Anda di halaman 1dari 17

LOGISTIK

HALAL
KOSMETIK
NAMA
KELOMPOK

PUTRI WULAN C. 07.2019.1.03493


AHMAD FARIS 07.2018.1.03471
BAGUS DWI P. 07.2018.1.03465
DWI ANISA L. 07.2017.1.03285
Definisi Kosmetik Halal

Kosmetik halal di Indonesia merupakan kosmetik yang telah


mendapatkan sertifikasi halal dari lembaga resmi seperti LP
POM MUI. Untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, produk
kosmetik halal harus memenuhi standar tertentu yang sudah
ditentukan seperti dibuat dari bahan (bahan baku dan bahan
tambahan) yang halal, proses pembuatan (alat, mesin, tahapan
produksi) yang tidak mengandung unsur haram atau subhat.
Pangsa Pasar Industri
Kosmetik

ditunjukan bahwa pangsa pasar kosmetik


di Indonesia di dominasi oleh produk lokal
yaitu sebesar 87% dengan 350
perusahaan lokal yang memproduksi
kosmetik dibandingkan produk impor yang
hanya sebesar 13%, yang menunjukan
bahwa ketertarikan konsumen terhadap
produk lokal meningkatkan minat beli pada
kosmetik di Indonesia, khususnya
kosmetik lokal
Kosmetik Halal Di
Indonesia

Beberapa brand kosmetik lokal halal


● Wardah Cosmetics.
● Sariayu.
● Zoya Cosmetics
● L'Oreal
Berdasarkan data,  jumlah pasar di Indonesia yang
menggiurkan yakni 267 juta jiwa, dengan demografi
populasi wanita mencapai 130 juta jiwa dan sekitar
68 % nya merupakan usia wanita produktif.
Kementerian Perindustrian menargetkan
pertumbuhan industri kosmetik tahunan mencapai

PROSPEK 9%, meningkat dibanding pertumbuhan tahun 2018


sekitar 7,3%.

KOSMETIK
HALAL Kosmetik halal kian diminati oleh pasar dunia.
Pasar kosmetik halal global diproyeksi mencapai
USD54 miliar atau sekitar Rp783 triliun hingga
2022 dan mencapai USD90 miliar atau Rp1.305
triliun (kurs Rp 14.500). Kosmetik halal Indonesia
pun diharapkan bisa meningkat dan mengambil
peluang tersebut.
DEFINISI LOGISTIK
HALAL
Logistik Halal merupakan proses mengelola
pengadaan, pergerakan, penyimpanan dan
penanganan material, ternak dan persediaan
barang setengah jadi baik makanan maupun
bukan makanan bersama dengan informasi
terkait dan aliran dokumentasi melalui
organisasi atau rantai pasok yang patuh
terhadap prinsip-prinsip umum syariah.
Dalam konteks sistem manajemen rantai pasok, proses produk halal mencakup
kegiatan: penyimpanan bahan baku, produksi, pengolahan dan pengemasan,
penyimpanan barang jadi, dan distribusi produk sampai ke konsumen akhir. Proses
produk halal mensyaratkan lokasi, tempat, dan alat pengolahan produk halal wajib
dipisahkan dengan lokasi, tempat, dan alat pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk tidak halal. Aktivitas halal akan
mengendalikan proses halal logistik. Kehalalan suatu produk tidak terlepas dari mana
dan bagaimana suatu produk berasal dan diproses/diproduksi.
Jaminan mampu telusur merupakan salah satu aspek bahwa kehalalan suatu
prosuk dapat ditelusuri termasuk dalam hal ini adalah proses-proses: Penyimpanan
barang di gudang produsen bebas terkontaminasi dan pencampuran barang tidak
jelas. Pengangkutan barang dari gudag produsen ke tempat penimbunan sementara
harus hygiene alat angkutnya. Penyimpanan barang di tempat penimbunan
sementara bebas terkontaminasi antara yang halal dan non halal. Proses-proses lain
yang harus bebas kontaminasi dalam : Packing,marketing dan labeling termasuk
pemisahan container pada saat akan dikapalkan dan proses penanganan di negara
tujuan, dan sebagainya.
Payung Hukum Logistik Halal
UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk
Halal.(JPH)

 
Pasal 1
Produk halal adalah produk yang telah dinyatakan halal
sesuai dengan syariat islam. Proses produk halal adalah
rangkaian kegiatan untuk menjam kehalalan produk Pasal 50
mencakup pengadaan bahan, pengolahan, penyimpanan, Pengawasan JPH dilakukan terhadap lokasi,
pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian tempat,p enyimpanan, pengemasan,
produk. pendistribusian, penjualan, serta penyajian
  antara produk halal dan tidak halal.

Pasal 4
Produk yang masuk, beredar dan
diperdagangkan di wilayah Indonesia
WAJIB bersertifikat halal.
Permasalahan dan Tantangan

Implementasi halal supply Kesulitan mengelola untuk


chain membutuhkan memastikan halal dalam
koordinasi yang lebih proses supply chain karena
panjang dan harus rantai pengolahannya menjadi
dipahami betul oleh pelaku lebih panjang dan kompleks
yang ada dalam proses mulai dari produsen hingga
supply chain konsumen

Banyak produk kosmetik yang


Masih kurangnya ahli logistik diproduksi di luar negeri yang
halal, maka dari itu pelatihan bersifat non-muslim yang
logistik halal penting untuk kemudian masuk ke Indonesia
karyawan yang terlibat dalam namun status halal dan logistik
penanganan produk halal halal menjadi atau belum pasti
halal
HALAL SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT
ASPEK PENTING
DALAM HALAL SUPPLY
CHAIN MANAGEMENT
Sumber Daya
Asset Khusus Manusia

Kunci utama terletak Merupakan


pada pemisahan antara penggerak
produk halal dan komponen lain,
non-halal selama perlu diadakan
Informasi
distribusi, aset pelatihan untuk
Dukungan Teknologi
berebeda dari pengembangan SDM
Pemerintah yang
transportasi,
pergudangan atau menghubungkan
Dibuktikan dengan
Kelengkapam informasi HRM dan rantai
adanya pendirian peralatan
teknologi sangat penting pasokam halal
sertifikasi halal,
dalam menunjang rantai
insentif bisnis halal,
pasokan, meningkatkan
mempromosikan
kinerja rantai pasokan,
bisnis halal, mendanai
penguat efisiens dan
penelitian terkait, dll.
pasokan yang lebih besar.
ASPEK PENTING
DALAM HALAL SUPPLY
CHAIN MANAGEMENT
Halal
Sertifikasi Halal Traceability

Merupakan bukti berupa Berisi informasi


logo yang menyatakan mengenai proses
bahwa produk tersebut dan prosedur,
mematuhi pembuatan halal misalnya asal dan
dan memberikan jaminan jenis bahan baku,
Collaborative
kepada konsumen aman sistem produksi,
Relationship
untuk dikonsumsi oleh prosedur pembuatan
muslim dan metode
Penting dilakukan untuk
pengolahan
merencanakan dan
melaksanakan operasi
rantai pasokan dengan
keberhasilan yang lebih
besar dibanding bertindak
secara terpisah atau
individual.
Indonesia adalah negara dengan persentase jumlah penduduk muslim
terbesar di dunia, sekitar 12,5% dari populasi dunia atau sebanyak 88%
dari sekitar 267 juta penduduk Indonesia. Hal ini akan meningkatkan
kebutuhan pasar yang halal di Indonesia. Pasar tersebut tidak lagi
hanya berbicara dalam konteks pangan, melainkan juga sebuah gaya
hidup. Menurut Antonius (2016), konsumen di dunia saat ini

PROSPEK menginginkan kosmetik hingga produk farmasi yang bersertifikasi


halal, bukan hanya makanan.

LOGISTIK
HALAL Berdasarkan survei Thomson Reuters tahun 2015, permintaan
terhadap makanan, kosmetik, farmasi terbilang sangat tinggi. Bahkan
diprediksi tahun 2019 pasar makanan halal menjadi US$ 2,537 miliar,
pasar kosmetik halal akan bernilai US$ 73 miliar, dan kebutuhan
farmasi halal sebesar US$ 103 miliar. Melihat fenomena seperti ini,
sektor logistik dan supply chain produk tentu harus menerapkan pula
aspek halal pada industrinya
Jika melihatkondisi geografis Indonesia dan
penyebaran penduduknya, halal hub port
adalahsalah satu fasilitas penting dalam
implementasi halal supply chaindi Indonesia. Halal
hub portakan menjadikanproses-proses yang

LANGKAH diperlukan dalam implementasi halal


supplychainefektif dan efisien(Setijadi, 2016).

AWAL
PENERAPAN Dalam rangka mewujudkan halal hub porttersebut, pada tanggal 2

LOGISTIK Agustus 2016 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC denganPT


Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) telah menandatangani
MoU atau nota kesepahaman bersama tentang penyusunan kajian
HALAL DI kerjasama pembangunan dan pengoperasian area logistik halal
terintegrasi di kawasan JIEP. Kesepakatan ini bertujuan untuk
INDONESIA menyiapkan segala sesuatu yang berhubungand engan
internasional halal hub di kawasan JIEP. Halal hub merupakan
daerah transit untuk produk-produk yang berasal dari negara-negara
non-muslim, dengan tujuan ke negara-negara muslim seperti
Indonesia.
Supply Chain
Managemen Halal
Produk Kosmetik

untuk pemeliharaan integrasi makanan halal, sebuah


rantai pasok halal dibutuhkan dan untuk menjaga
integrasinya, kebijakan halal perlu diaplikasikan pada rantai
pasok (Mohammadian & Hajipour, 2015).
Sebuah definisi lengkap dari kebijakan rantai pasok
halal dijelaskan sebagai berikut: “kemampuan organisasi
melindungi integrasi halal pada supply chain; cakupan
sertifikasi halal; level konsumen atau jaminan konsumen
(perjanjian); dan metode assurance (mekanisme kontrol;
aspek luar seperti badan pengawas halal, petugas inpeksi dan
penilaian halal)”
Supply Chain
Managemen Halal
Produk Kosmetik

Pada cakupan rantai pasok kosmetik, terdapat batasan


pembelajaran khususnya di arena halal. Kebutuhan
dasaruntuk produk kosmetik halal, berdasarkan pada hukum
islam (syariah), harus dipenuhi oleh industri kosmetik halal
pada semua tahapan rantai pasok kosmetik termasuk
penerimaan, persiapan, proses, penyimpanan, dan
pengemasan, pelabelan, kontrol, pemindahan, pengangkutan
dan distribusi. konsep dari manajemen yang efektif pada
produksi produk kosmetik halal membutuhkan tiga aktivitas
pendukung termasuk perencanaan kualitas Quality Assurance
, kontrol kualitas dan pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai