Bab III Proses Pembuatan Ducting
Bab III Proses Pembuatan Ducting
Biaya awal tergantung pada investasi awal yang akan menjadi beban
pembeli dan menjadi faktor penentu dalam pemilihan sistem penyegaran udara.
Dalam biaya operasi dan perawatan itu termasuk biaya tetap, seperti depresi
peralatan, pengembalian investasi dan bunga, ditambah biaya tak tetap seperti
biaya energi listrik dan air, biaya perawatan dan reperasi, serta biaya personil.
Jenis yang mendasari sistem penyegaran udara adalah sistem penyegaran udara
sentral. Untuk menjamin penyegaran udara ruangan yang teliti, maka sesuai dengan
kemajuan teknik penyegaran udara yang telah dicapai sampai pada saat ini, dapat
dikembangkan beberapa sistem. Hal tersebut terutama menyangkut perkembangan
elemen pendinginnya.
Pada saat ini banyak dipakai sistem penyegaran udara tersebut dibawah ini :
A. Dilihat dari sistem kerjanya
1. Sistem Udara Penuh.
a. Saluran tunggal
b. Saluran ganda
2. Sistem Air – Udara
a. Pipa
Mesin ini memiliki 4 roll untuk menampung koilan sebelum dipotong, ujung
BJLS kemudian ditarik untuk dimasukan ke jalan masuk BJLS di mesin Auto Shear.
BJLS dalam bentuk koilan dipotong sesuai ukuran ukuran panjang yang dibutuhkan
sedangkan ukuran lebar sudah tertentu sesuai dengan lebar BJLS yaitu 1219 mm
.Walaupun terdapat 4 koilan sekaligus di rol penampung namun pemotongan harus
dilakukan satu per satu karena merupakan cara kerja mesin. Untuk ducting lurus , di
bagian ini ducting diberi nama ukuran dan lokasi serta unit dengan spidol secara
manual untuk memudahkan administrasi di workshop dan proyek. Pemberian nama
ini juga dimaksudkan agar pada waktu pemasangan di lokasi, ducting yang ada
dipasang sesuai dengan ukuran dan lokasinya.Pembuatan ducting lurus pada mesin
auto shear sekaligus dapat diberikan reinforcement agar ducting tidak melendut
pada waktu terpasang.Mesin autoshear juga sekaligus membuat notching atau
2. Mesin Plasma
Mesin Plasma berfungsi untuk memotong BJLS bentuk fitting seperti transisi,
reduser, tee, dan elbow.
Mesin ini terhubung dengan komputer untuk sistem kontrolnya. Pada komputer
sudah tersedia data - data bentuk fitting, untuk membuat bentuk sesuai yang
dibutuhkan maka tinggal merubah ukuranya.
yang dilewati. Lebar stick dan lock yang dihasilkan bias diatur dengan menggeser
penahan BJLS sebelum masuk ke susunan rol sehingga BJLS lebih menjorok ke
dalam atau terdorong ke luar ketika memasuki susunan rol
Klem TDF berfungsi untuk memberikan penguatan dan tambahan pengikat pada
sambungan antar ducting jika dipakai tipe sambungan TDF.Untuk pembuatan klem
TDF ini dipakai BJLS selebar 57 mm dengan panjang secukupnya.BJLS yang
dipakai untuk membuat klem TDF dan sispan dapat diperoleh dari sisa fabrikasi
ducting bentuk khusus atau ducting lurus yang rusak sehingga tidak jadi dikirim.
Lembaran ini dipotong mengunakan mesin potong dengan lebar yang ditentukan
sesuai dengan kebutuhan.
5. Mesin Sisip
Mesin ini berfungsi untuk membuat sisipan yang berfungsi untuk menyambung
ducting yang memakai sistem sambungan sisip.
6. Mesin Bending
Mesin Bending digunakan untuk menekuk BJLS yang telah dipotong sesuai
dengan ukuran tertentu.
Lembaran BJLS yang akan ditekuk dimasukan ke celah mesin bending ,tuas
bilah penjepit ditarik dan ditahan agar ducting terjepit sehingga tidak bergeser
ketika ditekuk. Setelah bagian yang akan ditekuk ada di posisi yang tepat, tuas bilah
penekuk didorong agar BJLS tertekuk. Sudut tekukan ini disesuaikan dengan
kebutuhanya, diatur dengan seberapa jauh tuas bilah penekukdidorong.Mesin ini
digerkan secara manual untuk menggerakan kedua bilah penekuk BJLS, Untuk tuas
penahan bilah penjepit memakai poros engkol dikombinasikan dengan pegas
BERAT NOMINAL
BJLS ( KG )
METER LEMBAR
0.40 4.12 10.04
0.45 4.06 11.21
0.50 5.08 12.38
0.60 6.11 14.89
0.70 7.07 17.24
0.75 7.55 18.04
0.80 8.02 19.55
0.90 8.98 21.89
1.00 9.94 24.23
1.10 10.09 26.57
1.20 11.85 28.89
BERAT NOMINAL
BJLS ( KG )
METER LEMBAR
0.40 4.12 10.06
0.45 4.06 11.21
0.50 5.08 12.39
0.60 6.11 14.90
0.70 7.07 17.42
0.80 7.55 19.55
0.90 8.02 21.86
1.00 8.98 24.17
1.10 9.94 26.57
1.20 10.09 29.15
Standar seng diatas digunakan dalam pembuatan laporan bulanan, atau untuk
mengetahui dalam satu koil tersebut digunakan oleh proyek mana saja, adapun setelah
selesai satu proyek kita dapat menghitung berapa banyak seng yang sudah digunakan
oleh proyek tersebut.
Adapun untuk lokasi dimana kita harus menempatkan sambungan dapat kita
pakai sesuai dengan ukuran ducting. Apabila total dimensi antara lebar (Stick) dan
tinggi (Lock) ducting < 1300 mm, maka ducting akan dibentuk dalam dua bagian.
Seperti ditunjukan pada gambar 4.4.
800
800
500
Apabila total dimensi dan lebar (Stick) dan tinggi (Lock) ducting > 1300 mm
maka ducting akan dibentuk dalam 4 bagian.
130
0
500
500
130
0
Akan tetapi ada beberapa ducting yang lain tidak memakai dua bagian atau
empat bagian, ducting ini dibuat leter “U” kemudian ditambah dengan DOP dan
ada juga yang dibuat langsung satu bagian dengan hanya memakai satu
sambungan stick dan lock, itu semua tergantung dari pertimbangan–
Dop
Stick
Arah lipatan
Lock
Sambungan TFD dan sambungan flendes atau besi siku biasa digunakan pada
lantai basement, ukurannya pun relatief besar. Pada sambungan TFD ini akan
dipasang Corner agar duct bisa dipasang menggunakan mur baut., kemudian untuk
lebih menguatkan pada bagian ujung yang dinamakan sambungan TFD akan
bertemu satu duct dengan duct yang satunya selain menggunakan mur baut untuk
menguatkannya juga dipasang Klem TFD, seperti terlihat pada gambar :
a. Fitting – fitting.
P
Gambar. 3.29 Ducting offset.
(Sumber : Divisi Workshop)
b. Aksesoris.
d. Dop
Seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya bahwa ukuran ducting
semakin keujung semakin mengecil, dan pada bagian ujung inilah sebuah Dop
dipasang. Adapun bentuk dop dapat kita lihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.36
(Sumber : Divisi Workshop)
Penulisan elbow vertical adalah stick x lock (bbb x aaa), dalam contoh elbow
90° 300x500.
Penulisan elbow horisontal adalah stick x lock (aaaxbbb), dalam contoh elbow
90º 500x300.
Perlu diingat bahwa penulisan tersebut tidak boleh terbalik, sesuai ketentuan di
atas dan benar-benar sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, agar
kesalahan pemotongan tidak terjadi. Bila terjadi kesalahan pemotongan selain
membuang bahan, juga akan menghambat schedule di lapangan. Berikut salah
satu contoh kesalahan pemotongan,
Gambar 3.39
(Sumber : Divisi Workshop)
c) Cabang
Cabang di sini meliputi semua bentuk cabang, dari cabang ty, cabang tee, dan
cabang tee kross. Semua cabang dihitung per pcs / buah. Yang perlu
diperhatikan dalam perhitungan cabang adalah cara pandang serta cara
penulisannya.
Cara pandang cabang dimulai dari duct utama dan penulisannya mengikuti arah
jarum jam, yaitu :
Dari main duct→cabang kiri→tengah→cabang kanan.
Untuk ratanya mengikuti aturan yang ada di spek dan untuk area-area khusus
mengikuti aturan yang sudah dibahas di depan. Berikut contoh gambar cabang
beserta cara penulisannya.
2.Cabang ty kanan/ra
500x250/200x200/400x250
Gambar 3.40
(Sumber : Divisi Workshop)
Gambar 3.41
(Sumber : Divisi Workshop)
m² = (A+B)x2xM’
nb : A+B → penambahan stick (A)+lock (B)
Ducting sisip :
Duct = M’/1.2 = A
Incian = M’- (Ax1.2)
Keterangan :
M’ : Meter lari ducting ( m )
1.2 : Panjang Ducting sisip ( m )
A : Hasil ( duct )
Ducting TFD :
Duct = M’/1.13 = A
Incian = M’- (Ax1.13)
Keterangan :
M’ : Meter lari ducting ( m )
1.13 : Panjang Ducting TFD ( m )
A : Hasil ( duct )
Perlu diketahui,bahwa untuk penulisan ducting lurus, hanya ada nilai 1 duct dan incian
(½ duct)
Nilai dari 1 duct sudah dikemukakan di depan, sedangkan untuk nilai ½ duct adalah :
- Untuk ducting sisip 600 mm
- Untuk ducting TFD 520 mm
MULAI
BJLS
KOILAN
MESIN MESIN
MANUAL
AUTOSAHRE PLASMA
Elbow Spigot
Tee Filter
Mesin Lock & Stick Tee Y Mixxing Box
Mesin TFD Reduser
Mesin Sisip Transisi
Mesin Bending
Mesin Lock & Stick
Mesin TFD
PENGIRIMAN
SELESAI
1 MULAI
2 SHOP DRAWING
3 SKET PEMOTONGAN
INPUT DATA
4 PEMOTONGAN
5 PEMOTONGAN
PENGIRIMAN
7
PEMBUATAN GANTUNGAN
8 ASEMBLING PROJECTT
MARKING
10 PEMASANGAN
11 PERAPIAN
12 SELESAI