Anda di halaman 1dari 4

Sumber : http://www.hebronsidabutar.com/2017/08/modus-penipuan-harta-amanah-warisan.

html

Heboh munculnya kerajaan – kerajaan dengan narasi sebagai penguasa dunia dan jagat raya

Mencari penghasilan terkadang memang sulit. Malahan saking sulitnya membuat segelintir
orang berpikir pendek. Iming-iming dan janji manis menghasilkan uang dengan cara singkat
terkadang diterima begitu saja meski di luar logika.

Kita selalu tertarik dengan kisah – kisah konspirasi

Bahkan tukang becak dan tukang macul pun turut membicarakan dongeng yang maha hebat ini.

Tak sedikit orang yang mengalami kerugian, entah itu harta benda, atau bahkan keluarga yang
berantakan

Ketika didebat mereka malah marah

Siapa yang tidak ingin kaya, memiliki harta kekayaan yang dapat membuat hidup semakin
sejahtera? Tidak ada seorangpun yang akan menolaknya apalagi tawaran untuk menjadi kaya
dapat diperoleh dengan cara yang singkat dan instan. Begitu banyak kabar berita penipuan
yang memakan korban hingga ratusan juta bahkan miliaran rupiah yang berhasil dibawa kabur
oleh sang pelaku penipuan.

Akhir-akhir ini berita yang sedang hangat diperbincangkan adalah kasus penipuan berkedok
harta karun Soekarno. Bagaimana tidak menggiurkan karena mitos mengenani harta karun
Soekarno itu dibuat dengan modus yang sangat rapi dan meyakinkan. Berikut
adalah mitos yang beredar di sekitar kasus harta Soekarno. 

Diceritakan bahwa Amerika Serikat dengan beberapa negara membentuk Bank Dunia (World
Bank) pada tahun 1944 dengan meminjam kekayaan raja-raja Nusantara. Pada saat itu Bung
Karno sempat ditunjuk sebagai ketua PBB (namanya juga mitos atau cerita rekaan belaka –
karena sebetulnya Indonesia baru menjadi anggota PBB pada tahun 1950 – pentingnya belajar
sejarah Indonesia)

Dalam rekaan cerita tersebut diceritakan pada tahun 1950 – 1953, kepemilikan aset raja-raja
Nusantara tersebut dilimpahkan oleh Bung Karno kepada keluarganya dan pada tahun 1954
Bung Karno dijadikan Presiden Seumur Hidup setelah pemilu 1955 karena adanya perjanjian
penyerahan aset kepada beberapa pihak. 

Selanjutnya cerita rekaan tersebut mengisahkan bahwa Indonesia memutuskan untuk keluar
dari keanggotaan PBB karena Bung Karno merasa tertipu setelah dana yang disimpan tersebut
ternyata tidak dapat diambil. Dan pada tahun 1966 sebelum Bung Karno lengser, ia memberi
amanah kepada 7 orang yang ia percayai untuk melindungi dan mengelola harta tersebut.
Dari sinilah kisah-kisah tentang harta Soekarno berawal. Intinya tentang harta yang begitu luar
biasa nilainya akan dibagikan pada yang mau menjadi anggota yayasan atau kelompok tertentu.
Untuk menjadi anggota yayasan tentu ada uang yang harus disetorkan dan ujung-ujungnya
adalah Penipuan.

Pada tahun 1996, saya berkenalan dengan kisah yang sulit saya terima dengan akal sehat
namun sulit pula untuk saya abaikan begitu saja. Mereka yang datang kepada saya bercerita
dengan begitu bersemangat. Bahkan cerita itu dilengkapi dengan berbagai dokumen
pendukung untuk sekedar ingin membuktikan kisah itu benar adanya. Saya masih sulit untuk
menerima kebenaran itu. Walau saya tahu mereka yang bercerita kepada saya itu bukanlah
orang gila. Mereka semua waras. Namun, yang pasti semua mereka yang bercerita itu, dengan
membawa dokumen dokumen itu, hampir semua adalah pengacara alias pengangguran banyak
acara. Tentu mereka juga bukan hanya banyak acara untuk bertemu dengan banyak orang di
loby loby hotel berbintang tapi juga banyak impian.

Kisah apakah yang saya maksud itu ? Ini kisah tentang harta amanah. Menurut cerita , bahwa
ada harta berupa emas yang merupakan milik dari kesultanan tempo dulu. Harta ini
ditempatkan di bank bank di Eropa seperti UBS, HSBC, Barclay. Menurut cerita , setelah
Indonesia merdeka, para keluarga kesultanan menitipkan harta ini kepada Soekarno sebagai
amanah untuk digunakan bagi rakyat Indonesia. Soekarno menerima amanah itu dan kemudian
cerita berkembang sampai terjadi penunjukan mandat kepada Soewarno, Sarinah, Saifudin
Malik dan lain lian.

Kembali saya ingatkan bahwa ini bukan hanya sekedar kisah seperti dongeng tapi kisah yang
diformalkan dengan bukti berbagai dokumen (yang seolah) resmi. Soal jumlah harta ini, jangan
dibayangkan berapa banyaknya. Yang pasti akan membuat orang awam pasti bermimpi. Apalagi
kisah itu kadang dibumbui bahwa harta itu akan dibagikan kepada seluruh rakyat Indonesia dan
sekaligus melunasi hutang negara Indonesia termasuk mereka yang terlilit hutang akan dilunasi.

Kisah ini berdentang di Indonesia namun gaungnya sampai ke seluruh dunia. Hebat,kan!.
Benarkah harta ini ada ? benarkah ini true story ? Saya pernah bertemu dengan banker dari
Belanda. Dia mengatakan kisah itu tidak seratus persen benar. Artinya ada unsur kebenaran,
walau kecil sekali. Apa kebenaran itu ? Bahwa harta itu memang pernah terdaftar di Bank Bank
di Eropa di abad 17. Maklum dulu para sultan mendapat upeti dari Belanda dan kemudian
menitipkan harta berupa emas itu di bank bank di Eropa.

Jadi kira kira mungkin tidak jauh beda dengan era sekarang, para pejabat korup menempatkan
dananya di luar negeri demi keselamatan keluarganya bila terjadi chaos. Dari eksistensi harta
dan kisah inilah, terjadi perburuan dokumen harta ini oleh pihak pihak yang bermain di wilayah
trustee. Dokumen ini diperlukan mereka sebagai underlying transaksi penempatan dana di
wilayah trustee. Maklum saja bahwa hukum trustee berlaku sampai 600 tahun. Artinya harta itu
masih legitimate alias masih sah sampai sekarang.
Lantas kalau benar harta ini masih legitimate , mengapa tidak bisa dicairkan oleh para ahli waris
? Jawabnya sederhana yaitu akibat perang dunia. Hukum perang mengenal ”You win you take
all”. Ketika perang dunia pertama , Jerman sebagai pemenang perang dan harta di bank bank di
Eropa diambil alih oleh Jerman. Ketika perang Dunia kedua, Amerika sebagai pemenang dan
harta diambil alih oleh Amerika. Jadi secara phisik , harta itu sudah tidak ada lagi di Bank bank
di Eropa. Makanya tak bisa dicairkan. Namun oleh pemain uang diwilayah trustee , dokumen
harta ini diburu untuk dipakai dalam operasi money laundry. Semua operasi money loundry
( Mirror Asset ) ini berakhir kepada fraud dengan modus penipuan yang begitu panjang
daftar korbannya.

Mungkin karena krisis ekonomi dan uang semakin sulit , banyak phk, banyak usaha yang tutup,
beredar pula bisnis yang menawarkan penggunaan asset ini sebagai collateral untuk
mendapatkan kredit dari bank atau mencairkan asset itu di bank yang ditunjuk. Mereka
menawarkan harta amanah ini dalam bentuk lembaran dokumen dari bank bank di Eropa
seperti UBS, HSBC , ABN AMRO, Barclay, Citibank, dan lain lain. Ada juga melampirkan dokumen
dari euroclear yang memuat bukti eksistensi asset ini. Ada juga menunjukan bahwa dokumen
itu dilengkapi dengan Code dari IMF dan world Bank, CUSIP dan ISIN. Bahkan baru baru ini dari
UN SWISSINDO memberikan SBI dengan bukti billyet SBI kepada publik yang bisa di cairkan di
lima bank BUMN.

Kalau saya perhatikan dokumen itu , rasanya ingin tertawa. Mereka yang mencoba meng create
dokumen ini memang targetnya adalah menipu masyarakat yang awam dengan istilah
perbankan Interntional. Dokumen itu menyebutkan collateral dari Bank di Eropa dengan
adanya tertera code CUSIP atau Committee on Uniform Security Identification yang merupakan
idetifikasi kode ( 9 digit) untuk surat berharga yang hanya diterbitkan di AS. Sistem ini dimiliki
oleh American Bankers Association. Jadi, dokumen bank di Eropa tapi code nya dari Amerika.
Lucu , bukan?

Kalau international code namanya ISIN ( International Securities Identification Number ) dan ini
hanya berlaku untuk commercial paper, Bonds, Equities, Warrants dan tidak ada instrument
bank dengan ISIN atau CUSIP. World bank maupun IMF tidak terlibat dalam code apapun yang
berhubungan dengan instrument bank ( BG/SBLC/CD/Proof of fund). Satu lagi bahwa Euroclear
tidak pernah me register Banking product seperti CD/BG/SBLC kecuali Bond. Jadi, bagi orang
yang memahami perbankan international memang menggelikan kalau melihat dokumen yang
beredar. Tapi anehnya begitu banyak orang percaya dan tergoda untuk ditipu.

Tahun 1975 sejak AS melepas emas sebagai jaminan mata uang dollar maka sejak itu tidak
dikenal lagi warkat bank berbasis emas. Sejak tahun 1998, di Eropa, diberlakukan paperless
banking product ( tanpa warkat dan tanpa tanda tangan ). Tahun 2002, berlaku diseluruh dunia,
termasuk SBI tidak ada bilyet. Artinya tidak ada lagi surat berharga bank dalam bentuk kertas
berlogo dan tanda tangan. Semua sudah dalam bentuk print out computer atau digital. 

UBS yang sekarang kita kenal bukanlah UBS seperti tahun sebelum 1998. UBS yang dulu
bernama UNION Bank of Swizerland. karena terlilit kesulitan keuangan maka tahun 1998 di
merger dengan Swiss bank Corporation ( SBC). Hasil merger ini berganti nama menjadi UNITED
BANK OF SWITZERLAND ( ubs). HSBC holding PLC pernah di bailout pada tahun 1998 ketika
krisis global oleh China. Jadi kalaulah benar pada bank bank itu ada harta super raksasa tentu
tidak mungkin mereka dililit masalah keuangan. Ya, kan.

Saya yakin kisah ini tak akan padam dinegeri ini. Akan terus bergulir dimasa masa akan datang,
dengan berbagai modus , yang pada akhirnnya menambah deretan korban penipuan. Inilah
penyakit kebudayaan kita yang masih hidup dalam impian dan selalu menghindar dari
kenyataan , bahwa tidak ada yang too good to be true. Semua harus diperjuangkan. Harta
Indonesia berupa SDA sangat besar nilainya. Dan itu sudah tersedia. Kita hanya ditugaskan
untuk banyak belajar dan bekerja keras.

Anda mungkin juga menyukai