Anda di halaman 1dari 27

ANALISA KERUSAKAN SISTEM TRANSMISI PADA

WHEEL LOADER SHANTUI SL30W

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata I pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh :

EXZAN MAULANA
D 200 140 143

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
ANALISA KERUSAKAN SISTEM TRANSMISI PADA
WHEEL LOADER SHANTUI SL30W

Abstrak
Sistem transmisi merupakan sistem yang berfungsi mengkonversi tenaga mekanik
dari engine untuk disalurkan menuju final drive sehingga unit dapat bergerak
dengan kecepatan dan torsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Analisa
ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan, melakukan langkah
perbaikan dan pencegahan kerusakan sistem transmisi pada wheel loader. Prosedur
pemeriksaan dilakukan dengan melakukan performance test pada transmission
system, pemeriksaan secara visual pada hydraulic tank, hose, body control valve
transmission dan disassembly transmission assemblies. Selanjutnya dilakukan
analisa menggunakan fishbone diagram untuk menganalisa penyebab kerusakan
sistem transmisi. Hasil analisa kerusakan diketahui sumber kerusakan transmisi
adalah kerusakan komponen bearing pada output shaft assemblies. Hasil
perhitungan umur bearing teoritis 8591.21 jam, unit wheel loader mengalami
kerusakan pada hour-meter 6300 jam, sehingga pemakaian optimal bearing
dilapangan sebesar 73,3%, bearing rusak lebih cepat dari umur perhitungan.
Langkah perbaikan yang dilakukan berupa re-assembly (merakit ulang) dan re-
fitting dengan mengganti komponen yang mengalami kerusakan. Tindakan
pencegahan dilakukan dengan menjalankan daily check dan preventive
maintenance prosedure.
Kata kunci : transmission, fishbone, bearing, maintenance.
Abstract

The transmission system is a system that functions to convert mechanical power


from the engine to be channeled to the final drive so that the unit can move with
different speed and torque according to needs. This analysis aims to identify the
causes of damage, take steps to repair and prevent damage to the transmission
system in the wheel loader. The inspection procedure is carried out by performing
a performance test on the transmission system, visually checking the hydraulic
tanks, hose, body control valve transmission and disassembly transmission
assemblies. Then an analysis is performed using a fishbone diagram to analyze the
causes of the transmission system damage. The result of damage analysis is known
to be the source of transmission damage is damage to bearing components in the
output shaft assemblies. The results of the calculation of the theoretical bearing age
of 8591.21 hours, the wheel loader unit suffered damage at 6300 hours hour-meter,
so that the optimal use of bearing in the field of 73.3%, bearing damaged faster
than the age of calculation. The corrective steps are in the form of re-assembly (re-
assembling) and re-fitting by replacing the damaged components. Preventive
measures are carried out by running a daily check and preventive maintenance
procedure.
Keywords: transmission, fishbone, bearing, maintenance

1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wheel loader merupakan alat berat beroda karet berfungsi untuk memuat
material ke dalam alat pengangkut. Salah satu sistem yang mendukung
kinerja dari wheel loader adalah sistem transmisi. Sistem transmisi adalah
rangkaian komponen yang berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak,
torsi, serta arah suatu unit alat berat.
Kerusakan pada sistem transmisi akan membuat unit tidak dapat
beroperasi dan mengganggu produktifitas kerja, oleh karena itu penulis
tertarik membahas permasalahan tersebut pada tugas akhir ini dengan judul
”Analisa Kerusakan Sistem Transmisi pada Wheel loader Shantui SL30W”.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulis dalam penulisan laporan ini
yaitu :
a. Mengidentifikasi penyebab kerusakan sistem transmisi pada unit
wheel loader Shantui SL30W.
b. Mengetahui langkah perbaikan dan pencegahan kerusakan pada
sistem transmisi unit wheel loader Shantui SL30W.

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian terfokus pada permasalahan yang diamati, maka perlu
membatasi masalah sebagai berikut:
a. Komponen-komponen dan mekanisme yang dibahas pada laporan ini
adalah transmisi pada wheel loader Shantui SL30W.
b. Melakukan analisa kerusakan dan melakukan perbaikan pada sistem
transmisi unit wheel loader Shantui SL30W.

2
1.4 Landasan Teori
1.4.1 Power Train
Power train adalah suatu sistem rangkaian komponen yang meneruskan
tenaga dari engine, mulai dari torque converter (clutch), transmision
sampai final drive, menuju roda atau track untuk menggerakkan unit.
Berikut skematik power train :

Gambar 1 Skematik power train wheel loader.


(Sumber : UT school ”Transmission System”, 2017)

1.4.2 Sistem Transmisi


Sistem transmisi adalah komponen power train yang berfungsi untuk
mengatur kecepatan gerak, torsi, serta arah sehingga unit atau mesin dapat
bergerak maju atau mundur. Berikut Jenis-jenis transmisi yaitu :
a. Direct Drive Transmission
Direct drive transmission adalah transmisi yang menggunakan
flywheel clutch (kopling plat) .
b. Power shift transmission
Power shift transmission adalah transmisi yang menggunakan
clutch fluida.
c. Hydrostatic transmission
Hydrostatic transmission adalah transmisi yang mentransfer tenaga
dengan menggunakan hydraulic system.

3
1.4.3 Sistem Transmisi unit Shantui SL30W
Sistem transmisi unit wheel loader Shantui SL30W menggunakan
transmisi dengan kode BS428 yang merupakan OEM (Original Equipment
Manufacturer). Sistem transmisi tersebut merupakan jenis transmisi
constans mesh dan power gearshift. Berikut skematik dan spesifikasi
sistem transmisi wheel loader Shantui SL30W:

Gambar 2 Skematik sistem transmisi.


(Sumber PT.GMT, BS428 Service Manual)
Keterangan :
1. Relief valve 5. Radiator
2. Secondary filter 6. Speed change valve
3.Transmission pump 7. Oil pan
4. Torque converter 8. Primary filter

Tabel 1 Spesifikasi Transmission sistem Shantui SL30W.


Item Description

Type Fixed-shaft Power shift

Gears 4 gears in front and 2 in the rear

Working Pressure 1.1-1.5(MPa)


Sumber : Shantui SL30W wheel loader Technical Manual Book.

4
1.4.4 Komponen unit Transmisi
Berikut komponen-komponen utama sistem transmisi :
a. Clutch assemblies
Terdiri dari 3 set opened clutch yang bekerja secara
hidrolik. Berikut struktur transmisi BS428 :

Gambar 3 Struktur sistem transmisi


(Sumber PT.GMT, BS428 Service Manual)

b. Control valve transmission


Berikut control valve seperti terlihat pada gambar 4:

Gambar 4 Control valve transmission


(Sumber PT.GMT, BS428 Service Manual)

5
c. Output shaft assemblies
Berikut output shaft assemblies seperti terlihat pada gambar 5 :

1 2 3 5
4

Gambar 5 output shaft


Keterangan :
1. Output shaft
2. Low gear
3. Sliding sleeve
4. High gear
5. Bearing

1.4.5 Rumus Perhitungan Umur Bearing


a. Beban Ekuivalen
P = X.V.Fr + Y.Fa (1)
Dimana :
P : beban ekuivalen (KN)
V : faktor putaran
Fr : beban radial actual (KN)
Fa : beban aksial actual (KN)
Y : aksial load factor
X : radial load factor

6
b. Perhitungan beban radial pada bearing :
𝑚.𝑔.𝑣 2
𝐹𝑟 = = 𝑚. 𝑔. 𝜔2 . 𝑟 (2)
𝑑𝑚

2𝜋𝑛 2
= 𝑚. 𝑔. 𝑑𝑚. ( )
60
Dimana :
m : massa bearing (kg)
g : gravitasi (9.81 m/s2)
dm : diameter rata-rata bearing (m)
n : putaran engine (rpm)

c. Umur Bearing Teoritis


C 3 106
Lh = (
Ks.P
) . 𝑛 .60 (3)

Dimana :
Lh : Umur bantalan (jam)
C : kapasitas beban nominal dinamis (N)
P : beban ekuivalen (N)
Ks : Faktor pembebanan
n : putaran engine (rpm)

7
2. METODE
2.1 Diagram Alir Prosedur Pemeriksaaan Kerusakan
MULAI

MEMPERSIAPKAN ALAT DAN BAHAN

PERFORMANCE TEST

PEMERIKSAAN VISUAL

DISASSEMBLY UNIT
TRANSMISI

ANALISA HASIL PEMERIKSAAN


DAN PEMBAHASAN

PROSES SWEEPING

LANGKAH PERBAIKAN DAN


PENCEGAHAN KERUSAKAN

SELESAI

Gambar 6 Diagram alir pemeriksaan kerusakan.

2.2 Mempersiapkan Alat dan Bahan


Berikut alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini :
a. Wheel Loader Shantui SL30W

Gambar 7 Wheel loader Shantui SL30W

8
b. Tools box
c. Pressure guge
d. Webbing Sling
e. Stopwatch

2.2.1 Performance Test


Performance test dilakukan pada unit wheel loader Shantui SL30W
dengan memeriksa tekanan oli hidrolik (pressure test) pada sistem
transmisi. Langkah ini dilakukan dengan memasang pressure gauge
pada pressure plug test kemudian mesin di-run high idling ±2500 rpm
dan melakukan shifting gear dan juga memasang parking brake.

Gambar 8 Pressure plug


Keterangan:
A. RC : Untuk Pengecekan Tekanan Oli Steering Kanan.
B. LC : Untuk Pengecekan Tekanan Oli Steering Kiri.
C. RB : Untuk Pengecekan Tekanan Oli Rem Kanan.
D. LB : Untuk Pengecekan Tekanan Oli Rem Kiri.
E. IN : Untuk Pengecekan Relief Valve pada Torque Converter
F. OUT : Untuk Pengecekan Regulator Valve Torque Converter.
G. T/M : Untuk Pengecekan Tekanan Oli Transmisi.

9
2.2.2 Pemeriksaan Visual
Bagian Komponen yang dilakukan pemeriksaan visual adalah sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan pada Hydraulic tank.
Dilakukan untuk memeriksa level oli hidrolik transmsisi
dengan cara melihat indicator oil level.
b. Pemeriksaan Hose hydraulic.
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat sambungan hose
dan keseluruhan body hose yang terhubung dalam sistem
transmisi.
c. Pemeriksaan Control valve transmission.
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kondisi body
control valve dan control rod.

2.2.3 Disassembly unit Transmisi Shantui SL30W


Proses disassembly unit transmisi bertujuan untuk memeriksa kondisi
setiap komponen transmisi dilakukan sesuai dengan standard
operation & maintenance manual (OMM) unit wheel loader Shantui
SL30W.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Performance test
Didapatkan data berupa tekanan oli hidrolik sebesar 1.3 MPa, tekanan tersebut
dinyatakan normal karena masih dalam rentang tekanan kerja transmisi
(working pressure) yang diizinkan yaitu pada 1.1~1.5 Mpa (data dari OMM
unit wheel loader Shantui SL30W) seperti yang dijelaskan pada tabel 2.

10
Tabel 2 Hasil Performance test.

Komponen Standard Actual


NO. Pengujian
Diuji Test Test
Transmision
Pressure
1. Hydraulic Oil 1.1~1.5 Mpa 1.3 Mpa
Test
Pressure

3.2 Hasil Pemeriksaan Visual


Berikut adalah hasil dari proses pemeriksaan visual :
a. Hasil Pemeriksaan Hydraulic tank
Didapatkan level oli hidrolik dalam keadaan penuh dari standard yang
diizinkan hal tersebut dapat diketahui dari indicator oil level seperti
terlihat pada gambar berikut:

Oil Level pada


Hydraulic Tank

Gambar 9 Hydraulic tank.

b. Hasil pemeriksaan Hose hydraulic


Dari hasil pemeriksaan visual, tidak didapatkan kebocoran dan
kerusakan (damage) pada hose hidrolik maupun pada sambungan hose
hidrolik seperti terlihat pada gambar berikut :

11
Gambar 10 kondisi hose pada transmission pump.

c. Pemeriksaan Control Valve Transmission


Dari hasil pemeriksaan visual pada komponen control valve
transmission yang dilakukan tidak ditemukan kerusakan (damage)
dan kebocoran pada komponen control valve seperti terlihat pada
gambar berikut :

Gambar 11 Control valve transmission.

3.3 Hasil Proses Disassembly unit Transmisi


Didapatkan beberapa temuan kerusakan (damage) pada beberapa
komponen, yang merupakan sumber masalah pada unit transmisi tersebut.
Berikut adalah komponen yang mengalami kerusakan :

12
a. Gram beri pada magnet drain plug
Kondisi magnet yang dipenuhi oleh gram besi seperti terlihat
pada gambar berikut :

Gram
besi

Gambar 12 kondisi magnet drain plug.

b. Bearing pada output shaft


Berikut kondisi bearing seperti terlihat pada gambar berikut :

Bearing pada
Output shaft
yang rusak.

Gambar 13 Bearing pada Output shaft yang rusak.

13
c. Output shaft
Didapatkan output shaft yang mengalami aus seperti pada gambar
berikut :

Output shaft
mengalami aus

Gambar 14 output shaft

3.4 Analisa Kerusakana Sistem Transmisi


Sumber kerusakan sistem transmisi wheel loader Shantui SL30W adalah
rusaknya bearing yang menopang output shaft assemblies. Berikut adalah
spesifikasi bearing pada output shaft assemblies:
Tabel 3 Spesifikasi Bearing
Item Description

Serial number GB/T276 - 1989


Nominal number 6309

Kapasitas bantalan dinamis 53.00 kN


Kapasitas bantalan statis 32.00 kN

Limited speed (open type) 9200 r/min


Refference mass 0.398 kg
( Sumber : General catalog bearing C&U )

14
Gambar 15 Penampang ball bearing deep groove single row
(Sumber : C&U general catalog)
Keterangan kode bearing :
6 = Jenis Ball bearing.
3 = Seri bearing single row.
09 = Dimensi Bearing
(Untuk Din = 40 mm, Dout = 90 mm, B = 23 mm, R = 2,5 mm)

3.4.1 Hasil Perhitungan umur bearing :


Berikut hasil perhitungan umur bearing sebagaimana terlihat
pada tabel 4 :
Tabel 4 Hasil Perhitungan
Hasil Perhitungan
1. Beban Ekuivalen 9740,71 N
2. Umur Bearing 8591.21 jam
3. Rasio Umur pemakaian 0.733

Perbandingan umur aktual pemakaian 6300 jam


operasi dengan umur perhitungan bearing 8591.21 jam
adalah 0.733. Jadi pemakaian optimal bearing dilapangan
adalah 73.3 %, bearing rusak lebih cepat dari umur
perhitungan.

15
3.5 Proses Sweeping
Proses sweeping adalah proses mendata komponen yang rusak dan
membuat rekomendasi pemesanan (order) dengan melihat seluruh
komponen yang menegalami kerusakan serta menulis serial number-nya
sesuai dengan part book. Berikut adalah daftar pemesanan (order)
spareparts yang dapat dilihat pada tabel 5:
Tabel 5 Part Request untuk Tansmisi wheel loader Shantui SL30W.

No. Part Name Serial Number Quantity

1. Output Shaft ZL20-0300072A 1

2. Ex.Friction Disc DB8-12013 5

3. Sealing Ring DB-12005 3

4. O-Ring GB1235 60 x 3.1 1

5. Oil Seal ZL30D-11-54 4

6. Paper Gasket BD08-00006 2

7. Oil Filter WL-100x100-J 1

8. Transmision Pad 860108677 1

9. Ball Bearing 6309 GB276-89 (109) 6

10. Cone Roller Bearing GB8276-84 (7507) 6

11. Sealing Plate ZL30D-11-08 1

3.6 Langkah Perbaikan


Langkah perbaikan dilakukan berupa re-fitting dan re-assembly (merakit
ulang) setiap komponen yang mengalami kerusakan dengan komponen
baru hasil proses sweeping. Pemasangan kembali harus sesuai dengan
standard Operation Procedure (SOP) dan operation manual &
maintenance (OMM) unit wheel loader Shantui SL30W.

16
Penggantian spareparts dilakukan dengan tujuan agar komponen-
komponen pendukung pada sistem transmisi dapat bekerja dengan baik dan
tidak terjadi permasalahan yang disebabkan oleh spareparts yang sama.
Berikut komponen-komponen pengganti hasil proses sweeping
sebagaimana terlihat pada gambar berikut :

Gambar 16 Komponen pengganti (baru).

3.7 Usaha Meminimalisir Kerusakan


Untuk meminimalisir kerusakan sistem hidrolik pada sistem transmisi unit
wheel loader Shantui SL30W, maka diperlukan fishbone diagram untuk
mengetahui faktor-faktor yang mengakibatkan kerusakan yaitu dengan
menganalisa dari faktor : (1) Manusia, (2) Material, (3) Lingkungan, (4)
Mesin, (5) Metode. Sehingga dapat melakukan tindakan yang harus
dilakukan untuk meminimalisir kerusakan yang terdapat pada sistem
transmisi unit wheel loader Shantui SL30W. Berikut Fishbone diagram
dapat dilihat pada gambar berikut :

17
Gambar 17 Fishbone diagram.

18
Tabel 6 Rangkuman pembahasan Fishbone diagram.

Possible Root Discussion Root

Manusia

Skill Operator kurang memadai dalam pengoperasian unit,


Skill operator Yes
penggunaan low gear secara terus-menerus.

Kesalahan
Mekanik tidak melakukan daily check dengan baik pada unit. Yes
perawatan
Material
Material yang diangkat oleh unit terlalu besar melebihi beban
Over Load Yes
yang diizinkan.
Material yang digunakan pada komponen tidak sesuai standard
Bad Material No
pabrikan.
Lingkungan
Medan yang Kondisi medan yang tidak rata mengakibatkan unit sulit untuk
Yes
tidak rata. dioperasikan.
Bad Air Kondisi udara pada medan kerja unit buruk banyak debu yang
Yes
Condition mengotori unit saat beroprasi.
Mesin
Life time Hour meter pada unit sudah mencapai ±6.300 h Yes
Bad Penggunaan oli hidrolik transmisi yang tidak sesuai standard
No
Lubrication pabrikan (SAE 15W-40)
Metode
Maintenance
yang tidak Jadwal maintenance yang tidak sesuai hour-meter unit. Yes
teratur.
Ajust yang
Ajust (penyetelan) komponen pada sistem transmisi oleh pihak
tidak sesuai No
distributor.
standard.

19
Dari analisa fishbone diagram diketahui bahwa penyebab kerusakan
sistem transmisi yaitu kesalahan operator berupa metode pengoperasian
unit, mekanik yang tidak melakukan daily check dan preventive
maintenance dengan benar (tidak sesuai jadwal dan standard OMM unit
wheel loader Shantui SL30W) sehingga tidak diketahui adanya gram besi
yang menumpuk pada magnet drain plug pada oil sump sistem transmisi,
beban material yang diangkat unit melebihi batas yang diizinkan, dan
jadwal maintenance melebihi hour-meter yang ditentukan pabrikan.
Untuk mencegah kerusakan pada sistem trasnmisi unit wheel loader
Shantui SL30W maka perlu dilakukan beberapa cara diantaranya :
a. Memberi Pengarahan kepada operator tentang standard operasi
yang benar, sehingga unit bekerja dengan baik dan sesuai
standard Operation & Maintenance Manual (OMM) unit wheel
loader Shantui SL30W.
b. Melakukan Daily check secara menyeluruh dengan baik dan
benar sesuai dengan standard Operation & Maintenance
Manual (OMM) unit wheel loader Shantui SL30W.
c. Melakukan Preventive Maintenace secara teratur sesuai
standard Operation & Maintenance Manual (OMM) unit wheel
loader Shantui SL30W.

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisa kerusakan yang terjadi pada sistem transmisi unit
wheel loader Shantui SL30W maka dapat ditarik kesimpulan :
a. Hasil analisa kerusakan diketahui bahwa sumber kerusakan sistem
transmisi adalah rusaknya komponen bearing pada output shaft
assemblies. Kerusakan dapat dilihat dari adanya gram besi yang
menempel pada magnet drain plug. Kerusakan bearing disebabkan oleh
kesalahan perawatan (maintenance) sehingga umur pakai bearing
menjadi singkat, bearing rusak mengakibatkan roda gigi pada output

20
shaft oblak (bergoyang) dan menghasilkan suara (abnormal sound).
Hasil Perhitungan perbandingan umur aktual pemakaian 6300 jam
operasi dengan umur perhitungan bearing 8591.21 jam adalah 0.733.
Jadi pemakaian optimal bearing dilapangan adalah 73.3 %, bearing
rusak lebih cepat dari umur perhitungan.

b. Langkah perbaikan dilakukan dengan cara memeriksa komponen yang


mengalami kerusakan dan membuat daftar request spareparts (proses
sweeping), agar komponen bekerja dengan baik dan tidak terjadi
trouble yang sama dari komponen yang mengalami kerusakan, proses
perbaikan dilakukan berupa re-fitting dan re-assembly (merakit ulang)
setiap komponen yang mengalami kerusakan dengan komponen baru
hasil proses sweeping. Pemasangan kembali harus sesuai dengan
standard Operation Procedure (SOP) dan operation manual &
maintenance (OMM) unit wheel loader Shantui SL30W. Langkah
pencegahan kerusakan dilakukan berupa daily check dan preventive
maintenance procedure.

4.2 Saran
Dengan terlaksananya Tugas Akhir tentang Analisa Kerusakan Sistem
Transmisi unit Wheel loader Shantui SL30W, ada beberapa saran yang dapat
disampaikan:
a. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisa pembeban
pada bearing.
b. Lakukan Pemahaman terhadap standard operasional procedure
(SOP) agar unit wheel loader bekerja secara optimal.
c. Lakukan pemahaman terhadap standard perawatan berkala
(maintenance) agar komponen-komponen sistem transmisi
terjaga dan tidak mudah mengalami kerusakan.
d. Menjaga sistem transmisi untuk meminimalisir kerusakan
dengan melakukan daily check secara menyeluruh.

21
PERSANTUNAN
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur bagi Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan tugas akhir yang berjudul “Analisa Kerusakan Sistem Transmisi Pada
Wheel Loader Shantui SL30W”.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini tidak dapat terselesaikan
tanpa adanya bantuan, dukungan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua dan adik tersayang, yang tidak pernah lelah berjuang,
membimbing, mendidik, dan senantiasa mendo’akan yang terbaik untuk
saya.
2. Bapak Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Bapak Ir. Subroto, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Bapak H. Supriyono, ST, MT, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan arahan dan masukan yang bermanfaat hingga
terselesaikannya tugas ini.
5. Dosen-dosen Jurusan Teknik Mesin dan Sekolah Vokasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang telah membimbing dan mendidik saya
untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
6. Teman-teman asisten beserta keluarga besar Laboratorium Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
7. Teman-teman seperjuangan teknik mesin, yang telah bersama berjuang
untuk menuntut ilmu di Jurusan Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Serta seluruh pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang
telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

C&U Bearing-Shanghai Xin-Xing Bearing Co,.Ltd. 2016. “General


Catalogue”. Jakarta : PT.Gaya Makmur Tractors.
En.shantui.com Shantui SL30W(N) http://en.shantui.com/product/8136.htm,
diakses pada 16 Mei 2018.
School, UT. 2017. Basic Troubleshooting. Jakarta : Sekolah Vokasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
School, UT. 2017. Hydraulic System. Jakarta : Sekolah Vokasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
School, UT. 2017. Transmision System. Jakarta : Sekolah Vokasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
School, UT. 2017. Torqflow System. Jakarta : Sekolah Vokasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Shandong Lingong Contruction Machinery Co,.Ltd. 2016. “BS428 Transmission
Service Manual”. Jakarta : PT.Gaya Makmur Tractors.
Shandong Lingong Contruction Machinery Co,.Ltd. 2016. “BS428 Transmission
Part Book”. Jakarta : PT.Gaya Makmur Tractors.
Shantui Contruction Machinery Co,.Ltd. 2016. “Part Book Shantui SL30W”.
Jakarta : PT.Gaya Makmur Tractors.
Shantui Contruction Machinery Co,.Ltd. 2016. “Operation & Maintenance Manual
Book Shantui SL30W”. Jakarta : PT.Gaya Makmur Tractors
Sularso,1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
PT. Pradya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai