Anda di halaman 1dari 44

SISTEM JAMINAN

PRODUK HALAL (SJPH)

Dr. Imelda Fajriati, M.Si


Halal Center UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Landasan Hukum
• UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
• PP No. 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk
Halal
• PMA No. 26/2019 tentang Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal
• Keputusan Menteri Agama No. 748 Tahun 2021 tentang Jenis Produk Yang
Wajib Bersertifikat Halal
• Keputusan Menteri Agama No. 1360 tentang Bahan Yang Dikecualikan Dari
Kewajiban Bersertifikat Halal
• Keputusan Kepala BPJPH No. 57 Tahun 2021 tentang Kriteria Sistem
Jaminan Produk Halal
Apa Itu SJPH?

Penjelasan Pasal 65 PP No. 39 Tahun 2021

Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) adalah suatu sistem yang


terintegrasi, disusun, diterapkan dan dipelihara untuk mengatur bahan,
proses produksi halal, produk, sumber daya dan prosedur dalam
rangka menjaga kesinambungan PPH
Aturan Peralihan PP No 39 Tahun 2021
Pasal 169 huruf h

Diundangkan:
2 Februari 2021
+ 3 tahun =
2 Februari 2024
SJPH Adalah Panduan Untuk
• Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam penetapan fatwa
• Perusahaan yang akan menyusun dan menerapkan SJPH
• Auditor/LPH yang akan melakukan audit terhadap pelaku usaha Sistem Jaminan Produk
• BPJPH untuk melakukan proses sertifikasi Halal (SJPH) harus
• Lembaga pelatihan untuk melakukan kegiatan pelatihan diterapkan oleh pelaku
• Penyelia halal dalam menyusun sistim jaminan produk halal usaha untuk menjaga
konsistensi produksi
• Auditor internal perusahaan untuk melakukan pemantauan SJPH
selama masa
• Pimpinan puncak perusahaan untuk melakukan evaluasi SJPH berlakunya sertifikat
• Pengawas SJPH untuk melakukan pengawasan SJPH halal
• Fasilitator SJPH dalam melakukan fasilitasi SJPH
• Penegak hukum dalam melakukan penegakan hukum
• Pemerintah dalam melakukan kegiatan terkait jaminan produk halal
Persyaratan pada setiap tahapan proses produk halal (dari
bahan, proses, sampai dengan produk akhir) termasuk jasa
penyembelihan, penyediaan bahan, pengolahan,
penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan
penyajian produk, serta penanganannya sesuai syariat Islam.

Persyaratan dan prosedur dalam kegiatan proses produk halal


meliputi komitmen dan tanggung jawab, bahan, proses
produk halal, produk, serta pemantauan dan evaluasi.
RUANG LINGKUP
Berlaku untuk semua kategori produk yang wajib
bersertifikat halal meliputi barang dan/atau jasa.

Diterapkan pada semua kategori pelaku


usahayangdikenakan kewajibansertifikasi halal
sesuai peraturan perundang– undanganbaikuntuk
pelaku usahamikro, kecil, menengah, dan besar
Perlindungan

Keadilan
Azas Sistem
Jaminan Produk Halal Kepastian Hukum
Akuntabilitas dan
transparan

Efektifitas dan efisiensi

Profesionalitas
Nilai tambah dan daya
saing
1. Perlindungan
Asas pelindungan adalah bahwa dalam menyelenggarakan
Azas Sistem JPH bertujuan melindungi masyarakat muslim dari
mengonsumsi dan menggunakan produk tidak halal.
Jaminan Produk Halal
2. Keadilan
Asas keadilan adalah bahwa dalam penyelenggaraan JPH
harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi
setiap warga negara.
3. Kepastian Hukum Akuntabilitas dan trans

Asas kepastian hukum adalah bahwa penyelenggaraan JPH


Azas Sistem bertujuan memberikan kepastian hukum mengenai
kehalalan suatu produk yang dibuktikan dengan Sertifikat Halal.
Jaminan Produk Halal
Akuntabilitas dan Transparansi

Asas akuntabilitas dan transparansi adalah bahwa setiap kegiatan


dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan JPH harus dapat
dipertanggungiawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Profesionalitas
Asas profesionalitas adalah bahwa penyelenggaraan JPH
dilakukan dengan mengutamakan keahlian yang
Azas Sistem berdasarkan kompetensi dan kode etik.

Jaminan Produk Halal Efektifitas dan Efisiensi

Asas efektivitas dan efisiensi adatah bahwa penyelenggaraan


JpH dilakukan dengan berorientasi pada tujuan yang tepat
guna dan berdaya guna serta meminimalisasi penggunaan
sumber daya yang dilakukan dengan cara cepat, sederhana,
dan biaya ringan atau terjangkau,

Nilai tambah dan daya saing


Nilai tambah dan daya saing adalah bahwa penyelenggaxaan
JpH dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi produk
Indonesia sehingga memiliki daya saing.
Komitmen dan
Pemantauan dan
Tanggung Jawab
Evaluasi

KRITERIA
SISTEM
JAMINAN
PRODUK Bahan
HALAL
Produk

Proses Produk
Halal (PPH)
KOMITMEN DAN
TANGGUNG JAWAB
Komitmen dan Tanggung Jawab Pelaku
Usaha
Pembinaan SDM
Pembinaan SDM (lanjutan)
Pengertian Bahan
(Bedasarkan Ketetapan Ka BPJPH No. 57 Tahun 2021)

Bahan merupakan unsur yang digunakan


untuk membuat atau menghasilkan produk
yang dipersyaratkan dalam SJPH
Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses produk halal terdiri atas:
1. Bahan baku
Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk di mana bahan sepenuhnya terlihat dalam
produk jadi (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang)
2. Bahan olahan
Bahan hasil proses pengolahan dengan cara atau metode tertentu
3. Bahan tambahan
Bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil dengan
tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya simpan
serta dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.
4. Bahan penolong
Bahan bahan yang diperlukan untuk proses produksi, tetapi hanya dimanfaatkan untuk
meningkatkan efisiensi saja. Bahan penolong juga diartikan sebagai bahan, tidak termasuk
peralatan, yang lazimnya tidak dikonsumsi sebagai pangan.
Ketentuan Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses produk halal berasal dari:
1. Hewan
Bahan yang berasal dari hewan pada dasarnya halal, kecuali yang diharamkan menurut syariat, meliputi
bangkai, darah, babi, dan/atau hewan yang disembelih tidak sesuai dengan syariat.
2. Tumbuhan
Bahan yang berasal dari tumbuhan pada dasarnya halal, kecuali yang memabukkan dan/atau
membahayakan kesehatan bagi orang yang mengonsumsinya.
3. Mikroba dan/atau bahan yang dihasilkan melalui proses kimiawi, proses biologi, atau proses
rekayasa genetik.
Bahan yang berasal dari mikroba dan bahan yang dihasilkan melalui proses kimiawi, proses biologi, atau
proses rekayasa genetik diharamkan jika proses pertumbuhan dan/atau pembuatannya tercampur,
terkandung, dan/atau terkontaminasi dengan bahan yang diharamkan.
4. Sintetik Kimia dan Mineral
Bahan yang merupakan senyawa kimia murni dan/atau mineral pada dasarnya halal, kecuali dalam
proses produksinya menggunakan bahan yang haram.
Beberapa contoh bahan nabati yang mungkin menjadi
kritis kehalalannya

• Tepung terigu dapat diperkaya dengan berbagai bahan tambahan pangan dan atau
bahan penolong proses, antara lain vitamin C, L-Sistein atau enzim Amilase yang bisa
diragukan kehalalan.
• Vitamin C dapat diisolasi dari berbagai jenis buah-buahan, antara lain dari buah jeruk.
Namun vitamin C ini tidak stabil, produsen vitamin C dalam proses produksinya sering
menambahkan gelatin yang dapat diragukan kehalalannya, seperti gelatin dari tulang
atau kulit hewan haram atau dari hewan halal tetapi proses penyembelihannya tidak
sesuai syariat Islam.
• Lesitin kedelai yang dalam proses isolasinya menggunakan enzim fosfolipase yang berasal
dari hewan haram atau hewan halal yang tidak disembelih sesuai syariat Islam
• dan sebagainya
Contoh jenis Khamr dan/atau turunannya yang digunakan
untuk membuat makanan
Rhum (rum) Mirin
Rhum adalah minuman beralkohol Mirin adalah minuman beralkohol
yang merupakan produk berwarna kuning, berasa manis
mikrobial ataupun sintetik kimia mengandung gula sebanyak 40- 50%
yang tidak boleh (haram) dan alkohol sekitar 14%. Mirin adalah
digunakan untuk pembuatan bumbu dapur untuk masakan Jepang
yang diolah dengan cara merebus
makanan. Contoh makanan yang dengan kecap asin dan dashi. Contoh
sering ditambahkan rhum adalah masakan Jepang yang menggunakan
kue sus, black forest cake, dll. mirin adalah: shabu-shabu, sukiyaki,
kuah tempura.
Contoh jenis Khamr dan/atau turunannya yang
digunakan untuk membuat makanan (Lanjutan)
Angciu Brewer yeast
Haungjiu, arak merah, (red wine atau Yeast (ragi) ini merupakan hasil
saus sari tape). Angciu adalah samping industri bir. Brewer yeast
penyedap masakan yang terbuat dari digunakan di industri pangan,
tape ketan hitam yang difermentasi. khususnya untuk membuat perisa
Angciu biasanya ditambahkan pada (flavour) sebagai perisa daging-
masakan Cina, Korea, Jepang, nasi dagingan dan dapat ditambahkan
atau mie goreng, hidangan tumisan,
cah taoge ikan asin, capjai, gurame
pada pembuatan makanan
asam manis dan steak. seperti sosis, nugget, dan
beberapa snack.
Dokumen Pendukung Bahan
• Dokumen pendukung untuk Bahan yang
digunakan harus valid dan/atau masih
berlaku; dan
• Dokumen pendukung yang berupa Surat
pernyataan fasilitas produksi yang
bebas dari babi (statement of pork free
facility) harus dikeluarkan oleh
produsen, bukan dari
distributor/supplier.
DOKUMEN PENDUKUNG
BAHAN
Jenis dokumen pendukung :
1. Sertifikat Halal : sertifikat halal yang diterbitkan oleh BPJPH atau lembaga lain dan
masih berlaku
2. Sertifikat Halal dapat berlaku pada masa tertentu (misalnya 4 tahun) atau berlaku
per pengepakan (misalnya produk daging dan olahan susu)

Non Sertifikat Halal : spesifikasi, diagram alir, pernyataan, kuesioner, dll


Pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk yang berasal dari hewan
halal dan non hewan halal:
1. Pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk segar asal hewan tidak
halal dipisahkan dari pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk
segar asal hewan halal.
2. Pendistribusian produk olahan asal hewan tidak halal dan Produk olahan
asal nonhewan tidak halal dapat disatukan dengan pendistribusian produk
olahan asal hewan halal dan produk olahan nonhewan halal sepanjang
terjamin tidak terjadi kontaminasi silang dan alat distribusi yang digunakan
bukan untuk mendistribusikan produk segar asal hewan tidak halal, yang
dibuktikan dengan surat pernyataan dari pihak produsen atau distributor.
3. Penjualan dan penyajian produk segar dan olahan asal hewan dan
nonhewan tidak halal dipisahkan dari penjualan dan penyajian produk
segar dan olahan asal hewan dan non hewan halal.
Produk
• Wajib menghasilkan produk dari bahan halal, diproses dengan cara
sesuai syariat Islam, menggunakan peralatan, fasilitas produksi, sistem
pengemasan, penyimpanan, dan distribusi yang tidak terkontaminasi
dengan bahan tidak halal.
• Wajib menjamin produk selama persiapan, pemrosesan, pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutannya dipisahkan secara fisik dari
produk atau materi lain yang tidak halal sesuai dengan syariat Islam.
• Wajib menghasilkan produk atau bahan yang aman untuk dikonsumsi.
Sertifikasi halal tidak dapat dilakukan
terhadap produk dengan:
a. Nama produk yang mengandung nama minuman keras, contoh rootbeer, es
krim rasa rhum raisin, bir 0% alkohol;
b. Nama produk yang mengandung nama babi dan anjing serta turunannya,
seperti babi panggang, babi goreng, beef bacon, hamburger, hotdog;
c. Nama produk yang mengandung nama setan seperti rawon setan, es
pocong, mi ayam kuntilanak;
d. Nama produk yang mengarah kepada hal-hal yang menimbulkan kekufuran
dan kebatilan; dan
e. Nama produk yang mengandung kata-kata yang berkonotasi erotis, vulgar
dan/atau porno.
Catatan:
• Pelaku usaha tidak dapat melakukan sertifikasi halal produk dengan
bentuk produk hewan babi dan anjing. bentuk produk atau label
kemasan yang sifatnya erotis, vulgar dan/atau porno
• Pelaku usaha tidak dapat melakukan sertifikasi halal terhadap
karakteristik/profil sensori produk yang memiliki kecenderungan bau
atau rasa yang mengarah kepada produk haram atau yang telah
dinyatakan haram berdasarkan ketetapan fatwa
Pengemasan dan Pelabelan
• Wajib menggunakan bahan pengemas yang tidak terbuat atau mengandung bahan yang
tidak halal.
• Mengemas produk halal sesuai dengan isinya.
• Produk yang dikemas ulang (repacked) atau diberi label ulang (relabeled) dapat diajukan
untuk sertifikasi dengan syarat produk tersebut memiliki sertifikat halal BPJPH atau
memenuhi syarat:
a. Produk merupakan bahan tidak kritis yang masuk daftar positif (positif list).
b. Produk merupakan bahan tidak kritis yang masuk daftar positif yang diproses
dengan bahan penolong kritis bersertifikat halal
c. Gula dan kismis yang dilengkapi sertifikat halal BPJPH atau sertifikat halal yang
diterbitkan oleh lembaga lain yang telah bekerja sama dengan BPJPH.
Pengemasan dan Pelabelan (Lanjutan)
• Wajib mengemas produk karkas dengan menggunakan kemasan yang
bersih, sehat, tidak berbau, tidak mempengaruhi kualitas dan keamanan
daging.
• Wajib mendesain kemasan, tanda, simbol, logo, nama, dan gambar yang
tidak menyesatkan dan/atau melanggar prinsip syariat Islam.
• Label halal dapat dicantumkan selama proses perpanjangan sertifikat.
• BPJPH menetapkan label halal yang berlaku nasional.
• Label halal paling sedikit memuat:
a. Logo.
b. Nomor sertifikat atau nomor registrasi.
• Logo berisi gambar, tulisan, atau kombinasi gambar dan tulisan.
Catatan:
Wajib mencantumkan label halal
Wajib mencantumkan label halal produk yang telah mendapat
sesuai dengan ketentuan BPJPH sertifikat halal: Wajib mencantumkan label pada
dan memperhatikan peraturan tempat yang mudah dilihat,
• Kemasan produk
perundangan terkait label sesuai dibaca, tidak mudah dihapus,
• Bagian tertentu produk dilepas dan dirusak.
komoditasnya • Tempat tertentu pada produk

Pencantuman label dikecualikan


untuk:
• Produk yang kemasan terlalu kecil Pemberlakuan pencantuman
• Produk yang dikemas secara label halal dibuktikan dengan
langsung di hadapan pembeli dalam dokumen sertifikat halal
jumlah kecil.
• Produk yang dijual dalam bentuk
curah
Identifikasi dan Mampu Telusur
Pelaku usaha wajib memberi
identifikasi produk yang disimpan
Pelaku usaha harus mempunyai
seperti di antaranya tanggal
Pelaku usaha harus menjamin prosedur terdokumentasi untuk
masuk, lokasi penyimpanan, kode
ketertelusuran kehalalan produk; menjamin ketertelusuran
tempat penyimpanan, barcode,
kehalalan produk yang disertifikasi;
tanggal produksi, dan lainya sesuai
ketentuan yang ditetapkan;

Pelaku usaha harus menjamin


bahan dengan kode yang sama Pelaku usaha harus menjamin
mempunyai status halal yang sama ketertelusuran informasi asal
bila menerapkan pengkodena bahan di setiap kegiatan; dan
Bahan;
Terima Kasih
Halal Indonesia untuk Masyarakat Dunia

halal.indonesia bpjphkemenag www.halal.go.id Halal Indonesia-BPJPH Kemenag RI

Anda mungkin juga menyukai