Anda di halaman 1dari 7

Lembar Kerja Pembelajaran Murid

Mata Pelajaran Fisika

Gede Adyatma Praja Armika (8)


I Kadek Surya Satya Dharma (9)
I Made Yudhaswara Viryavan (10)
Made Wena Harilegawa (21)
Putu Andhika Restu Kurnia (30)

XII MIPA 1
I. Pertanyaan Konsep

1. Jika pada rangkaian A dan B diberi sumber tegangan yang sama, lampu A lebih terang daripada
lampu B karena perbedaan panjang kawat pada kedua lampu tersebut. Rangkaian A memiliki
panjang kawat yang lebih pendek daripada rangkaian B. Jika kawat semakin panjang maka
besarnya hambatan semakin besar sehingga kuat arus listrik semakin kecil sedangkan jika panjang
kawat semakin pendek maka besarnya hambatan semakin kecil sehingga kuat arus listrik semakin
besar karena besarnya hambatan dan kuat arus listrik berbanding terbalik. Kuat arus listrik yang
lebih besar ini mengakibatkan lampu A lebih terang daripada lampu B. Hal ini berarti panjang
kawat sebanding dengan besarnya hambatan.

2. Jika pada rangkaian A dan B diberi sumber tegangan yang sama, lampu A lebih redup daripada
lampu B karena perbedaan jenis kawat yang digunakan pada kedua lampu tersebut. Rangkaian A
menggunakan kabel yang berbahan dasar besi sedangkan rangkaian B menggunakan kabel yang
berbahan dasar tembaga. Tembaga memiliki hambatan jenis sebesar 1,68 x 10-8 yang lebih kecil
daripada hambatan jenis besi yaitu 9,71 x 10-8.Jika hambatan jenis kawat semakin besar maka
besarnya hambatan semakin besar sehingga kuat arus listrik semakin kecil sedangkan jika
hambatan jenis kawat semakin kecil maka besarnya hambatan semakin kecil sehingga kuat arus
listrik semakin besar karena besarnya hambatan dan kuat arus listrik berbanding terbalik. Kuat arus
listrik yang lebih kecil ini mengakibatkan lampu A lebih redup daripada lampu B. Hal ini berarti
hambatan jenis kawat sebanding dengan besarnya hambatan.

3. Jika pada rangkaian A dan B diberi sumber tegangan yang sama, lampu A lebih redup daripada
lampu B karena perbedaan luas penampang pada kedua lampu tersebut. Rangkaian A memiliki
memiliki diameter kawat yang lebih kecil daripada rangkaian B sehingga luas penampang
rangkaian A juga lebih kecil daripada luas penampang rangkaian B. Jika luas penampang kawat
semakin kecil maka besarnya hambatan semakin besar sehingga kuat arus listrik semakin kecil
sedangkan jika luas penampang kawat semakin besar maka besarnya hambatan semakin kecil
sehingga kuat arus listrik semakin besar karena besarnya hambatan dan kuat arus listrik berbanding
terbalik. Kuat arus listrik yang lebih kecil ini mengakibatkan lampu A lebih redup daripada lampu
B. Hal ini berarti luas penampang kawat berbanding terbalik dengan besarnya hambatan.
4. Kesimpulan dari tiga permasalahan di atas akan membentuk suatu persamaan. Besarnya Hambatan
(R) sebanding dengan Hambatan Jenis (ρ) dan Panjang Kawat (l) namun berbanding terbalik
dengan Luas Penampang (A). Besar kecilnya Hambatan akan berpengaruh dengan besar kecilnya
Arus Listrik karena antara Hambatan dan Arus Listrik berbanding terbalik. Sehingga didapatkan
persamaan:

𝑙
𝑅 = 𝜌
𝐴
II. Aplikasi Konsep

1.

2.
Amperemeter pada sebuah rangkaian listrik harus dipasang secara seri dengan lampu yang ingin di ukur
arus listriknya, sedangkan Voltmeter harus dipasang secara paralel dengan lampu yang ingin diukur beda
potensialnya pada sebuah rangkaian.

3.
a) Nyala lampu akan bertambah terang dari sebelumnya
b) Tegangan dalam rangkaian tersebut berbanding lurus dengan kuat arus listrik, semakin tinggi tegangan
maka semakin kuat arus listriknya begitupun sebaliknya .
4

5.

6.

Ketika kumparan dipanaskan maka yang terjadi pada nyala lampu adalah nyala lampu akan makin redup.
Jika dipanaskan (suhu naik), hambatan kawat logam bertambah besar. Akibatnya arus listrik yang mengalir
berkurang dan nyala lampu tampak redup. Suhu dan nilai hambatan penghantar berdasarkan data tersebut
berbanding lurus. Artinya jika suhu semakin besar maka hambatan yang dihasilkan akan semakin besar
pula.
III. Aplikasi Kontekstual
1.
A. Burung tersebut tidak tersetrum dikarenakan kaki burung tersebut hanya bertengger di 1 kabel,
sehingga tidak ada beda potensial yang terjadi pada tubuh burung tersebut dengan kabel yang
dihinggapinya, apabila kita ingat listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah namun
apabila sebuah benda memiliki potensial yang sama arus listrik tidak akan mengalir, sehingga
burung tidak tersetrum.
B. Apabila kabel tiba-tiba putus dan menyentuh tanah namun burung masih hinggap di kabel, burung
tersebut akan tersetrum hingga hangus dan mati. Hal ini dikarenakan tanah memiliki potensial yang
sangat rendah sehingga terjadi beda potensial antara kabel dengan tanah yang menyebabkan listrik
mengalir dari kabel menuju tanah melalui tubuh burung tersebut.

2. Lampu di rumah Ira lebih redup daripada lampu di rumah Linda karena seperti yang dijelaskan
pada soal, rumah Linda terletak di pinggir Jalan Sudirman sedangkan rumah Ira terletak jauh ke
dalam gang dan jauh dari pinggir jalan. Umumnya, kabel-kabel listrik yang mengarah ke rumah-
rumah akan membutuhkan kabel yang lebih panjang untuk rumah yang terletak di dalam gang
karena jaraknya yang cukup jauh, hal ini juga berlaku pada kabel yang menuju ke rumah Ira.
Sedangkan kabel yang menuju ke rumah Linda tidak sejauh kabel yang menuju ke rumah Ira karena
letaknya di pinggir jalan. Hal ini berkaitan erat dengan konsep arus listrik yang mana panjang media
penghantar arus listrik berbanding lurus dengan hambatan listrik yang berarti semakin panjang
media penghantar maka semakin besar hambatannya. Jika hambatan semakin besar maka
mengakibatkan semakin kecilnya arus listrik. Lebih kecilnya arus listrik rumah Ira daripada rumah
Linda menyebabkan lampu di rumah Ira lebih redup daripada lampu di rumah Linda walaupun
kedua lampu dan rangkaian listrik tersebut memiliki spesifikasi yang sama.

3. Diketahui:
Amperemeter, maksimal 5 mA, Jarum di angka 4, batas maksimal di angka 10 Voltmeter,
maksimal 10 V, Jarum di angka 6, batas maksimal di angka 10
Ditanyakan: besar kuat arus dan besar beda potensial
Jawaban:
Amperemete r: 4/10 x 5 =2 mA
Voltmeter : 6/10 x 10 =6 V
4. Kabel-kabel listrik PLN menggunakan bahan tembaga dikarenakan ada 4 hal yaitu :
a. Nilai hambatan yang kecil bila dibandingkan dengan besi dan aluminium.
b. Harga yang ekonomis dibandingkan dengan perak atau emas.
c. Mudah melebur, Tembaga punya sifat mudah menyerap panas sekaligus mudah
melepaskan panas. Sehingga ada gangguan arus listrik maka kabel tembaga ini akan putus.
d. Lentur, sehingga mudah dalam pemasangan.

Kabel yang digunakan PLN adalah berjenis tunggal (batang) dan jenis serabut tidak
direkomendasikan hal ini dikarenakan, kabel yang digunakan PLN biiasanya dialiri oleh listrik
bertegangan tinggi bila menggunakan kabel serabut yang memiliki luas penampang yang kecil
hambatan yang diterima akan sangat besar walau memiliki diameter total yang sama dengan kabel
tungal, akan ada celah-celah kecil udara diantara serabut kabel tersebut, tentunya arus listrik yang
di hantarkan akan lebih rendah dibandingkan menggunakan kabel tunggal, selain itu kabel serabut
rentan mengalami keadaan korosi dan giyah. Dari hal tersebut dapat disimpulkan PLN
menggunakan kabel tunggal (batanga) dikarenakan arus yang di hantarkan lebih besar walau
dengan diameter total yang lebih kecil dari pada kabel serabut, dan lebih tahan dari gangguan serta
korosi.

5. Galvanometer berfungsi untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Jika
kuat arus dan beda potensial relatif besar, galvanometer tidak akan berfungsi dengan baik. Agar
galvanometer berfungsi dengan baik pada rangkaian dengan kuat arus dan beda potensial relatif
besar, pada galvanometer harus dipasang hambatan eksternal, seperti hambatan shunt atau
hambatan depan. Hambatan shunt adalah hambatan eksternal yang dipasang pada amperemeter
untuk mengukur/ membatasi kuat arus dan beda potensial. Alat yang digunakan berupa resistor.
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir
dalam suatu rangkaian elektronika.

Anda mungkin juga menyukai