Askep Stroke Dengan Inkontinensia 30 Juli 2019
Askep Stroke Dengan Inkontinensia 30 Juli 2019
pons
Spinal cord
(S2-S4)
Lanjut
• Pons, kapsula interna,
dan basal ganglia
mengkoordinasi kandung
kemih dan aktivitas
sphingter eksternal untuk
pengosongan kandung
kemih
• Pusat miksi di lobus
frontal mempengaruhi
stabilitas kandung kemih
• Pusat miksi di kortikal
tunda/miksi
Fisiologi Miksi
Fisiologi miksi
diatur ditingkat :
Bekerja saling
berkaitan
Fase Pengisian
Kandung kemih terisi 250-450 ml
Urin keluar
Inkontinensia
• Inkontinensia urine (IU): keluhan tentang
pengeluaran urine yang tidak terkontrol
(Abram et al, 2002)
• IU adalah keluarnya urin secara involunter
menimbulkan masalah sosial dan higiene
secara objektif disebabkan oleh gangguan
pada sistem saraf (Perkina, 2012)
Penyebab Inkontinensia
Pada Pasien Stroke
(Cournan, 2012)
Hambatan
Usia Kognitif
motorik
Patofisiologi inkontinen urine
pada stroke
1. Stress Incontinence
KRONIK
2. Overflow Incontinence
3. Urgency Incontinence
4. Functional incontinence
5. Mixed Incontinence
Tipe Inkontinensia
Inkontinensia Stress Pengeluaran urin tidak terkontrol:
peningkatan tek Abdomen, lemah
otot dasar panggul
(2)Semi-Reclined
34
35
36
Intervensi dan Implementasi
Keperawatan Pasien Inkontinensia
q Manajemen eliminasi urine
Tindakan
Observasi
• Identifikasi tanda dan gejala retensi/inkontinensia urine
• Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan retensi/inkontinensia urine
• Monitor eliminasi urine
Terapeutik
• Anjurkan mencatat waktu-waktu dan haluaran berkemih (bladder
diary)
• Batasi asupan cairan, jika perlu
• Ambil sampel urine tengah/kultur
• Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
• Anjurkan mengurangi minum sebelum tidur
(International Consultation on Urological Disease, 2009)
Intervensi dan Implementasi
Keperawatan Pasien Inkontinensia
q Manajemen eliminasi urine
Tindakan
Edukasi
• Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
• Ajarkan mengukur asupan dan haluaran urine
• Ajarkan mengambil spesimen urine
• Ajarkan tanda mengenali berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
• Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul/berkemih
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
ü 11 – 23% pasien stroke ISK dalam 7-10 hari
krn penggunaan kateter. Sekitar 34-50%
menggunakan kateter tidak sesuai indikasi
(Gould et al., 2009).
ü Pelepasan kateter tanpa metode clamping lebih
baik
(wang et al, 2016)
ü Cek residu urine dengan bladder scan
ü Kateterisasi intermiten: perlu edukasi pasien
dan pengasuh (Biardeau & Corcos, 2016)
Intermitten Catheter
Intervensi dan Implementasi
Keperawatan Pasien Inkontinensia
q Perawatan Inkontinensia Urine
Tindakan
Observasi
• Identifikasi penyebab inkontinensiia urin
Terapeutik
• Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
• Berikan pujian atas keberhasilan mencegah
inkontinensia
• Buat jadwal konsumsi obat-obat diuretik
• Ambil sampel urin untuk pemeriksaan urin lengkap
atau kultur
Intervensi dan Implementasi
Keperawatan Pasien Inkontinensia
q Perawatan Inkontinensia Urine
Tindakan
Edukasi
• Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia urin
• Jelaskan program penanganan inkontinensia urin
• Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung proses berkemih
• Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang tidur
• Anjurkan memantau cairan keluar dan masuk serta pola eliminasi urin
• Anjurkan minum minimal 1500cc/hr, jika tidak kontraindikasi
• Anjurkan menghindari kopi, minuman bersoda, teh dan cokelat
• Anjurkan untuk konsumsi buah dan sayur untuk menghindari konstipasi
Kolaborasi
• Rujuk ke ahli inkontinensia (terapi fisik, obat), jika perlu
Intervensi dan Implementasi
Keperawatan Pasien Inkontinensia
qEdukasi Latihan Berkemih
Tindakan
Observasi
• Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
• Persiapkan materi dan alat peraga latihan berkemih
• Tentukan waktu yang tepat sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga
Edukasi
• Informasikan penyebab dan kendala dalam berkemih
• Informasikan sistem komunikasi yang digunakan untuk mengekspresikan
kebutuhan toileting, pola dan kemampuan toilet berkemih
• Informasikan hal yang harus dilakukan untuk mendorong eliminasi normal,
pemantauan jatuh, keamanan lingkungan toilet
• Informasikan tentang definisi tujuan, alat yang diperlukan
• Simulasikan cara latihan berkemih (setelah lewati fase akut/ 2-3 hari post
stroke)
• Instruksikan pasien dan keluarga untuk mendemontrasikan kembali latihan
berkemih
Intervensi dan Implemetasi
Keperawatan Pasien Inkontinensia
q Promosi eliminasi urin
Tindakan
Observasi
• Identifikasi masalah, faktor-faktor yang berhubungan dengan eliminasi
urine
• Periksa gejala dan tanda retensi urine atau inkontinensia urine (dengan
bladder scan)
Terapeutik
• Fasilitasi berkemih sebelum prosedur tindakan
• Fasilitasi mengukur intake cairan dan output urine
• Berikan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/berkemih
• Berikan minum air putih 8 gelas/hr, jika tidak ada kontraindikasi
Edukasi
• Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
Intervensi dan Implementasi
Keperawatan Pasien Inkontinensia
q Perawatan Integritas kulit
Tindakan
Observasi
• Indetifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
• Ubah posisi tiap 2 jam jika berbaring
• Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
• Bersihkan perineal dengan air hangat,
• Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
• Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
• Anjurkan menggunakan pelembab
• Anjurkan minum air yang cukup
• Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, meningkatkam asupan buah dan sayur
• Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
• Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
Evaluasi Keperawatan Pasien
Inkontinensia
• Pasien mampu berkemih normal
• Pasien mampu mengenali tanda berkemih
dan waktu yang tepat untuk berkemih
• Mampu mengukur asupan dan haluaran
urine
• Mampu melakukan latihan berkemih
• Integritas kulit terjaga
• Pasien merasa aman dan nyaman