Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TRANSFORMATOR

NAMA : PASKALIS BENYAMIN BORO


NIM :1723734999
KELAS : VB/ D4 INTALASI LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D4 INSTALASI LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2021
TRANSFORMATOR

A. Identifikasidan Pengukuran Parameter Rangkaian Setara Trafo

Rangkaian parallel antara 2 unit trafo distribusi daya listrik 3 fasa


mempunyai rangkaian yang sama antara 3 kumparan fasa primer dan sumber
arus bolak-balik 3 fasa, juga antara 3 kumparan fasa sekunder dan beban 3
fasa.

Syarat hubungan parallel sisi sekunderantara trafo 3 fasa adalah

1. Mempunyai simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa yang


sama.

2. Mempunyai sudut antara vektor tegangan STT dan STR atau angka
jam trafo 3 fasa yang sama.

3. Mempunyai polaritas yang sama pada semua terminal kumparan


trafo 3 fasa yang bersesuaian.

4. Mempunyai urutan fasa sumber arus bolak-balik 3 fasa yang sama.

5. Mempunyai perbandingan jumlah lilitan yang sama pada kumparan


trafo 3 fasa yang bersesuaian agar besarnya tegangan fasa R,S,T
pada kedua sisi semua unit juga sama.

Mewujudkan rangkaian parallel antara 2 trafo distribusi daya listrik 3


fasa membutuhkan beberapa langkah kerja pengujian identifikasi dan
pengukuran parameter rangkaian dan variabel listrik seperti berikut ;

1) Diagram rangkaian untuk mencari pasangan terminal masing-masing


kumparan trafo menggunakan hasil pengukuran resistansi pasangan
terminal masing-masing kumparan dan membagi 2 kelompok terminal
kumparan untuk sisi primer dan sekunder atau STT ( A-A, B-B, C-C) dan
STR (a-a, b-b, c-c).
A a B b C c

Ω Ω Ω Ω
Ω Ω

B b C c
A a

Gambar 1.1 Mencari pasangan terminal setiap kumparan dan kemudian


menandai termnal kumparannya dengan A-A, a-a, B-B, b-b,C-C,
dan c-c.
2) Diagram rangkaian untuk membagi 2 golongan antara sisi primer dan sisi
sekunder atau antara kumparan STR dan STT menggunakan hasil
pengukuran besarnya transformasi tegangan antara kumparan STR dan
STT. Langkah kerja ini bertujuan untuk mencari pasangan kumparan antara
STR dan STT dan posisi dari masing-masing kumparan.

A
a B b C c

V V V
V V

B b C c
A a
Gambar 1.2 Mengukur tegangan pada 5 pasang terminal kumparan di STT,
STR, dan sepasang terminal kumparan di STT sebagai sumber
arus bolak-balik 1 fasa bertegangan nominal.
3) Diagram rangkaian untuk menandai polaritas pasangan terminal dari
masing-masing kumparan menurut British Standard 171 atau American
Standard Associationdan untuk mengetahui arah gulungan dari masing-
masing kumparan. Pasangan terminal dari masing-masing kumparan dan
polaritasnyaditandai dengan huruf besar A1 dan A2 untuk STT dan huruf
kecil a1 dan a2 untuk STR.

Vinput Vinput = Vp = 100 V


Vs = 60 V
A1 A2 a1 a2 Voutput = 160 V

VP Voutput VS
Gambar 1.3. Diagram rangkaian pengujian polaritas terminal kumparan trafo
per fasa menurut BS171
Penandaan polaritas pasangan terminal dari masing-masing kumparan trafo
3 fasa menurut British Standard 171dinyatakan benar bila VP<Voutput atau Voutput =
VP + VS. Penandaan polaritas pasangan terminal dari masing-masing kumparan
trafo 3 fasa menurut American Standard Association (ASA) menggunakan
polaritas pengurangan bila V2<V1 dan ggl pada kedua kumparan trafo saling
mengurangi.atau menggunakan polaritas penjumlahan bila V2>V1 dan ggl pada
kedua kumparan trafo saling menjumlahkan.
H1
X1

V1
X2
V2
H2

Gambar 1.4. Diagram rangkaian pengujian polaritas terminal kumparan trafo per
fasa menurut ASA
STT STR STT STR
H1 X1 H1 X2

H2 X2 H2 X1

POLARITAS PENGURANGAN POLARITAS PENJUMLAHAN

1. Menggunakan phase sequence meteratau motor induksi 3 fasa rotor sangkar


untuk menguji urutan fasa sumber L1, L2 dan L3.
 Pengujian urutan fasa pada masing-masing kumparan sekunder dari 2 unit
trafo 3 fasa menggunakan 2 unit voltmeter dengan pola hubungan
ditampilkan pada Gambar 1.5 dimana urutan fasa sisi sekunder dari 2 unit
trafo 3 fasa dianggap benar bila V1 dan V2 terbaca nol.

R S T
TRAFO 3θ
A1 a1
B1 b1
C1 c1

TRAFO 3θ
A1 a1
B1 b1 V2 V1
C1 c1

Gambar 1.5.Diagram rangkaian pengujian urutan fasamenggunakan


pengukuran tegangan antara 2 sisi sekunder trafo 3 fasa.
 Pengujian urutan fasa sisi sekunder trafo 3 fasa menggunakan voltmeter
dengan pola hubungan ditampilkan pada Gambar 1.6 dimana urutan fasa sisi
sekunder trafo 3 fasa dianggap benar bila V1 terbaca nol.
 Pengujian urutan fasa sisi sekunder trafo 3 fasa menggunakan
phasesequence meter atau motor induksi 3 fasa rotor sangkar dengan pola
hubungan ditampilkan pada Gambar 1.7 dimana urutan fasa sisi sekunder
trafo 3 fasa dianggap benar bila arah putaran rotor melawan arah putaran
jarum jam.

a11
L1 – A1
b1
L2 – B1
c1
L3 – C1 V1

Gambar 1.6.Diagram rangkaian pengujian urutan fasa sisi sekunder trafo 3 fasa
dengan pengukuran tegangan pada hubungan segitiga.
a1

L1 – A1
b1
L2 – B1 3

L3 – C1 c1
Gambar 1.7.Diagram rangkaian pengujian urutan fasa sisi sekunder trafo 3 fasa
menggunakan phase sequence meter.

Diagram rangkaian pengukuran tegangan pada 3 kumparan primer yang


terhubung ∆ dan 3 kumparan sekunder yang terhubung Y.

L1 L1
V1

N
L2
L2
Diagram rangkaian V1
pengujian
=V2 tanpa beban / rangkaian terbuka trafo tegangan
VL1-L2 = √3 Vper
L1-N
fasa digunakanV2untuk memperoleh parameter rangkaian inti magnet trafo.setara
L3 L3
per fasa dengan menghitung besarnya I0, IC, Im, RC dan Xm.
PNL
a1 STR STT A1
W A

V
INL
Vsumber
SNL = VNL. INL (VA)
VNL a2 NP NS A2
Faktor daya trafo pada kondisi tanpa beban, cos θNL =

θNL= cos-1(cos θNL)

Resistansi inti magnet, RC= = =

Reaktansi inti magnet, jXm= =

Spesifikasi trafo yang digunakan adalah 230/2 x 115 V~, 50 Hz, 300 watt, I
nominal STR = 1,36 A, NSTT = 408 lilitan, dan NSTR = 214 lilitan.
Contoh hasil pengukuran yang diperoleh dari pengujian trafo kondisi tanpa beban;
VNL = 99,5 V, INL = 0,31 A, PNL = 11 W, QNL = 27 Var
SNL = 99,5 V x 0,31 A = 30,845 VA

cos θNL = = 0,3566

θNL= cos-1(0,3566) = 69,10

Ic = 0,31 A x 0,3566 = 0,110546 A

Im = 0,31 A x 0,9342 = 0,2896 A

Rc = 900 Ω, jXm =343,57735 Ω


Rangkaian setara trafo per fasa dari hasil pengujian kondisi tanpa beban
digambarkan berikut ini.

I0
VP IC Im
Rc Xm

Diagram rangkaian pengujian beban penuh / hubung singkat trafo tegangan per
fasa digunakan untuk memperoleh parameter kumparan primer dan sekunder
ekivalen per fasa RTek XTek.dan ZTek

A1 STT STR
A W VS = 0
PBP a1
IBP V EP ES A IBP
VBP

V sumber

A2 NP NS
Hasil pengukuran IBP (A), PBP (watt) dan VBP (volt) digunakan untuk menghitung
besarnya RTek (Ω), XTek (Ω) danZTek (Ω)
RTek = PBP/IBP2
ZTek = VBP/IBP atau SBP/IBP2
XTek = QBP/IBP2 atau

Hasil pengukurandari pengujian trafo kondisi beban penuh per fasa dapat
digunakan untuk mengukur besarnya daya rugi pada RTek dan XTek (resistansi total
ekivalen dari RP + RS dan reaktansitotal ekivalen dari XP + XS).
Contoh hasil pengukuran yang diperoleh dari pengujian trafo kondisi beban
penuh;
VBP (V~) IBP (A) PBP (W) QBP (VAr)
9,39 1,36 13 3,5

RTek = PBP/IBP2 = 13 W/ 1,362 A =7,038 Ω


ZTek = VBP/IBP=9,39 V/ 1,36 A = 6,904 Ω
XTek = QBP/IBP2 = 3,5 VAr/ 1,362 A =1,8923 Ω

Rangkaian ekivalentrafo per fasa dan diagram fasor tegangan pada kondisi beban
penuh digambarkan berikut ini;

RTek XTek
IBP.ZT

VBP IBP ek
IBP.RTe IBP.XTek
IBP
k
(a) (b)
Rangkaian pengujian beban penuh / hubung singkat trafo tegangan per fasa
digunakan untuk mengukur parameter kumparan primer dan sekunder ekivalen
per fasa RTek dan ZTek kemudian menghitung XTek.

A1 STT STR
A W VS = 0
PBP a1
IBP V EP ES A IBP
VBP

V sumber
A2 NP NS
Hasil pengukuran IBP (A), PBP (watt) dan VBP (volt) digunakan untuk menghitung
besarnya RTek (Ω), ZTek (Ω) dan XTek (Ω).
RTek = PBP/IBP2
ZTek = VBP/IBP

XTek =
Rangkaian pengukuran beban penuh per fasa pada trafo digunakan untuk
mengukur besarnya daya rugi pada RTek dan XTek (resistansi total ekivalen dari RP
+ RS dan reaktansitotal ekivalen dari XP + XS).
B. Pengukuran Data Teknis Trafo
1. Diagram rangkaian pengukuran untuk memperoleh data teknis trafo sisi
primer

Contoh hasil pengukuran untuk memperoleh data teknis trafo sisi primer ;

V= 128 V, I = 0,95 A, P = 100 W, Q = 75 Var

S = 119,04 VA, Cos Ɵ = 0,84, Ɵ = 32,860

S = P + jQ = 100 + j 75 = 125∟36,870VA (untuk koreksi)

2. Diagram rangkaian pengukuran untuk memperoleh data teknis trafo sisi


sekunder

Contoh hasil pengukuran untuk memperoleh data teknis trafo sisi sekunder ;
V= 128 V, I = 0,82 A, P = 90 W, Q = 60 VAr

S = 103,68 VA, Cos Ɵ = 0,87, Ɵ = 29,540

S = P + jQ = 90 + j 60 = 108,17∟33,690VA (untuk koreksi)

3. Diagram Transformasi Daya Listrik Trafo

Pprimer Psekunder
P rated

P rated = P sekunder = 220 V . 1,36 A = 300 W

ηdaya = = = 0,9

C. Diagram Rangkaian Parallel Antara 2 unitTrafo Distribusi Daya Listrik


3 Fasa

1. Mencari besarnya sudut antara vektor tegangan STT dan STR atau angka
jam trafo 3 fasa dengan mengukur besarnya tegangan antara terminal VCc,
VCb, VBc dan VBb.

a1
L1 – A1

L2 – B1 b1

L3 – C1 c1

VCc =VC1-c1 = 103,5 V


VCb = VC1-b1 = 103,9 V
VBc = VB1-c1 = 104,8 V
VBb = VB1-b1 = 103,4 V
Persamaan dan pertidaksamaan dari hasil pengukuran VCc, VCb, VBc dan VBb
digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui sudut antara vektor tegangan STT
dan STR atau angka jam trafo.
1. Sudut antara vektor tegangan STT dan STR = 00 atau angka jam trafo 3
fasa = 0; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa : Dd0, Yy0, Dz0,
Zd0; Pedoman pengukuran tegangan antara terminal kumparan trafo 3 fasa
: Cc<Cb, Cc<Bc, Bb<Cb, Bb<Bc, Cb=Bc

A a aA

c c
b b
V2
C
B B
C
V1

(b) Sudut antara vektor tegangan STT dan STR = - 30 0 atau angka jam trafo 3 fasa
= 1; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa : Dy1, Yd1, Yz1, Zy1;
Pedoman pengukuran tegangan antara terminal kumparan trafo 3 fasa :
Cc=Cb, Cc<Bc, Bb=Cb, Bb<Bc, Cb<Bc
A aA
a
c
c
V
2 b b
C B B
C
V1

2. Sudut antara vektor tegangan STT dan STR = 150 0 atau angka jam trafo 3
fasa = 5; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa : Dy5, Yd, Yz5;
Pedoman pengukuran tegangan antara terminal kumparan trafo 3 fasa :
Cc>Cb, Cc=Bc, Bb>Cb, Bb=Bc, Cb<Bc

c
V b
A c a
2
A
b
a
C
C B
C B
V
1

(d) Sudut antara vektor tegangan STT dan STR = 1800 atau angka jam trafo 3 fasa
= 6; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa : Dd6, Yy6, Dz6, Zd6;
Pedoman pengukuran tegangan antara terminal kumparan trafo 3 fasa : Cc>Cb,
Cc>Bc, Bb>Cb, Bb>Bc, Cb=Bc

A
V2
b c
b c

aA

C
B
C B
V1

(e) Sudut antara vektor tegangan STT dan STR = 300 atau angka jam trafo 3 fasa
A
= 11; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa: Dy11, Yd11, Yz11,
Zy11; Pedoman pengukuran tegangan antara terminal kumparan trafo 3 fasa:
Cc<Cb, Cc=Bc, Bb<Cb, Bb=Bc, Cb>Bc

a aA

b
b
c V
2 c
B B
C

C
V1DATA
EVALUASI

1. Tabel 1.1 Hasil pengukuran resistansi setiap pasangan terminal masing-


masing kumparan trafo
No. Kumparan STT R (Ω)
1. AA 2,8 Ω
2. BB 2,8Ω
2. Tabel 1.2 Hasil 3. CC 4,8Ω pengukuran
transformasi No. Kumparan STR R (Ω) tegangan antara
4. Aa 3,8 Ω
STT danSTR 5. Bb 3,8 Ω
No. Sumber 6. VCc
AA VBB VCC 5,4 Ω
Vaa Vbb Vcc
1. VAA = 100 V 100 V 0 0 0 0 0
2. VBB = 100 V 0 100 V 0 0 0 0
3. VCC = 100 V 0 0 100 V 0 0 0
4. Vaa = 100 V 0 0 0 100 V 0 0
5. Vbb = 100 V 0 0 0 0 100 V 0
6. Vcc = 100 V 0 0 0 0 0 100 V

3. Hasil pengukuran (gambar 1.3) rangkaian pengujian polaritas terminal


kumparan trafo adalah sebagai berikut :
Diketahui : Vin = Vp = 100 V
Vs = 105 V
VT= Vout = 204,9 V
Dari hasil pengukuran kumparan trafo diatas dapat dikatakan bahwa pasangan
setiap kumparan trafo 3 fasa dinyatakan benar karena :
Vout = Vp+ Vs
204,9 V = 100 V + 105 V
204,9 V = 205 V
4. Pengujian urutan fasa L1 , L2, L3sisi sekunder trafo 3 fasa menggunakan motor
induksi 3 fasa, dinyatakan benar. Karena arah putaran rotor melawan arah
putaran jarum jam.

5. Tabel 1.5.1. Hasil pengukran Tegangan kumparan STT hubungan delta


(∆)
No. Kumparan STT Tegangan
1. VAB 170 V
2. VBC 170 V
3. VAC 170 V
Tabel 1.5.2. Hasil pengukran Tegangan kumparan STR hubungan
bintang (Y)
No. Kumparan STR Tegangan
1. Vaa L-N 177 V
2. Vbb L-N 177 V
3. Vcc L-N 185 V
4 Vab L-L 182 V
5. Vbc L-L 182 V
6. Vac L-L 311 V

6. Tabel 1.6. Hasil pengukuran mencari angka jam trafo


No. Kumparan STT dan STR Tegangan
1. VC1-c1 155 V
2. VC1-b1 155 V
3. VB1-c1 189 V
4 VB1-b1 155 V
VCc = VCb
VCc < VBc
V Bb = VCb
VBb < VBc
VCb< VBc

Dari hasil pengukuran diatas , dengan Pedoman pengukuran tegangan


antara terminal kumparan trafo 3 fasa : Cc=Cb, Cc<Bc, Bb=Cb, Bb<Bc, Cb<Bc.
Maka sudut antara vektor tegangan STT dan STR = - 30 0 atau angka jam trafo 3
fasa = 1; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa : Dy1, Yd1, Yz1, Zy1.
7. Tabel 1.7. Hasil pengukuran rangkaian pengujian tanpa beban
No. Besaran yang diukur Keterangan
1. VP 100 V
2. PC 0,33W
3. I0 0,79A

Faktor daya trafo pada kondisi tanpa beban, cos θ0 = =   =

0,00417721518
θ0= cos-1 (0,00417721518) = 89,76066o
sin θ0= sin (89,76066o) = 0,99999
Ic = I0.cos θ0= 0,33. 0,00417721518 = 0,0013784810094 A
Im = I0.sin θ0= 0,33. 0,99999 = 0,3299967 A

RC = = = = = 72.543,6181 Ω

Xm = = = = 303,03333 Ω

8. Tabel 1.8. Hasil pengukuran rangkaian pengujian beban penuh


No. Besaran yang diukur Keterangan
1. VBP 10,30 V
2. PBP 1,6 W
3. IBP 14,5 A

RTek = PBP/IBP2 = 14,5 W/ 1,62 A = 5,6640625 Ω


ZTek = VBP/IBP=10,30 V/ 1,6 A = 6,4375 Ω

XTek = = (6,43752 – 5,66406252)1/2 Ω= 3,059 Ω

1. Pengukuran Data Teknis Trafo


1. V = 97,5 V
I=1A
P = 6,5 x 10 = 65 W
Q = 6,1 x 10 = 61 VAR
 S = V x I = 97,5 x 1 = 97,5 VA

cos = = =0,667

 = cos-1 (0,667) = 48,1640565250623


S = P + jQ = 65 + 61j = 89,14 43,18

2. V = 97,5 V
I = 0,85 A
Q = 5 x 10 = 50 VAR
P = 5,5 x 10 = 55 W
 S = V x I = 97,5 x 0,85 = 82,875 VA

cos = = =0,90

 = cos-1 (0,90) = 25,8419327631671


S = P + jQ = 55 + 50j = 1,1 -90

3. Prated = Psekunder = 220 x 1,36 = 300 W

daya= = = 0,84
Relai Arah
Relai arah adalah relai yang berfungsi untuk memproteksi saluran udara
terhadap gangguan antar fase atau tiga fase dan hanya bekerja pada satu
arah saja, karena relai ini dapat membedakan arah arus gangguan, atau
relai arah ini juga merupakan relai yang memiliki elemen arah.Dua
besaran listrik yang dipakai pada relai arah ini adalah besaran tegangan
yang berfungsi sebagai sebagai patokan untuk sudut fasenya yang tetap
dan besaran arus yang berfungsi sebagai besaran kerja karena difasenya
tergantung pada lokasi gangguan itu sendiri.
https://www.yumpu.com/id/document/read/30863670/relay-sistem

Kesimpulan :

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan :


1. Untuk melakukan kerja paralel trafo 3 fasa harus diperhatikan beberapa
syarat antara lain harus memiliki simbol hubungan, sudut vector , polarits ,
urutan fasa dan perbandingan lilitan yang sama memparalelkan trafo tidak
dapat dilakukan apabila salah satu parameter tersebut tidak terpenuhi ,
karena dapat menimbulkan arus sirkulasi antar trafo dan pembagian
pembebanan tidak sesuai dengn yang diinginkan sehingga dapat
menyebabkan turunnya efisiensi trafo serta menurunkan kemampuan trafo
dalam melayani beban.
2. Langkah kerja pengujian dan pengukuran parameter rangkaian parallel
trafo 3 fasa :
 Mencari pasangan terminal
 Membagikan golongan
 Menentukan polaritas
 Menentukan urutan fasa
 Menentukan symbol hubungan
 Mencari angka jam trafo
 Mengukur rangkaian tanpa beban
 Mengukur rangkaian beban penuh

Anda mungkin juga menyukai