PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberculosis Paru atau yang disingkat dengan TB Paru merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycrobacterium
Tuberculosis) suatu bakteri aerob yang tahan asam (acid fast bacillus) yang
penularanya melalui udara (airbone disease) dan umumnya didapatkan
dengan inhalasi partikel kecil yang mencapai alveolus pada paru-paru (Black
& Hawks, 2014).
1
2
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang belum mencapai target
angka keberhasilan pengobatan pasien TB, yaitu 77,5 % dari 85% target
nasional di antara 17 provinsi lainnya pada tahun 2018. Jika dilihat dilihat dari
kinerja dari tahun 2015 sampai tahun 2018, beberapa indikator pencapaian
kinerja program TB masih berfluktuasi. Angka penemuan kasus baru TB BTA
(+) di Sumbar pada tahun 2018 adalah sebesar 63,45% dari 80% target. Insiden
semua tipe TB sebesar 131,65 per 100.000 penduduk atau sekitar 6.524 kasus
untuk semua tipe TB. Insiden kasus baru TB BTA (+) sebesar 102,35 per
100.000 penduduk atau sekitar 5.018 kasus baru TB paru BTA (+) sedangkan
kematian TB 3,56 per 1000 penduduk atau 0,48 orang per hari. Kota Padang
merupakan ibukota Sumatera Barat dengan kasus 0.41% diikuti oleh
Kepulauan Mentawai 0.39% dan Sijunjung 0.35% (Riskesdas, 2018).
Pada kasus pasien kelolaan pasien pasien baru didiagnosis efusi pleura ec
tubercolosis mengeluh sesak dan sesak bertambah ketika psien melakukan
aktivitas, pasien masuk ke RS parit melintang dan di rujuk ke RS M Djamil
dan dilakukan pemasangan WSD. Salah satu intervensi inovasi yang diberikan
dalam keperawatan untuk mengurangi sesak dan membantu pengeluaran udara
adalah latihan pernafasan diafragma.
paru pasien sehingga pernafasan menjadi lebih efektif. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rosalina (2019) mengatakan bahwa latihan pernafasan
diafragma efektif dalam mempercepat pengembangan paru pasien.
Data yang ditemukan selama dirumah sakit terdapat 4 orang yang menderita
efusi pleura dengan ec tuberculosis paru, 3 orang yang mengidap penyakit efusi
pleura dengan ec tuberculosis paru selama 1 - 2 bulan dan 1 orang yang baru
mengidap penyakit efusi pleura ec tuberculosis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan analisis asuhan keperawatan dengan penerapan evidance
based nursing latihan pernafasan diafragma dalam upaya memepercepat
pengembangan paru pada pasien Effusi Pleura yang terpasang WSD.
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan analisis asuhan keperawatan pada pasien effusi Pleura ec
tb paru di ruangan Paru RSUP Dr.M.Djamil Padang
5
C. MANFAAT
a) Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien effusi pleura khususnya dibidang keperawatan medikal
bedah.
b) Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat memberikan informasi kepada
rumah sakit atau ruangan terkait penerapan latihan pernafasan diafragma
dalam upaya mempercepat pengembangan paru pada pasien effusi pleura
sehingga mempercepat pengembangan paru pasien.
c) Bagi Pendidikan
Diharapakan karya tulis ilmiah ini dapat menambah pengetahuan baru bagi
dunia pendidikan.