Anda di halaman 1dari 4

Perbedaan Penggunaan Keterangan dan Pelengkap dalam Sebuah Kalimat

Pelengkap sering juga disebut sebagai komplemen. Unsur kalimat ini berfungsi untuk melengkapi unsur kalimat
lainnya seperti subjek, predikat, dan ojek. Berikut adalah ciri-ciri dari pelengkap:

1. Pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek

Objek dapat berubah menjadi subjek jika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif. Berbeda dengan
objek, pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perhatikan contoh berikut:

 Ibu membuatkan adik bubur ayam ketika sakit.

Pada kalimat di atas, terdapat dua kelompok kata yang dapat berperan sebagai pelengkap yaitu “adik” dan
“bubur ayam”. Untuk memeriksa kata mana yang berperan sebagai pelengkap maka kita harus memeriksa
masing-masing kata tersebut dengan mengubahnya sebagai subjek.

 Ketika sakit, adik dibuatkan bubur ayam oleh ibu.


 Ketika sakit, bubur ayam dibuatkan adik oleh ibu.

Berdasarkan kedua kalimat tersebut, kalimat pertama merupakan kalimat yang sesuai. Berbeda dengan kalimat
kedua yang merupakan kalimat yang sesuai alias tidak ada keanehan arti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
“bubur ayam” berperan sebagai pelengkap dan “adik” berperan sebagai objek.

2. Unsur pelengkap dapat berupa nomina, frasa, ataupun klausa

 Ayah membelikan adik sepeda baru.

Pada kalimat di atas terdapat dua buah nomina yaitu adik dan sepeda baru. Untuk menentukan nomina mana
yang merupakan pelengkap, maka harus ditentukan nomina mana yang berfungsi sebagai subjek ketika kalimat
tersebut diubah menjadi kalimat pasif. Nomina yang dapat menjadi subjek pada kalimat pasif tergolong sebagai
objek, dan nomina yang tidak dapat menjadi subjek pada kalimat pasif tergolong sebagai pelengkap.

 Adik dibelikan sepeda baru oleh ayah


 Sepeda baru dibelikan adik oleh ayah

Berdasar dua kalimat di atas, terlihat bahwa nomina “sepeda baru” tidak bisa berperan sebagai subjek dalam
kalimat pasif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa nomina “sepeda baru” adalah pelengkap. Contoh
kalimat lain yang menggunakan pelengkap berupa frasa dan klausa adalah sebagai berikut:

 Ayah berpendapat bahwa semua anaknya harus bekerja keras. (klausa “bahwa semua anaknya harus
bekerja keras” berkedudukan sebagai pelengkap ,BUKAN KETERANGAN)
3. Posisinya di belakang predikat

Dalam suatu kalimat, letak pelengkap dapat berbeda-beda. Pelengkap dapat terletak persis di belakang predikat
atau di belakang objek (jika ada unsur objek setelah predikat). Contoh:

 Bu Rahmi berjualan ketupat tahu.

S                P             Pel

 Pak Anwar bercucuran keringat.

S                  P         Pel

 Pemerintah memberikan rakyat miskin bantuan langsung tunai.

       S                   P                 O                        Pel

 Tina mengajarkan Anto bahasa Arab.

   S            P           O            Pel

Dua contoh pertama memperlihatkan pelengkap terletak persis di belakang predikat, sedangkan dua contoh
selanjutnya memperlihatkan pelengkap terletak di belakang predikat tetapi setelah objek.

Keterangan

Keterangan adalah unsur kalimat yang berfungsi untuk menerangkan keseluruhan bagian kalimat. Adanya
keterangan pada suatu kalimat akan menjelaskan bagaimana, kapan, dan dimana peristiwa dalam kalimat
tersebut. Suatu keterangan dapat terletak dimana saja. Ciri-ciri dari keterangan adalah:

1. Jenis-jenis keterangan

Jenis Keterangan Contoh

Tempat di rumah, di sekolah, di kantor

Waktu pagi tadi, tadi malam, ketika hujan

Alat menggunakan pisau, dengan traktor

Suasana dengan santai, dengan bersemangat

Tujuan supaya sadar, agar cepat


Penyerta bersama keluarga, ditemani temannya

Syarat asalkan dia ikut

Posesif meskipun sakit, walaupun terlambat

Contoh kalimat yang memuat unsur keterangan adalah:

 Ibu berbelanja kebutuhan rumah di pasar.


 Pagi tadi Reno memutuskan pergi dari rumah.
 Ratna memotong pengikat kakinya menggunakan pisau.
 Pemerintah menanggapi isu makar dengan santai.
 Tiwi memutuskan ikut rekreasi asalkan ibunya turut serta.

2. Penjelas dalam suatu kalimat

Berbeda dengan pelengkap yang tidak terlalu menambah kejelasan dalam kalimat, keterangan justru bisa
menjadi sebuah penjelas. Keterangan akan membuat kalimat menjadi lebih bermakna. Contoh:

 Ayah mengirimi ibu surat permintaan maaf.

S          P       O                   Pel

 Dua hari yang lalu Ayah mengirimi ibu surat permintaan maaf.

     K-waktu             S          P        O                 Pel

Kalimat kedua tersusun dengan pola K-S-P-O-Pel. Berbeda dengan kalimat pertama yang berpola S-P-O-Pel,
informasi yang ada dalam kalimat kedua menjadi lebih lengkap. Kalimat itu tidak hanya menginformasikan
bahwa ayah mengirim surat untuk ibu, akan tetapi juga menginformasikan kapan surat tersebut dikirim.

3. Letaknya dapat berpindah-pindah

Unsur keterangan tidak dibatasi terkait tata letaknya. Penempatan keterangan dengan letak yang berbeda tidak
akan mengubah makna kalimat. Perhatikan contoh berikut:

 Meskipun sakit, Ibu tetap memasak untuk kami.

     K               S            P                  Pel

 Pak Camat memimpin sosialisasi di balai desa.

       S               P              O               K


 Bayi harus minum ASI selama dua tahun.

S           P          O              K

Anda mungkin juga menyukai