Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.

10 Oktober 2018 (861-866) ISSN: 2337-6732

PERENCANAAN BIAYA BERDASARKAN JUMLAH DAN WAKTU


PEMESANAN DENGAN METODE MRP (MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING)
(STUDI KASUS:DILAKUKAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN
TERMINAL AKAP TANGKOKO BITUNG)

Jonathan Maury
Ariestides K. T. Dundu, Tisano Tj. Arsjad
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: nathanmaury2@gmail.com

ABSTRAK
Perencanaan pengadaan material pada dasarnya merupakan masalah yang sangat penting dalam
pelaksanaan kegiatan proyek. Apabila terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan bahan dapat
mengganggu kelancaran proyek. Pada prinsipnya, perencanaan pengadaan material yang tidak baik
akan menimbulkan jalannya kegiatan proyek akan terhambat.
Perencanaan pengadaan bahan (Material Requirement Planning) adalah suatu metode untuk
menentukan kapan suatu material harus tersedia dan berapa banyak material yang dibutuhkan pada
pelaksanaan proyek. Lot - Sizing merupakan langkah dasar dari Material Requirement Planning
dalam menentukan jumlah suatu bahan yang harus dipesan untuk mendapatkan biaya-biaya
persediaan yang optimum. Teknik lot-sizing yang dipilih adalah Part Period Balancing.
Penelitian ini bertujuan mempelajari sejauh mana metode ini dapat merencanakan pengadaan
material pada proyek pembangunan terminal AKAP Tangkoko Kota Bitung, untuk mengembangkan
model penerapan teknik part period balancing kedalam proyek yang dikendalikan dengan Master
Schedule. Keluaran kebutuhan bahan tiap periode dari pendistribusian material tersebut merupakan
kebutuhan kotor. Untuk melakukan lot-zing diperlukan data-data ongkos persediaan. Berdasarkan
status persediaan proyek dapat diperoleh kebutuhan bersih yang akan digunakan dalam proses lot-
sizing, untuk menentukan besarnya pesanan serta persediaan-persediaan bahan yang timbul pada
tiap periode. Kemudian berdasarkan waktu ancang yang dimiliki, dapat ditentukan waktu pemesanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Material Requirement Planning dengan teknik Part
Period Balancing dapat dikendalikan dengan Master schedule, dan dapat mereduksi persediaan
diproyek serta mengoptimalkan biaya persediaan.
Kata kunci: perencanaan biaya, pengadaan material, MRP, Lot-Sizing, Part Period Balancing

PENDAHULUAN yakni kurang akuratnya perkiraan jumlah


material dan tidak optimalnya rencana waktu
Latar Belakang pengiriman, sehingga seringkali dalam proyek
Dalam proyek konstruksi terdapat rangkaian terdapat kekurangan atau sebaliknya terjadi
kegiatan yang dimulai pada tahap awal dan kelebihan jumlah pemesanan material serta tidak
selesai pada tahap akhir, yaitu pada saat tujuan ekonomisnya waktu pemesanan.
proyek tercapai. Persoalan yang paling sering Pada suatu proyek apabila terjadi kelebihan
dihadapi selama proyek berlangsung adalah persediaan material merupakan suatu
bagaimana proses untuk mencapai tujuan proyek pemborosan karena terjadinya investasi yang
tersebut secara efisisien. Banyak usaha yang berlebihan. Demikian sebaliknya, bila terjadi
dapat dilakukan untuk mencapai efisiensi, antara kekurangan maka merupakan gejala yang kurang
lain dengan melakukan penanganan terhadap baik karena dapat mengganggu kelancaran
sumber daya yakni biaya, material, waktu, tenaga proyek sehingga pekerjaan tidak selesai tepat
kerja, peralatan, serta mutu pekerjaan. waktu dan pasti akan berpengaruh terhadap
Dalam proses pengadaan material seringkali pembiayaan proyek tersebut. Pada kasus seperti
terjadi kegagalan yang menyebabkan terjadinya ini dapat terlihat dengan jelas bahwa biaya-biaya
kenaikan biaya material. Beberapa penyebabnya yang dikeluarkan untuk mengadakan suatu

861
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.10 Oktober 2018 (861-866) ISSN: 2337-6732

persediaan material ternyata cukup besar dan 3. Merencanakan aktivitas pengiriman, jadwal,
sering tidak terlalu diperhatikan oleh pihak dan aktivitas pembelian.
pelaksana proyek. Motto dari MRP adalah memproses material
yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk
Batasan Masalah penempatan yang tepat, pada waktu yang tepat.
1. Penelitian hanya dibatasi pada pengadaan Berdasarkan jadwal induk proyek, maka suatu
material pada pekerjaan konstruksi yakni system MRP mengidentifikasikan material apa
pekerjaan pondasi, beton, lantai, dan yang harus dipesan, berapa banyak kuantitas
pasangan dinding untuk jenis material semen, material yang harus dipesan, dan bilamana waktu
pasir, kerikil, dan besi. memesan material itu.
2. Perhitungan lebih difokuskan pada jumlah Ada empat kemampuan yang menjadi ciri
pemesanan, jumlah persediaan, biaya pesan utama MRP, yaitu:
dan biaya simpan yang sangat berpengaruh 1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang
terhadap biaya pengadaan bahan yakni biaya tepat. Maksudnya ialah menentukan secara
persediaan. tepat “kapan” suatu pekerjaan harus
3. Teknik yang digunakan adalah teknik lot- diselesaikan atau “kapan” material harus
sizing untuk satu tingkat dengan kapasitas tak tersedia untuk memenuhi permintaan sesuai
terbatas, dan teknik yang dipilih adalah Part dengan Jadwal Induk Proyek yang sudah
Period balancing untuk material semen dan direncanakan.
besi serta lot for lot untuk material pasir dan 2. Membentuk kebutuhan minimal setiap item.
kerikil. Dengan diketahuinya kebutuhan akan tepat
sistem penjadwalan untuk memenuhi
Tujuan Penelitian kebutuhan minimal setiap item pekerjaan.
Tujuan penelitian adalah memperoleh biaya 3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.
persediaan yang optimum berdasarkan jumlah Maksudnya ialah memberi indikasi kapan
dan waktu pemesanan. pemesanan harus dilakukan, baik pemesanan
yang diperoleh dari luar atau dibuat sendiri.
Manfaat Penelitian 4. Menentukan penjadwalan ulang. Maksudnya
Agar dapat mengendalikan aliran bahan ialah apabila kapasitas yang ada tidak mampu
yang tepat, disuatu tempat yang tepat. Dengan memenuhi pesanan yang dijadwalkan pada
demikian permasalahan yang terjadi segera waktu yang dikehendaki, maka MRP dapat
dianalisis dan diambil tindakan yang tepat memberikan indikasi untuk melaksanakan
sehingga produktifitas tetap terjaga. rencana penjadwalan ulang (jika mungkin)
dengan menentukan prioritas pesanan yang
realistis. Seandainya penjadwalan ulang ini
TINJAUAN PUSTAKA masih tidak memungkinkan untuk memenuhi
pesanan, maka pembatalan terhadap suatu
Tujuan dan Manfaat MRP pesanan harus dilakukan.
Suatu sistem MRP pada dasarnya bertujuan
untuk merancang suatu sistem yang mampu Biaya Persediaan
menghasilkan suatu informasi untuk mendukung Secara umum biaya persediaan dapat
aksi yang tepat, baik berupa pembatasan dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
pesanan, pesan ulang, atau penjadwalan ulang. 1. Biaya simpan (holding, cost atau carryng
Aksi ini sekaligus juga merupakan suatu cost) terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi
pegangan untuk melakukan pembelian dan/atau secara langsung dengan jumlah persediaan.
pemesanan suatu bahan. Selain itu ada beberapa Elemen-elemen biaya simpan antara lain
tujuan MRP lainnya yaitu: biaya dari uang yang terikat di dalam
1. Menjamin tersedianya material, item atau persediaan, dihitung berdasarkan biaya
komponen pada saat dibutuhkan untuk simpanan di bank. Biaya penyimpanan,
memenuhi jadwal produksi dan menjamin dihitung berdasarkan biaya sewa gudang. Jika
tersedianya produk bagi konsumen. gudang tersebut milik sendiri, dihitung
2. Menjaga tingkat persediaan pada kondisi berdasarkan biaya pemeliharaan serta depresi
minimum. gudang. Biaya asuransi, bila barang yang
disimpan diasuransikan. Biaya fasilitas-
fasilitas penyimpanan misalnya penerangan,

862
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.10 Oktober 2018 (861-866) ISSN: 2337-6732

pembuatan laporan, keamanan, dan Lotting (kuantitas pesanan)


sebagainya. Lotting atau lot-sizing adalah proses
2. Biaya Pesan. perhitungan besarnya pesanan optimum suatu
Biaya pesan ini sebenarnya ada dua macam bahan berdasarkan kebutuhan bersih hasil
berdasarkan tempat penyedia bahan perhitungan netting. Proses lotting erat
(supplier). Bila bahan-bahan yang dibutuhkan hubungannya dengan penentuan jumlah bahan
disediakan oleh pabrik/perusahaan sendiri, yang harus dipesan atau disediakan. Proses
maka ongkos pengadaannya dinamakan biaya lotting sendiri amat penting dalam rencana
pesan (order costs). kebutuhan bahan, sehingga penggunaan dan
Dalam masalah persediaan, kedua biaya pemilihan teknik yang tepat sangat
tersebut mempunyai peran yang sama dalam mempengaruhi keefektifan rencana kebutuhan
formulasi analisisnya, sehingga disini dipakai bahan.
istilah biaya pesan, karena dengan sifat proyek Berikut ini merupakan contoh dari lot-sizing
konstruksi, yaitu pada umumnya bahan diperoleh material semen dengan menggunakan teknik
dari luar (membeli). yang menyatakan besarnya lot-size sama dengan
Biaya pesan meliputi: Biaya pengiriman, kebutuhan bersih untuk dua periode menambah
Biaya surat-menyurat/telpon, Biaya pemeriksaan, biaya yang terkecil mungkin.
Biaya upah, dan Biaya Kekurangan bahan. Dari
semua biaya-biaya yang berhubungan dengan Tabel 2. Proses Lot-Sizing
tempat persediaan, biaya kekurangan bahan
(shortage costs) adalah yang paling sulit
diperkirakan, yang meliputi: Biaya tanggungan
operasi, Biaya tambahan manajerial, dan Biaya Joseph Orlicky menyusun 10 teknik yang
pemesanan khusus. digunakan dalam menentukan ukuran lot.
Kesepuluh teknik tersebut adalah sebagai
Langkah–Langkah Proses Pengolahan MRP berikut:
Langkah–langkah dalam proses pengolahan 1. Jumlah Pesanan Tetap (Fixed Quantity /FOQ)
MRP yaitu: Pendekatan menggunakan konsep jumlah
pemesanan tetap karena keterbatasan akan
Netting. (Kebutuhan bersih) fasilitas misalnya: kemampuan gudang,
Netting ialah proses perhitungan untuk transportasi, kemampuan supplier. Jadi dalam
menetapkan jumlah kebutuhan bersih yang menentukan ukuran lot berdasarkan intuisi
dasarnya merupakan selisih antara kebutuhan atau pengalaman sebelumnya.
kotor dengan keadaan persediaan (yang ada 2. Jumlah Pesanan Ekonomis (Economic Order
dalam persediaan dan yang sedang dipesan). Quantity/ EQQ).
Masukan yang diperlukan dalam proses Pendekatan menggunakan konsep minimasi
perhitungan kebutuhan bersih ini adalah: ongkos simpan dan ongkos pesan. Ukuran lot
Kebutuhan kotor (Gross Requirement), yang tetap berdasarkan hitungan minimasi tersebut.
merupakan jumlah kebutuhan yang akan 3. Lot Untuk Lot (Lot for Lot / LFL)
dikonsumsi untuk tiap periode selama periode Pendekatan menggunakan konsep atas dasar
perencanaan. Keadaan persediaan yang meliputi pesanan diskrit dengan berusaha
persediaan yang ada serta penerimaan yang meminimumkan ongkos simpan, sehingga
sudah dijadwalkan. ongkos simpan = 0 (jumlah yang dipesan
Untuk lebih jelas, berikut ini merupakan sama dengan jumlah yang dibutuhkan).
contoh dari proses netting. 4. Kebutuhan Periode Tetap (Fixed Period
Requirement / FFR)
Tabel 1. Proses Netting Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot
dengan periode tetap, dimana pesanan
dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu
saja. Besarnya jumlah pesanan tidak
didasarkan oleh ramalan tetapi dengan cara
menggunakan penjumlahan kebutuhan bersih
pada interval pemesaban dalam beberapa
periode yang ditentukan.

863
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.10 Oktober 2018 (861-866) ISSN: 2337-6732

5. Jumlah Pesanan Periode (Period Order penyelesaian masalah ini adalah melakukan
Quantity / POQ) minimasi penggabungan ongkos total dari
Pendekatan menggunakan konsep jumlah ongkos set up dan ongkos simpan, serta
pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada berusaha agar ongkos set up dan ongkos
periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini simpan tersebut mendekati nilai yang sama
dilandasi oleh metode EOQ. Dengan untuk kuantitas pemesanan yang dilakukan.
mengambil dasar perhitungan pada metode
pesanan ekonomis maka akan diperoleh Offsetting
besarnya jumlah pesanan yang harus Offseting adalah proses untuk menentukan
dilakukan dan interval periode pemesanannya waktu yang tepat guna melakukan rencana
adalah setahun. pemesanan dalam upaya memenuhi tingkat
6. Ongkos Unit Terkecil (Least Unit Cost / kebutuhan bersih. Besarnya pesanan diperoleh
LUC) dari lot-sizzing. Sedang saat pemesanan
Pendekatan menggunakan konsep pemesanan diperoleh dengan mengurangkan waktu awal
dengan ongkos unit perkecil, dimana jumlah tersedianya kebutuhan bersih dengan waktu
pemesanan ataupun interval pemesanan dapat ancang untuk mendapatkan kebutuhan.
bervariasi. Keputusan untuk pemesanan
didasarkan. Ongkos perunit terkecil = ongkos
simpan perunit METODOLOGI PENELITIAN
7. Ongkos Total Terkecil (Least Total Cost)
Pendekatan menggunakan konsep ongkos Prosedur Penelitian
akan diminimasikan apabila untuk setiap lot Langkah-langkah yang ditempuh mulai dari
dalam suatu horizon perencanaan hamper persiapan sampai dengan pelaksanaan penelitian
sama, besarnya. Hal ini dapat dengan adalah sebagai berikut:
memesan dengan ukuran lot yang memiliki a. Studi Kepustakaan
ongkos simpan perunitnya. Dicapai hamper Studi kepustakaan dilakukan dengan
sama dengan ongkos pengadaan/ unitnya. membaca pustaka yang ada hubungannya dengan
8. Keseimbangan Suatu Periode (Part Period permasalahan yang ada bahan pengkajian dari
Balancing / PBB) segi teoritis.
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot b. Studi Lapangan
ditetapkan bila ongkos simpannya sama atau Studi lapangan dengan metode yaitu metode
mendekati ongkos pesannya. Teknik pengumpulan data dengan jalan pengumpulan
Keseimbangan Suatu Periode pada dasarnya informasi langsung di lapangan menyangkut
adalah menjumlahkan kebutuhan beberapa keadaan suatu proyek dalam hal ini waktu
periode yang berurutan sampai biaya simpan pelaksanaan dan kualitas pekerjaan melalui
yang terjadi lebih besar atau sama dengan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
biaya pesannya. terkait.
9. Metode Silver-Mean (SM)
Menitikberatkan pada ukuran lot yang harus Pengolahan Data
dapat meminimumkan ongkos total per- Terlebih dahulu dibahas jadwal induk
periode, dimana ukuran lot didapatkan dengan proyek (Master Shedule) dan Rencana Anggaran
cara menjumlahkan kebutuhan beberapa Biaya (RAB), kemudian status persediaan, yang
periode yang berturut-turut sebagai ukuran lot meliputi persediaan awal, pesanan-pesanan yang
yang tentative (bersifat sementara). sedang dilakukan, biaya persediaan,serta waktu
Penjumlahan tersebut dilakukan terus sampai ancang, Kemudian diuraikan dalam bentuk
ongkos total dibagi banyaknya periode yang perhitungan Metode MRP Diagram Alir
kebutuhannya termasuk dalam ukuran lot Penelitian
tentatif yang terakhir yang ongkos periodenya
masih menurun.
10.Alogoritma Wagner-Whitin (WW)
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot
dengan prosedur optimasi program linier,
bersifat matematis. Pada prakteknya ini sulit
diterapkan dalam MRP karena membutuhkan
perhitungan yang rumit. Fokus utama dalam

864
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.10 Oktober 2018 (861-866) ISSN: 2337-6732

Bagan Alir Penelitian tersebut yang menjadi ukuran pemesanan yang


kemudian dikurangkan dengan kebutuhan bersih
sehingga didapat persediaan, persediaan pada
proyek.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Lot-Sizing dan yang


terjadi di Proyek

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

Tabel 3. Reduksi Biaya dan Persediaan yang


HASIL DAN PEMBAHASAN Terjadi karena Penerapan Lot-Sizing pada
Proyek
Perhitungan Kebutuhan Material
Perhitungan kebutuhan material terhadap
setiap item pekerjaan, dan hasilnya diperlihatkan
pada tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan Material

PENUTUP

Kesimpulan
1. Dari hasil penerapan lot-sizing yang
merupakan proses dalam MRP menghasilkan
reduksi pada tiap material adalah sebagai
berikut: Semen = 6970.286 sak; Besi polos =
Analisa Hasil Pengolahan Data Teknik Lot 13655.844 kg; Pasir = 4347.4353 kg; dan
Sizing Kerikil = 4317.1572 m3.
Dari hasil pengolahan data pada tabel 2 dan 2. Jika dilihat dari segi reduksi biaya yang
tabel 3 dapat diperoleh gambaran sampai sejauh terjadi akibat penerapan lot-sizing maka hasil
mana Teknik Part Period Balancing atau yang diperoleh pada tiap material adalah
Keseimbangan Suatu Periode dan lot for lot sebagai berikut: Semen = Rp 994,369,-; Besi
mampu menentukan penjadwalan dan kuantitas polos = Rp.2.249,-; Pasir= Rp.705,818,-; dan
pemesanan sehingga dapat mengoptimasikan Kerikil = Rp. 3.854,-, sehingga Jumlah total =
persediaan diproyek serta biaya persediaan. Rp. 1.706.292.-
3. Dari data-data reduksi persediaan dan reduksi
Analisa Persediaan Proyek biaya persediaan dapat diperoleh gambaran
Persediaan pada proyek dapat dihitung bahwa lot-sizing dapat mereduksi persediaan
berdasarkan daftar pemasukan bahan yang dan biaya persediaan meskipun reduksi yang
merupakan catatan dari pihak proyek. Daftar dihasilkan relatif kecil. Walaupun demikian

865
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.10 Oktober 2018 (861-866) ISSN: 2337-6732

lot-sizing dapat diterapkan dalam proyek keadaan proyek agar nilai yang dihasilkan
konstruksi dalam hal penjadwalan kebutuhan memuaskan. Teknik lot-sizing keseimbangan
bahan dan kuantitas pemesanan. suatu periode dan lot for lot didasarkan pada
perhitungan yang realistis sehingga diperoleh
Saran biaya persediaan optimum, dimana dapat
Dalam menerapkan metode MRP dalam mereduksi persediaan maupun biaya-biaya
proyek konstruksi perlu diperhatikan pemilihan persediaan proyek.
teknik lot-sizing yang sesuai dengan tuntutan

DAFTAR PUSTAKA

Chandra Herry P, Harry Padmadjaya, 2001. Aplikasi Material Requirement Planning Untuk
Mengendalikan Investasi Pengadaan Material Pada PT. JHS Pilling Systen Universitas
Kristen Petra, Surabaya.

Ervianto Wulfram, 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta

Gasperz Vincent, 2001. Production Planning and Inventory Control: Berdasarkan Pendekatan Sistem
Terintegrasi MRP II dan JIT menuju Manufakturing. Gramedia, Jakarta.

Kusuma Hendra, 2002, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta.

Nasution Hakim Arman, 2003, Perencanaan Pengendalian Produksi, Guna Widya.

Rangkuti Freddy, 1998, Manajemen Persediaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tarore Huibert dan Robert. J. M. Mandagi, 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi
(SIMPROKON). Tim Penerbit JTS FT Unsrat Manado.

Zulfikarijah Fien, 2005, Manajemen Persediaan, Universitas Muhammadiah. Malang.

866

Anda mungkin juga menyukai