Anda di halaman 1dari 2

Mahasiswa KKN-Kebangsaan Posko 18 Memperkenalkan Kesenian Tari

Saman Aceh Sebagai Bentuk Pertukaran Kekayaan Seni dan Budaya


Penulis : Ayu Fara Umaida
Tanggal :20 Agustus 2021

Teluk Majelis, Jambi - Setiap daerah mempunyai kesenian dan kebudayaan yang
berbeda-beda. Kesenian dan kebudayaan yang lahir pasti memiliki ciri khasnya masing-
masing. Inilah yang menjadikan Indonesia kaya akan seni dan budayanya. Dengan
memperkenalan seni dan budaya ini bisa menjadi batu loncatan agar setiap kesenian dapat
dikenal oleh banyak orang walaupun di berbagai daerah sekalipun di seluruh Indonesia, serta
dapat terus dilestarikan akan keberadaannya.

Perkenalan Tari Saman Aceh pada anak sejak dini di berbagai daerah dinilai dapat
memudahkan mereka mengenal keberagaman budaya sehingga mempermudah mereka untuk
menerima setiap perbedaan yang ada. Itulah sebabnya mengapa mahasiswa posko 18 ingin
memperkenalkan kesenian luar daerah pada anak-anak yang ada di desa Teluk Majelis,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur agar dapat menghargai, memahami, dan mencintai akan
perbedaan kebudayaan di Indonesia.

Kesenian Tari Saman Aceh adalah salah satu tari tradisional asal tanah Gayo, Aceh
yang ditarikan menggunakan lantunan syair-syair Islami. Biasanya tari ini di pentaskan untuk
kepentingan hiburan semata. Tari Saman Aceh tidak hanya dikenal di Indonesia saja bahkan
dunia pun sudah mengakuinya. (UNESCO) telah menetapkan Tari Saman Aceh sebagai
warisan budaya dunia bukan benda (19/11/2011).

Ayu Fara Umaida salah satu peserta KKN Kebangsaan posko 18 asal perguruan
tinggi negeri Institut Seni Budaya Indonesia Aceh, Prodi Seni Tari, telah berhasil mengajak
anak-anak untuk belajar tari tersebut. Mereka begitu antusias dangan rasa ingin tahu yang
amat besar yang mendongkrak diri dan jiwa mereka untuk bisa menarikan tari Saman Aceh
walaupun gerakannya memang terlihat rumit untuk dipelajari. Namun dengan semangat yang
tinggi, anak-anak desa Teluk Majelis terlihat pantang menyerah, mereka tetap berusaha
melatih bakat kesenian mereka agar dapat menarikan tari Saman Aceh dengan sempurna.

“Kami pasti biasa menarikan tari Saman Aceh kak Fara!, celetuk mereka. Tariannya
sangat cantik hingga setiap mata pasti akan terhipnotis dengan gerakan rancaknya.
Bagaimana mungkin hanya anak Aceh yang dapat menarikan tari ini, kami anak-anak jambi
juga pasti bisa menarikannya, yang terpenting kita harus tetap berusaha belajar
menarikannya” kata Amanda, salah seorang penari desa Teluk Majelis. Melihat semangat
usaha mereka yang begitu membara membuat mahasiswa KKN Kebangsaan Ayu Fara
Umaida begitu yakin untuk terus melatih anak-anak desa teluk majelis agar dapat menarikan
tari Saman Aceh sampai puncaknya penampilan nanti pada waktu yang sudah ditentukan.

Dr. Ervan Johan Wicaksana, S.Pd., M.Pd., M.Pd.I dan Mukhsin selaku dosen
pembimbing lapangan mendukung penuh semua kegiatan asalkan bersifat positif dan
bermanfaat untuk melestarikan kesenian yang ada. Mulai dari awal latihan sampai
penampilannya nanti pada hari minggu (22/8/2021). “KKN Kebangsaan memang bersifat
pertukaran budaya, dimana budaya yang ada di daerah masing-masing saling berkolaborasi
dengan budaya yang ada di Jambi, sebenarnya inilah tujuan utama dari KKN Kebangsaan.
Saya sangat senang jika kegiatan pertukaran budaya seperti ini dapat berjalan seperti
semestinya” ujar Dr. Ervan Johan.

Kami selaku mahasiswa KKN Kebangsaan Tahun 2021 posko 18 berharap


walaupun nanti kembali ke daerah masing-masing, kesenian yang telah di ajarkan untuk tetap
dikembangkan dan dilestarikan keberadaannya. Sehingga setiap kesenian dan kebudayaan
tidak hilang ditelan oleh waktu serta dapat dikenang kembali bahwa pernah belajar kesenian
dari Aceh.

Anda mungkin juga menyukai