2 /Desember 2015
ABSTRAK
Fisioterapi dada merupakan kumpulan teknik atau tindakan pengeluaran sputum yang digunakan
baik secara mandiri maupun kombinasi agar tidak terjadi penumpukan sputum yang
mengakibatkan tersumbatnya jalan napas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
fisioterapi dada terhadap pengeluaran sputum pada anak di RSUD Kota Depok. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Juni 2015 yang bertempat di RSUD Kota Depok. Jenis penelitian ini
menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan one group pretest posttes, jumlah 11
responden. hasil analisis secara paired sample t-test didapatkan p value 0,000 < α 0,025, dapat
diartikan ada pengaruh fisioterafi dada terhadap pengeluaran sputum pada anak deegan penyakit
gangan pernafasan di RSUD Kota Depok ; serta ada perbedaan natara pengeluaran sputum
sebelum dan sesudah dilakukan fisioterafi dada dibuktikan dengan perbedaan mean antara ada
sputum dan tidak ada sputum adalah sebesar -0,73 yang mempunyai perbedaan range antara lower
sebesar -1,04107 (tanda negative berarti pengeluaran sputum sebelum fisioterapi dada lebih kecil
dari sesudah tindakan fisioterapi dada) sampai upper yaitu -0,41347. Disarankan kepada
perawat anak dengan adanya pengaruh tindakan fisioterapi dada dapat menjadi pilihan alternative
dalam mengatasi pengeluaran sputum pada anak.
PENDAHULUAN
Angka kesakitan anak di Indonesia tahun 2010 menjadi 1,310 per 1000
masih tinggi berdasarkan data Depkes dengan proporsi terbesar penderita.
2011 di Indonesia masih menjadi (Departemen Kesehatan 2011).
salah satu masalah kesehatan utama Penyakit yang diderita oleh anak dan
dalam masyarakat. Hal ini disebabkan sering terjadi adalah gangguan sistem
masih tingginya angka kesakitan dan pernafasaan beberapa penyakit
menimbulkan kejadian luar biasa. gangguan pernafasaan diantaranya
Pada tahun 2000 angka kesakitan adalah ISPA, Pneumonia, Asma dan
balita 1,278 per 1000 sedangkan pada TB. Menurut WHO tahun 2013 di
34
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
35
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
36
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
yang digunakan, baik secara mandiri pendekatan one group pretest posttest
maupun kombinasi agar tidak terjadi Pemilihan responden dilakukan
penumpukan sputum yang dengan teknik purposive sampling.
mengakibatkan tersumbatnya jalan Kriteria inklusi dalam penelitian ini
napas dan komplikasi penyakit lain adalah: 1) Anak yang berobat di Poli
sehingga menurunkan fungsi ventilasi Anak RSUD Kota Depok 2) Anak
paru-paru. (Hidayati,dkk.2014). berusia 6 – 12 Tahun 3) Anak yang
mengalami gangguan pernafasaan. (
TB, ISPA, ASMA, Pneumonia) 4)
Fisioterapi dada merupakan tindakan
Anak bersedia menjadi responden
drainase postural, pengaturan posisi,
secara sukarela dengan
serta perkusi dan vibrasi dada yang
menandatangani persetujuan sebagai
merupakan metode untuk
responden yang didampingi
memperbesar upaya klien dan
orangtua/keluarga. Jumlah sampel
memperbaiki fungsi paru. (Jauhar
berdasarkan rumus yang disampaikan
2013). Teknik fisioterapi dada
Satroasmoro (2011). Berdasarkan
berhasil meningkatkan volume
hasil penelitian Soemarno (2006)
pengeluaran sputum pada klien
diperoleh dengan standar deviasi
seperti yang sudah dilakukan oleh
1,446 sehingga didapat sampel
Soemarno (2006) dengan judul“
sebanyak 11 anak.
Pengaruh penambahan MWD pada
terapi inhalasi, chest fisioterapi
(postural drainage, huffing, caughing,
tapping/clapping) dalam
meningkatkan volume pengeluaran
Instrumen yang digunakan adalah
sputum pada penderita asma”. Dari
lembar observasi yang terbagi 2
penelitian ini ada pengaruh yang
bagian yaitu lembar standar prosedur
bermakna antara pemberian intervensi
operasional fisioterapi dada dan
terhadap pengeluaran sputum.
identitas klien. Metode pengumpulan
METODE PENELITIAN data dengan cara pengamatan sputum
Pada penelitian ini menggunakan pada anak dan wawancara pada
quasi experimental design dengan orang tua serta pengisian angket.
37
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
38
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
Hasil penelitian ini sejalan dengan sebesar -5,893 dengan P value 0,000
penelitian yang telah dilakukan oleh < 0,05 yang berarti Ho ditolak Ha
Soemarno (2006) tentang pengaruh diterima, sehingga dapat disimpulkan
penambahan MWD terapi inhalasi, bahwa ada pengaruh pemberian
chest fisioterapi (postural drainage, fisioterapi dada terhadap kebersihan
huffing, coughing, tapping dan jalan napas. Fisioterapi dada yang
clapping) dalam meningkatkan digunakan untuk memperbesar upaya
volume pengeluaran sputum pada klien dan memperbaiki fungsi paru.
penderita asma bronchiale. Melalui Fisioterapi dada merupakan kumpulan
uji T-test dengan nilai p Value 0,000 teknik atau tindakan pengeluaran
< 0,05. yang berarti bahwa ada sputum yang digunakan, baik secara
peningkatan penumpukkan sputum mandiri maupun kombinasi agar tidak
akan mengganggu kebersihan jalan terjadi penumpukan sputum yang
napas klien menurut Ariasti (2010) mengakibatkan tersumbatnya jalan
bahwa pengaruh fisioterapi dada napas dan komplikasi penyakit lain
terhadap kebersihan jalan napas pada sehingga menurunkan fungsi ventilasi
pasien ISPA di Desa Pucung paru-paru. (Hidayati. 2014).
Eromoko Wonigiri. Dimana dari hasil
penelitian pengaruh fisioterapi dada KESIMPULAN
terhadap kebersihan jalan napas, hasil a. Ada pengaruh fisioterapi dada
uji dengan paired t-test, t-hitung terhadap pengeluaran sputum pada
39
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
anak di Poli Anak RSUD Kota b. Penelitian ini bagi rumah sakit
Depok. Dengan p value 0,000 < α dapat digunakan oleh perawat
0,025. khususnya perawat anak dan
b. Ada perbedaan yang bermakna dapat menjadi masukan dalam
antara pengeluaran sputum proses memberikan asuhan
sebelum dan sesudah di lakukan keperawatan melalui tindakan
fisioterapi dada pada anak dengan fisioterapi dada sebagai salah
gangguan pernafasan di Poli Anak satu alternatif pilihan dalam
RSUD Kota Depok, dibuktikan mengatasi pengeluaran
dengan perbedaan mean antara ada sputum pada anak. Untuk
sputum dan tidak ada sputum c. Bagi para peneliti selanjutnya
adalah sebesar -0,73 yang dapat menambah jumlah
mempunyai perbedaan range penelitian tentang pengaruh
antara lower sebesar -1,04107 fisioterapi dada terhadap
(tanda negative berarti pengeluaran pengeluaran sputum pada
sputum sebelum fisioterapi dada anak. Menjadi landasan awal
lebih kecil dari sesudah tindakan penelitian selanjutnya dengan
fisioterapi dada) sampai upper pendekatan yang berbeda. Dan
yaitu -0,41347. disarankan peneliti untuk
menggunakan 2 kelompok
SARAN yaitu kelompok kontrol.
40
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
41
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
42