2. Mempunyai sudut antara vektor tegangan STT dan STR atau angka
jam trafo 3 fasa yang sama.
Ω Ω Ω Ω
Ω Ω
B b C c
A a
A
a B b C c
V V V
V V
B b C c
A a
Gambar 1.2 Mengukur tegangan pada 5 pasang terminal kumparan di STT,
STR, dan sepasang terminal kumparan di STT sebagai sumber
arus bolak-balik 1 fasa bertegangan nominal.
3) Diagram rangkaian untuk menandai polaritas pasangan terminal dari
masing-masing kumparan menurut British Standard 171 atau American
Standard Associationdan untuk mengetahui arah gulungan dari masing-
masing kumparan. Pasangan terminal dari masing-masing kumparan dan
polaritasnyaditandai dengan huruf besar A1 dan A2 untuk STT dan huruf
kecil a1 dan a2 untuk STR.
VP Voutput VS
Gambar 1.3. Diagram rangkaian pengujian polaritas terminal kumparan trafo
per fasa menurut BS171
Penandaan polaritas pasangan terminal dari masing-masing kumparan trafo
3 fasa menurut British Standard 171dinyatakan benar bila VP<Voutput atau Voutput =
VP + VS. Penandaan polaritas pasangan terminal dari masing-masing kumparan
trafo 3 fasa menurut American Standard Association (ASA) menggunakan
polaritas pengurangan bila V2<V1 dan ggl pada kedua kumparan trafo saling
mengurangi.atau menggunakan polaritas penjumlahan bila V2>V1 dan ggl pada
kedua kumparan trafo saling menjumlahkan.
H1
X1
V1
X2
V2
H2
Gambar 1.4. Diagram rangkaian pengujian polaritas terminal kumparan trafo per
fasa menurut ASA
STT STR STT STR
H1 X1 H1 X2
H2 X2 H2 X1
R S T
TRAFO 3θ
A1 a1
B1 b1
C1 c1
TRAFO 3θ
A1 a1
B1 b1 V2 V1
C1 c1
a11
L1 – A1
b1
L2 – B1
c1
L3 – C1 V1
Gambar 1.6.Diagram rangkaian pengujian urutan fasa sisi sekunder trafo 3 fasa
dengan pengukuran tegangan pada hubungan segitiga.
a1
L1 – A1
b1
L2 – B1 3
L3 – C1 c1
Gambar 1.7.Diagram rangkaian pengujian urutan fasa sisi sekunder trafo 3 fasa
menggunakan phase sequence meter.
L1 L1
V1
N
L2
L2
Diagram rangkaian V1
pengujian
=V2 tanpa beban / rangkaian terbuka trafo tegangan
VL1-L2 = √3 Vper
L1-N
fasa digunakanV2untuk memperoleh parameter rangkaian inti magnet trafo.setara
L3 L3
per fasa dengan menghitung besarnya I0, IC, Im, RC dan Xm.
PNL
a1 STR STT A1
W A
V
INL
Vsumber
SNL = VNL. INL (VA)
VNL a2 NP NS A2
Faktor daya trafo pada kondisi tanpa beban, cos θNL =
Spesifikasi trafo yang digunakan adalah 230/2 x 115 V~, 50 Hz, 300 watt, I
nominal STR = 1,36 A, NSTT = 408 lilitan, dan NSTR = 214 lilitan.
Contoh hasil pengukuran yang diperoleh dari pengujian trafo kondisi tanpa beban;
VNL = 99,5 V, INL = 0,31 A, PNL = 11 W, QNL = 27 Var
SNL = 99,5 V x 0,31 A = 30,845 VA
I0
VP IC Im
Rc Xm
Diagram rangkaian pengujian beban penuh / hubung singkat trafo tegangan per
fasa digunakan untuk memperoleh parameter kumparan primer dan sekunder
ekivalen per fasa RTek XTek.dan ZTek
A1 STT STR
A W VS = 0
PBP a1
IBP V EP ES A IBP
VBP
V sumber
A2 NP NS
Hasil pengukuran IBP (A), PBP (watt) dan VBP (volt) digunakan untuk menghitung
besarnya RTek (Ω), XTek (Ω) danZTek (Ω)
RTek = PBP/IBP2
ZTek = VBP/IBP atau SBP/IBP2
XTek = QBP/IBP2 atau
Hasil pengukurandari pengujian trafo kondisi beban penuh per fasa dapat
digunakan untuk mengukur besarnya daya rugi pada RTek dan XTek (resistansi total
ekivalen dari RP + RS dan reaktansitotal ekivalen dari XP + XS).
Contoh hasil pengukuran yang diperoleh dari pengujian trafo kondisi beban
penuh;
VBP (V~) IBP (A) PBP (W) QBP (VAr)
9,39 1,36 13 3,5
Rangkaian ekivalentrafo per fasa dan diagram fasor tegangan pada kondisi beban
penuh digambarkan berikut ini;
RTek XTek
IBP.ZT
VBP IBP ek
IBP.RTe IBP.XTek
IBP
k
(a) (b)
Rangkaian pengujian beban penuh / hubung singkat trafo tegangan per fasa
digunakan untuk mengukur parameter kumparan primer dan sekunder ekivalen
per fasa RTek dan ZTek kemudian menghitung XTek.
A1 STT STR
A W VS = 0
PBP a1
IBP V EP ES A IBP
VBP
V sumber
A2 NP NS
Hasil pengukuran IBP (A), PBP (watt) dan VBP (volt) digunakan untuk menghitung
besarnya RTek (Ω), ZTek (Ω) dan XTek (Ω).
RTek = PBP/IBP2
ZTek = VBP/IBP
XTek =
Rangkaian pengukuran beban penuh per fasa pada trafo digunakan untuk
mengukur besarnya daya rugi pada RTek dan XTek (resistansi total ekivalen dari RP
+ RS dan reaktansitotal ekivalen dari XP + XS).
B. Pengukuran Data Teknis Trafo
1. Diagram rangkaian pengukuran untuk memperoleh data teknis trafo sisi
primer
Contoh hasil pengukuran untuk memperoleh data teknis trafo sisi primer ;
Contoh hasil pengukuran untuk memperoleh data teknis trafo sisi sekunder ;
V= 128 V, I = 0,82 A, P = 90 W, Q = 60 VAr
Pprimer Psekunder
P rated
ηdaya = = = 0,9
1. Mencari besarnya sudut antara vektor tegangan STT dan STR atau angka
jam trafo 3 fasa dengan mengukur besarnya tegangan antara terminal VCc,
VCb, VBc dan VBb.
a1
L1 – A1
L2 – B1 b1
L3 – C1 c1
A a aA
c c
b b
V2
C
B B
C
V1
(b) Sudut antara vektor tegangan STT dan STR = - 30 0 atau angka jam trafo 3 fasa
= 1; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa : Dy1, Yd1, Yz1, Zy1;
Pedoman pengukuran tegangan antara terminal kumparan trafo 3 fasa :
Cc=Cb, Cc<Bc, Bb=Cb, Bb<Bc, Cb<Bc
A aA
a
c
c
V
2 b b
C B B
C
V1
2. Sudut antara vektor tegangan STT dan STR = 150 0 atau angka jam trafo 3
fasa = 5; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa : Dy5, Yd, Yz5;
Pedoman pengukuran tegangan antara terminal kumparan trafo 3 fasa :
Cc>Cb, Cc=Bc, Bb>Cb, Bb=Bc, Cb<Bc
c
V b
A c a
2
A
b
a
C
C B
C B
V
1
(d) Sudut antara vektor tegangan STT dan STR = 1800 atau angka jam trafo 3 fasa
= 6; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa : Dd6, Yy6, Dz6, Zd6;
Pedoman pengukuran tegangan antara terminal kumparan trafo 3 fasa : Cc>Cb,
Cc>Bc, Bb>Cb, Bb>Bc, Cb=Bc
A
V2
b c
b c
aA
C
B
C B
V1
(e) Sudut antara vektor tegangan STT dan STR = 300 atau angka jam trafo 3 fasa
A
= 11; Simbol hubungan antara kumparan trafo 3 fasa: Dy11, Yd11, Yz11,
Zy11; Pedoman pengukuran tegangan antara terminal kumparan trafo 3 fasa:
Cc<Cb, Cc=Bc, Bb<Cb, Bb=Bc, Cb>Bc
a aA
b
b
c V
2 c
B B
C
C
V1DATA
EVALUASI
0,00417721518
θ0= cos-1 (0,00417721518) = 89,76066o
sin θ0= sin (89,76066o) = 0,99999
Ic = I0.cos θ0= 0,33. 0,00417721518 = 0,0013784810094 A
Im = I0.sin θ0= 0,33. 0,99999 = 0,3299967 A
RC = = = = = 72.543,6181 Ω
Xm = = = = 303,03333 Ω
cos = = =0,667
2. V = 97,5 V
I = 0,85 A
Q = 5 x 10 = 50 VAR
P = 5,5 x 10 = 55 W
S = V x I = 97,5 x 0,85 = 82,875 VA
cos = = =0,90
daya= = = 0,84
Relai Arah
Relai arah adalah relai yang berfungsi untuk memproteksi saluran udara
terhadap gangguan antar fase atau tiga fase dan hanya bekerja pada satu
arah saja, karena relai ini dapat membedakan arah arus gangguan, atau
relai arah ini juga merupakan relai yang memiliki elemen arah.Dua
besaran listrik yang dipakai pada relai arah ini adalah besaran tegangan
yang berfungsi sebagai sebagai patokan untuk sudut fasenya yang tetap
dan besaran arus yang berfungsi sebagai besaran kerja karena difasenya
tergantung pada lokasi gangguan itu sendiri.
https://www.yumpu.com/id/document/read/30863670/relay-sistem
Kesimpulan :