Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL OLAHRAGA SEBAGAI BAGIAN PENTING DARI MANAJEMEN DM

Oleh :

HARDITA YURISKA

NIM: PO714201171073

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

PROGRAM STUDI PRODI D-IV KEPERAWATAN

2020
Artikel Olahraga Sebagai Bagian Penting Dari Manajemen DM

Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) meruapakan penyakit metabolic dengan kecenderungan


yang semakin memburuk. Indonesia berada di urutan no.7 dunia penderita DMT2 dengan 10
juta jiwa tahun 2015 dan akan meningat menjadi 21,3 juta jiwa pada thun 2030. Diperkirakan
setiap 6 detik terdapat 1 orang meninggal dunia karena DMT2.pengendalian kadar gula darah
sangatlah penting pada pasien DMT2 untuk mencegah kompilkasi mikrovaskuler dan
makrovasuler. Terapi farmakologik saja dirasa tidak cukup dalam mengendalikan kadar gula
darah pasien DMT2 . asupan makanan berlebih, kurangnya aktivitas fisik dan obesitas dan
80% dengan kegemukan. Manajemen penurunan berat badan merupkan komponen utama
yang efektif dalam pengendalian kadar gula darah pada pasien DMT2.

Aktifitas fisik umunnya dikaitkan diartikan sebagai gerak tubuh yang ditimbulkan oleh
otot-otot skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energi(gibney,2009). Dalam hal ini
olahraga adalah bagian yang penting dari manajemen diabetes mellitus . olahraga merupakan
alah satu pilar dalam pengelolaan diabetes mellitus . kegiatan sehari-hari atau aktivitas sehari-
hari bukan termasuk dalam olahraga meskipun dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari.

Manfaat olahraga bagi diabetes antara lain untuk menjaga kebugaran juga dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insuli, meningkatkan penurunan kadar
glukosa darah sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Mencegah kegemukan ,
ikut berperan mengatasi kemungkinana terjadinya kompolikasi aterogenik, gangguan lipid
darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah, keadaan-keadaan ini akan
mengurangi risiko penyakit jantung coroner(PJK) dan meningkatkan kualitas hidup diabetisi
dengan meningkatkan kemampuan kerja dan juga memberikan keuntungan secara psikologis.
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus
tetap dilakukan.

Peran olahraga teratur pada pengaturan kadar glukosa darah pada DM tipe 1 masih
kontroversial. Perbedaannya degan tipe 2 adalah DM tipe 1 mempunyai kadar insulin darah
yng rendah akibat kurang atau tida adanya produksi insulin oleh pancreas. DM tipe 1 mudah
mengalami hipoglikemia selama dan segera sesudah berolahraga sebab hepar gagal untuk
melepaskan glukosa sesuai dengan laju kebutuhan didapatkan bahwa olahraga tidak begitu
besar mempengaruhi pada pengaturan kadar gluosa darah diabetisi tipe 1 akan tetapi
didapatkan keuntungan lain. Seperti diketahui risiko penyakit jantung, gangguan pembuluh
darah perifer daan saraf pada DM tipe 1 lebih tinggi, dengan berolahraga diharapkan akan
mengurangi risiko tersebut

Pada DM tipe 2 , olahraga berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa darah.
Produksi insulin umumnya tidak terganggu terutama pada awal menderita penyakit ini,
masalah utama pada DM tipe 2 adalah kurangnya respons reseptor terhadap insulin (resistensi
insulin) pada saat berolahraga resistensi insulin berkurang. Sebaiknya sensitiviras insulin
meningkt, hal ini menyebabkan kebutuhan insulin pada diabetes tipe 2 akan berkurang,
respons ini hanya terjadi setiap kali berolahraga, tidak merupakan efek yang menetap atau
berlangsung lama ,oleh Karen itu olahraga harus dilakukan terus- menerus dan teratur.
Olahraga pada DM tipe 2 selain bermanfaat sebagai pengaturan kadar glukosa darah juga
bermanfaat untuk menurunkan BB lemak tubuh.

Prinsip olahraga pada DM sama saja dengan prinsip olahraga umun yaitu, dilakukan secra
teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit. Dengan total 150 menit
perminggu, jeda natar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut, dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum berolahraga, apabila kadar glukosa darah
<250 mg/dl. Dianjurkan untuk menunda olahraga.

Olahraga yang dianjurkan berupa olahraga yang bersifat aerobic dengan intensitas
sedang(50-7-% denyut jantung maksimal). Jenis olahraga yang harus diberikan adalah latihan
yang harus berkeseimbangan, dilakukan terus-menerus tanpa berhenti. Contoh: bila dipilih
jogging 30 menit, maka selama 30 menit pengidap melakukan jogging tanpa istirahat. Latihan
olahraga harus dipilih yang berirama , yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara
teratur. Contoh: latihan ritmis adalah jalan kaki, jogging, berenang, bersepeda, mendayung,
latihan olahraga yang dilakukan selang seling antara gerk cepat dan lambat. Misalnya, jalan
cepat diselingi jalan lambat,jogging diselingi jalan, dengan kegiatan yang bergantian
pengidap dapat bernafas dengan lega tanpa menghentikan latihan sama sekali. Latihan yang
dilakukan harsu brangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang lebih berat, secara bertahap, jadi
beban latihan olahraga dinaikkan sedikit demi sedikit sesuai dengan percapaian , latihan
sebelumnya. Latihan daya tubuh memperbaiki system kardiovaskuler, oleh karena itu
sebelum ikut program latihan olahraga terhadap pengidap hrus dilakukan pemeriksaan
kardiovaskular.

Untuk menentukan intensitas latihan dapat digunakan Maximun Heart Rate(MHR) yaitu
222- umur pasien. Setelah denyut MHR didapatkan dapat tentukan Terget Heart Rate( THR),
misalnya instensitas latihan yang deprogram bagi diabetisi berusia 50 tahun sebesar 60%-
70% maka THR = 60% x (220-5=120, sedangkan THR 7-% adalah : 70%(220-50)-119.
Dengab demikian bila diabetsi akan berolahraga denyut nadi sebaiknya berada di antara 102-
119 kali/menit

Langkah olahraga yang benar pertama-tama meliputi pemanasan atau warning up


tujuannya agar mengurangi kemungkinana terjdinya cedera akibat berolahraga, lama
pemanasan cukup 5-10 menit. Kemudian melakukan latihan latihan inti atau conditioning,
pada tahap ini denyut nadi diusahakan mencapai target tekanan darah normal agar latihan
benar-benar bermanfat bila target normal tidak tercapai maka latihan tidak bermanfaat, bila
melebihi norml kan menimbulkan resiko yang tidak diinginkan , selanjutnya melakukan
pendinginan atau cooling-down tujuannya untuk mecegah terjadinya penimbunan asam laktat
yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada ott,pusing,sesudah berolahraga, lama pendinginan
kurang lebih 5-10 menit hingga denyut nadi istirahat. Yang terakhir melakukan peregangan
atau stretching untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih tegang.(ilyas,2007)

Pada penderita DM tahap kontraindiksi(contoh: osteoarthritis,hipertensi yang tidak


terkontrol,retinopati,nefropati) dianjurkan juga melakukan resistance training(latihan beban)
2-3 kali/perminggu sesuai dengan petunjuk dokter. Olahraga pada penyandang DM yang
relative sehat bisa ditingktkan, sedangkan pada penyandang DM disertai kmplikasi intensitas
latihan perlu dikurangi dan disesuaikan dengan masing-masing individu
Resiko berolahraga dan cara mencegahnya bagi klien diabetes yaitu, olahraga dapat
memperburuk kadar gula darah. Hal ini dapat terjadi jika dilakukan olahraga berat, latihan
beban,dan olahraga kontak(tinju,yudo). Cara mencegahnya sebaiknya olahraga yang dilakuka
adalah jenis olahraga yang ringan seperti, jogging,bersepeda. Hipoglikemia akibat olahraga
dapat terjadi. Cara mencegahnya jangan lupa monitor kadar gula darah dan siapkan makanan
kecil(permen). Dan hindarilah pemberian insulin dibagian tubuh yang aktif( berikut insulin di
abdomen atau perut). Juga kurangi dosis insulin sebelum berolahraga tanda-tanda
hipoglikemia adalah wajah pucat,penurunan kesadaran. Untuk menindari hipoglikemia adalah
sediakan makanan kecil seperti permen,roti(sediakan karbohidrat) resiko gangguan pada
kaki,sebaiknya pasien menggunakan sepatu yang sesuai dan usahakan agar kaki selalu bersih
serta kering. Hal ini mencegah kaki klien dari luka pada saat olahraga. Dapat mengalami
komplikasi jantung. Cara mencegahnya sebelum melakukan program olahraga ,periksa
kesehatan pasien terlebih dahulu , seperti pemeriksan tekanan darah dan nadi. lakukan
program olahraga individu secara berkelompok dan hindari olahraga yang berat. Dapat
mengalami cedera otot dan tulang, selalu lakukan pemanasn dan pendinginan, intensitas
ditingkatkan bertahap, serta hindari latihan yang berlebihan( Nahyl 2009)

Kunci utama manajemen diabetes melittus terletak pada tiga titik yang saling berkaitan:
pengendalian berat badan, olahraga dan makan sehat. Bentuk pengendalian ini dilakukan
dengan menurunkan berat badan sedikit(5-7% dari total berat) disertai dengan 30 olahraga,
sambil makan bergizi secukupnya yang sehat. Dengan demikian olahraga merupakan langkah
penting bagi penderita diabetes mellitus untuk meningkatkan kualitas hidupnya agar semakin
membaik dan mencegah timbulnya komplikasi baru atau memperparah keadaan komplikasi
diabetes dengan melakukan olahraga secara rutin.
Daftar Pustaka

FKUI,2015. Penatalaksanaan Diabetes Melittus Terpadu. Badan Penerbit FKUI : Jakarta

Ilyas,E. I. (2007). Manfaat Latihan Jasmani bagi penyandung diabetes, dalam soegondo, S.,

Et al, Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta: FKUI

PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesi . Jakarta: PERKENI http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf(di download pada
tanggal 1 juli 2018)

Isfaizah. 2017. Metode Diet Dalam Pengendalian Kadar Gula Darah. http://e-
prosiding.unw.ac.id/index.php/snk/article/view/39(diakses pada tanggal 1 juli 2018)

Gibney. Michel j. (2009). Gizi Kesehatan masyarakat Jakarta : EGC

LAMPIRAN
Artikel yang di unduh dari jurnal, https://id.scribd.com/document/385452469/Artikel-
Olahraga-Sebagai-Bagian-Penting-Dari-Manajemen-Dm.

Sebagai proses pembelajaran Mata Kuliah KDK DM-II oleh Isma Azizah

Manfaat olahraga bagi diabetes adalah untuk menjaga kebugaran dan memperbaiki
sensitivitas insulin, meningkatkan penurunan kadar gula darah, mencegah kegemukan dan
menormalkan kadar gula darah dalam tubuh.(Isfaizah 2017)

Anda mungkin juga menyukai