
(Terdepan Terluar, dan Tertinggal) (Tempo.co). Jeringan internet tentu sangat
penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi rakyat. Terutama
sekarang juga sudah mulai dikembangkan model desain desa digital yang
tercantum dalam Program Prioritas Nasional yang menjadi skala prioritas
Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes
PDTT), yaitu model desain digital yang dimulai tahun 2021.
Ada empat model desain desa digital yang dirancang. Pertama, digitalisasi
penyusunan Database bagi desa berbasis Big Data yang bertujuan perencanaan
pembangunan desa, pendukung pelaksanaan pembangunan di desa, monitoring,
pengawasan, dan juga evaluasi sebagai tindak lanjut dari pengembangan desa.
Kedua, pengembangan desa unggulan dengan mendata potensi unggulan desa dan
bekerjasama dengan e-commerce yang nantinya diharapkan dapat mmpercepat
pertumbuhan ekonomi desa dan juga menarik wisatawan lokal maupun
mancanegara, desain ini belum diterapkan, karena Kemendes PDTT masih
melakukan pemetaan berbasis kawasan.
Selanjutnya, digitalisasi dalam percepatan pelayanan pemerintahan desa agar
warga desa dapat dengan mudah mengakses pelayanan publik. Dan yang terakhir,
digitalisasi untuk meningkatkan transparansi keuangan dan kegiatan desa agar
tidak menimbulkan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pemerintahan serta
pengelolaan keuangan desa.
Dalam penerapan model desain desa digital banyak langkah yang dapat
dilakukan. Untuk itu, inovasi sebagai salah satu cara mendukung pekembangan
desa digital adalah dengan pembuatan aplikasi digital “Smart Eco Villages”
sebagai pengenalan dan pemberdayaan desa unggulan.
5
maupun mancanegara serta investor sehingga akan menciptakan desa unggulan
berdaya saing yang baik. Manfaat yang ingin dicapai adalah peningkatan tingkat
kemerataan daerah di Indonesia, peningkatan perekonomian daerah, dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM ) di Indonesia.
GAGASAN
6
Memasuki awal tahun 2020, dunia pariwisata mengalami penurunan kinerja
sejalan dengan meluasnya pandemi ke berbagai negara terutama membuat industri
pariwisata Indonesia mengalami krisis. Banyak negara mulai membatasi bahkan
menutup aktivitas perjalanan wisata. Fenomena tersebut membuat sektor
pariwisata semakin menurun, termasuk di Indonesia. Meluasnya pandemi
menyebabkan kunjungan wisatawan mancanegara hingga bulan Maret terus
mengalami penurunan. Pada Januari, kunjungan wisman melalui 26 pintu masuk
utama tercatat sebesar 1,27 juta pengunjung atau menurun 7,62 persen
dibandingkan Desember 2019. Sementara pada bulan Februari, kunjungan wisman
menurun sebesar 32,08 persen menjadi 863,96 ribu wisman. Kondisi tersebut
terus berlanjut hingga bulan Maret, dimana kunjungan wisman mencapai 470,90
ribu atau menurun sebesar 45,50 persen dari bulan sebelumnya.
7
tidak bisa diterapkan di desa dengan mengusung terminologi smart village karena
homogenitas masyarakatnya serta lokalitas karakteristik dari budaya. Konteks
pengembangan smart city di Indonesia menempatkan berbagai elemen yang terdiri
dari smart economy, smart infrastructure, smart governance, smart environment,
smart living, smart people sebagai unsur yang mendorong terwujudnya penerapan
smart city.
Pengembangan smart village harus dipahami sebagai kondisi yang
menunjukkan adanya dorongan dari bawah, yaitu dari masyarakat untuk lebih bisa
menggali potensi dan meningkatkan kapasitas yang dimilikinya. Keinginan
tersebut kemudian didorong oleh pemerintah desa sebagai cara untuk memberikan
pembinaan dan pemberdayaan agar terwujud peningkatan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat. Dengan demikian pemanfaatan teknologi informasi
dijadikan sebagai suatu alat atau “tools” dalam upayanya mewujudkan keinginan
tersebut dan bukan sebagai tujuan atau “goals”. Dalam prosesnya, pengembangan
smart village memerlukan analisis tentang berbagai nilai, karakter, dan norma
yang ada di masyarakat. Masyarakat diberikan prioritas mengenai potensi dan
karakter mana yang ingin dikembangkan dan dilembagakan melalui dukungan
teknologi informasi sehingga akan tercipta pemanfaatan teknologi yang tepat guna
didasarkan pada kebutuhan dan karakter masyarakat. Penyesuaian teknologi
informasi dengan nilai, karakter, dan norma yang ada di desa akan mampu
menciptakan sinergitas dan mampu mewujudkan pemberdayaan, penguatan
kelembagaan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang
didasarkan pada pemanfaatan teknologi informasi.
Pihak-Pihak Terkait
Konsep Smart Eco-Village Tourism merupakan integrasi teknologi informasi
dalam kehidupan masyarakat perdesaan, tempat pariwisata, lokasi, dan layanan
pemberitaan di desa wisata setempat, sehingga menghasilkan kebermanfaatan dan
kesinambungan antara tekonologi infomrasi dengan wisatawan. Teknologi
informasi dalam konteks smart eco-village tourism dijadikan unsur yang
mendorong keterjalinan antara pemerintah desa, masyarakat, lingkungan
perdesaan, wisatawan, tempat pariwisata, sehingga akan mampu mewujudkan
tujuan penyelenggaraan kehidupan perdesaan yang didasarkan kepada
pemanfaatan teknologi informasi.
8
Gambar 1. Model Alternatif Smart Village (Sumber: Dian Herdiana,
IPTEK-KOM, 2019)
Rancangan model Smart Eco-Village Tourism dapat diilustrasikan secara
singkat melalui gambar 2.
Masyarakat Tempat
Desa Pariwisata di
Desa
Media
Promosi
Pelaku Pemerintah
Usaha Desa
9
Model Smart Eco-Village Tourism dirancang menggunakan E-Database
perdesaan di Indonesia menggunakan database sebagai bank data untuk
dipublikasi secara umum melalui media online yang berisi informasi tempat
pariwisata di desa-desa wisata (pantai, curug, taman bermain, dll) dan fasilitas
umum (toilet, masjid, tempat makan, tempat perisitirahatan, dll) yang dilengkapi
dengan panduan bagi turis asing, layanan bahasa, berita terbaru dan layanan
konsumen di desa wisata di Indonesia.
Hasil tampilan E-Database perdesaan wisata didesain untuk lebih komunikatif.
Tampilan layout aplikasi ini cukup sederhana dan mudah digunakan bagi
wisatawan asing. Di halaman depan akan terdapat mode pencarian yang dapat
digunakan untuk menemukan apa yang akan dicari, seperti kegiatan, lokasi atau
tempat pariwisata. Pengelompokan pada menu tampilan utama menjadi penting
untuk memudahkan melihat berbagai listing sesuai dengan kategori yang
dibutuhkan.
Konsep Smart Eco-Villages Tourism berbasis mesin pencarian untuk
memudahkan wisatawan dalam menemukan tempat wisata di daerah, tempat
pelayanan umum, serta terdapat beberapa informasi detail yang dapat
memudahkan wisatawan untuk mengetahui informasi yang diperlukan. Tetapi
dalam pemenuhan kelengkapan database diperlukan pengumpulan data dari
lapangan. Aplikasi Smart Eco-Villages Tourism juga akan dirancang dapat
memudahkan wisatawan untuk melakukan pencarian lokasi karena sudah berbasis
google maps dan dapat menemukan tempat wisata yang tertera di dalam aplikasi
tersebut sehingga dapat diketahui akses dan waktu tempuh menuju tempat yang
diinginkan. Wisatawan juga dapat memberikan penilaian sebagai apresiasi, saran,
kritik, keluhan ataupun tanggapan terhadap layanan wisata sehingga menjadi
acuan bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan promosi dan layanannya.
TAHAP 1: Membentuk visi dan membangun ruang transisi. Pada tahap awal
diperlukan sebuah pertemuan besar yang melibatkan orang-orang yang terdiri dari
perwakilan pemerintah desa, perusahaan-perusahaan, pelaku usaha pariwisata,
teknisi IT, desainer, pihak akademisi, dan masyarakat untuk berkumpul
membahas konsep dan menyatukan pandangan dan tujuan proyek ini.
10
TAHAP 4: Ketika model digitalisasi berhasil maka dilanjutkan secara
berkelanjutan. Dilakukan secara bertahap di seluruh Indonesia termasuk kawasan
yang kesulitan akses teknologi tetapi memiliki pariwisata yang jarang dikunjungi
oleh wisatawan.
11
KESIMPULAN
Inti Gagasan
12
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. (2020). Kominfo Sebut 12.548 Desa Belum Tersentuh Sinyal Internet.
Tempo. Diakses pada 3 November 2020, dari
https://bisnis.tempo.co/read/1352697/kominfo-sebut-12-548-desa-belum-terse
ntuh-sinyal-internet/full&view=ok.
Irman Firmansyah dan Syaepudin. 2018. Model Smart Village Berbasis Teknologi
Informasi (Studi Kasus: Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Propinsi
Jawa Barat). Jurnal Desa. 1(1): 1 - 12.
Ini 4 Model Desa Digital yang Jadi Skala Prioritas Kemendes PDTT 2021 –
Desapedia. Desapedia. (2020). Diakses pada 2 November 2020, dari
https://www.desapedia.id/ini-4-model-desa-digital-yang-jadi-skala-prioritas-k
emendes-pdtt-2021/.
13