Anda di halaman 1dari 8

Hati-Hati, Tiga Penipuan Valas Paling

Populer Di Dunia Menghantui


Bisnis valas termasuk salah satu usaha berprospek menjanjikan yang
banyak dimanfaatkan penipu untuk dijadikan modus operandinya. Ini bisa
terjadi karena banyak orang yang meski tidak memahami seluk-beluk
bidang ekonomi, namun kelewat percaya diri; menyepelekan dengan
anggapan bahwa bisnis valas cukup jual dan beli lalu untung. Padahal
perkara ini lebih kompleks daripada kelihatannya.

Ada banyak faktor yang perlu diperhatikan saat berbisnis valas, baik itu jual
beli mata uang fisik maupun trading forex. Diantaranya adalah dinamika
ekonomi Dunia, kepemilikan data terkini yang akurat dan bisa
dipertanggungjawabkan, serta pemahaman akan risiko. Namun ketiga
unsur ini sering diabaikan oleh orang awam, sehingga mereka terjebak
dalam penipuan valas. Berikut ini beberapa penipuan valas yang paling
populer versi seputarforex:

Penipuan Dolar Amerika: 100,000 USD Tahun 1934


Palsu
Sudah tak terhitung lagi jumlah orang yang bertanya kepada kami tentang
apakah uang lembaran 100,000 Dolar AS tahun 1934 masih berlaku dan
bisa ditukar di money changer. Bahkan tak sedikit pula yang mengklaim
memiliki sertifikat bukti keabsahan lembaran uang Dolar Amerika yang
dimilikinya. Sayangnya, baik dengan maupun tanpa sertifikat, uang

100,000 USD Tahun 1934 bergambar Woodrow Wilson itu tak ada
nilainya.

Profil Gold
Certificate 100,000 USD Tahun 1934 Yang Banyak Dipalsukan

Situs Departemen Keuangan Amerika Serikat memiliki satu halaman


khusus yang didedikasikan untuk membahas lembaran uang 100,000 USD
karena keunikannya. Pemerintah AS menerbitkan uang 100,000 hanya
sekali pada tahun 1934 sebagai gold certificate khusus bagi bank-bank.
Kepemilikan uang ini terlarang bagi masyarakat umum, dan apabila ada
individual memilikinya maka diancam 25 tahun penjara oleh pemerintah
federal AS.
Lebih dari itu, karena terbatas hanya untuk dipakai antar bank, maka
semua uang sertifikat emas itu telah dicatat, kecuali satu set un-cut sheet
yang menurut rumor diduga dicuri dari percetakan. Saat ini, semua
sertifikat emas 100,000 USD Tahun 1934 itu sudah ditarik dari
peredaran dan telah dimusnahkan, kecuali yang dipamerkan di
Smithsonian Museum dan diarsipkan oleh bank sentral AS.
Fakta-fakta tersebut diatas tidak banyak diketahui oleh orang diluar
Amerika, sehingga penipuan Dolar Amerika 100,000 USD Tahun 1934
menjadi marak di Asia Tenggara. Para penipu bahkan lebih berani lagi
dengan menyebarkan besaran mata uang yang lebih besar, seperti
1,000,000 (satu juta) Dolar AS, dengan label tahun terbit lebih lama lagi,

seperti tahun 1920an. Padahal, sertifikat emas dengan nominal 100,000


merupakan nominal terbesar yang pernah ada dalam sejarah mata uang
Dolar AS, dan sebagaimana telah kami paparkan, itupun bukan untuk
penggunaan umum.

Bisnis Mata Uang Dinar Irak


Dalam penipuan valas yang sempat populer pada 2007-2008 ini, para
penipu mengiklankan investasi mudah berisiko rendah dengan membeli
mata uang asing saat ini untuk dijual lagi kelak setelah nilainya meningkat.
Penjaja mata uang Dinar Irak mengklaim bahwa nilai mata uang Irak saat
itu masih sangat rendah, dan dengan kemungkinan bahwa kekayaan alam
Irak akan menjadi sangat penting bagi Dunia, maka peluang menguatnya
nilai Dinar Irak terbuka lebar. Oleh karena itu, mereka menjual berbundelbundel "Dinar Irak" dengan jaminan keaslian dan iming-iming keuntungan
luar biasa besar. Mereka bahkan tak ragu untuk merekayasa sejumlah
"berita" yang mengiaskan kepercayaan negara-negara maju terhadap Irak.

Ilustrasi - Setumpuk Uang


Dinar Irak

Apakah uang yang mereka jual asli? Ya, besar kemungkinan uang Dinar
Irak yang mereka jual itu asli. Masalahnya, nilai mata uang itu hampir
tidak mungkin meningkat. Ini karena realitanya:
1. Irak adalah negara yang terus bergelut dengan konflik antar sekte
dan antar suku selama berpuluh tahun. Tiga kelompok utama: Syiah,

Sunni, dan Kurdi, tidak bisa merasa rela jika pihak lainnya berkuasa.
Konflik ini sudah berurat berakar, sehingga kecil sekali kemungkinan
negeri ini akan damai dan perekonomiannya stabil kembali. Padahal
tanpa stabilisasi, nilai tukar suatu negara mustahil menguat. Status
sebagai "negara produsen minyak" pun bukanlah jaminan bahwa
suatu negara bisa menjadi kaya dan berjaya. Faktanya, sejumlah
negara penghasil minyak telah dan tengah mengalami resesi
berulangkali, termasuk Rusia, Venezuela, dan lain-lain. Tak peduli
seberapa besar simpanan kekayaan alam sebuah negara, jika
negara itu tak punya kemampuan untuk mengelolanya, maka
negara tersebut selamanya tidak akan maju.
2. Perdagangan mata uang sangat bergantung pada likuiditas. Berbeda
dengan tanah atau emas yang merupakan aset penyimpan kekayaan
jangka panjang, nilai riil suatu mata uang sebenarnya berkurang dari
waktu ke waktu. Umpamakan saja 1000 Rupiah dulu bisa digunakan
untuk membeli sekantong permen, sekarang hanya bisa beberapa
biji saja. Dengan demikian, kemampuan mata uang untuk
menghasilkan keuntungan didapat hanya dari pertukarannya dengan
mata uang lain dalam jangka pendek. Jika Anda tidak bisa
menemukan pembeli bagi mata uang yang Anda miliki dengan
mudah saat ini, maka bisa dikatakan bahwa mata uang itu tidak
bisa dipertukarkan maupun menghasilkan keuntungan. Hingga
kini, Dinar Irak termasuk mata uang yang paling sulit diperjualbelikan
baik via Money Changer maupun bank; dan ini saja seharusnya
sudah membuat Anda ragu untuk berinvestasi dalam mata uang
Dinar Irak.
3. Negara manapun bisa mengganti, me-redenominasi, maupun
mendevaluasi mata uangnya kapan saja. Sudah banyak kejadian
dimana negara-negara mengganti mata uang karena satu atau lain
alasan, dan bahkan ada yang telah melakukan redenominasi dimana
1 juta uang lama dipertukarkan hanya dengan nilai 1 uang baru.
Negara-negara dalam kondisi rapuh dan inflasi tinggi termasuk yang
paling mungkin melakukan hal ini. Setelah penggantian semacam itu,

mata uang lama biasanya ditarik secara bertahap dari peredaran


hingga akhirnya tak berlaku sama sekali. Dengan kata lain, mata
uang asing yang dipegang sekarang bisa lenyap nilainya suatu saat
nanti. Fakta ini secara efektif membatalkan klaim "berisiko rendah"
ataupun "tanpa risiko". Bila Anda tidak bisa segera menukarkan uang
yang Anda pegang, maka di masa depan itu bisa jadi hanya seharga
rongsokan. Padahal kalau akan ditukarkan sekarang, maka harganya
pun biasa saja.
Selain menggunakan mata uang Dinar Iraq, penipuan valas semacam ini
juga mengeksploitasi Dong Vietnam dan Pound Mesir. Korbannya tidak
terbatas pada orang-orang awam di Asia Tenggara saja, melainkan juga
dari Amerika. Council of Better Business Bureaus yang merupakan jaringan
penghubung antara perusahaan dan konsumen di Amerika Serikat dan
Kanada, menobatkan penipuan valas dengan modus operandi ini sebagai
nomor 6 dalam 10 modus penipuan paling top tahun 2013.

Penipuan Satu Juta Euro Commemorative


Versi terbaru penipuan valas menggunakan lembaran satu juta Euro yang
diklaim asli, bahkan kadang lengkap dengan sertifikat otorisasi-nya. Seperti
halnya penipuan Dolar Amerika palsu diatas, penipuan ini juga
memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat akan besaran nominal mata
uang dari negara lain. Bedanya, jika di penipuan pertama melibatkan uang
palsu dan penipuan kedua menggunakan valas asli, maka di penipuan
ketiga ini menggunakan lembaran kenang-kenangan
(commemorative), atau uang koleksi (novelty money) yang bukan
merupakan alat pembayaran legal.

Profil Uang 1 Juta


Euro Commemorative

Perusahaan Naples Bank Note Company pernah menciptakan lembaran


uang Satu Juta Euro dengan desain khusus untuk memperingati awal mula
penggunaan Euro sebagai mata uang di 15 negara anggota Uni Eropa
pada Januari 2002. Uang yang awalnya ditujukan sebagai barang koleksi
tersebut dijual oleh perusahaan dengan harga 18.50 Dolar AS saja, dan
tersedia untuk dipesan siapa saja. Sedangkan mata uang Euro aslinya
hingga kini tidak pernah diterbitkan dalam nominal lebih dari 500 Euro.
Namun belakangan uang Satu Juta Euro Commemorative tersebut
tersebar di Asia dan dijadikan bahan penipuan oleh pihak-pihak tak
bertanggung jawab. Mereka yang tertipu biasanya mengira bahwa uang
Satu Juta Euro itu kelak akan bisa mereka tukarkan begitu saja dengan
nilai sangat tinggi di money changer atau bank, padahal tak ada money
changer bonafid maupun bank di dunia ini yang akan mau menerimanya.
Satu-satunya yang mungkin mau menerima adalah kolektor, dan itupun
paling-paling dengan harga sekitar 20-40 USD saja.
Penipuan dengan novelty money sejenis Satu Juta Euro Commemorative
cukup banyak terjadi, dengan memanfaatkan mata uang major seperti
Dolar AS dan Euro maupun mata uang eksotis dari negara-negara yang
kurang dikenal. Karena hal ini, maka dalam menyikapi tawaran mata uang
asing, kita mesti selalu waspada, terutama bila pengetahuan kita tentang
karakteristik valas terbatas.

Solusi dan Rekomendasi


Berikut ini sejumlah poin yang perlu Anda perhatikan agar tak menanggung
kerugian karena penipuan seperti tiga kasus diatas:
1. Ketahuilah bahwa Pemerintah manapun akan sebisa mungkin
menghindari mencetak mata uang berdenominasi besar, karena
sangat rawan pemalsuan. Negara-negara yang mata uangnya punya
pecahan besar seperti Indonesia, pada suatu titik akan berusaha
melakukan redenominasi. Sedangkan bagi negara-negara maju
seperti AS dan Euro, tak ada perlunya mencetak uang
berdenominasi besar saat ini.
2. Ingat, nilai tukar mata uang selalu berubah, dan status mata uang itu
sendiri merupakan label yang dikenakan oleh pemerintah negara
tertentu pada beberapa lembar kertas dan koin dimana mereka bisa
dengan mudah menggantinya dengan yang baru.
3. Hindari memegang atau menyimpan valas dalam bentuk tunai
apabila Anda tidak memiliki keperluan di luar negeri. Menyimpan
dana dalam bentuk deposito valas itu baik, tetapi selayaknya
disimpan di bank, bukan dalam bentuk tunai.
4. Sebisa mungkin, beli dan jual valas hanya di bank atau money
changer berizin.
5. Apabila Anda akan memegang valas di Indonesia, prioritaskan mata
uang dengan tahun terbit baru; semakin baru semakin baik.
6. Utamakan untuk memegang valas yang sudah banyak dikenal,
bukan mata uang eksotik yang jarang dipertukarkan. Diantara valas
paling populer dipertukarkan adalah Dolar Australia, Yuan China,
Euro, Poundsterling, Dolar Hongkong, Yen Jepang, Ringgit Malaysia,
Dolar Singapura, dan Dolar AS.
7. Apabila berminat menjalankan bisnis valas secara fisik, maka lebih
dulu kenali ciri-ciri mata uang asli, sehingga tidak mudah tertipu oleh
mata uang novelty/koleksi ataupun uang palsu.

Penipuan valas telah eksis sejak bertahun-tahun lampau, tetapi hingga kini
korbannya masih banyak bertebaran. Salah satu sebabnya adalah, korban
atau keluarga korban masih menyimpan valas yang dijadikan bahan
penipuan tersebut tanpa menyadari bahwa kertas-kertas tersebut kadang
tidak lebih baik dari sampah.
Selain itu, penipuan mata uang asing seperti ketiga kasus marak yang
diulas dalam artikel ini akan sulit dimintakan untuk diusut kepada polisi.
Masalahnya adalah, kasus seperti ini seringkali melibatkan lembaran
sungguhan meski itu hanya uang novelty. Dalam kasus Satu Juta Euro
Commemorative, misalnya, kepolisian di Lucknow, India, sempat
menangkap beberapa orang yang menyebarkan lembaran tersebut di
tahun 2010, tetapi tidak bisa menjatuhi hukuman karena uang yang
disebarkan adalah benar-benar uang Euro commemorative. Para penipu
itu memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat; bahwa itu tidak berlaku
sebagai alat pembayaran seharusnya sudah menjadi fakta yang diketahui
umum. Dalam kondisi ini, kita sendiri yang mesti berhati-hati agar tidak
tertipu.

Anda mungkin juga menyukai