Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ghazy Zhafrany Aldiansyah

NIM : 180521629036

Mata Kuliah : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

BAB 3 KESEHATAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Pengertian Kesehatan Kerja

Definisi kesehatan kerja menurut WHO dan ILO kesehatan kerja pada tiga fokus
yang berbeda, yaitu: 1) Pemeliharaan dan promosi kesehatan karyawan dan kapasitas
kerja, 2) Peningkatan lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif terhadap K3
karyawan dan 3) Pengembangan, pengorganisasian kerja dan budaya kerja ke arah yang
mendukung kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dan dalam mengerjakan yang
demikian itu juga meningkatkan suasana sosial yang positif dan operasi yang lancar dan
dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Definisi Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan. Ditinjau dari
definisinya penyakit pada karyawan dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: 1) Penyakit
umum (general diseases),2) Penyakit akibat hubungan kerja (Work related disease/
Disease afeecting Working Populations), dan 3) Penyakit akibat kerja (Occupational
Disease).

Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Faktor Fisik. Faktor fisik lingkungan kerja terdiri dari kebisingan, getaran
pencahayaan, radiasi, tekanan udara dan iklim kerja. Kebisingan.

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki Pada tingkat intensitas suara yang
tinggi, pemaparan bising yang berulang dan menahun akan menyebabkan tuli syaraf
(sensory neural deafness) yang sulit/ tidak dapat disembuhkan. Kebisingan tingkat tinggi
dapat menyebabkan efek jangka pendek dan jangka panjang pada pendengaran.
Kebisingan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan : hilangnya pendengaran,
sementara atau permanen, pusing, kantuk, tekanan darah tinggi, tegang dan stress, yang
diikuti oleh sakit maag, kesulitan tidur dan sakit jantung, hilangnya konsentrasi, alarm
atau teriakan peringatan tidak terdengar.

Getaran. Getaran yang dimaksud pada bab ini adalah getaran yang bersumber dari
penggunaan alat-alat mekanis dan sebagian dari kekuatan mekanis ini disalurkan kepada
tubuh karyawan dalam bentuk getaran mekanis. Efek mekanis ini menyebabkan sel-sel
jariangan dapat rusak atau metabolismenya terganggu. Efek mekanis yang ditimbulkan
dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: 1) Whole body vibration dan 2) Segmented
vibration/ hand arm vibration.

Radiasi. Radiasi adalah energi yang ditransmisikan, dikeluarkan aau diabsorbsi


dalam bentuk partikel berenergi atau gelombang elektromagnetik. Radiasi yang berada di
lingkungan kerja serta dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan terdiri dari 1) Radiasi
elektromagnetik dan 2) Radiasi radioaktif. Radiasi elektromagnetik yaitu gelombang
mikro (microwaves), radiasi laser, radiasi panas, sinar infra merah, sinar ultra violet,
(sinar ungu) dan sinar X (Ro) dan sinar gama. Radiasi radioaktif, yaitu radiasi atau sinar
dari zat radioaktif.

Tekanan udara. Bahaya tekanan udara ada dua, yaitu tekanan udara tinggi
(hiperbarik exposure) dan tekanan udara rendah (hipobarik exposure). Tekanan udara
tinggi (Hiperbarik Exposure). Tekanan udara yang terlalu tinggi dapat berbahaya bagi
kesehatan tenaga kerja. Tekanan udara yang tinggi ditemui di bawah laut. Pekerja yang
sering terpapar oleh tekanan udara tinggi ini adalah penyelam mutiara, penggali tambang
di bawah tanah (confined space). Semakin dalam dari permukaan laut maka tekanan
udara semakin tinggi. Akibat tekanan udara yang meningkat akan menyebabkan
terjadinya compresion sickness.

Program Kesehatan Kerja

Surveilens Kesehatan Kerja. Surveilens kesehatan kerja adalah suatu proses


pengamatan secara terus menerus dan sistematik terhadap kesehatan seluruh karyawan
serta kondisi di lingkungan kerja yang meningktkan resiko terjadinya Penyakit Akibat
Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) dan Kecelakaan Akibat Kerja
(KAK) dengan cara pengumpulan data, analisis dan penyebaran informasi serta tindak
lanjut upaya untuk menguraikan, memantau suatu peristiwa kesehatan sehingga dapat
dilakukan pencegahan efektif terjadinya penyakit dan upaya perbaikan kondisi
lingkungan kerja. Tujuan surveilens kesehatan kerja adalah tersedianya data atau
informasi epidemiologi sebagai dasar penelitian kesehatan kerja dan manajemen
kesehatan kerja untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi programkesehatan kerja serta peningkatan kewaspadaan
terhadap terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja dan kecelakaan
kerja.

Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Kerja (SIMKK). Untuk


pengembangan program kesehatan kerja di Indonesia yang efektif dan efisien, diperlukan
data dan informasi yang akurat, tepat waktu dalam sistem informasi kesehatan kerja
(SIMKK) yang terintegrasi dan lengkap untuk mendukung proses perencanaan di bidang
kesehatan kerja

Pemeriksaan Kesehatan. Pemeriksaan ini bertujuan agar tenaga kerja yang


diterima berada pada kondisi kesehatan yang setinggitingginya, tidak mempunyai
penyakit menular yang dapat menularkan penyakitnya pada tenaga kerja lainnya, dan
untuk menyerasikan tenaga kerja dengan pekerjaan yang akan dilakukan demikian
sehingga kesehatan dan keselamatan dari pekerjaan atau lingkungan kerja. Pemeriksaan
kesehatan kerja dilakukan sebelum kerja, berkala atauperiodik dan pemeriksaan
kesehatan kerja dengan tujuan khusus.

Anda mungkin juga menyukai