Abstrak
Ruangguru adalah aplikasi bimbingan belajar online yang menawarkan produk dengan solusi
terlengkap kepada pelajar Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, penggunaan
Ruangguru memiliki pengaruh positif dalam proses pembelajaran. Tetapi ada permasalahan yang
dirasakan oleh pengguna Ruangguru. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis Aplikasi dengan cara
mengidentifikasi, mengategorikan, dan memprioritaskan kebutuhan berdasarkan kepuasan pengguna
Aplikasi Ruangguru sehingga dapat mengurangi permasalahan pengguna sehingga kualitasnya dapat
meningkat. Metode yang digunakan Fuzzy Kano, merupakan teknik pengembangan produk secara
kuantitatif dan obyektif berdasarkan penilaian dari kepuasan pelanggan untuk meningkatkan kualitas
produk. Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling sehingga target minimal respoden
sebesar 97 responden. Hasil dari penelitian ini, terdapat 35 requirement yang didefinisikan sebagai fitur
aplikasi, yaitu : 26 fitur pada proses ruang belajar, 6 fitur pada proses digital bootcamp, 3 fitur pada
proses pembelian. Dari 35 fitur, 12 fitur termasuk ke dalam kategori one-dimensional quality attribute,
7 fitur termasuk kategori attractive quality attribute, dan 16 fitur termasuk ke kategori indifferent quality
attribute. Prioritas paling tinggi yaitu, fitur “Mendapatkan penjelasan jawaban” pada kategori one-
dimensional quality attribute, “Mengerjakan kuis” pada kategori attractive quality attribute, “Melihat
penjelasan tutor (teks)” pada kategori indifferent quality attribute.
Kata kunci: analisis, pengguna, requirement, Fuzzy-Kano, prioritas
Abstract
Ruangguru is application online tutoring that offers products which has the most complete
solutions to problems that students from Indonesia face during their studies which is in the form of an.
Based on the result of the interview and observation, the usage of Ruangguru affects the studying
process in a positive manner. However, there were problems that occurred to the users of Ruangguru.
The goal of this research is to analyze the Ruangguru application with methods concerning identifying,
categorizing, and prioritizing requirements based on user satisfaction to which can decrease the
problems experienced by users that may increase the overall quality of the Ruangguru application. A
Fuzzy Kano method is utilized a quantitative and objective product development technique based on
scores calculated from user satisfaction to raise a quality. This research uses purposive sampling, which
targets a minimum of 97 respondents. The results are then categorized into 35 requirements which
consists of: 26 requirements towards the study location, 6 requirements based on the digital bootcamp
process, 3 requirements based on purchasing process. Out of 35 requirements defined as application
features, 12 features are categorized as one-dimensional, 7 features that fall in the attractive quality
attribute category, and 16 features fall under the indifferent quality attribute category. A priority list
starting from the most important are feature "received explanation of the answer" in the one-
dimensional category, "Finished the quiz" in the attractive quality category, "Viewed the tutor's
explanation (in the form of text)" in the indifferent quality category.
Keywords: analysis, user, requirement, Fuzzy-Kano, priority
2. METODOLOGI
didefinisikan sebagai fitur dikelompokkan Tabel 2. Contoh nilai sikap yang diberikan
berdasarkan proses bisnisnya dan melakukan responden (sesudah normalisasi)
konfirmasi pada pihak ruangguru mengenai S SS N T TS
instrument penelitian, yaitu requirement. fungsional 0,53 0,27 0,20 0 0
Setelah itu, membuat kuesioner Fuzzy disfungsional 0 0 0,30 0,50 0,20
Kano dengan memberikan pertanyaan dengan
dua bagian yaitu, fungsional jika fitur tersebut
ada dan disfungsional jika fitur tersebut tidak Selanjutnya menghitung perkalian nilai
ada. Setiap bagian tersebut terdapat lima pilihan fungsional dan disfungsional yang akan
yaitu, like, must-be, neutral, live-with, dan menghasilkan ordo 5x5. Rumus perkalian
dislike. Sebelum disebarluaskan kuesioner matriks pada Persamaan (1) dan Persamaan (2)
tersebut secara online melalui jotform, perlu merupakan contoh perkalian matriks. Lalu,
adanya pengujian keterbacaan untuk melakukan klasifikasi nilai matriks sesuai
memastikan pernyataan dan pertanyaan yang kategori kano yaitu, M, O, A, I, R, dan Q dari
terdapat pada kuesioner mudah dipahami oleh setiap responden.
seluruh responden. Menurut Kouame (2010), 𝑸
𝑹
𝑨 𝑨
𝑰 𝑰
𝑨 𝑶
𝑰 𝑴
ketepatan pada tingkat keterbacaan dari [ 𝐒 𝐇 𝐍 𝐓 𝐓𝐒 ]𝑻 𝒇𝒖𝒏𝒈𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍 ∗ [ 𝐒 𝐇 𝐍 𝐓 𝐓𝐒 ]𝒅𝒊𝒔𝒇𝒖𝒏𝒈𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍 = ||𝑹 𝑰 𝑰 𝑰 𝑴|| (1)
𝑹 𝑰 𝑰 𝑰 𝑴
𝑹 𝑹 𝑹 𝑹 𝑸
dokumen dapat mengurangi tingkat frustasi yang
0 0 0,16 0,27 0,1
tinggi bagi responden. Menurut Nur (2018), uji 0 0 0,08 0,13 0,05
[ 0,53 0,27 0,2 0 0 ]𝑇 ∗ [ 0 0 0,3 0,5 0,2 ] = ||0 0 0,06 0,1 0,04|| (2)
keterbacaan penelitian dapat dilakukan sebanyak 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
satu kali iterasi terhadap lima orang yang sesuai
dengan kriteria responden. Peneliti menentukan Selanjutnya, melakukan Defuzzikasi
sampel yang digunakan ialah purposive untuk menentukan hasil akhir nilai kategori
sampling karena target sampel yang terdefinisi. dengan menggunakan α-cut atau alpha-cut. Pada
Target jumlah responden dalam umumnya α-cut yang digunakan sama dengan
penelitian ini sebesar 97 dengan menggunakan 0,4 (Lee & Huang, 2009). Diketahui n adalah
rumus Lemeshow. Kriteria responden adalah nilai anggota, jika nilai anggota kurang dari 0,4
siswa/i SMP dan SMA di Jabodetabek dan (n < 0,4) maka dinormalisasi menjadi 0 dan
pengguna yang berlangganan Ruangguru. sebaliknya, nilai anggota lebih dari sama dengan
0,4 (n ≥ 0,4) maka dinormalisasi menjadi 1.
Tahap selanjutnya, yaitu analisis data. Proses defuzzikasi pada Tabel 3. Pada kategori
Terdapat dua proses yang akan dilakukan yaitu M bernilai 0,09 pada kolom sebelum
mengategorikan dan memprioritas fitur. Dalam didefuzzikasi. Nilai M kurang dari 0,4, maka
proses mengategorikan fitur, dibutuhkan hasil dinormalisasi menjadi 0 pada kolom setelah
penilaian dari responden. Peneliti melakukan didefuzzikasi.
rekapitulasi nilai dari responden untuk
memudahkan menghitung nilai fungsional dan Tabel 3. Defuzzikasi
disfungsional pada setiap fitur. Hasil penilaian sebelum didefuzzikasi Setelah didefuzzikasi
fungsional dan disfungsional pada kuesioner
M O A I R Q M O A I R Q
merupakan isi dari rekapitulasi nilai. Setelah itu,
0,09 0,10 0,43 0,37 0 0 0 0 1 0 0 0
melakukan normalisasi untuk mendapatkan
standar penilaian yang merata. Caranya dengan
membagi setiap nilai pada setiap jenis pendapat Langkah terakhir, menentukan kategori
pengguna dengan nilai kondisi yang ditotal pada fitur yaitu dengan menjumlahkan masing-
setiap responden. Pada Tabel 1 dan Tabel 2 masing nilai kategori yang didapat dari
menjelaskan proses normalisasi dengan defuzzikasi. Menurut Lee & Huang (2009),
keterangan S adalah Suka, SS adalah bahwa ketika menentukan kategori fitur dilihat
seharusnya, N adalah netral, T adalah tolerir, dan dari membership degree atau jumlah yang
TS adalah tidak suka. terbesar. Jika terdapat dua kategori memiliki
Tabel 1. Contoh nilai sikap yang diberikan nilai yang sama, maka perlu menggunakan teori
responden (sebelum normalisasi) urutan prioritas yaitu M > O > A > I (Lee &
Huang, 2009).
S SS N T TS
fungsional 8 4 3 0 0 Proses kedua, melakukan prioritas fitur.
disfungsional 0 0 3 5 2 Pertama yang dilakukan adalah mengetahui
persepsi pengguna terhadap fitur yang telah
sistem e-learning dalam struktur dan desain kepuasan sebesar 0,46 dan disgust atau
platform e-learning. Di dalam Metadata terdapat ketidakpuasan pengguna sebesar -0,45 dan
evaluasi pembelajaran yang disebut dengan test menghasilkan range sebesar 0,91.
atau kuis yang diadakan pada awal atau akhir
setiap pembahasan (Snae & Brueckner, 2007). Tabel 6. Peringkat fitur kategori indifferent
Aplikasi Ruangguru telah menerapkan fitur Peringkat
No.
Fitur Delight Disgust Range
tersebut berdasarkan observasi peneliti. Hal ini fitur
Melihat
menunjukkan fitur “mengerjakan kuis” telah 1 27 penjelasan 0,46 -0,45 0,91
tutor (teks)
memenuhi kepuasan pengguna dan jika fitur
2 9 Melihat Rapor 0,47 -0,44 0,91
tidak ada maka pengguna akan menerimanya.
Mengganti
Indifferent Quality Attribute merupakan 3 30
kurikulum
0,38 -0,52 0,90
ada atau tidak elemen tersebut tidak akan 4 20
Melihat alur
0,47 -0,41 0,89
pembelajaran
mempengaruhi kepuasan pengguna (Lee & Memilih
5 18 0,54 -0,32 0,86
Huang, 2009). 16 fitur termasuk kategori ini tingkatan soal
Melihat
yang berarti 16 fitur bila ada maupun tidak, maka 6 21 struktur topik 0,50 -0,36 0,85
tidak akan berpengaruh dengan kepuasan pembelajaran
Menjawab
pelanggan. 7 29 pertanyaan 0,52 -0,32 0,84
Fitur “mengganti kurikulum” dan (teks)
Menjawab
“memilih tingkatan soal” berasal dari 8 28 pertanyaan 0,51 -0,28 0,78
(video)
wawancara dengan pengguna. Hasil studi Mendapatkan
literatur menyebutkan pengguna mengetahui 9 23 peringatan Do 0,50 -0,26 0,76
list
alur pembelajaran dan mengetahui struktur topik Membuat
yang menjadi fitur dalam penelitian ini yaitu, 10 16 filter mata 0,49 -0,25 0,74
pelajaran
“melihat struktur topik pembelajaran” dan Melihat
11 33 0,42 -0,29 0,71
“melihat alur pembelajaran” (Ardito, C., testimoni
Memilih
Costabile, M. F., Lanzilotti, R. & Marsico, M. 12 13
kualitas video
0,44 -0,22 0,67