Anda di halaman 1dari 62

Filum Platyhelminthes

Platy = pipih
Helminthes = cacing
Platyhelminthes = cacing pipih
Filum Platyhelminthes dibedakan menjadi 3 kelas:
1.
Kelas Turbelaria (cacing berbulu getar)
2.
Kelas Trematoda (cacing hisap)
3.
Kelas Cestoda (cacing pita)

Ciri-ciri Platyhelminthes

Lebih maju di bandingkan Porifera dan


Coelenterata.
Lapisan tubuh Triploblastik acoelomata
Ukuran tubuh mikroskopis hingga 20 m.
Tubuh simetri bilateral, pipih dan paling
sederhana diantara hewan simetri bilateral.
Tidak memiliki sistem sirkulasi
Respirasi: dengan permukaan tubuh
Ekskresi: dengan sel api / nefridium
Reproduksi: aseksual, seksual - hermaprodit.
Habitat : air tawar, laut, tempat lembab,
dalam tubuh hewan lain (parasit)

Kelas Turbelaria
contoh: cacing Planaria
Ciri-ciri cacing Planaria:
Permukaan tubuh
bersilia, sebagai alat
gerak
Bentuk kepala segitiga
Memiliki sepasang bintik
mata yang peka terhadap
cahaya
panjang tubuh 5 50 mm
Habitat: air tawar yang
jernih, tidak tercemar

Lanjutan ciri-ciri cacing Planaria

Sistem saraf sederhana: sepasang ganglion otak


dan sepasang saraf tepi.

Lanjutan ciri-ciri cacing Planaria

Pencernaan terdiri
dari : mulut, faring,
usus gastrovaskuler
(usus berperan sebagai
pencerna sekaligus
pengedar sari
makanan), tidak
memiliki anus.
Usus gastrovaskuler
bercabang 2 ke arah
posterior dan 1 cabang
ke arah anterior.
Mulut dan faring dapat
dijulurkan untuk
menangkap mangsa.

Lanjutan ciri-ciri Planaria

Sistem ekskresi:
menggunakan
protonefridia:
- Saluran ekskresi
- sel api (flame cell)
- protonefridiofor
(pori-pori
pengeluaran) yang
tersebar
dipermukaan tubuh.

Lanjutan ciri-ciri Planaria


Reproduksi Planaria
a. Reproduksi generatif: dengan pembuahan ovum oleh
sperma. Ovarium dan testis terdapat dalam satu
tubuh (hermaprodit).
Melakukan pertukaran sperma/perkawinan silang

Lanjutan reproduksi
Planaria

b. Reproduksi vegetatif:

Pemutusan sebagian tubuh,


dimulai dengan penggentingan.

Membelah/menggenting
tetapi tubuh tetap menempel
membentuk zooid

Lanjutan reproduksi Planaria

Membelah memanjang

Planaria memiliki daya


regenerasi yang tinggi;
bila tubuh dipotong
menjadi 3 bagian dapat
tumbuh menjadi 3
individu baru

Contoh lain dari kelas Tubelaria


- Cacing Bipalium

- Cacing Stenostomum

- Cacing Microstomum

Kelas Trematoda (cacing Hisap)


Yang termasuk anggota kelas Trematoda antara
lain:
1.
Fasciola hepatica (parasit pada hati domba) dan
Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi)
2.
Clonorchis sinensis (parasit pd hati manusia)
3.
Schistosoma (cacing darah) parasit pada darah
manusia

Ciri-ciri cacing Trematoda


1.
2.
3.
4.
5.

6.

Hidup parasit pada manusia dan hewan


Tidak memiliki alat gerak
Permukaan tubuh dilapisi kutikula zat kitin
Memiliki alat hisap yang dilengkapi kait-kait
Reproduksi seksual: hermaprodit,
reproduksi aseksual: Paedogenesis (larva
dapat menghasilkan larva)
Dalam daur hidupnya memerlukan hospes
intermedier (inang perantara)

Fasciola hepatica

Hidup parasit domba, cacing dewasa


terdapat pada hati domba.
Inang perantara (hospes intermedier): siput
air (Lymnea javanica)
Siklus hidup: Cacing dewasa telur
mirasidium (larva I) sporocyste redia
(larva II) sekaria (larva III) cyste cacing
dewasa
Dalam tubuh siput berbentuk: sporocyste,
redia, serkaria

Siklus hidup Fasciola


hepatica

Sklus hidup Fasciola hepatika

Chlonorchis sinensis (cacing hati


manusia)
-

Cacing dewasa hidup dalam hati


manusia
Banyak diderita oleh penduduk
negara-negara Asia Timur (Cina,
Jepang, Korea, Kepulauan
Formosa) yang memiliki
kebiasaan makan daging ikan
mentah
Serkaria (larva III) keluar dari
tubuh siput, masuk ke dalam
tubuh ikan dan menghasilkan
metaserkaria (larva IV) yang
menetap dalam otot ikan. Suatu
saat termakan manusia dan
berkembang menjadi cacing
dewasa

Siklus hidup Clonorchis sinensis

Siklus hidup chlonrchis


sinensis

larva

Schistosoma sp (cacing darah)

Cacing dewasa hidup di dalam


pembuluh darah balik/vena usus
manusia.
Cacing jantan berukuran lebih besar
dari cacing betina dan selalu hidup
berdampingan

Schistosomiasis
Schistosomiasis (bilharziasis) adalah infeksi yang
disebabkan Schistosoma (cacing darah). Ini
seringkali menyebabkan ruam, demam, panasdingin, dan nyeri otot dan kadangkala
menyebabkan nyeri perut dan diare atau nyeri
berkemih dan pendarahan.
Diderita lebih dari 200 juta orang di daerah tropis
dan subtropis di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia.
Lima jenis schistosoma yang paling menyebabkan
kasus pada schistosomiasis pada orang :
Schistosoma hematobium menginfeksi saluran
kemih (termasuk kantung kemih)
Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicum,
Schistosoma mekongi, dan Schistosoma
intercalatum menginfeksi usus dan hati.

Lanjutan schistomiasis

Gejala-gejala lain bergantung pada organ-organ yang


terkena ::
Jika pembuluh darah pada usus terinfeksi secara
kronis : perut tidak nyaman, nyeri, dan pendarahan
(terlihat pada kotoran), yang bisa mengakibatkan
anemia.
Jika hati terkena dan tekanan pada pembuluh darah
adalah tinggi : pembesaran hati dan limpa atau
muntah darah dalam jumlah banyak.
Jika kandung kemih terinfeksi secara kronis : sangat
nyeri, sering berkemih, kemih berdarah, dan
meningkatnya resiko kanker kandung kemih.
Jika saluran kemih terinfeksi dengan kronis :
peradangan dan akhirnya luka parut yang bisa
menyumbat saluran kencing.
Jika otak atau tulang belakang terinfeksi secara
kronis (jarang terjadi) : Kejang atau kelemahan otot .
Jika yang terkena organ lain menimbulkan luka/borok

Lanjutan schistomiasis

Silus hidup Chistosoma

Kelas Cestoda (cacing pita)


Beberapa contoh Cestoda

Taenia solium parasit pada manusia inang perantara babi


Taenia saginata (tidak memiliki rostelum) parasit pada
manusia, inang perantara sapi, siklus hidupnya sama
dengan Taenia solium.
Diphylobothrium latum parasit pada manusia, inang
perantara katak hijau dan ikan.
Echinococcus granulosus parasit pada anjing.

Kelas Cestoda (cacing pita)


Ciri-ciri cacing pita:
1.
Parasit pada usus halus vertebrata, manusia
2.
Bentuk tubuh pipih panjang seperti pita, terdiri dari
segmen-segmen yang masing-masing disebut proglotid.
3.
Memiliki kepala yang disebut dg scoleks, dilengkapi alat
hisap (sucer) dan kait-kait (rostelum) tersusun oleh zat
kitin.
4.
Proglotid bertambah panjang, tumbuh tepat di belakang
scoleks. Segmentasi tubuh cacing pita disebut strobilasi.
Proglotid tua di bagian paling belakang bila telah matang
(mengandung telur yang fertil) akan dilepas dan keluar
bersama feses inangnya.
5.
Permukaan tubuh dilapisi kutikula dari zat kitin
6.
Tidak memiliki alat pencernaan; sari makanan dari inang
diserap melalui permukaan tubuhnya
7.
Reproduksi: generatif, hermaprodit
8.
Ekskresi: dengan nefridia

Siklus hidup Taenia solium


dan Taenia saginata(cacing pita )

Siklus hidup Taenia solium


Cacing dewasa
Dalam usus
manusia

Sistiserkus
Dalam otot babi

Proglotid
masak/telur

Larva heksakant
(oncosphaera)
beredar bersama
darah babi

Taeniasis

Taeniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing


pita yang termasuk dalam genus Tanea ( Taenia saginata,
Taenia solium dan Taenia asiatica) pada manusia.
Cara penularan penyakit ini adalah melalui infeksi cacing
pita yang terdapat pada makanan atau memakan daging
yang mengandung cacing tersebut. daging yang
mengandung cacing ini adalah daging babi. Cacing
tersebut kemudian bertelur dan keluar bersama kotoran.
Gejala klinis dapat timbul sebagai iritasi mukosa usus
atau toksin yang dihasilkan cacing. Gejala tersebut
menimbulkan rasa tak enak pada lambung, nafsu makan
berkurang, mual, badan lemah, dan berat badan
menurun.
Penderita Taeniasis dapat diobati. Penyakit ini juga dapat
dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan maupun
kebersihan pribadi.

Filum Nemathelminthes/Nematoda
Ciri-ciri Nemathelminthes:
1. Tubuh gilig (silindris memanjang) runcing kedua
ujungnya, tidak berruas
2. Permukaan tubuh dilapisi kutikula dari zat kitin
3. Memiliki alat pencernaan sempurna: mulut (anterior)
usus anus (posterior)
4. Lapisan tubuh Triploblastik pseudocoelomata

Lanjutan ciri-ciri
Nemathelminthes

6. Reproduksi secara seksual, gonochoris (kelamin


jantan dan betina terpisah), tubuh individu betina
berukuran lebih besar dari individu jantan

Beberapa contoh dan peran


Nemathelminthes
1. Ascaris lumbricoides (cacing perut) parasit pada
usus halus manusia
2. Ancylostoma duodenale dan Necator americanus
(cacing tambang) parasit pada manusia,
menghisap darah menyebabkan anemia.
3. Enterobius vermicularis disebut juga Oxyuris
vermicularis (cacing kremi) hidup di dalam usus
besar manusia
4. Wuchereria bancrofti (cacing Filaria)
menyebabkan penyakit
Filariasis/elephantiasis/kaki gajah
5. Trichinella spiralis (cacing otot) menyebabkan
penyakit Trichinosis pada manusia

1. Ascaris lumbricoides (cacing


perut)

Parasit pada usus halus manusia


Panjang tubuh dapat mencapai 20 cm
Cacing betina ekor lurus dan lebih besar, sedangkan
cacing jantan lebih kecil dan ekor bengkok.
Menginfeksi manusia berbentuk telur melalui mulut
bersama makanan/minuman

Ascariasis (penyakit yang disebabkan


Ascaris)

Siklus hidup cacing perut

2. Cacing tambang
(Ancylostoma duodenale dan Necator americanus )
-

Banyak menginfeksi pekerja tambang batu bara


Hidup di usus halus manusia
Memiliki alat kait, menghisap darah, menyebabkan
anemia
Siklus hidup: cacing dewasa (di usus manusia)
bertelur, telur keluar bersama feses. Di alam bebas
telur menetas menjadi larva. Larva menginfeksi
manusia melalui mulut (bersama
makanan/minuman) atau menembus kulit. Beredar
bersama aliran darah sampai paru-paru menembus
alveolus-merambat ke tenggorokan-pharing/tekakkerongkongan-tertelan masuk ke usus-menjadi
cacing dewasa di usus halus.

Siklus hidup cacing


tambang

3. Cacing kremi (Enterobius vermikularis)

Hidup di colon (usus besar) manusia, memakan sisa


pencernaan.
Mengganggu; menyebabkan rasa gatal di anus.
Cacing betina yang akan bertelur menuju anus,
karena telurnya bersifat aerob (memerlukan oksigen)
Infeksi berupa telur melalui mulut bersama makanan
dan minuman (infeksi pasif). Telur di anus yang telah
menetas masuk kembali ke usus tebal (autoinfeksi)

4. Cacing Filaria (Wuchereria bancrofti )


Cacing dewasa hidup di pembuluh limfe
(pembuluh getah bening), menyumbat aliran
cairan limfe dan menyebabkan penyakit
Filariasis/elephantiasis/kaki gajah.
Menginfeksi manusia berupa larva (mikrofilaria)
melaui gigitan nyamuk Culex vatigans.

Filariasis

Filariasis ditemukan di wilayah tropika seluruh


dunia.
Gejala terjadinya elefantiasis , berupa
membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung
zakar (skrotum) dikenal sebagai penyakit kaki
gajah.
Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas
hampir di Seluruh propinsi. Berdasarkan hasil survei
pada tahun 2000 tercatat 1553 desa di 647
Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi
sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus
kronis 6233 orang.Hasil survai laboratorium,
melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata
Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6
juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar
100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk
ketularan karena nyamuk penularnya tersebar luas.

Siklus hidup cacing Filaria

Trichinella spiralis (cacing otot)

Tricchinella ditemukan di hampir semua mamalia


pemakan daging. Seseorang bisa terinfeksi ketika
mereka mengkonsumsi makanan kurang matang
atau daging mentah, terutama daging babi.
Larva ditemukan dalam kista, atau kapsul kecil, di
dalam daging.
Cacing betina menghasilkan lebih banyak larva,
yang pergi dari usus ke dalam darah seseorang.
Larva kemudian pergi dari pembuluh darah ke
otot dan membentuk kista baru.

Trichinosis

Sebagian besar waktu, trichinosis terjadi tanpa gejala.


Beberapa orang mungkin mengalami sakit perut, sakit sendi,
dan nyeri otot. Jika ada banyak larva, orang mungkin
memiliki gejala yang lebih parah, seperti:
abdomen tertekan
diare
mual
muntah
Ketika cacing meninggalkan usus dan bermigrasi melalui
jaringan, gejala dapat mencakup sebagai berikut:
mata bengkak
demam
nyeri otot
ruam
perdarahan mata kecil
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang akan menghilangkan infeksi
trichinosis. Jika didiagnosis lebih awal, penyedialayanan
medis mungkin meresepkan thiabendazole (yaitu, Mintezol)
untuk mengusir beberapa cacing. Steroid, seperti prednison,
dapat juga digunakan untuk mengontrol gejala.

Annelida (Cacing gelang)

Tubuh beruas-ruas, triploblastik coelomata


Simetris bilateral
Permukaan tubuh tertutup kutikula
Sistem pencernaan sempurna
Sistem ekskresi terdiri atas nefridium
Sistem peredaran darah tertutup, cairan darah
berwarna merah
Sistem saraf berupa sepasang ganglion di kepala
Respirasi dengan ermukaan kulit
Reproduksi seksual, hermaprodit

Filum Annelida meliputi 3 kelas


1.
2.
3.

Kelas Oligochaeta (memiliki sedikit rambut seta)


Kelas Polichaeta (memiliki banyak rambut seta)
Kelas Hirudinea (penghisap darah, memiliki zat
antikuagulan bernama hirudin)

Kelas Oligochaeta
memiliki sedikit rambut (oligo = sedikit, chaeta
= rambut/bulu).
Habitatnya di tanah
Memiliki peredaran darah, darah mengandung
hemoglobin, tetapi tidak memiliki sel darah
Mempunyai organ Klitellum yang berisi semua
kelenjar, termasuk kelenjar kelamin.
Pernafasan dilakukan oleh pemukaan tubuhnya.
Makanan diedarkan ke seluruh tubuh dengan
sistem peredaran darah
Contoh :
- Lumbricus terestris (cacing tanah)
- Pheretima sp (cacing tanah raksasa).
Moniligaster houtenii (endemik di Sumatera).

cacing tanah

Struktur tubuh cacing


tanah

Kelas Hirudinae
Tidak memiliki rambut (chaeta) tetapi menghasilkan
zat antikoagulasi (anti pembekuan darah) yang
dinarnakan Hirudin.
Contoh cacing tersebut adalah:
1.
Hirudo medicinalis (lintah) hidup di air
sering dimanfaatkan dokter-dokter jaman dahulu
untuk mengeluarkan darah dan nanah dari bisul
2.
Hirudinaria javanica (lintah kuning)
3.
Haemadipsa zeylanica (pacet)

Lintah dan pacet

Kelas POLYCHAETA
Habitatnya di lautan
Permukaan tubuhnya banyak rambut
(poly = banyak, chaeta = rambut/bulu).
Contoh cacing tersebut adalah :
- Nereis viren (cacing pasir)
- Cacing kipas
- Eunice viridis (cacing wawo)
- Lysidice oele (cacing palolo).
Dua jenis terakhir sering dikonsumsi oleh
orang-orang di Kepulauan maluku.

Eunice viridis (cacing wawo)

Cacing kipas di dalam laut

Lysidice sp (cacing palolo)

Nereis sp (cacing pasir)

Anda mungkin juga menyukai