Anda di halaman 1dari 20

CATATAN BLOK KEDOKTERAN TROPIS MINGGU 1

HELMINTH USUS (dr. Dianawaty)

 Ascaris Lumbricoides (Cacing Gelang)


Hospes : Manusia
Habitat : Usus Halus
Penyakit : Askariasis
Cacing Dewasa : Cacing jantan ujungnya melengkung, cacing betina lurus
Kuning kecoklatan, memiliki 3 bibir (melekat pada dinging mukosa usus)
Fase Telur :
- Telur dibuahi : 3 lapis (albuminous, hialin, vitalin)
- Telur tidak dibuahi : 2 lapis (albuminoid, hialin)
- Telur dekortikasi : tidak ada albuminoid, hialin paling luar
- Telur infektif : berisi larva
Gejala : dyspnea, demam >40 derajat celcius, batuk, sputum berdarah, urtikaria,
edema, eritem, mudah lelah, gangguan pencernaan, diare, muntah, cacing dewasa
yang keluar dr mulut/hidung
Pemeriksaan Fisis : Malnutrisi
Pemeriksaan Lab : Eosinofilia, foto toraks infiltrat. Lakukan direct smear
Terapi : Mebendazol 500 mg, Albendazol 400 mg
Prognosis : baik

 Trichuris Trichiura (Cacing Cambuk)


Hospes : Manusia
Habitat : Usus besar terutama sekum
Penyakit : Trikuriasis
- Cacing dewasa → 3/5 anterior cambuk, 2/5 posterior alat reproduksi
- Telur : Oval, seperti tempayan, ada kutub (mucoid plugs)

Gejala : ringan → tanpa gejala/ringan, berat → prolaps


rektum, anemia Pemeriksaan Lab : direct semar, telur dalam tinja
Terapi : Mebendazol, Albendazol
Prognosis : Baik
 Necator Americanus, Ancylostoma Duodenale (Cacing
Tambang) Habitat : Usus 12 jari
- Necator : bentuk huruf S, mulut 1 pasang benda kitin
- Ancylostoma : bentuk huruf C, mulut 2 pasang gigi sama
besar Telur : dinding tipis, bening, seperti berkelompok
Larva Rhabditiform : mulut terbuka
Larva Filariform : mulut tertutup, menembus kulit kaki
Gejala :

- Larva : ground itch, paru : pneumonitis, bronchitis


- Cacing dewasa : ringan → tanpa gejala
Terapi : Albendazol 400 mg, piraniel pamoat, mebendazol, oksaniel pamoat
Prognosis : Baik

 Strongyloides Stercoralis (Cacing Benang)


Cacing dewasa : bentuk parasiter pada cacing betina
Larva rhabditiform : mulut terbuka
Larva filariform : mulut tertutup, infektif, ekor ujung bercabang 2
Gejala :
- Larva : creeping eruption, bercak merah berkelok
Diagnosis : pemeriksaan tinja
Terapi : Thiabenzaol 125 mg, Albendazol 400 mg, Mebendazol 500 mg

 Oxyuris Vermicularis/Enterobius Vermicularis (Cacing


Kremi) Habitat : sekum
Penyakit : Oxyuriasis/enterobiasis
Seperti parutan kelapa
Telur : satu sisi datar, satu sisi cembung (telur
asimetris) Tidak masuk STH (karna siklus hidup tidak
lewat tanah) Telur di perianal → gatal, bisa ke
vagina → vaginitis
Pemeriksaan : anal swab (pagi sebelum mandi dan BAB), bisa juga direct smear
Terapi : Albendazol
 Taenia Saginata (Cacing Pita Sapi)
Hospes definitif : manusia
Hospes perantara : sapi dan
kerbau Habitat : usus halus
Penyakit : taeniasis
Cacing dewasa → kayak tisu toilet/pita
Terdiri dari 3 bagian : kepala, leher, badan (imature, mature,
gravida) Telur → garis radier. Isis heksakan embrio (embrio
dengan 6 kait-kait) Larva → sistiserkus bovis, bentuk persegi
panjang

 Taenia Solium (Cacing Pita


Babi) Hospes definitif : manusia
Hospes perantara : babi dan
manusia Dewasa → usus
halus
Larva → otak, otot, mata, hati
Bentuk segi empat
Terapi : Prazikuantel, niclosamide, albendazol

PLASMODIUM, LEISHMANIA, TRIPANOSOMA (Prof. Syafruddin)

 Plasmodium
Penyebab malaria : plasmodium vivax, plasmodium ovale, plasmodium falciparum,
plasmodium malariae
- Plasmodium falciparum : ada didalam sel darah merah. Yang bentuk
cincin → titik kromatin. Bentuk pisang → gametosit. Trofozoit dan
schizont jarang karna bersembunyi dalam pembuluh darah
- Plasmodium vivax : SDM yang terinfeksi bentuknya lebih besar. Trofozoit
bergerak (ameboid). Schizont, gametosit (oval) ada sisa-sisa eritrosit. Semua
stadium bisa dilihat pada ADT
- Plasmodium ovale : agak mirip vivax. SDM yang terinfeksi tidak terlalu
besar →
cincin permata. Trofozoit kompak, gametosit yang akan diambil nyamuk
- Plasmodium malariae : tidak ada pembesaran SDM, trofozoit typical band form.
- Plasmodium knowlesi : awalnya hanya didapat di monyet, lama kelamaan
manusia juga kena.
Siklus hidup plasmodium : gametosit jantan dan betina masuk ke dalam
mulut nyamuk → gametogenesis → matang → zigot → oosit
(10 hari berkembang) → sporozoit → masuk ke sel hati (9-14 hari) →
schizont → merozoit → serang SDM → terus terus (2 hari)
Gejala awal malaria : anemia, sakit kepala, malaise, fatigue, nausea, muntah. Kalau
masih di hati tidak bergejala, bergejala kalau sudah di eritrosit. Penularan butuh
waktu 2-3 minggu.
Fase inkubasi → sampai timbul gejala
Gejala → butuh waktu yang lama
Gejala klinis : demam akut → intermitten 48-72 jam, tendency relaps dan
k am b u h.

Plasmodium vivax dan ovale → bulan/tahun menetap dalam tubuh


Penyebab kematian malaria : gagal ginjal, anemia berat, gagal multiorgan, shock,
malaria cerebral
Diagnosis malaria : blood smear malaria (gold standar), PCR

 Tripanosoma
Di luar sel darah merah
Chaga’s disease → trypanosoma cruzi

 Leishmania
Lalat pasir
Membuat lesi
Tukak lambung → bisa sembuh sendiri
Diagnosis : aspirasi bonemarrow, aspirasi splenic
Diagnosis imunologis : Ag dan Ab, ELISA

PRAKTIKUM PLASMODIUM (dr. Yenni Yusuf)

 Falciparum : eritrosit tidak membesar (normal), gametosit bentuk pisang,


umum ditemukan bentuk cincin dan gamet
 Vivax : eritrosit lebih besar daripada yang tidak terinfeksi, seperti memeluk sel sel
di sekitarnya. Trofozoit ameboid (tidak beraturan), schizonts terbentuk beberapa
merozoit (agak banyak), gametosit oval
 Ovale : fimbriated (agak bergerigi), oval, ada schuffner’s dot (bintik-bintik), merozoit
lebih sedikit dalam schizonts, eritrosit normal, gametosit oval
 Malariae : normal/lebih kecil dari eritrosit normal, trofozoit kompak/bentuk pita,
schizont paling sedikit merozoit, bentuk seperti bunga, gametosit eritrosit lebih
kecil
 Knowlesi : di primata, akhir-akhir ini ditemukan juga di manusia,
mirip falciparum/malariae
Lihat ukuran dan bentuk eritrosit :
- Membesar : vivax, ovale
- Seperti memeluk sel di sekitarnya : vivax
- Oval/fimbria : ovale
- Tidak membesar : falciparum, malariae
- Mengecil : malariae
-
Bentuk trofozoit :
- Cincin halus/headphone/accole/jumlah > 1 dalam eritrosit : falciparum
- Amoeboid : vivax
- Cincin padat, tidak halus : ovale
Ciri lain
- Schuffner’s dot : vivax
- Band form, rossette form : malariae
- Sausage form : falciparum (gamet)

ARTHROPODA (dr. Isra Wahid)


3 syarat parasit :
- Kehilangan fungsi vital, mencari fungsi tersebut di host
- Menjadi dewasa dan berco-evolusi jika melewati host definitif
- Baru bisa menjadi dewasa dan melanjutkan siklus jika masuk ke host definitif
dalam bentuk infektif
Ectoparasite :
Jadi host karena : membutuhkan host untuk makan/bisa transmit agen parasit (sebagai
vektor)
Karakterisik : badan bersegmen (ektoskeleton), di permukaan host.
Klasifikasi :
- Crustacea : sungai, air
- Myriapoda : lembab
- Arachnida : darat
- Insecta : serangga (terbang)

 Crustacea
Kepala + thoraks → cephalothorac, 3 pasang kaki
Ordo :
- Mikroskopik (copepoda) : cyclops, kutu air
- Makroskopik (decapoda) : udang, lobster, kepiting. Bawa cacing daun. 5 kaki
 Myriapoda
Banyak segmen, memanjang, 1 pasang/lebih kaki di tiap segmen
Ordo menurut kakinya :
- Besar (centipede) : lipan, kelabang (beracun)
- Kecil (milipede) : kaki seribu (bawa cacing pita)
 Arachnida
Sebagian besar beracun/menyengat, 4 pasang kaki
Ordo :
- Scopionida : kalajengking
- Aranea : laba-laba
- Acarina : caplak, tungau
 Insecta
Kepala toraks abdomen, 3 pasang kaki

Arthropoda sebagai vektor :


Kuman dipindahkan ke orang sehat. Binatang → hospes perantara (pasif),
artropoda →
vektor (aktif) : pindahkan langsung lewat gigitan
Arthropoda sebagai parasit :
Nyamuk, lalat hitam, lalat pasir, kutu, kutukudis. Yang mengganggu → kutubusuk,
kutu kepala, semut, lalat (ada yg bisa isap darah). Ada yang beracun → laba-
laba, lebah

Patogen yang bisa dibawa :


- Virus : DBD, cikungunya, sicca
- Bakteri : diare, bakteri, jamur
- Parasit : plasmodium, tripanosoma, leishmania
-
Penularan oleh nyamuk :
Saluran ludah yang dipakai menularkan penyakit
Masa inkubasi intrinsik (masih diawal) →
dalam hati

Jenis nyamuk :
- Anopheles (malaria) : menungging
- Aedes (DBD) : bintik putih di kaki dan punggung
- Mansonia (kaki gajah) : bintik kuning emas
- Toxoshynchites : besar, 5 kali lipat nyamuk lain, warna-warni terang metalik
- Culex (nyamuk rumah) : tidak punya ciri khusus
Jentik anopheles rata, jentik nyamuk lain menungging (kebalikan dengan nyamuk dewasa).
Nyamuk jantan lebih lebat bulu antena, nyamuk betina tipis.

 Lalat hitam (simulium sp)


Bawa cacing filaria (filariasis), bungkuk, mata jelas, jentiknya hanya ada di air
mengalir yang bersih
 Culicoides
Sayap bintik, sebarkan cacing nematoda
 Kutubusuk (cimex lectularis)
Betina lebih gemuk (ada hitam-hitam tempat sperma), jantan ujungnya seperti
menonjol
 Kutu binatang
Bawa cacing pita, ada rambut menebal di mulut dan kepala (kalau dua dua
kucing dan anjing, kalau satu saja rhoden. Kalau tidak ada → rhoden tapi
bisa pindah di manusia
 Kutu manusia
Badan, kepala,
pubis
 Lalat pasar (agas)
Di daerah lembab, isap darah, menularkan virus dan bakteri, lebih berbulu badannya
dan lebih kecil dari nyamuk

PRAKTIKUM ARTHROPODA (dr. Isra Wahid)

 Cyclops
Hanya terdiri atas abdomen + cephalothorax, ada antena dan kaki-kaki
halusm tinggal di air → kutu air
 Myriapoda
Tempat lembab
- Centipede (besar) → ruas tidak terlalu banyak, 1 pasang kaki per
ruas,ada tanduk
- Milipede (kecil) → 2 pasang kaki per ruas, kaki seribu
 Arachnida
Tinggal di darat, 4 pasang kaki, abdomen jelas
- Scorpionida (kalajengking) : capit di kepala bukan kaki. Stinger beracun
- Acari : ixodoidea (caplak anjing)
- Laba-laba : 4-8 mata
- Acari : ticks → mengisap darah, mites → kecil, susah dilihat. Kutu
debu
 Nyamuk
15 hari siklus hidup (dari telur-nyamuk)
- Armigeres : di kebun coklat, perut bintik-bintik putih
- Coquilettida : warna kuning seluruh tubuh
 Telur nyamuk
- Anopheles : ada pelampungnya biar tidak tenggelam
- Aedes : menempel di dinding wadah
- Mansonia : kayak bunga matahari
- Culex : bertumpuk-tumpuk
 Nyamuk dewasa
- Anopheles : betina → bulu pendek, pulpy panjang, jantan → bulu
panjang, pulpy panjang
 Lalat
- Simulium : hitam, membungkuk, mengisap darah. Larva untuk tentukan polusi air
- Chironomidae : mirip nyamuk
- Tabanidae : hitam, sayap bening → tabanus. Strep kuning, sayap bulat
coklat →
chrysops. Coklat bintik → haematopota. Semua mengisap darah
- Lalat tserse : bawa penyakit tidur
 Kutu busuk
Jantan → genital daw, betina → receptaculum seminalis
 Kutu binatang
Prothorasic comb (di kepala), genal comb (di mulut) → jika ada dua dua :
anjing dan kucing. Jika hanya satu : rodhen (tikus). Genal comb 1 dan 2 sama
panjang : kutu anjing, kalo tidak sama panjang : kutu kucing
 Kutu manusia
- Kutu pubis : lebar
- Kutu badan : lebih kecil
- Kutu kepala : lebih besar

HELMITH JARINGAN (dr. St. Wahyuni)

 Helminth pada sistem limfatik (nematoda)


Penyebab : wuchereria bancrofty, brugia malayi, brugia timory
Penyakit : limfatik filariasis/kaki gajah
Host definif : wuchereria bancrofty → manusia, brugia timory →
manusia, brugia malayi → manusia, macaca, kucing, kerbau
Host intermediet : nyamuk betina (77 spesies)
Terkena infeksi : kalau digigit nyamuk yang membawa parasitnya. Nyamuk betina butuh
darah untuk produksi telur.
Masuk lewat kulit → hidup di kelenjar limfatik, bisa beranak
Wuchereria dewasa dalam 7 bulan, brugia dewasa dalam 3,5 bulan. Bisa hidup paling lama
15 tahun. Bisa ke paru-paru, hati, lien.
Cacing dewasa : hidup di kelenjar limfa. Mengeluarkan sampah metabolik →
pyrogen eksogen. Bisa sebabkan limfadenitis/limfangitis. Imun respon yang kuat →
pembentukan jaringan ikat → obstruksi → edema (karena cairan limfatik tidak
kembali ke jantung kanan)

elephantiasis.
Immatur : microfilia
- Stadium 1 : orang yang hipersensitif → occult filariasis (batuk,
sesak, batuk darah, demam, eosinofill meningkat)
- Stadium 2 : thorax mosquito
- Stadium 3 : kelenjar saliva, jadi infektif
Gejala : kebanyakan tidak ada
- Akut : limfadenitis, demam, malaise, occult filariasis
- Kronik
Obstruksi di limfonodus inguinal : elephantiasis dan hidrokel, edema labia
mayora, edema extremitas bawah (dibawah lutut)
Obtruksi di limfonodus axillaris : edema mamma, edema extremitas bawah
(dibawah lutut)
Laboratorium
Cacing dewasa :
- Biopsi (tidak efektif)
- USG paling sering (bancroftian filariasis)
Microfilaria :
- Apusan darah dgn pewarnaan giemsa, saat microfilaria sedang
beredar Antigen : PCR/serologi
Antibodi : serologi
Terapi : DEC 6 mg/kgBB
Pencegahan : hindari nyamuk

 Helminth pada vena (schistosoma)


Spesies :
- Schistosoma mansoni
- Schistosoma japonicum
- Schistosoma haematobium
- Schistosoma mekongi
- Schistosoma intercalatum
Penyakit : bilharziasis, shictosomiasis
Host :
- definitif → manusia dan hewan
- intermediet → keong
biomphalaria sp (s.
Mansoni)
bulinus sp (s. Haematobium, s. Intercalatum)
oncomelania sp (s. Japonicum)
Siklus hidup :
Cercaria → schistosomula (di darah) → cacing dewasa → telur
→ miracidium (mencari keong yang sesuai di air) → sporocyst 1 →
sporocyst 2 → cercaria (infektif)
Life stage :
- Cercaria : memasuki kulit
- Schistosomula : didalam sirkulasi. Bisa membuat demam, nausea, vomit, dll
- Cacing dewasa : hidup di vena mesenteric/vena vesicalis. Mengambil nutrisi
dari darah. Produksi pyrogen exogen (inflamasi)
- Telur : migrasi ke hati → membuat kerusakan di hati →
fibrosis → hipertensi portal
Gejala klinis :
- Prepatent : saat cercaria masuk ke kulit-matang. Demam, malaise, sakit kepala,
limfadenopati, eosinofilia, inflamasi hati
- Akut : saat cacing dewasa produksi telur. Nausea, vomit, diare, disuri, hematuri
- Kronik : atrofi hepar, hipertensi portal, hidronefrosis
Laborarorium :
- Stool examination (mansoni/japonicum)
- Urine examination (haematobium)
- Darah rutin
- Deteksi antibodi
Terapi :
- Praziquntle : semua spesies
- Oxamniquine : mansoni
- Metrifonate : haematobium

 Helmith pada paru (paragonimus spp)


Penyakit : paragonimiasis, oriental lung
flukes Organ yang terkena : paru-paru
Host definitif : manusia/binatang (babi, anjing, dll)
Host intermediet : keong/kepiting/udang
Life stage :
- Metacercaria : didalam kepiting (infektif). Masuk ke duodenum, menembus
dinding abdomen dan diafragma ke paru, menjadi dewasa. Bisa mencapai
otak dan otot. Bisa bertahan 20 tahun dalam tubuh manusia
- Dewasa : hidup di paru. Sebabkan inflamasi paru, kerusakan paru →
demam, batuk
- Telur : ditemukan di sputum/feses
- Dari infeksi sampai berkembang biak : 65-90 hari
Gejala klinis :
- Riwayat makan kepiting/cray fish
- Akut (invasi dan migrasi) : diare, abdominal pain, demam, batuk,
urtikaria, hepatosplenomegali, pulmonary abnormalities, eosinofilia
- Kronik (pulmonary manifestations) : batuk, hemoptysis, kelainan pada chest
radiographic
Laboratorium : eosinofilia
Terapi : prazikuantel 25 mg/kg 3x1

 Helminth larva migrant (toxocara spp)


- Toxocara cati (kucing)
- Toxocara canis (anjing)
Penyakit : toxocariasis
Host definitif : anjing dan kucing
Host intermediet : manusia
Rute infeksi :
- Menelan telur infektif
- Konsumsi inang yang kurang matang
- Biasanya pada anak dan petani
- Hanya stage larva yang muncul di jaringan
- Cacing dewasa tidak matang di usus
- Paling sering di liver, otak, paru-paru
- Clinical presentations : visceral larva migrant (VLM), ocular larva migrant
(OLM), neural larva migrant (NLM)
Gejala klinis :
- VLM : larva menyerang banyak jaringan (liver, jantung, paru-paru, otak, otot).
Demam, anorexia, weight loss, batuk, wheezing, rashes, hepatosplenomegali,
hypereosinofilia
- OLM : larva hasilkan lesi opthal. Biasanya misdiagnosa dengan retinoblastoma.
Pada anak anak besar/dewasa muda
- NLM : jarang, bisa sebabkan eosinophilic meningoencephalitis.
Diagnosis : stool examination
Terapi : antiparasitic, albendazole/mebendazole

 Helminth pada otot (trichinella spp)


- T. Spiralis
- T. Pseudospiralis
- S. Nativa
- T. Nelsoni
- T. Britovi
- T. Papuae
- T. Zimbabwensis
Penyakit : trichinellosis
Predileksi : otot
Proses menelan daging kurang matang yang mengandung larva berkista (kecuali
pseudospiralis, papuae yang tidak berkista)
Gajala klinik :
- Riwayat makanan mentah/kurang matang
- Infeksi ringan : asimptomatik
- Larva migrasi ke jaringan otot (seminggu setelah infeksi) : periorbital,
facial edema, konjungtivitasm demam, myalgia, splinter hemorrhages,
rashes, eosinofilia
- Occasional : myocarditis, pneumonitis
- Larva berkista di otot : myalgia dan kelemahan
Laboratorium : total WBC meningkat, eosnofilia tinggi, biopsi : larva berkista/tidak berkista,
ELISA
Terapi : thiabendazole/mebendazole. Hindari daging undercooked

 Helminth pada hepar (trematoda)


Fasciola hepatica →
fascioliosis Fasciola gigantica
→ fasciolopsiasis
Host definitif : domba, kambing, kerbau, dll
Host intermediet : keong, selada air
Host incidental : manusia
Rute transmisi → konsumsi selada air mentah yang mengandung
metacercaria (infektif)
Gejala klinis :
- Akut : karna migrasi cacing imatur melalui parenkim hati. Abdominal
pain, hepatomegali, demam, vomit, diare, urtikaria, eosinofilia
- Kronik : karena cacing dewasa di bile duct
Laboratorium : stool examination, deteksi antibodi, tes darah (eosinofilia)
Terapi : praziquantel
Pencegahan : hanya makan selada air organik
 Helminth pada cutaneus (ancylostoma)
Parasit : ancylostoma braziliense cacing tambang kucing), a. Canicum (cacing
tambang anjing)
Host definitif : ancylostoma braziliense (Kucing), a. Caninum (anjing)
Host incidentil : manusia
Tempat predileksi : kulit yang kontak dengan tanah
Manifestasi patologik karna larva filariform yang masuk ke
kulit
Gejala klinis :

- Creeping eruption
Terapi :
- Lokal : thiabendazol
- Sistemik : albendazol/ivermectin
Creeping eruption :
- Diameter 1-2 mm
- Permukaan kering
- Itching terutama di malam hari
- Bisa bertahan beberapa minggu

 Heminth pada subcutaneous (onchocerca volvulus)


Penyakit : onchocerciasis, ochocercosis, river
blindness Host definitif : manusia
Host intermediet : simulium (lalat hitam)
Tempat predileksi :
- Dewasa : subkutan
- Microfilaria : darah/urin, invasi mata → river
blindness Manifestasi klinis :
- Nodul subkutan (onchocerca volvulus dewasa)
- Skin rash, itching, kehilangan elastisitas kulit, pigmentasi kulit
- Microfilaria bisa ke jaringan okular
- Microfilaria hidup : susah melihat pd kornea
- Microfilaria mati : lesi inflamasi yang meninggalkan scar
Gejala pada mata :
Fotofobia, lakrimasi, blefarospasme, hyperemia, dll
Laboratorium :
Darah rutin → eosinofilia. Dewasa : biopsi nodul. Mikrofilaria :
skin snips Terapi : ivermectin utk cacing dewasa. DEC, doxycycline utk
wolbachia
 Helminth pada mata (loa-loa)
Penyakit : loasis/african eye worm
Host definitif : manusia
Host intermediet : chrysops
Cacing dewasa :
- Bisa dilihat dengan mata
- Putih/krem transparan
- Jantan : 30-34 mm panjang, 0.35-0,43 mm diameter
- Betina : 40-70 mm panjang. 0,5 mm diameter
- Betina produksi microfilaria
Microfilaria :
- Ditemukan di cairan spinal, urin, sputum
- Bisa ditemukan jg di darah perifer
- Bisa jg ditemukan di paru-paru dalam fase non sirkulasi
Gejala klinis :
- Fase inkubasi : demam ringan, paresthesiam pruritus, urtikaria
- Gejala awal : calabar swelling, terlihat cacing di
konjungtiva Diagosis : Darah rutin (eosinofilia)
Manajemen : keluarkan cacing dari mata, treatment DEC, hindari lalat chrysops

VIRUS TROPIS (dr. Rizalinda Sjahril)

 Dengue Virus
Transmisi → butuh vektor (nyamuk), tidak mudah hidup di daerah
ekstrim Arbovirus ; ditularkan oleh artropoda
Kasus klinis → demam (dengue fever) →
self limitting DHF (hemoragik), DGS (shock syndrome)
Vaksin → sampai sekarang belum ada, tidak
efektif Transmisi → dimediasi nyamuk (aedes
aegypti)
Virus masuk ke saluran cerna nyamuk. Infeksi awal : demam ringan
→ lama kelamaan akan terbentuk antibodi.
Famili : flaviviridae (kuning)
Siklus hidup : punya reseptor (protein di permukaan
sel) Genom → NS1 (proses replikasi di awal)
Faktor determining : host factors, virulensi virus, antibody depending enhance (ADE)
→ virus bisa masuk lebih cepat. Tubuh langsung buat antibodi stereotip yang
pertama kalau berikatan dengan reseptor → virus lebih mudah masuk ke
dalam sel
Tes laboratorium : isolasi virus (sel culture), tes nucleid acid (PCR), konfirmasi
dengan immunoflouresence, deteksi antigen → protein N51, serologi
hemmaglutinasi inhibisi
Hari ke 2-12 : Ig-M
Hari ke 6-12 : Ig-G (tambah tinggi)

 Human Immunodeficiency Virus (HIV)


Dipindahkan dari orang ke orang melalui cairan, darah, atau kontak seksual (mukosa
yang tidak intak)
Yang palinh banyak : HIV-1
Virus dibungkus dengan lipid (tonjolan glikoprotein)
Diagnosis lab :
Batasan deteksi : 12 minggu → didapatkan antiviral profilaksis pasca pajanan, ada
juga yang lambat responnya
Batas aman : 12 minggu tidak ada
antibodi Antigen → cepat, diperiksan
dalam 22-28 hari
Untuk memastikan → western blotting (deteksi protein virus dengan enzim-enzim).
HIV masuk ke dalam sel → punya 2 reseptor (GP41, GP120)

 Polyomielitis Akut
Vaksin sudah ada
Famili : picornaviridae
Deteksi → kultur sel, ELISA →
agglutinasi Pencegahan → vaksin polio

BAKTERI TROPIS (dr. Yuniaty)

 Staphylococcus aureus (PIODERMA)


- Bakteri gram positif (ungu), non-motil, non-spora, diameter +- 1 mikrometer, sel
bentuk sferism berkelompok seperti anggur.
- Kultur → koloni kekuningan, fakultatif anaerob, suhu terbaik 37 derajat
celcius.
- Struktur antigen → peptidoglikan, protein A
- Enzim → katalase (+ pada staphylococcus), koagulase (fibrinogen jadi
fibrin), hialurinodase, staphylokinase
- Toksin → hemolisin, panton valentine leukocidin, toksin eksfoliatif,
toksin syndrom syok toksik, enterotoksin
- Klinis : folikulitis, furunkel, karbunkel, impetigo
- Uji lab : spesimen (apusan nanah, aspirasi abses), apusan (coccus gram +),
kultur (blood agar) inkubasi 18 jam
- Tes koagulase + → ada penggumpalan

 Streptococcus pyogenes (PIODERMA)


- Coccus berantai, gram +
- Punya protein M1T1R
- Punya fili untuk perlekatan pada host
- Kultur → lisis hemoglobin (betahemolitik)
- Katalase –
- Hasilkan asam
- Antigen → protein M, substansi P & T
- Enzim : streptokinase (lisis protein)
- Toksin : eksotoksin pyogenik (demam scarlet)
- Infeksi pada kulit
- Lab : spesimen, serum, apusan, kultur
- Terapi : penisilin per oral 250-500 mh 2x1 10 hari

 Clostridium tetani (TETANUS)


- Basil gram +, keunguan
- Punya kapsul, bisa hidup tanpa 02
- Ada flagel, bisa bentuk spora
- Kultur : blood agar
- Punya indol
- Faktor virulensi : tetanospastrin (hambat pelepasan inhibitor), tetanolysin,
neurotoksin
- Klinis : inkubasi lama (6-12 hari), belum timbul gejala. Masa pemulihan 2 bulan
- Lab : spesimen (ambil jaringan nekrotik dari luka yang dalam)
- Terapi : suportif, debridement dan perawatan luka
- Pencegahan : imunisas ; aktif dan pasif utk cegah perburukan

 Corynebacterium Diphteriae (DIFTERI)


- Gram +
- Blood agar → koloni kecil, granuler, putih kekuningan
- Difteri → droplet → tembus di membran mukosa tenggorokan
(berdiam diri).
Punya pseudomembran (dari nekrosis epitel), pembesaran kel. Limfa
- Klinis : nyeri tenggorokan, demam, obstruksi sel napas
- Lab : swab dacron, uji toksigenitas (PCR, ELISA)
- Terapi : penisilin dan eritromisin
 Salmonella typhi (TIFOID)
- Basil gram -, punya flagel, non kapsul, non spora
- Transmisi feco-oral/oral-oral
- Kultur, biokim reaction (katalase +)
- Klinis : inkubasi 7-14 hari. Nyeri kepala, demam, diare, anoreksia
- Lab : darah, feses, urin. Serodiagnosis : ELISA, widal
- Terapi : kloramphenikol

 Mycobacterium leprae (LEPRA)


- Basil tahan asam, kadang gram +
- Ambil serum di cuping telinga
- Berkumpul → globus (seperti bola-bola)
- Bisa hidup lama di tanah, tahan 30 menit pada paparan UV
- Transmisi → sekresi nasal orang yang terinfeksi
- Klinis : lesi makular, hipopigmentasi, hipostesi
- Lab : kerokan kulit, biopsi kulit telinga, tes lepramin >1000 basil lepra
- Terapi : lesi kulit tunggal (single dose drug), lesi pausibasiler (dapson
dan rifampicin 6 bulan), multibasiler (dapson, clofamizin, rifampicin 1
tahun)

 Mycobacterium Tuberculosis (TB KULIT)


- Bakteri tahan asam, non kapsul
- Mati di 60 derajat, sputum bertahan 2-3 jam
- Pewarnaan tahan asam → ziel-nelshen
- Fluorosens → batang berwarna kehijauan
- Kultur : lowerstein-jensen
- Klinis : muncul diarea kulit, dekat kelenjar limfe, bisa kena pada bibir,
mukosa mulut
- Tb miliaris akut : diarea lipatan/persendian
- Penunjang : tuberkulin skin tst, histopatologi, pewarnaan BTA
- Lab : kultur, serologi, PCR
- Terapi : OAT 6 bulan

LEPTOSPIRA (Prof. Dr. Mochammad Hatta)


Penyebab penyakit leptospirosis/weil’s syndrome
Nama-namanya : weil’s disease, hemorrhagic jaundice, infectious jaundice, penyakit
yellows, seven day fever, field fever, mud fever, swamp fever, marsh fever, stuttgart
disease, fort bragg fever, swineherds disease, cane cutters disease, rice field workers
disease, mouse fever, dll.
Bentuk spiral.
Gejala : kalau berat → weil’s syndrome (jaundice, oligouria/anuria), disertai
gejala
meningitis, hemoragik pd paru-paru. Dalam keadaan ringan : mirip flu.
Sign & symptoms : demam, malaise, sakit kepala, leher tegang, menggigil, sakit-sakit pada
otot, sakit perut, sakit pada persendian, anorexia, mual muntah, diare
Gejala lanjut : oligouria/anuria, jaundice, hemoragik, pendarahan konjungtiva, skin rash,
fotofobia, batuk, aritmia, hipotensi, mental confusion, psikosis, delirium
DD : influenza, DBD, hanta-virus, virus lain yg sebabkan hemoragik, rickettsiosis, borrelosis,
brucellosis, malaria, pyelonephritis, aseptic meningitis, keracunan kimia, keracunan
makanan, dll

Kelompok beresiko :
- Petani
- Pekerja sawah
- Pekerja selokan
- Nelayan
- Orang yang hidup di dataran
- Orang yang kecelakaan
Faktor resiko :
- Hidup bersama hewan (kucing/anjing)
- Kebersihan buruk
- Sosial ekonomi rendah
- Lingkungan
lembab Pemeriksaan Lab :
- Kultur, MAT, ELISA
- Kultur : pertumbuhan lambat → lambat ditangani
- MAT, ELISA sensitifitas tergantung penyakit
- Microscopy (mikroskop lapangan gelap
- LeptoTek lateral flow assay
- LeptoTek Dri Dot

FLU BURUNG (Prof. Dr. Mochammad Hatta)


Influenza virus : 3 tipe → A, B, C. Tipe B dan C telah diisolasi dari
manusia Karakteristik : orthomyxovirus, pelomorphic, ssRNA
Diagnosis :
- Akut : virus influenza segera diisolasi dari spesimen sal. Pernapasa, sprti swab
nasofaring dan tenggorokan
- Rapid diagnosis : direct immunofluoresense dan deteksi immunoenzyme
- Virus isolasi : kultur memungkinkan analisis genetik dan antigenik
- Deteksi protein virus : satu jam tes
- Deteksi asam nuklet virus diikuti PCR (metode sangat sensitif)
- Serologis diagnosis : 4 kali lipat peningkatan kadar antibodi spesifik lebih dr
2 minggu
Flu burung → infeksi virus influenza A
subtipe H5N1 Penyebaran melalui traktus
respiratorius
Gejala : demam, batu, sakit tenggorokan
Diagnosis :
- Rapid influenza diagnostic test
- PCR

RABIES (Prof. Dr. Mochammad Hatta)


Rabdoviridae, double strain RNA
Pencegahan : observasi 10 hari, lihat apakah ada gejala rabies
Vaksin rabies : virus yang di inaktifkan

MIKOSIS SUPERFISIALIS, SUBKUTAN, DAN SISTEMIK (Prof. Dr. Mochammad Hatta)


Mikosis : superficial, intermediate, profunda
2 sifat khas : keratinofilik, afinititas pada hospes
tertentu Indonesia → 6 spesies yg sering
Morfologi dermatofitosis khas : kelainan berbatas tegas, polimorfik, tepi lebih aktif, disertai
rasa gatal. Pria lebih sering gatal karna struktur anatominya. Klasifikasi dermatofitosis
didasarkan pada lokalisasi kelainan kulit
Diagnosis : anamnesis, gambaran klinis, sediaan langsung + KOH 10%, wood’s light (kapitis,
kruris, eritrasma, p.versicolor), biakan pada agar sabouraud → spesies
penyebabnya
Pengobatan : sistemik → griseofulvin 10-25 mg/kgbb max 1g/hari, lokal →
salap whitfield, salap asam lemak tidak jenuh, tolnaftat
Pengobatan lokal : derivat imidasol → mikonasil, ekonasol, klotrimasol,
isokonasol

Tinea Kapitis
3 bentuk : grey patch ringworm, kerion (celsi), black dot ringworm
Tinea Barbae :
2 bentuk : superfisial dan profunda

Tinea Unguium :
3 bentuk : subungual distalis, leuconychia trichophyta, subungual proksimalis

Tinea Kruris :
Penyebab L trichophyton sp, E. Floccosum

Tinea Korporis :
Lonjong, pinggir lebih aktif, batas tegas

Tinea Pedis :

Penyebab E. Floccosum, diantara jari tangan 4-5


3 bentuk : interdigitalis, hiperkeratotik, sub akut

Pthiriasis Versicolor/Panu
Penyebab pityosporum orbiculare, predileksi badan, kadang ada rasa gatal kalau berkeringat

Kandidiasis
Penyebab utama candida albicans, kadang spesies lain
Bisa dikulit, kuku, sal pencernaan, dll
Diagnosis : gambaran klinis, sediaan langsung + KOH/giemsa, biakan utk liat spesies
penyebab.

Anda mungkin juga menyukai