Anda di halaman 1dari 14

YOU CAN DO IT ICHAA !!!!!!

1
LABORATORIUM PARASITOLOGI

Parasitologi ilmu yang mempelajari tentang parasite, inangnya dan hubungan antar keduanya
Parasit organisme kelompok hewan yang dapat bertahan hidupnya dengan membutuhkan makluk
hidup lain sebagai sumber makanan dan sumber kehidupan yang bersifat parasitisme.
Endoparasit Parasite yang hidup di dalam jaringan, ex : cacing dan protozoa
Ektoparasit Parasite yang hidup di luar tubuh inangnya, ex : caplak, pinjal, kutu, tungau, nyamuk, lalat
Hospes Hewan tempat parasite memperoleh kebutuhan hidup
Host defenitif Hospes tempat parasite hidup berkembang dan melakukan reproduksi seksual
Host infektif Hospes tempat parasite hidup/tumbuh menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada
Host intermediet manusia atau tempat berkembangnya stadium muda (larva)
Hos perantara
Hospes reservoir Hewan2 yang mengandung parasite yang merupakan sumber infeksi bagi hewan lain
Hospes paratenik Hewan yang mengandung stadium infektif parasite tanpa menjadi dewasa lalu ditularkan ke
hewan lain dan menjadi dewasa disana
Vector Organisme yang membawa atau memindahkan parasite dari satu hewan ke hewan yang lain
Vector biologis (menumpang dan berkembangbiak) Parasite yang tumbuh dan berkembang di dalam tubuh
vector
Vektor mekanik (menumpang) Hewan pengangkut dimana parasite yang ada di dalam tubuh vector tersebut
tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan
Masa prepaten Kurun waktu antara masuknya stadium infeksi ke dalam induk semang hingga terdeteksinya
keberadaan parasite dalam induk semang (adanya telur dalam tinja/terlihatnya gejala klinis)
Masa paten Kurun waktu antara tercapainya kedewasaan seksual sampai parasit tidak terdeteksi lagi dalam
tubuh induk semang

NEMATODA (CACING GILIG)


Ciri-ciri :
Bentuk bulat (silindris) memanjang, Tubuh ditutupi kurtikula berasal dari hypodermis untuk respirasi, Tidak bersegmen,
Non hemaprodit
Spesies :
1. Babi (Ascaris suum, Hyosrongilus rubidus)
2. Anjing & kucing (Toxocara canis, T.cati, Filaroides osteri, Tleonina, dipilirium caninum)
3. Kuda (Stronngylus equinis, S.edentatus (satu2nya yg punya gigi)), S.pulgaris, strongiloides sp.)
4. Ruminansia ( Hemoncus contortus, Bunastomum sp.)
5. Unggas (ascaridia galli dan bunustoman sp.)
6. Rhabditis (satu2nya yang punya alae di bagian anterior)

Jantan : kecil, organ (testes, vas deferen, duktus ejakulatori, spikula, gubernakulum, kloaka),
ujung posterior seperti sayap / ngembang / tumpul
Betina : besar, organ (ovarium, oviduc, uterus, vagina, vulva (1/3 anterior)), ujung posterior runcing

Siklus Hidup
Langsung : melalui oral, anal, penetrasi kulit, trans mamaria (menyusui)
Telur -- L1 -- L2-- L3 (infektif) -- L4 – HD -- Dewasa.
Spesies :
1. Ascaris : Telur -- L1-L2-L3 → saluran pencernaan -- menembus barier usus -- masuk ke vena porta, vena cava
inferior dan menuju ke hati dan parenkima hati → pembuluh darah dan jantung -- pulmo melalui arteri pulmonalis
→ merusak trachea – epiglotis → terjadinya batuk larva akan tertelan kembali masuk ke saluran pencernaan →
menuju organ target usus menjadi L4 (cacing muda) - L5 (cacing dewasa).
2. Haemonchus: Telur -- L1-L2-L3 (larva infektif) -- L3 ke rumput dan ditelan kambing → abomasum (OP)
berkembang menjadi L4 → Larva L4 kemudian berganti kulit dan berkembang menjadi bentuk dewasa L5 (kurun
waktu 3 minggu) duri yang terdapat pada bagian anterior akan penetrasi ke dalam abomasum permukaan mukosa
abomasum sehingga mendapatkan nutrisi dari darah yang berasal dari pembuluh darah di mukosa.
3. Ancylostoma caninum: Telur → L1-L2-L3 → masuk ke induk semang (manusia) melalui penetrasi kulit → menuju
ke pembuluh darah →Jantung menuju ke paru-paru melalui arteri pulmonalis →menuju ke trakea→epiglotis→lalu
akan tertelan kembali menuju ke saluran pencernaan→menuju ke organ predileksi mukosa usus halus→menjadi L4
dan lalu menjadi L5.
Anjing OPnya usus halus dan darah

Tidak langsung : vektor


Mikrofiria-- L1--L2--L3 (infektif)-- L4-- HD-- Dewasa
Spesies :
1. Dirofillaria immitis : nyamuk menghisap darah anjing yang + dirofilaria – di nyamuk berkembang menjadi
mikrofilaria – ditularkan ke anjing negative – pembuluh darah menuju dewasa (L123) – dan dewasa di OP
jantung (anjing) dan paru2 (manusia)
TREMATODA
Ciri khas :
pipih seperti daun, memiliki segmen, memiliki batil isap, bersifat hemaprodit
Sub kelas :
1. Apidogastria (ekto & endo parasit) : pada moluska, pisces, reptil
Ciri khusus : Opisaptor / organ pelekat tidak berduri yg memenuhi seluruh tubuh ventralnya
2. Monogenea (ekto parasit) : pada ikan
Ciri khusus : 1-3 batil isap bagian depan (prohabtor) mengintari mulut, 1 batil isap bagian ventral (opishaptor)
3. Digenea (endo parasit) : hewan vertebrata
Pipih seperti daun/lonjong (ex: Paramhistomum sp.) Panjang 0,2-130 mm
Permukaan tubuh berbentuk integumen memiliki duri Oesophagus bersambung dengan usus (garpu terbalik)
Kelamin : Hemaprodit, kecuali Shistosomatidae
Enkistasi : pembentukan kista dan tripozoid
Ekistasi : pengeluaran tripozoid dari kista
Jantan : testis, vas eferen, vas deferen, kantung sirus, sirus
Betina : ovarium tidak berpasangan, oviduct, reseptaculum seminis, vitelaria, ootyp, uterus

Siklus hidup
Telur -- Mirasidium -- HI masuk ketubuh siput (sporokista-- redia-- serkaria) -- keluar dari tubuh siput --
Metaserkaria (infektif) -- Dewasa.
Spesies
Spesies Fase infektif HD HI Predileksi
Fasciola gigantica Metaserkaria Ruminansia, Lymnea rubiginosa Hati
manusia
Scistosoma japanicus serkaria Ruminansia, Oncomelaria sp. p.darah
manusia
Euritrema pankreatikum metaserkaria ruminansia HI1 bradybaena similiaris Pancreas
(keong)
HI2 Belalang
(conocephalicus masculatus)

Fasciola gigantica : telur – mirasidium (ada silia untuk berenang) – masuk ke keong – sporokista – redia – serkaria
(keluar HI sudah punya ekor) – metaserkaria (stadium infektif di tumbuhan air) – cacing muda – masuk ruminan –
duodenum – pengeluaran kista – menuju hati (cacing dewasa) – keluar
Schistosoma japanicum : telur – mirasidium – sporokista – redia – serkaria – masuk ke manusia (lewat kaki yg tidak
beralas) dan mamalia (minum air terkontaminasi) – cacing muda sirkulasi ke p.darah – migrasi ke jantung dan paru
menuju cacing dewasa – masuk ke vena porta di hati (OP) dan menjadi cacing dewasa – berkembang – masuk ke
usus lewat vena mesenterika – fases

Macam - macam Fases (v.mesenterika) Urin (v.plesus VU) Ukuran/ciri khas


Schistosoma japonicum 0 0 Kecil
S.mansoni 0 Besar berkait
S.haematobium 0 0 Kecil

Euritrema pankreatikum : telur – mirasidium (ada silia untuk berenang) – sporokista anak dan induk – serkaria –
ditelan belalang – metaserkaria (di dalam belalang) – ditelan ruminansia – masuk melalui duodenum – masuk lewat
ductus (interpalatus, interlobularis, interlobaris dan pankreativa) – masuk ke pancreas – masuk ke duodenum
CESTODA
Ciri khas :
Cacing pita, bersifat parasit, tidak memiliki usus, endoparasit, punya integument dan bersegmen, hermaprodit
Cacing (usus vertebrae) dan parasite (jaringan vertebrae)
Sub kelas :
1. Cestodaria: berbentuk sederhana, mirip trematoda tanpa skolex (kepala), bersegmen berisi kelamin jantan &
betina), larva menetas dari telur memiliki 10 duri, parasit ikan dan penyu
2. Eucestodia: bersegmen-segmen, tidak memiliki intestinum, memiliki skoleks, larva menetas pada telur
memiliki 6 duri,

Kelamin : Hemaprodit
Jantan : testis, kantong sirus, sirus
Betina : uterus, vagina, vitelaria, ootyp, reseptabulum seminis
Siklus hidup
Telur – HI – Oncorfer -- Otot (daging yg dimakan) -- Dewasa
 Cara perkawinan :
- metameri : pada 1 segmen
- antar segmen dalam 1 cacing
- antar cacing lain namun dengan spesies sama
 4 bentuk infektif : sisti serkus (vertebrata), sistiserkoid (invertebrata), coenurus hidatid, pleuro serkoid
Spesies
Eucestodia
Spesies HI Infektif HD
Taenia saginata Sapi Sistiserkus Manusia
T. multiceps Kambing,domba,kelinci Coenurus Kucing, anjing
Dipilirium caninum Pinjal sistiserkoid Domba,kambing
M. exspansa Tugau tanah sistiserkoid Domba, kambing

Cestodaria
Spesies HI Infektif HD
Difilarium latum Copepoda pleuroserkoid Manusia

Siklus hidup
Hymenolepis nana
Langsung : Telur ( infektif ) → mengontaminasi makanan → masuk ke saluran pencernaan (usus) → larva Onkosfer
→ Sisitiserkoid (vili usus), ada kolum dan skoleks → Cacing muda → Cacing dewasa ( alat reproduksi sempurna ) →
Proglotid Gravid
Tidak langsung : telur (infektif) – menginfeksi kumbang dan pinjal – masuk ke pencernaaan K&P – di usus menjadi
sistiserkoid – dimakan tikus dan dimakan manusia (kutu beras) – berkembang dan keluar

Taenia saginata
Telur – di lingkungan – termkaan HI (sapi) – masuk ke pencernaan – menetas menjadu oskosfer – larva sistiserkus –
menuju jaringan otot – manusia (HD) terinfeksi pada daging mentah – menuju usus – cacing muda – cacing dewasa –
membentuk proglottid dan kawin

Taenia multiceps
Pada hewan : telur – termakan kelinci (HI) – masuk ke pencernaaan – menetas menjadi oskosfer – masuk ke jaringan
– HI dimakan HD (anjing) – masuk ke pencernaan – usus – cacing muda – dewasa – bisa penetrasi ke mata otak
syaraf
Pada manusia : telur – termakan – masuk kepencernaan – oskosfer – berubah menjadi coenurus – penetrasi ke otak
dan syaraf – coenurus tidak bisa dewasa karena tidak ada HD

Diphylidium caninum
Telur – termakan pinjal – oskosfer – sistiserkoid – larva – pinjal dewasa – menginfeksi HD melalui anjing yang
menjilati tubuh dan menelan – pncernaan
Pada manusia : menginfeksi anak2 yang sering bermain Bersama anjing dan kucing – sistiserkoid – usus – bertahan di
usus HD – cacing muda - dewasa
PINJAL
Phylum : Artropoda
Class : Insecta
Ordo : shiphonaptera
Genus : Ctenocepholides
Spesies :
- Ctenocephalides canis (pada anjing , dahi tinggi, duri pertama ctedium lebih pendek dengan duri berikutnya)
- Ctenocephalides felis (pada kucing, dahi pendek, duri pertama sama panjang dgn berikutnya)

Ciri-ciri pinjal :
1. Termasuk insecta tidak bersayap dan tubuh pipih bilateral
2. Kaki belakang lebih panjang untuk melompat
3. Panjang 1,5 - 4,0 mm
4. Memiliki kitin (pembentuk segmen) dan kepala terdapat lekuk tempat antena
5. Obdomen beruas-ruas yang mempunyai skleril ( dorsal : tergum, ventral: sternum).
6. Tergum 9 jantan modifikasi membentuk alat penjepit untuk kopulasi

Perbedaan jantan & betina :


- Jantan lebih kecil dari betina
- Antena jantan lebih panjang dari betina
- Ujung posterior jantan seperti tombak & betina bulat
- Betina mempunyai spermatika (penyimpanan sperma), jantan mempunyai aedagagus (penis berkitin)

Siklus hidup sempurna (Holometabola) :


Telur-- Larva-- Nimpa-- Pulpa—Dewasa

Spesies : sternocphalides canis, sternocephalides felis, ecinophaga galinasea


KUTU
Kingdom : Animalia
Phylum : Artropoda
Class : Insecta
Ordo :
- Malophaga (penggigit) : pada unggas, tubuh pipih, tidak punya sayap, mempunyai kepala relatif besar,
bentuk: tumpul, mandibula kuat: untuk menggigit, punya spirakel mesotaksilum di ventral tubuh
- Anoplura (penghisap) : pada mamalia, kepala kecil, antena 5 segmen, spirakulum mesotoraksikum pada dorsal
tubuh, pasangan kaki pertama lebih kecil dari selnajutnya

Pebedaan jantan& betina : posterior berbentuk V pada jantan dan betina bentuk W

Siklus hidup : tidak sempurna :


Telur – Larva – Nimpa – Dewasa

Spesies
- Malophaga (kutu penggigit)
pada unggas : Menepon galliane, Menacanthus stramineus, holomenepon leucoxanthum.
- Spesies anoplura (kutu penghisap)
H.bufali, H.suis, H.tuberculatus.
Caplak (Tungau raksasa)
Phylum : Arthopoda
Sub phylum : Chelicerata Class : Arachnida
Ordo : Acarina
Sub ordo : Metastigma
Family :
- Ixodidae (caplak keras) : mempunyai skutum, Caplak sejati, kapitulumm di anterior
- Argasidae (caplak lunak) : mempunyai aloeskutum, kapitulum di ventral
Ciri – ciri :
1. Hipostoma : gigi melengkung ke atas
2. Berbulu pendek/tidak berbulu, hipostoma bergerigi, badan besar dan tidak transparan
3. Ixodidae : jantan (skutum penuh) dan betina (skutum 1/3 bagian tubuh)
4. Argasidae : jantan (aloeskutm penuh) dan betina (skutum 2/3 bagian tubuh)
5. Caplak betina akan mati setelah caplak bertelur
6. Caplak jantan mati ketina caplak selesai masa kawin

Siklus hidup : tidak sempurna :


Telur – Larva – Nimpa – Dewasa

Spesies : ixodes scapularis, ixodes facificus, ixodes cookei, ixodes ricinus, Haemaphysalis punctata dan Riphicephalus
sanguineus
TUNGAU
Phylum : Arthopoda
Class : Arachnida
Ordo : Acarina
Sub ordo : Trombidiformis
Family : Demodicidae
Genus : demodex, sarcoptes, psoroptes, notoedres, otodectes

Ciri-ciri pinjal :
1. Tubuhnnya ovoid
2. Badan berbulu Panjang, hipostoma tidak bergerigi, badannya kecil, transparan karena tidak berskutum
3. Identifikasi secara mikroskopis
4. Tubuhnya seperti caplak
5. Keempat pasang kaki di dorsal anterior tubuh
Jantan : leg succer pada pasanga kaki 123 atau 124
Betina : leg succer pada pasangan kaki 1 dan 2 saja
Spesies : sarcoptes scabiei , notoedres sp., demodex sp., otodextes ceyeotis

PRETARSI TUNGAU BENTUK TUBUH


Panjang Sarcoptes Bulat
Notoedres Bulat
Panjang bersegmen Psoroptes Oval
Pendek Chorioptes Oval
otodectes Oval

Siklus hidup : tidak sempurna :


Telur – Larva – Nimpa – Nimfa – Dewasa
NYAMUK
Phylum : Arthopoda
Class : insecta
Ordo : Diptera ( 2 sayap)
Family : culicidae
Genus : Anopheles, Culex, Aides, Mansoni

Ciri tubuh :
1. tubuh silindris
2. sepasang sayap bersisik
3. pembeda jantan&betina : palpus maxilaris (jantan : lebat, betina : tidak lebat)
4. abdomen relatif pendek

Genus Telur Larva penyakit


Anopheles Bentuk perahu dg pelampung di kedua Rambut palma disegmen Abdomen Malaria
sisi, satu persatu dpermukaan air Spirakel u/ pernapasan di posterior abdomen
tegral plate pada dorsal abdomen
Aedes Lonjong seperti telur, satu per satu Tidak berambut Cikungunya,
dipermukaan air Rambut sipon 1 kel, pendek gemuk u/ respirasi DBD
Comb scale 1 baris
Culex Lonjong seperti peluru senapan, Tidak berambut phylaria
beroperkulum seperti rakit saling Rambut sipon lebih dari 1 kel, pjg langsing u/ res
melekat Comb scale beberapa baris

Spesies : aides agypti, aides albopictus, anopheles sp.


LALAT
Phylum : Arthopoda
Class : insecta
Subclass : pterygota
Ordo : Diptera ( 2 sayap)
Subordo : nematocera
Family : muscidae
Genus : musca

ciri-ciri :
1. terdapat probosis (penghisap atau tidak) dan antena (identifikasi)
2. tubuh relative silindris
3. sepasang sayap di mesothorax berambut atau bersisik
4. lalat hinggap (gunting/menusuk)

Spesies :
* tabanus sp., musca domestica, timpuna sp.

Perbedaan : betina (sayap seperti guntung) jantan (seperti menusuk)

Siklus hidup
Telur (8-24 jam) – larva (4-7 hari) – pupa (10-20 hari) – dewasa
PROTOZOA
Protozoa : hewan bersel satu yang hidup sendiri atau berkelompok besifat eukariotik (intinya diselubungi membrane)
Sruktur sel :
1. sitoplasma (ektoplasma dan endoplasma)
2. nukleus (membrane inti meliputi serabut inti halus berisi cairan dan kariosom, kromatin dan kariosom sebagai
identifikasi)

Protozoa Vektor Host Ciri khas Penyakit


Haemoproteus Lalat (hipobosca, Unggas Tidak mengubah
culicoides, crysops) bentuk
Leucocytozoon Lalat (culicoides) Unggas & mamalia Bentuk eritrosit
sperti
Telepon, tidak
mengubah erittosit
Plasmodium Nyamuk (aedes, Unggas, mamalia, man Seperti terong, malaria
culex, anopheles Usia granul kasar
Anaplasma (sentalis Caplak (bopilus sp. Mamalia (kambing Seperti titik anaplasmosis
& marginalis) Hyloma sp., domba, kerbau sapi)
Dermacentor,
riphichepalus)
Babesia Caplak (bopilus sp. Mamalia besar Seperti buah pir Babesiasis,
Hyloma sp.) (kambing sapi) piroplasmosis,
rekuarter disease,
demam texas, penyakit
kemih merah
Teleria Caplak (demasentor, Sapi, domba, kuda, Titik dan koma Teleriasis,
ripicephalus ) kambing eastcost fever
Tripanosoma Lalat ( tabanus sp. Plasma Kuda, sapi, Spetolele Penyakit sura
Dan stomoxys) satli, domba, babi
Giardia Mamalia Seperti burung Giardiasis
hantu

Eimeria Mamalia Seperti cocydiosis


telur
Balantidium Memiliki silia & balantidiosis

Anda mungkin juga menyukai