Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkebunan kelapa sawit merupakan indusrti yang bergerak di bidang penghasil
minyak nabati yang terbesar dan perkebunan yang sangat luas, sehingga membutuhkan
tenaga pekerja yang banyak agar bias menghasilkan prodeksi buah kelapa sawit yang
bermutu.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi perhatian bagi setiap pekerja, tidak
terkecuali pekerja perkebunan kelapa sawit ini cukup ekstrim, karena setiap harinya para
petani kelapa sawit berinteraksi dengan buah-buah kelapa sawit yang tajam dan berduri,
selain itu medan kerja mereka cukupterjal. Biasanya kebun kelapa sawit berada di tengah
hutan dan pegunungan yang cukup ekstrim.
Kecelakaan kerja merupakan hal yang tidak terduga dan tidak diharapkan terjadi
tehadap pekerja yang dapat merugikan pekerja itu sendiri dan merugikan perusahaan.
Penyebab dari kecelakaan kerja itu sendiri akibat kurangnya pengetahuan pekerja
terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Adapun faktor penyebab terjadinya
Kecelakaan Kerja disebabkan faktor fisik, faktor komia, faktor biologis, faktor mental
psikologis. Sumber penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja seperti; pertama faktor
perorangan yang meliputi kurangnya pengetahuan, kurangnya keterampilan, motivasi
kuarng baik, dan masalah fisik dan mental. Kedua faktor pekerjaan meliputi standar
kerja kurang, standar perencanaan dan standar perawatan. Pentingnya untuk tidak
mengabaikan pengunaan alat pelindung diri di tempat kerja seperti, penggunaan sepatu
dan helem safety, pemakaian pelindung tangan dan masker yang beinteraksi dengan zat
kimia yang bias mengakibatkan gangguan kulit dan pernafasan.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mengetahui Proses Kerja Di Perkebunan Sawit
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pengetahuan pemanen kelapa sawit tentang pentingnya
perlindungan terhadap diri
b. Meningkatkan penggunaan APD bagi pemanen kelapa sawit.
C. PENATALAKSANAAN
1. Ketepatan penggunaan APD disaat bekerja
2. Tersediahnya APD bagi pemanen kelapa sawit
3. Potensi terjadinya kecelakaan kerja tidak terjadi
BAB II
PLANT SURVEY

A. Profile Perusahaan
Hari/Tanggal : Minggu, 20 September 2020
Nama Perusahaan : PT. Amat Sejahtera
Alamat : Jalan Soekarno-Hatta
Jenis Perusahaan : Perkebunan
Jumlah Tenaga Kerja : 278 Orang
Jumlah Produksi : 3 Ton/Tahun

B. Alur Produksi
Alur atau proses produksi adalah suatu kegiatan yang mengolah sebuah bahan
baku yang ada dalam upaya menciptakan suatu produk, baik itu barang atau jasa, yang
memiliki manfaat bagi konsumen. Proses produksi pada perkebunan sawit dapat disebut
sebagai kegiatan dalam membuat bahan baku minyak mulai dari pembibitan, pemupukan,
perawatan, hingga pemanenan dengan memanfaatkan peralatan dan sumber daya manusia
sehingga menghasilkan suatu bahan baku untuk diproses menjadi minyak kelapa sawit
(Munandar, 2011).

Pembibitan Pemupukan Perawatan Pemanenan


Gambar 1. Alur Produksi Perkebunan Sawit
C. Identifikasi Hazard
1. Fisik
a. Suhu panas di atas 30℃
b. Kelelahan
c. Menggunakan alat-alat panen yang tajam
2. Kimia
a. Debu
b. Peptisida
3. Biologi
a. Bakteri Clostridium tetani
b. Bakteri leptospira
c. Cacing
4. Ergonomi
a. Posisi leher terangkat >30º
b. Posisi lengan atas terangkat
c. Punggung condong ke depan saat mendorong gerobak
d. Posisi tumpuan tubuh yang tidak tepat saat mengangkat beban berat
5. Psikososial
a. Beban kerja yang terlalu berat
D. Risk Assessment
Tabel Bahaya Manajemen Risiko pada Pemanen Kelapa Sawit

Bahaya Potensial
N Uraian Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikososial PAK KAK Pengendalian PIC
o Kegiatan
Item Item Item Item Item
D P R D P R D P R D P R D P R
Bahaya Bahaya bahaya Bahaya Bahaya
1. Apel pagi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1.Pengendalian
teknik:
Menggunakan
Berjalan Kendaraan/ mobil
menuju menuju ke area
2. - - - - Debu 1 1 1 - - - - - - - - - - - - Asma
lokasi perkebunan
perkebunan 2.APD: Penggunaan
Masker saat menuju
ke lahan
perkebunan
1.Pengendalian
Suhu panas Posisi leher Teknik:
di atas 2 2 4 terangkat 3 1 3 Menyiapkan
30℃ >30º spot/titik air minum
di lahan perkebunan
1. Administrasi:
Pengaturan Shif
Kelelahan 2 2 4
Dehidrasi, kerja dan durasi
Bakteri Heat Stroke, kerja
Beban
Clostridium Fatigue,
kerja 1.Subtitusi:
tetani Asma, Low Teriri
3. Panen sawit Debu 3 1 3 2 1 2 yang 1 1 1 Menggunakan alat
Bakteri Back Pain, s
terlalu modern Palm Cutter
leptospira Posisi Tetanus,
berat Egrek & Dodos
Cacing lengan 3 1 3 Leptospirosi
s Mesin
Penggunaan terangkat 2.Teknik : Melakukan
alat-alat
3 4 12 Perawatan sesuai
panen yang
petunjuk safety pda
tajam
alat
3.APD: Penggunaan
helm, masker,
sarung tanga, dan
sepatu saat bekerja
4. Makan Suhu panas 2 2 4 Debu 3 1 3 Cacing 2 1 2 - - - - - - - - Dehidrasi, 1. Subtitusi:
siang di atas Heat Stroke, Menyediakan
30℃ Asma, Kantin Sehat
Ascariasis 2. Eliminasi : Cuci
tangan (5 momen &
6 gerakan)
1.Subtitusi:
Mengganti Gerobak
Punggung
dengan Motor roda
condong ke
tiga ( Viar )
depan saat 3 2 6 - - - -
2. Pengendalian
mendorong
Teknik:Menambahk
gerobak
Suhu panas Dehidrasi, an penutup seperti
Transportasi terpal pada truck
5. di atas 2 2 4 - - - - - - - - Low Back
hasil panen
30℃ Posisi Pain 1. Pengendalian
tumpuan Teknik: melakukan
tubuh yang edukasi tentang
tidak tepat 3 2 6 - - - - penggunaan body
saat mekanik
mengangkat
beban berat
E. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (TOR)
1. Eliminasi
a. Mencuci tangan 6 langkah.
2. Substitusi
a. Menggunakan alat modern Palm Cutter Egrek & Dodos mesin.
b. Menyediakan kantin sehat.
c. Mengganti gerobak dengan motor roda 3 (Viar).
3. Pengendalian Teknik
a. Menggunakan kendaraan/mobil untuk transportasi menuju lokasi perkebunan.
b. Menyediakan spot/titik air minum di area perkebunan.
c. Melakukan perawatan sesuai petunjuk safety pada alat.
d. Menambahkan penutup seperti terpal pada truk.
e. Melakukan edukasi tentang body mechanic.
4. Administrasi
a. Pengaturan shift kerja dan durasi kerja.
5. APD
a. Penggunaan masker saat bekerja.
b. Penggunaan helm, sarung tangan, masker, dan sepatu saat bekerja.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian K3
Kesehatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata “Health” yang saat ini tidak hanya
berarti terbebasnya seorang dari penyakit namun memiliki makna sehat secara fisik, mental
maupun sosial. Sedangkan keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu “Safety” dan pada
umumnya dihubungkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa kecelakan
(accident) atau nyaris celaka (near-miss).
Kesehatan kerja menurut Suma’mur (20010:87) adalah rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi karyawan yang bekerja diperusahaan
yang bersangkutan . keselamatan kerja berhubungan erat dengan keadaan tempat kerja baik
di darat, didalam tanah, dipermukaan air dan udara, tempat-tempat kerja tersebut tersebar
pada segenap kegiatan ekonomi.
Adapun menurut mangkunegara(2011), keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan
pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat
kerja, sedangkan kesehatan menunjukan kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental,
emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
B. Tujuan dan Fungsi kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Sebagaimana dinyatakan dalam pengertian K3 secara filosofi bahwa K3 ditujukan untuk
menjamin kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya.
Oleh karena itu K3 yang memiliki tujuan untuk mencegah dan meminimalisir resiko
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan menjamin :
1. Tenaga kerja dan orang disekitarnya yang berada di tempat kerja mendapatkan jaminan
perlindungan terhadap keselamatannya sehingga merasa nyaman dalam bekerja.
2. Setiap sumber produksi yang digunakan dalam kegiatan operasinya dapat dipakai dan
dipergunakan secara efektif dan efisien.
3. Resiko dapat di minimalisir sehingga proses kegiatan operasional atau produksinya dapat
berjalan lancar.
C. Tujuan K3
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari K3 adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3 juga
berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif.
Berikut ini adalah fungsi dan tujuan K3 secara umum:
1. Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sehingga
kinerjanya dapat meningkat.
2. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang berada di
lingkungan kerja.
3. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat digunakan secara
aman dan efisien.
4. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya.
D. Fungsi K3
Pada pelaksanaannya K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan bermanfaat, baik bagi
perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi K3 secara umum:
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan
bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat kerja,
dan pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di
lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan
program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya
E. Penerapan Keselamatan Kerja di Perkebunan Kelapa Sawit
Penerapan safety di perkebunan kelapa sawit tidak mudah di terapkan karena tenaga kerja
terutama pekerja lapanagn memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga sulit untuk
menerapkan budaya safety atau keselamatan kerja yang aman baik dan sistem safety yang
berkelanjutan: apalagi pekerja lapan gan selalu berhubungan dengan alat – alat kerja yang
tajam seperti parang, cangkul, dodos dan bahan-bahan kimia baik pestisida seerta pupuk.
Berikut budaya keselamatan kerja yang berkelanjutan:
1. Safety talk
Sebagian besar staff perkebunan kelapa sawit telah berpendidikan sarjana sehingga
sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap terhadap keselamatan para pekerja harus
mampu melakukan sosialisasi tentang cara aman bekerja. Di saat apel pagi atau muster
morning merupakan saat yang tepat untuk menyelipkan pesan-pesan penting tentang
keselamatan kerja setidaknya 5-10 menit. Sebagai contoh seorang asisten menjelaskan
pentingnya pemakaian masker untuk tim penyemprotan bagi kesehatan pekerja kemudian
esok hari dijelaskan lagi penggunaan avron, penjelasan safety harus bertahap.
2. Monitoring penggunaan alat-alat keselamatan kerja
Jika proses safety talk telah berjalan dan dipahami oleh para pekerja maka akan
dilanjutkan dengan monitoring penggunaan alat-alat safety oleh para supervisi/mandor
lapangan, setiap supervisi harus mempunyai buku monitoring safety karyawan dimana
buku tersebut mencantumkan nama pekerja dan alat-alat safety, sebagai contoh untuk
pemanen ditulis nama pemanen dan juga alat-alat safety yang mesti di bawa dan dipakai
seperti sarung dodos, helm,sarung tangan, kacamata dan sepatu setiap item yang tuls
dicek oleh supervisi apakah telah dibawa atau tidak.
3. Sosialisasi dan Penerapan MSDS ( Material Safety Data Sheet)
Sosialisasi MSDS ini sangat penting apalagi dalam penggunaan bahan-bahan
beracun/kimia seperti pestisida dan pupuk. Lembaran MSDS terdiri dari panduan bahan
aktif, bahaya dan gejala, peralatan perlindungan dan tindakan menghindari kecelakaan
dan P3K/firsd aid. Cara sosialiasasi MSDS ini di lakukan dengan cara melaminating
lembaran MSDS yang akan di berikan kepada staff lapangan dan supervisi. Untuk tahap
awal para asisten lapangan/supervisi membacakan dan sosialisasi MSDS ini dilakukan
saat karyawan akan bekerja, selanjutnya setelah paham dan mengerti karyawan secara
bergantian disuruh menjelaskan kembali MSDS tersebut setelah sosialisasi dalam
beberapa bulan maka akan dilakukan pertanyaan acak kepada karyawan dan sekaligus
memperpraktekkan : Sebagai contoh staff lapangan bertanya ' Ujang jika racun terkena
mata apa yang mesti di lakukan ?' jika siujang paham MSDS maka akan menjawab secara
spontan 'Segera dibilas dengan air bersih secara mengalir selama 15 menit sambil
membuka kelopak mata' setelah itu si ujang akan mensimulasikan di depan karyawan
yang lain. Pada MSDS telah ada tindakan P3K jika racun terkena mata,kulit, terhirup dan
tertelan sehingga tindakan dasar P3k telah diketahui oleh karyawan.
4. Pembuatan nearmiss
Dalam safety kita mengenal piramida safety, jika dalam 10000 kejadian hampir celaka
jika tidak diantisipasi dengan baik menimbulkan 600 kecelakaan kecil dan akan
menyebabkan 1 fatality atau kematian tentunya kita akan menghindari korban salah satu
upaya menghindari hal tersebut dengan pembuatan "sistem nearmiss". Istilah nearmiss
hampir sama dengan hampir celaka penerapan nearmiss di perkebunan kelapa sawit dapat
dilakukan dengan cara sebagai contoh jika kita menemui mobil karyawan dengan kondisi
ban gundul maka akan dibuat laporan dalam form nearmiss dimana sopir harus bertanda
tangan dan diberi tempo segera mengganti ban selama belum ada pergantian ban maka
mobil tidak boleh beroperasi. Setiap asisten lapangan diwajibkan membuat form nearmiss
sebanyak 5 -10 dengan solusinya setiap bulannya. Dengan dibuatnya nearmiss setiap
bulan diharapkan hal-hal yang hampir celaka dapat diantisipasi sebelumnya.
5. Rapat sayety bualan
Dalam satu kebun/estate atau PT dibentuk tim P2K3l yang terdiri pimpinan tinggi
kebun,manager,asisten dan mandor2 di perkebunan yang di bagi menjadi beberapa seksi
yaitu seksi kendaraan, panen, perawatan dan lingkungan dalam setiap bulan mengadakan
rapat evaluasi tentang pelaksanaan safety dan lingkungan serta program dan perbaikan
yang akan dilakukan.
6. Reward dan Punishment (penghargaan dan hukuman/sangsi)
Jika sosialisasi telah berjalan dengan baik maka akan diterapkan sistem denda dan
penghargaan sebagai contoh jika karyawan tidak memakai helm maka akan di denda
sebanyak Rp 50.000 di setorkan kepada pengurus serikat pekerja dan dalam bentuk
penghargaan sebagai contoh akan diberikan reward secara kejutan jika karyawan ditemui
berkendara dengan surat lengkap dan dengan motor yang standar maka akan diberi
hadiah uan atau barang. Penerapan safety di perkebunan kelapa sawit bukanlah hal yang
mudah dikarenakan perkebunan kelapa sawit merupakan industri padat karya dengan
memperkerjakan sebagaian besar tenaga dengan pendidikan yang masih rendah sehingga
pelaksanaan safety pada awalnya sangat menjengkelkan dan melelahkan bagi para
pekerja. Bisa dibayangkan tidak terbiasa memakai helm standar disuruh wajib memakai
helm standar tentu muncul berbagai resistensi dari para pekerja. Jika telah terbentuk
budaya keselamatan kerja yang baik maka akan di dapat pertanyaan dari karyawan seperti
ini " pak sarung tangan semprot saya robek tolong pak secepatnya di ganti" atau " pak
avron semprot saya sudah lama sekarang udah tipis cepatlah pak diganti dengan yang
baru".

F. Alat Panen dan Alat Pelindung Diri (APD)


Alat panen dan alat pelindung diri memiliki peranan penting untuk memperlancar kegiatan
panen. Penggunaan APD merupakan salah satu kewajiban semua karyawan di Kebun kelapa
sawit. Manfaat dari penggunaan APD untuk menghindari dan memperkecil dari
kemungkinan kecelakaan yang akan terjadi terhadap karyawan.
1. Alat pelindung diri yang tepat berdasarkan jenis pekerjaan di perkebunan kelapa
sawit adalah sebagai berikut :
a. Prasarana Jalan
Untuk pekerja prasarana jalan alat pelindung diri yang digunakan adalah : Helm,
Sepatu AV, sarung tangan dan kacamata
b. PemupukanUntuk pekerjaan pemupukan alat pelindung diri yang digunakan adalah :
Topi, Masker, Clemet, sarung tangan dan Sepatu AV.
c. Tunas Pokok Untuk pekerjaan tunas pokok alat pelindung diri yang di gunakan
adalah : Helm, kacamata, sarung tangan dan sepatu av, sarung egrek/dodos.
d. Pengendalian Gulma Manual Untuk pengendalian gulma secara manual alat
pelindung  diri yang di gunakan adalah : topi, sarung tangan dan sepatu AV
e. Pengendalian Gulma Kimia Untuk pekerjaan pengendalian gulma secara kimia alat
pelindung diri yang di gunakan adalah Topi, Masker, Clemet, sarung tangan kain,
sarung tangan karet dan Sepatu AV.
f. Panen Untuk pekerjaan panen alat pelindung diri yang di gunakan adalah Helm,
kacamata, sarung tangan dan sepatu av, sarung egrek/dodos.
g. Gudang dan Kantor Untuk pekerja gudang alat pelindung diri yang di gunakan
adalah helm, Masker, Clemet, sarung tangan kain, sarung tangan karet dan Sepatu
Safty.
2. Ketersediaan APD bagi pemanen sawit
Perlengkapan APD yang disediakan oleh perusahaan di Kebun sawit terdiri dari
helm, kaca mata, sarung tangan, dan sepatu boot. Pemanen di perkebun sawit masih
memiliki kesadaran yang rendah terhadap penggunaaan APD yang telah diberikan oleh
perusahaan. Berdasarkan hasil pengamatan, kelengkapan alat panen sudah sesuai dengan
standar baku dalam budidaya kelapa sawit. Masing-masing pemanen sudah mendapatkan
alatalat panen seperti dodos, egrek, angkong, gancu, kapak, dan karung. Pelaksanaan di
lapang alat-alat panen yang sudah diberikan selalu digunakan tiap hari panen. kepatuhan
penggunaan APD menunjukkan bahwa penggunaan kelengkapan APD pada seluruh
pemanen sawit, menunjukkan bahwa pemanen di perkebunan sawit masih memiliki
kesadaran yang rendah terhadap penggunaan APD. Perusahaan sudah memberikan
penegasan kepada seluruh pemanen untuk menggunakan APD tiap hari panen, namun
pemanen masih saja tidak mengikuti peraturan tersebut.
3. Tujuan
Penggunaan APD yang dianjurkan bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan pada saat bekerja seperti mulai dari kepala yang tertimpa buah sawit,kaki
yang yang bisa terluka saat melakukan pemetikan dan ada juga bahayanya buat mata
karna bisa masuk serpihan kecil dari pohon atau abu dari pohon sawit, dan bahkan bahan
kimianya sehingga kegiatan panen tidak dapat berjalan dengan lancar.
G. Berikut adalah jenis-jenis dan fungsi masing-masing alat pelindung diri :

1. Helm
Helm berfungsi untuk melindungi kepala dari segala jenis benturan sehingga cedera otak
dapat di minimalkan.
2. Kaca Mata
Kaca mata berfungsi untuk melindungi mata dari serpihan benda-benda kecil seperti abu,
bunga kelapa sawit, bahan kimia dan sepihan potongan benda laian.
3. Ear Plug
Ear Plug Untuk mengurangi tingkat kebisingan pendengaran.
4. Masker
Masker berfungsi untuk menghindari terhirupnya bahan kimia yang beracun
5. Clemet
Clemet berfungsi agar tubuh tim semprot tidak terpapar bahan kimia karena terbuat dari
bahan yang tahan air.
6. Sarung tangan kain
Sarung tangan kain berfungsi untuk menyerap keringat dan menghindari kerusakan
tangan (kapalan) karena bekerja dengan benda keras.
7. Sarung tangan karet
Sarung tangan karet berfungsi untuk menghindari tangan terpapar bahan kimia.
8. Sepatu AV/safty
Sepatu AV/Safty berfungsi untuk melindungi bagian kaki terkena duri, terjepit, dan
benda tumpul lainnya.
DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

KETUA : ILHAM FEBRI. S, A.Md Kep

ANGGOTA : IRA HARTATY, A.Md.Kep. CWCC

NS. AMIDA KURNIA ARDANI, S.Kep

ABDUL HALIM, A.Md.Kep

ANA SAHRONI, S.Tr.Keb

MUHAMMAD FIRDAUS, A.Md.Kep

ADENOVIA INTAN SARI, S.Kep

ACHMAT RIYADI, S.Kep

TITI SUNARTI, A.Md.Kep

Anda mungkin juga menyukai