E-Book Segala Dalam Jiwa

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

HUTAN ITU

MENENANGKAN JIWA
#SegalaDalamJiwa

"Alam itu membuat damai. Selalu mengajak kita untuk slow down. Menikmati setiap momen dan
membawa kita kepada perasaan yang lebih tenang. Seolah waktu berjalan begitu lambat."
Dinda Kirana, Aktris

"Kita ini sebenarnya tidak terpisah satu sama lainnya atau terkoneksi, termasuk terkoneksi
dengan hutan. Apa yang terjadi di hutan, bisa jadi memengaruhi hidup kita."
Adjie Santosoputro, Praktisi Mindfulness
Disusun oleh

Hutan itu Indonesia, Yayasan Alam Sehat Lestari, dan Healing Forest ID

Buku ini adalah konten terbuka, silakan dipergunakan


dengan bijak untuk kepentingan pelestarian hutan
serta keanekaragaman hayati termasuk umat manusia.
DAFTAR ISI

01 03 05
Antara Manusia, Hutan Adalah Kenapa Hutan?
Alam dan Cinta Rumah Kita

07 09 11
Beberapa Hasil Penelitian Bagaimana Cara Kita Hubungan Panca Indra
Mengenai Hubungan Hutan Terhubung dengan dengan Hutan
dengan Kesehatan Manusia Hutan?
(Khususnya Psikologis)

13 14 16
Tips Sederhana Bagaimana Cara Kita Referensi & Sumber Foto
Merasakan Forest Bathing untuk Turut #JagaHutan?
Antara Manusia,
Alam dan Cinta
Apa manusia sadar akan tempat dirinya berada? Pertanyaan tersebut penting dalam
menyadari posisi keberadaan kita di dunia, posisi akan konstelasinya dengan alam dan
lingkungan sekitarnya. Terkadang kita lupa bahwa posisi kita saling bertaut dengan alam,
walau tanpa disadari sering menyakiti alam yang menjadi rumah kita, semua makhluk
hidup di dunia.

James Lovelock dalam teori Gaia mengatakan bumi terdiri dari unsur-unsur yang
terkoneksi satu sama lain, tak hanya terkoneksi tapi menjadi bagian dari yang lain.
Manusia membutuhkan udara untuk bernapas, udara adalah unsur yang ada di bumi dan
menjadi unsur yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Udara dihasilkan dari
pohon-pohon besar yang tumbuh di hutan. Hmmm, bisa kita bayangkan bagaimana jika
pohon-pohon semakin berkurang karena kita tidak menjaga hutan?

1
“ “Cinta adalah perwujudan keindahan alam,
saat seseorang sedang jatuh cinta,
semuanya akan terlihat indah.”

Begitulah sebuah kutipan populer yang sering ditemui. Dengan cinta, kita pasti bekerja
keras untuk menjaga yang kita miliki dengan sepenuh hati. Kita mengenal momentum hari
Kasih Sayang yang sering dijadikan momen untuk memberikan tanda kasih kepada yang
dekat di hati kita. Kita pun mengenal hari RA. Kartini, yang kita peringati untuk
menghormati perjuangan Beliau. Begitupun dengan perayaan Hari Hutan Indonesia, yang
diperingati setiap 7 Agustus, didorong sebagai momen refleksi untuk bersyukur atas
manfaat hutan yang selama ini sudah kita nikmati. Serta pengingat, agar kita bisa hidup
harmonis dengan alam.

2
/Forest is Our Home/

Hutan adalah
Rumah Kita

(Foto: Jorge Franganillo on Unsplash)

Seperti kita ketahui bersama, bahwa hutan


merupakan sumber kehidupan bagi seluruh
makhluk hidup di bumi ini. Hutan menjadi
rumah berbagai flora dan fauna. Hutan
memberikan udara, air, dan bahkan
kebutuhan dasar manusia untuk sandang,
pangan, dan papan. Tidak sedikit manusia
menganggap bahwa hutan juga merupakan
rumah mereka, tempat kembali pulang.

3
(Foto: Kompas.com / Muhammad Irzal Adiakurnia) (Foto: Wendy Corniquet dari Pixabay)

Selain kita membutuhkan hutan untuk Seiring berjalannya waktu, keterhubungan


memenuhi kebutuhan dasar, beberapa manusia dengan hutan terputus, baik karena
orang percaya bahwa kita memiliki masalah jarak, waktu, ketidaktahuan, atau
kebutuhan biologis untuk “terhubung” bahkan keacuhan. Secara tidak sadar,
dengan alam. Kedekatan dengan alam ini manusia sebenarnya merasakan sendiri
sangat penting bagi kesehatan kita. dampak terputusnya hubungan dengan
Terhubung dengan alam sama pentingnya alam, khususnya terhadap kesehatan jiwa
dengan kesehatan kita dalam melakukan dan raga. Mari coba renungkan mengapa kita
olahraga teratur dan diet sehat. Seperti mudah lelah, tidak bersemangat, dan marah?
konsep Biophilia yang dikemukakan oleh E. Mungkin sudah saatnya untuk kembali
Wilson tahun 1984. pulang ke hutan, rumah kita bersama.

4
Kenapa
Hutan?
Saat ini telah berkembang istilah Healing Forest yang
merupakan ruang hutan yang dapat menghasilkan
manfaat berupa perbaikan dan pemulihan kesehatan
raga, pikiran, dan jiwa manusia.

Kenapa hutan?
Tutupan hutan ditumbuhi oleh beraneka jenis pepohonan. Keberadaan

01 pohon mampu membawa kesejukan dengan menurunkan suhu dan


meredam kebisingan serta sumber oksigen bagi makhluk hidup di
sekitarnya.

02
Hutan juga memiliki berbagai jenis flora yang menghasilkan aroma yang
menciptakan sensasi kenyamanan bagi raga.

Selain itu, hutan merupakan habitat bagi satwa. Paduan suara khas hutan

03 seperti suara serangga, burung-burung, gemericik air, serta tiupan angin


dapat memberikan ketenangan jiwa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hutan memiliki banyak sumber yang dapat
memberikan dampak yang baik bagi jiwa dan raga kita.

5
(Foto: www.fredericpaulussen.be/forest-bathing-in-south-tyrol/)

Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa dengan mengunjungi hutan dapat
memperbaiki kondisi kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, stres, memperbaiki
kesehatan kardiovaskular dan metabolik, menurunkan tingkat gula darah, memperbaiki
konsentrasi dan memori, menurunkan depresi, memperbaiki rasa nyeri, menaikkan sistem
imun, serta meningkatkan produksi protein anti kanker.

6
Beberapa Hasil Penelitian

Mengenai

Hubungan Hutan
dengan Kesehatan Manusia
(Khususnya Psikologis)

Lee (2017) mengulas 28 penelitian yang menilai tingkat depresi sebelum

01 dan sesudah melakukan forest bathing, sebanyak 21 studi menunjukkan


bahwa terjadi perubahan depresi secara signifikan, sedangkan 7 studi
lainnya menyatakan tidak ada perubahan depresi yang signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Chen et al (2018) menunjukan bahwa tingkat kecemasan wanita dewasa

02 menurun sekitar 15,73% setelah melakukan forest bathing.

7
(Foto: sgbonline.com)

Tingkat stres dapat dilakukan dengan mengukur kadar saliva dimana

03 apabila mengalami stres maka kadar saliva akan meningkat. Komori et al


(2017) membandingkan kadar saliva dari dua grup pria dimana grup-1
diberikan perlakukan berjalan di dalam hutan, sedangkan grup-2
berjalan di area perkotaan. Hasilnya menunjukan bahwa terjadi
penurunan kadar saliva pada grup-1 setelah berjalan di dalam hutan,
sementara pada grup-2 kadar saliva meningkat setelah berjalan kaki di
area perkotaan.

Chalquist (2009) berdasarkan penelitiannya menyimpulkan bahwa

04 melakukan koneksi ke alam tidak hanya mengurangi gejala depresi,


kecemasan, dan stres, tetapi juga membawa kapasitas yang lebih besar
untuk kesehatan, harga diri, keterkaitan diri, koneksi sosial, dan
kegembiraan.

8
Bagaimana Cara
Kita Terhubung
dengan Hutan?

Lim Pei Yi dkk (2020) dalam risetnya yang berjudul A Guide to Nature Immersion:
Psychological and Physiological Benefits mengatakan bahwa terdapat 3 bentuk
kontak manusia dengan alam, yaitu: memandang alam, berada di alam bebas, dan
beraktivitas di alam bebas.

Meskipun stimulus pemandangan alam secara visual saja dapat menimbulkan


efek tenang, namun untuk mendapatkan manfaat psikologis yang lebih signifikan
dan pengalaman positif yang lebih nyata, seseorang perlu menghabiskan waktu di
alam secara aktif. Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa berkegiatan di
alam bebas akan meningkatkan perasaan bahagia, perasaan bermakna,
kemampuan reflektif positif, pengurangan hormon stress, kecemasan dan
kecenderungan depresif.

9
(Foto: notesofnomads.com)

Sesungguhnya banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan berkaitan dengan


healing forest. Bahkan, menurut Clemens G. Arvay, di dalam bukunya yang berjudul
The Biophilia Effect, mengatakan bahwa untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari
hutan, kita hanya cukup bernapas di dalam hutan, tidak perlu melakukan aktivitas
fisik yang berlebih seperti hiking. Bernapas, terhubung dengan pohon-pohon,
menyadari keberadaanmu di dalam hutan saja sudah cukup. Clemens mengatakan
bahwa dengan bernapas lah cara kita berkomunikasi dengan pohon, dimana kita
membiarkan unsur yang dipancarkan oleh pohon masuk ke dalam tubuh kita.

Di Jepang, tradisi mengunjungi hutan terkenal dengan istilah shinrin-yoku atau


forest bathing yang diperkenalkan sejak tahun 1982. Forest bathing jika diartikan ke
dalam Bahasa Indonesia memiliki arti mandi hutan. Namun sesungguhnya makna
dari istilah forest bathing tersebut bukan hanya “mandi saja”. Forest bathing memiliki
arti membiarkan tubuh kita terikat atau terhubung dengan seluruh unsur yang
dimiliki oleh hutan. Unsur hutan tersebut yang diyakini menghasilkan the power of
healing yang berdampak positif terhadap kesehatan manusia. Pada dasarnya, ini
cukup melibatkan indera yang kita miliki.

10
Hubungan
Panca Indra
dengan Hutan

Pendengaran
Di hutan, kita dapat mendengar suara alam yang dapat
menenangkan kelelahan kepala kita, mengangkat kelelahan
mental kita, dan memberikan kita kesunyian untuk berpikir.
Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa manusia lebih
memilih suara alam dibandingkan suara kebisingan kota,
karena suara alam dapat menurunkan stres dan dapat
membuat kita rileks.

(Foto: liv-magazine.com)

Penglihatan
Saat ini, mata kita lebih sering melihat cahaya artifisial
yang membutuhkan energi lebih banyak, seperti cahaya
monitor televisi, laptop, handphone, dan lain-lain. Adapun
penelitian mengenai efek warna terhadap emosi,
menunjukan bahwa warna biru dan hijau alami merupakan
warna yang paling tenang. Selain warna, alam juga
membentuk pola-pola yang indah kemanapun kita
memandang. Pola-pola alam ini telah terbukti secara ilmiah
dapat membuat kita nyaman. Profesor Richard Taylor telah
menemukan bahwa dengan melihat pola alam dapat
menurunkan stres sebanyak 60%.

11 (Foto: sivanandayogafarm.org)
Peraba
Sentuhan adalah bentuk fundamental dari persepsi
non-visual yang secara filosofis memiliki koneksi unik dan
menarik untuk tindakan eksplorasi dan kesadaran tubuh.
Bagi sebagian dari kita, sentuhan dapat memberikan sensasi
kontak yang lebih kuat dari untain kata. Berada di hutan, kita
memiliki kesempatan untuk menyentuh alam, seperti
merasakan hembusan angin di kulit hingga riak air sungai di
sela tangan dan kaki, membiarkan tubuh kita bersandar di
tanah, berjalan tanpa alas kaki, menyentuh daun, kulit
batang pepohonan dan masih banyak lagi.

(Foto: www.irishtimes.com)

Penciuman
Dari keseluruhan indra, indra penciuman dapat dikatakan
merupakan indra yang paling utama. Indra penciuman
menimbulkan efek secara langsung terhadap mood dan
perilaku kita. Sebuah aroma dapat mempercepat respons
secara langsung dan memiliki sebuah efek yang bertahan
lama setelah aroma itu hilang. Aroma tersebut dihasilkan
dari pohon, yang merupakan sistem pertahanan pohon yang
dikenal dengan phytoncide.
(Foto: www.optimistdaily.com)

Pengecap rasa
Indera pengecap juga menjadi salah satu cara kita
terhubung dengan alam secara langsung. Cara yang paling
mudah adalah merasakan udara yang masuk melalui mulut
kita, kemudian kita juga bisa mencoba merasakan kesegaran
air yang berasal dari sungai di hutan atau mata air. Hutan
juga menyimpan berbagai bahan pangan yang bisa
dikonsumsi. Namun, hal ini diperlukan pengetahuan lebih
lanjut untuk mengetahui mana yang dapat dikonsumsi dan
mana yang tidak bisa dikonsumsi. Biasanya di akhir forest
bathing, ditutup dengan pembuatan teh dari bagian pohon
berupa daun, bunga, ranting, atau kulit kayu. Pembuatan teh
ini akan membawa kita ke dalam harmoni alam.
(Foto: Kumparan.com) 12
Tips Sederhana
Merasakan
Forest Bathing
Menurut Qing Li dalam bukunya

Tinggalkan ponsel dan kamera.

(Foto: © Scott Mcgee / EyeEm / Getty Images)

Berjalan tanpa tujuan dan perlahan. Biarkan tubuh


yang menuntun arah. Dengarkan ke mana tubuh
membawa. Ikuti hidung dan panca indra.

(Foto: www.theamericanroadtripcompany.co.uk)

Tidak masalah jika tidak berjalan dan hanya diam.


Nikmatilah suara, aroma, dan pemandangan alam
serta biarkan energi alam masuk.

13 (Foto: ndnr.com)
(Foto: greensynthesispontianak.id)

Jika di daerah kita tidak lagi terdapat banyak hutan, mungkin kita dapat mengadaptasikan
pendekatan yang sama di ruang terbuka hijau atau taman terdekat. Pada dasarnya
melakukan kegiatan apapun, baik berdiam maupun beraktivitas, asalkan kita dapat
merasakan seluruh indra kita terhubung dengan alam dan menikmati pengalaman sensori
tersebut, akan membangun energi positif yang tidak kita dapatkan dalam padatnya rutinitas
kehidupan modern sehari-hari.

Kamu pun bisa mencobanya dengan melakukan berbagai kegiatan yang kamu suka di
ruang hijau terdekat dengan rumahmu seperti berolahraga, berkebun, berjalan-jalan,
bermain musik, atau sekedar hanya duduk diam mendengarkan kicauan burung dan
merasakan sejuknya angin sore.

Selain membantu kita sehat secara fisik, berjalan di hutan juga menjadi salah satu resep
Albert Einstein dalam menjaga pikirannya tetap terang. Seperti salah satu kutipannya, “Look
deep into nature, and then you will understand everything better.”

14
Bagaimana Cara Kita
untuk Turut #JagaHutan?

01 Unduh e-book ini lalu sebarkan!

Buat postingan dengan menggunakan tagar #SegalaDalamJiwa,


02 #JagaHutan atau #PesonaHutan dengan menceritakan
pengalaman terhubung ke alam versi kamu!

Ikuti serangkaian aksi menyambut Hari Hutan Indonesia


03 7 Agustus mendatang, pantengin di akun @hutanituid
supaya tidak ketinggalan info kegiatan serunya!

Yuk sebarkan
Aksi dan konten positif tentang hutan
dari media sosial @hutanituid supaya hutan Indonesia makin viral!

15
Referensi
Arvay, C. G. (2018). The biophilia effect: A scientific and spiritual exploration of the healing bond between
humans and nature. Sounds True

Li, Q. (2010). Effect of forest bathing trips on human immune function. Environmental health and preventive
medicine, 15(1), 9-17.

Li, Q. (2018). Forest bathing: How trees can help you find health and happiness. Penguin.
Louv, R. (2012). The nature principle: Reconnecting with life in a virtual age. Algonquin Books.

Muhdar, H. M. (2012). Stres Kerja dan Kinerja dalam Perspektif Teori dan bukti empirik. Journal of Innova-
tion in Business and Economics, 3(2).

Forestdigest (2020) https://www.forestdigest.com/detail/393/hutan-yang-menyembuhkan diakses 10 Maret


2021

American Psychological Association. (2020, April). Nurtured by nature. Monitor on Psychology, 51(3).
http://www.apa.org/monitor/2020/04/nurtured-nature

Lim, P. Y., Dillon, D., & Chew, P. (2020). A Guide to Nature Immersion: Psychological and Physiological
Benefits. International journal of environmental research and public health, 17(16), 5989. https://-
doi.org/10.3390/ijerph17165989

William, Florence. (2017) https://ideas.ted.com/can-trees-heal-people/ diakses 7 Juli 2021

Gilbert, Cyndi. 2019. Forest Bathing. New York: St. Martin’s Press
Lee, I. et al., 2017. Effect of Forest Therapy on Depression Symptoms among Adults: A Systematic Review.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 14(321).

Komori, T. et al., 2017. Relaxation Effect of a 2-Hour Walk in Kumano-Kodo Forest.


Journal of Neurology and Neuroscience, Volume 8, pp. 1-6.

Chen, H.-T., Yu, C.-P. & Lee, H.-Y., 2018. The Effect of Forest Bathing on Stress Recovery: Evidence from
Middle-Aged Females of Taiwan. forests, Volume 9, p. 403

Chalquist, C. A Look at the Ecotherapy Research Evidence, Ecopsychology, 1(2), pp. 64–74. 2009. doi:
10.1089/eco.2009.0003

Sumber foto
Sampul : Eveline de Bruin dari Pixabay
Background: lingchor-lDy1K7RkLeA-unsplash
nick-van-den-berg-5KlR81Vtgsc-unsplash
junel-mujar-Fr3aggTpzUU-unsplash
erika-u-0_q1TLAoQ-unsplash
marc-pell-oWRVjFQIwAY-unsplash
Patty Jansen dari Pixabay

16
Semoga
Bermanfaat
Silahkan memberikan dukungan/ saran/ kritik/
pengembangan untuk pembuatan materi
kampanye pelestarian hutan kedepannya,
hubungi kami di info@hutanitu.id

#SegalaDalamJiwa

www.hutanitu.id hutanituindonesia hutanituid hutanituid Hutan itu Indonesia 0851-5859-0012

Anda mungkin juga menyukai