Anda di halaman 1dari 21

VOL. 5 No.

1 April 2012 ISSN 1979 - 6692

JURNAL VOL. 5 No. 1 Halaman Medan ISSN


TP 1 - ….. April 2012 1979 - 6692
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 5 No. 1 April 2012
ISSN 1979 – 6692

Pelindung
Rektor Universitas Negeri Medan
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.

Direktur Program Pacasarjana


Prof. Dr. Belfering Manullang

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab


Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd.

Wakil Pemimpin Redaksi/Wakil Penanggung Jawab


Sekretaris Redaksi
Dr. R. Mursid, M.Pd.

Redaksi/Dewan Penyunting
Prof. Dr. Atwi Suparman, M.Sc. (Uni. Terbuka)
Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc. (UNJ)
Prof. Dr. M. Badiran, M.Pd. (Unimed)
Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. (Unimed)
Prof. Dr. Johanes Syafri, M.Pd. (Uni.Bengkulu)
Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd. (Unimed)
Prof. Dr. Suparno, M.Pd. (UNP)

Penyunting Pelaksana
Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd.
Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd.
Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd.
Prof. Dr. Muktar Kasim, M.Pd.
Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd.

Disain Sampul
Drs. Gamal Kartono, M.Si.

Administrasi/Sirkulasi
Fahraini, SE.

Dilarang menggandakan, menyalin atau menerbitkan ulang artikel atau bagian-bagian


Artikel dalam jurnal ini tanpa seizin redaksi

Alamat Redaksi
Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. 061-6636730, Fax. 061-6636730
Medan
Vol. 5 No. 1 April 2012 ISSN 1979-6692

JURNAL
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DAFTAR ISI

Halaman

PENGARUH MODEL DAN STRATEGI PELATIHAN


TERHADAP MUTU PELAYANAN DOSEN
Efendi Napitupulu 1 – 21

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF


PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI
Sahat Siagian dan Lingin 22 – 31

PENGKAJIAN PROGRAM LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN


(LKP) DALAM MENYELENGGARAKAN PROGRAM PENDIDIKAN
KECAKAPAN HIDUP (PKH) DI SUMATERA UTARA
Julaga Situmorang 32 – 53

PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AUTOCAD SISWA KELAS X
TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 1 STABAT
Abdul Hasan Saragih 54 – 71

PEMANFAATAN WEBLOG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS
Tina Mariany Kariman dan Eddy Mulia 72 – 86

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN


INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI
SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN
R. Mursid dan Samio 87 – 100

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH


PADA MATA KULIAH EVALUASI HASIL BELAJAR DENGAN
TUTOR SEBAYA DI PRODI TATA BOGA
Dwi Diar Estellita dan Nikmat Akmal 101 - 116

SIMULASI KENDALI PUTARAN MOTOR DC


BERBASIS LOGIKA FUZZI
Juaksa Manurung 117 - 130

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN i


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI DENGAN
PENGGUNAAN PETA PIKIRAN PADA KELAS X AKUNTANSI
SMK NEGERI 1 RANTAU UTARA
Asnidawati 131 - 141

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN ii


PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR AUTOCAD SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN
SMK NEGERI 1 STABAT.

Abdul Hasan Saragih


Teknik Mesin FT dan PPs Universitas Negeri Medan

Abstract: This classroom research was conducted on the autocad instructions to the first grade
of mechinary class of SMK Negeri 1 Stabat aiming at : (1) improving the student’ archievement
on autocad instructional to the student of mechinary architecture class of SMK Negeri 1 Stabat,
(2) applying Quantum Learning Model to the students of mechinary class of SMK Negeri 1
Stabat, arising the positive response to autocad subject by applying Quantum Learning Model of
the students of mechinary class of SMK Negeri 1 Stabat. The result shows that (1) by applying
quantum learning model, the students’ achievement improves significantly. The improvement of
the achievement of the 34 students is very satisfactory; on the first phase, 27 students passed
(70.59%), 10 students failed (29.41%). On the second phase 27 students (79.41%) passed and 7
students (20.59%) failed. On the third phase 30 students (88.24%) passed and 4 students
(11.76%) failed. The application of quantum learning model in SMK Negeri 1 Stabat proved
satisfying. This was visible from the activeness of the students from phase 1 to 3. The
activeness average of the students was 74.31% on phase 1,81.35% on phase 2, and 83.63% on
phase 3. (3) The application of the quantum learning model on teaching autocad was very
positively welcome by the students of mechinary class of SMK Negeri 1 Stabat. On phase 1 the
improvement was 81.53% . It improved to 86.15% on phase 3. Therefore, The improvement of
student’ response can be categorized good.

Kata kunci: quantum learning, autocad, hasil belajar

PENDAHULUAN kerja yang siap pakai dalam artian tenaga


Kemajuan bangsa hanya dimungkinkan kerja yang memiliki pengetahuan dan
oleh perluasan pendidikan bagi setiap anggota keterampilan yang baik pada suatu bidang
bangsa itu. Pendidikan bukan lagi tertentu.
diperuntukan bagi suatu golongan elite yang Kondisi ini merupakan tantangan bagi
sangat terbatas melainkan bagi seluruh rakyat. dunia pendidikan, khususnya Sekolah Me-
Setiap pembatasan atau pengekangan akan nengah Kejuruan (SMK). Hal ini sesuai
berarti kerugian dan penghamburan bakat dan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan
biaya (Nasution, 2009). Nasional (UUSPN, 2003) yang menyebutkan
Sejak awal Milenium ketiga Ilmu bahwa pendidikan kejuruan merupakan pen-
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) ber- didikan menengah yang mempersiapkan
kembang demikian pesat, khususnya di bidang peserta didik terutama untuk bekerja dalam
teknologi dan rekayasa. Di satu sisi era ini bidang tertentu.
membawa iklim yang semakin terbuka untuk Selanjutnya Kurikulum Tingkat Satuan
saling bekerja sama, saling mengisi dan saling Pendidikan (KTSP) SMK (2010), menjelas-
melengkapi. Namun di sisi lain, era ini juga kan bahwa SMK memiliki tujuan untuk : (1)
membawa kepada persaingan yang sangat menyiapkan peserta didik agar menjadi
kompetitif. Sehubungan dengan kondisi ini, manusia produktif, mampu bekerja mandiri,
banyak dunia kerja saat ini menuntut tenaga mengisi lowongan pekerjaan yang ada di

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 1


dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga proses belajar, minat untuk melakukan suatu
kerja tingkat menengah sesuai dengan kegiatan tertentu, pengalaman belajar yang
kompetensi dalam program keahlian yang telah dimiliki sebelumnya, dan kemauan atau
dipilihnya, (2) menyiapkan peserta didik agar motivasi. Adapun faktor yang dari luar
mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam meliputi semua upaya yang dilakukan oleh
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan guru, baik dalam memberi rangsangan,
kerja, dan mengembangkan sikap profesional bimbingan, pengarahan dan dorongan untuk
dalam bidang keahlian yang diminatinya, (3) terjadinya proses belajar.
membekali peserta didik dengan ilmu Faktor yang ada dalam diri individu
pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu siswa, dapat menjadi prasyarat bagi ber-
mengembangkan diri di kemudian hari baik langsungnya proses belajar. Sedangkan yang
secara mandiri maupun melalui jenjang datang dari luar seperti model belajar, metode
pendidikan yang lebih tinggi, (4) membekali belajar, alat dan teknik mengajar dapat
peserta didik dengan kompetensi–kompetensi menjadi pendorong terjadinya proses belajar
yang sesuai dengan kompetensi keahlian yang tersebut. Ahmad dan Mulyono (1991)
dipilihnya. menyatakan bahwa komponen-komponen
Untuk menyiapkan lulusannya men- yang mempengaruhi hasil belajar seorang
jadi tenaga yang produktif, adaptif dan kreatif, siswa meliputi (1) stimuli belajar, (2) metode
SMK Negeri 1 Stabat telah melakukan ber- belajar, (3) invidual belajar.
bagai hal antara lain: (1) melengkapi peralatan Windura (2008) menyatakan bahwa
laboratorium autocad berupa komputer dan permasalahan belajar ada empat antara lain: 1)
peratan multi media, (2) mengirimkan guru tidak bisa konsentrasi, 2) tidak faham apa
praktek untuk mengikuti diklat kompetensi, yang dipelajarinya, 3) mudah lupa apa yang
(3) membuat bahan ajar berupa modul dan sudah diingat sebelumnya, 4) otak merasa
lembar kerja. penuh sehingga tidak bisa belajar lagi. Sejalan
Namun kenyataannya hasil belajar dengan itu Sanjaya (2010), mengatakan salah
Autocad siswa kelas X Kompetensi Keahlian satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan
Pemesinan masih berada pada rata-rata 6,0. kita adalah masalah lemahnya proses
Nilai tersebut belum mencapai standart pembelajaran.
kelulusan untuk mata pelajaran produktif yang Proses pembelajaran di dalam kelas
ditetapkan oleh SMK Negeri 1 Stabat, yaitu diarahkan kepada kemampuan anak
7,0. Kenyataan seperti disebutkan di atas menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk
menunjukkan kekurang mampuan siswa mengingat dan menimbun berbagai informasi
memperoleh hasil belajar AutoCAD sesuai tanpa dituntut memahami informasi yang
dengan sasaran pembelajaran yang dingatnya dengan kehidupan sehari-hari.
dirumuskan guru dalam setiap pengajaran Dalam Proses pembelajaran gurus harus
pada proses belajar mengajar di sekolah. merubah paradigma belajar, yaitu perubahan
Sumiati dan Asra (2007), mengatakan hasil pusat (fokus) pembelajaran, dari belajar
belajar adalah perubahan tingkah laku, baik berpusat pada guru menjadi belajar berpusat
berbentuk kecakapan berfikir, sikap maupun pada siswa. Dengan kata lain, ketika mengajar
keterampilan melakukan sesuatu kegiatan di kelas, guru harus berupaya menciptakan
tertentu. Terjadinya perubahan tingkah laku kondisi lingkungan belajar yang dapat
sesuai dengan tujuan dipengaruhi oleh membelajarkan siswa, dapat mendorong siswa
berbagai faktor, baik yang berada pada diri belajar, atau memberi kesempatan kepada
individu siswa itu sendiri, maupun faktor yang siswa untuk berperan aktif mengkonstruksi
datang dari luar. Faktor yang ada dalam diri konsep-konsep yang dipelajarinya. Belajar
sendiri meliputi kemampuan dasar khusus adalah proses berfikir. Pembelajaran berfikir
(bakat), kesiapan untuk memperoleh dalam adalah pemanfaatan penggunaaan otak secara

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2


maksimal. Belajar berfikir menekankan kesempatan ini akan dicobakan model
kepada proses mencari dan menemukan Quantum Learning untuk pembelajaran
pengetahuan melalui interaksi antara individu AutoCAD kelas X teknik Pemesinan di SMK
dan lingkungannya (Sanjaya,2010). Negeri 1 Stabat.
Quantum Learning merupakan salah Dalam proses belajar baik di sekolah
satu cara membelajarkan siswa yang digagas maupun di luar sekolah menghasilkan tiga
oleh Potter. Melalui Quantum Learning siswa pembentukan kemampuan yang dikenal
akan diajak belajar dalam suasana yang lebih sebagai Taksonomi Bloom, yakni kemampuan
nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa kognitif, afektif dan psikomotor (Sunarto,
akan lebih bebas dalam menemukan berbagai 2002) sebagaimana diketahui bahwa hasil
pengalaman baru dalam belajarnya. Dengan belajar merupakan perpaduan pembawaan dan
menerapkan Quantum Learning, maka dalam pengaruh ligkungan (faktor dasar dan ajar).
mengusahakan pembelajaran yang Muhibbinsyah (2010), menambahkan bahwa
menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan kegiatan belajar tahapan perubahan tingkah
kualitas pembelajaran autocad di SMK Negeri laku individu yang relatif menetap sebagai
1 Stabat dapat tercapai. Selain itu juga dapat hasil pengalaman dan interaksi dengan
memperbaiki penerapan kurikulum saat ini lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
dan meningkatkan pemahaman serta Surakhmad (1986) mengartikan sebagai
menciptakan suasana belajar yang kondusif. pengetahuan, pemahaman konsep dan
Quantum learning adalah teori belajar yang kecapakan baru, serta pembentukan sikap dari
menekankan belajar sebagai suatu proses yang perbuatan atau tingkah laku positif. Perubahan
menyenangkan dan bermakna. tingkah laku seperti yang dijelaskan di atas
Dengan kata lain terciptalah interaksi disebabkan adanya pertambahan pengalaman
edukatif. Proses interaksi ini akan berjalan atau pengetahuan yang diperolehnya setelah
baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan proses belajar. Jadi ada nilai tambah dari
guru. Quantum Learning merupakan model pengalaman yang dimilki sebelumnya.
pengajaran maupun pelatihan yang Suryabrata (1997) mengatakan sebenarnya
menggunakan metodologi berdasarkan belajar itu mengandung hal-hal sebagai
teori-teori pendidikan seperti Accelerated berikut: a) belajar adalah kegiatan membawa
Learning (Lozanov), Multiple Intelligences perubahan yang bersifat aktual maupun
(Gardner), Neuro Linguistic Programming potensial, b) perubahan yang terjadi karena
atau NLP (Grinder & Bandler), Experential ada usaha sacara sadar, sengaja dan bertujuan,
Learning (Hahn), Socratic Inquiry, c) pengetahuan itu pada intinya adalah
Cooperative Learning (Johnson & Johnson) diperoleh dari kecakapan baru.
dan Elements of Effective Instruction (Hunter) Belajar adalah suatu proses yang
menjadi sebuah paket multisensori, multi dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
kecerdasan dan kompatibel dengan cara perubahan tingkah laku yang baru secara
bekerja otak yang mampu meningkatkan keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
kemampuan dan kecepatan belajar. sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
Percepatan belajar (accelerated (Slameto, 2010). Selain itu, Gagne (1979)
learning) dikembangkan untuk menyingkir- menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan
kan hambatan yang menghalangi proses sebagai proses dimana suatu organisme
belajar alamiah dengan secara sengaja berubah perilakunya sebagai akibat dari
menggunakan musik, mewarnai lingkungan pengalaman. Demikian juga, Winkel (1996)
sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang menyatakan bahwa belajar merupakan
sesuai, cara efektif penyajian, modalitas aktivitas mental/psikis yang berlangsung
belajar serta keterlibatan aktif dari peserta. dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam menghasilkan perubahan-perubahan dalam

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 3


pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan belum, maka perlu diadakan penilaian
nilai sikap. terhadap hasil belajar. Gagne (1979) membagi
Dari defenisi yang dikemukakan di atas, dua macam penilaian, yaitu : 1)Penilaian yang
hakikatnya bahwa belajar adalah proses norm-referenced didasarkan atas penilaian
perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku siswa dibandingkan dengan hasil seluruh
tersebut bukan disebabkan oleh faktor kelas yang diutamakan ialah kedudukan
fisiologis melainkan karena proses belajar. seseorang siswa dibandingkan dengan norma
Perubahan yang terjadi karena belajar adalah kelompok atau perbedaan standart atau
perubahan dalam kecakapan, bertambahnya kriteria tertentu, yakni yang ditemukan oleh
pengetahuan, berkembangnya daya fikir dan tujuan pelajaran (Nasution, 2008). Dengan
sebagainya. penilaian creation-referenced bertujuan ingin
Menurut Hamalik (1999) belajar adalah mengukur hasil langsung dari pelajaran yang
bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam baru saja diberikan. Hal-hal yang perlu
diri seseorang yang dinyatakan dalam bentuk diperhatikan dengan penilaian serupa ini ialah
tingkah laku yang baru berkat pengalaman : (a) soal-soal atau pertanyaan harus
dan latihan. Tingkah laku yang baru itu berhubungan langsung dengan rumusan tujuan
misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, pelajaran, (b) siswa-siswa harus diberitahukan
tambahnya pengertian-pengertian baru, dengan jelas hasil apa yang diharapkan dari
perubahan dalam kebiasaan, keterampilan, mereka pada akhir pelajaran, (c) pertanyaan
kesanggupan menghargai sifat-sifat sosial, hendaknya jangan menganai hal-hal yang
emosional dan perkembangan jasmani. dapat dihafal dan kemudian diingat kembali
Menurut Natawijaya (dalam Wardiman 2001) untuk mencegah hasil belajar berupa
belajar adalah suatu proses pada diri rangkaian kata-kata belaka atau verbal chain,
seseorang dalam bidang keterampilan, sikap, kecuali bila sesuatu memang harus dihafal
pengertian, pengetahuan dan apresiasi. Dari sebgai hasil belajar yang diharapkan. Tinggi
pendapat di atas seseorang yang telah rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa
melakukan kegiatan belajar dalam dirinya merupakan cermin dari kualitas pembelajaran
senantiasa timbul sikap baru oleh pengalaman yang telah dilakukan.
dan latihan yang dilakukannya. Dari paparan tentang pengertian hasil
Winkel (1996) menyatakan bahwa belajar yang dikemukakan di atas dapat
belajar adalah segenap rangkaian atau aktifitas dimaknai bahwa perubahan-perubahan dalam
yang dilakukan secara sadar oleh seseorang tingkah laku manusia dianggap sebagai hasil
yang mengakibatkan perubahan ilmu belajar yang mencakup aspek pengetahuan,
pengetahuan atau keterampilan yang sifatnya keterampilan, sikap, dan nilai. Penilaian
sedikit lebih permanen. Nasution (2008) perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
mengemukakan bahwa belajar adalah dapat dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip:
perubahan dalam kepribadian yang (a) kebutuhan-kebutuhan yang ada pada diri
menyatakan diri sebagai pola baru yang organisme yang memungkinkan tumbuhnya
berupa kecakapan, kebiasaan, dan suatu tingkah laku yang bermotivasi, (b) motivasi
pengertian. Sejalan dengan uraian di atas yang mendasari perubahan tingkah laku itu,(c)
dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar tujuan yang mempengaruhi tingkah laku, (d)
merupakan suatu aktifitas yang dlakukan lingkungan yang menyediakan kesempatan
individual secara sadar sehingga untuk melakukan tingkah laku tertentu, (e)
menimbulkan suatu sikap, pengetahuan, dan proses-proses yang mempengaruhi tingkah
keterampilan baru yang diperoleh dari laku itu, (f) kapasitas dan kapabilitas yang
pengalaman dan latihan kontinu. mempengaruhi tingkah laku itu (Hamalik,
Selanjutnya untuk melihat apakah 2003).
belajar yang dilakukan sudah berhasil atau

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 4


Gagne (1979) mengemukakan hasil intelegensi, kemampuan atau bakat yang
belajar dapat diklasifikasi atas lima, yaitu dimiliki oleh individu atau kelompok.
kemampuan informasi verbal, keterampilan Sedangkan Bloom mengklasifikkan hasil
intelektual, strategi kognitif, keterampilan belajar menjadi tiga Ranah, yaitu ranah
motorik, dan sikap. Kemampuan-kemampuan kognitif, sikap dan psikomotor.
itu dihasilkan karena usaha belajar dan harus Hasil belajar peserta didik dapat
dibuktikan dari hasil belajar, siswa selalu dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu
dituntut untuk memberikan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah
secara nyata. Sejalan dengan hal tersebut ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain
Winkel (1996) mengemukakan bahwa hasil secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya
belajar akan nampak dalam prestasi belajar selalu mengandung tiga ranah itu, namun
atau dalam produk yang dihasilkan oleh penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang
siswa. menuntut kemampuan praktik lebih menitik
Menurut Romizowski (1981) hasil beratkan pada ranah psikomotor sedangkan
belajar merupakan keluaran (output) dari mata pelajaran yang menuntut kemampuan
suatu sistem pemrosesan masukan (input) teori lebih menitik beratkan pada ranah
dimana masukan dari sistem tersebut berupa kognitif, dan keduanya selalu mengandung
bermacam-macam informasi sedangkan ranah afektif.
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja Ranah kognitif berhubungan dengan
(performance). Romizowski juga berpen- kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya
dapat perbuatan merupakan petunjuk bahwa kemampuan menghafal, memahami, menerap-
proses belajar telah terjadi, dan hasil belajar kan, menganalisis, mensintesis, dan meng-
dapat dikelompokkan ke dalam dua macam, evaluasi. Ranah afektif mencakup watak
yaitu pengetahuan atau keterampilan. perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,
Pengetahuan terdiri dari empat kategori yaitu : dan nilai. Ranah psikomotor adalah ranah
pengetahuan tentang fakta, pengetahuan yang berhubungan dengan aktivitas fisik,
tentang prosedur, pengetahuan tentang misalnya lari, melompat, melukis, menari,
konsep, pengetahuan tentang prinsip. memukul, dan sebagainya.
Keterampilan terdiri dari tiga kategori yaitu : Ada beberapa ahli yang menjelaskan
keterampilan untuk bertindak atau keterampil- cara menilai hasil belajar psikomotor. Ryan
an motorik, keterampilan bereaksi atau (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar
bersikap, dan keterampilan berinteraksi. keterampilan dapat diukur melalui (1)
Untuk menguasai baik atau tidaknya pengamatan langsung dan penilaian tingkah
hasil belajar, dapat dilakukan melalui tes hasil laku peserta didik selama proses pembelajaran
belajar. Muhibinsyah (2010) menjelaskan tes praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti
hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan
untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah tes kepada peserta didik untuk mengukur
program pembelajaran. Rasyid dan Mansur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3)
(2007) menjelaskan tes adalah sejumlah beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai
pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
sejumlah pertanyaan yang harus diberikan Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat
tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor
kemampuan seseorang atau mengungkap mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat
aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis
Selanjutnya Daryanto. (1997) mengatakan suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan
bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas,
latihan atau alat lain yang digunakan untuk (4) kemampuan membaca gambar dan atau
mengukur keterampilan, pengetahuan, simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 5


diharapkan dan atau ukuran yang telah membuat model dimana fungsi-fungsi
ditentukan. Dari penjelasan di atas dapat perintah dikerjakan. Paper space digunakan
dirangkum bahwa dalam penilaian hasil untuk mencetak objek gambar yang berada
belajar psikomotor atau keterampilan harus didalam model space. Paper space dapat
mencakup persiapan, proses, dan produk. diatur sesuai keperluan, misalnya paper A1,
Penilaian dapat dilakukan pada saat proses A2, A3 dan standar-standar ISO lainnya.
berlangsung yaitu pada waktu peserta didik Autocad merupakan salah satu produk
melakukan praktik, atau sesudah proses Computer adided desaign (CAD) yang paling
berlangsung dengan cara mengetes peserta banyak digunakan dewasa ini. CAD adalah
didik. alat bantu merancang, menggunakan
Seiring dengan lajunya perkembangan komputer dengan tujuan untuk menghasilkan
informasi dan teknologi, saat ini hampir autput rancangan yang memiliki tingkat
semua bidang pekerjaan memanfaatkan akurasi tinggi dan dirancang dalam waktu
komputer sebagai alat bantu. Demikian pula singkat.
dalam bidang teknik, perangkat lunak CAD merupakan standar yang harus
komputer (Autocad) sangat dibutuhkan untuk dimiliki oleh setiap badan, institusi,
mempercepat proses dan mendapatkan hasil perusahaan, dan lain-lain agar memiliki
pekerjaan yang akurat. Tuntutan dunia keunggulan bersaing (competitive advantage).
usaha/dunia industri yang selalu berkembang CAD dapat meningkatkan waktu produk yang
dan persaingan dalam produk dan jasa sangat signifikan. CAD memiliki keunggulan
menciptakan peluang munculnya teknologi dibandingkan dengan penggambaran secara
baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut. manual, yaitu hasil output yang prepesisi
Tren desain Pemesinan dewasa ini dengan tingkat akurasi yang tinggi, mudah
telah beralih kepenggunaan teknologi dilakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan
komputer karena mampu menutupi kelemahan karena data gambar masih tersimpan didalam
teknik konvensional yang umum digunakan, komputer, karakteristik para drafter dapat
terutama dalam hal menampilkan efek ditekan seminim mungkin, dapat
realistik dalam penyajiannya. Untuk itu menggunakan data gambar terdahulu yang
dibutuhkan sebuah sarana yang tepat untuk memiliki karakteristik yang hampir sama,
lebih menunjang penyampaian gagasan yang mampu mengerjakan suatu rancangan proyek
akan dipresentasikan. Autocad merupakan secara bersama-sama walaupun terpisah jarak
aplikasi yang memiliki kemampuan untuk secara fisik, (Chandra,2003). Versi AutoCAD
menampilkan desain secara prisisi dan tepat yang diluncurkan oleh perusahaan Auto Desk
(Sugianto,2010) Perkembangan Autocad memiliki kelebihan dan kekurangan untuk
sangat cepat, hampir setiap tahun Launching. setiap tipe yang dikeluarkan. AutoCAD 2004
Pada setiap versinya AutoCad memberikan dengan versi 2005 adalah rilis yang hampir
banyak kemudahan dalam penyajian gambar sama. Rilis 2006 juga hampir menyerupai
teknik. (Hidayatullah, 2009) Sanusi (2008) versi 2 tahun sebelumnya. Untuk AutoCAD
mengatakan AutoCAd merupakan sebuah 2007 dan 2008 juga merupakan versi serupa,
program komputer yang menyediakan tetapi sangat berbeda dengan versi 2004,2005,
tampilan layar 2D dan 3D yang dapat maupun versi 2006. Untuk proses pemodelan
digunakan untuk membuat desain gambar. lebih baik menggunakan AutoCAD 2007 atau
Menu AutoCAD dapat diakses melalui 2008. Sedangkan untuk rendering atau
menubar toolbar dan dengan command. menampilkan gambar dalam model realitis,
Proses menggambar dilakukan didalam AutoCAD 2004, 2005, dan 2006 adalah
drawing area, terdapat dua space gambar, pilihan yang lebih baik karena jenis
yaitu space model dan space paper. Model materialnya lebih banyak dan lengkap.
space adalah bagian yang digunakan untuk Meningat banyaknya versi autocad maka

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 6


dalam penelitian ini hanya menggunakan Mengenali menu, membuka dan menyimpan
autocad versi 2006. file, (2) Membuat gambar, melakukan editing
Pada dasarnya perintah-perintah dan modifying, (3) Melengkapi gambar
pada program Autocad dikelompokkan dengan arsir, (4) Memberi keterangan/teks
menjadi 3, yaitu perintah-perintah gambar, dan dimensi pada gambar, (5) Mencetak
perintah-perintah edit/modifikasi dan gambar dan membereskan gambar. (modul
perintah-perintah bantu/ utilitas. (Chandra, pembelajaran Autocad terlampir).
2003). Selanjutnya Chanda mengatakan Menurut Klausmeier, proses belajar
menggambar dasar dengan perangkat Lunak keterampilan memiliki beberapa kekhasan
dengan sistim Computer Aided Design yakni : (1) Peralihan dari kontrol sengaja
(CAD), dimulai dari pengenalan AutoCAD kepada kontrol otomatis. Mula-mula gerakan-
dengan operasi-operasi dasarnya, penyetingan gerakan terjadi secara perlahan-lahan dan
teks dan ukuran kemudian cara menggunakan tidak beraturan. Gerakan-gerakan itu
menu perintah untuk pembuatan gambar garis, dikendalikan dan dipandu oleh isyarat-isyarat
segi empat, lingkaran,gambar segi banyak verbal (biasanya oleh pelatih) serta gambaran-
beraturan/polygon dan sebagainya. gambaran visual. Kemudian gerakan-gerakan
Perintah Gambar dalam autocad itu menjadi semakin cepat dan beraturan tanpa
dapat dilalukan dengan beberapa cara antara dipandu oleh pernyataan-pernyataan verbal
lain: dengan mengetik pada Keyboard, menu atau gambaran-gambaran visual. (2) Gerakan-
bar maupun dengan icon tool bar. Sebagai gerakan mula-mula samar-samar, tidak jelas,
pendukung untuk aplikasi dari gambar standar kemudian menjadi semakin jelas dan nyata
2D kegambar teknik lainnya dilanjutkan baik dalam kualitas dan kuantitasnya. (3)
dengan memperbaiki gambar serta Umpan balik menjadi semakin cepat. Dalam
memodifikasi gambar dengan trik-trik gerakan-gerakan terampil dasar, umumnya
menarik yang dapat digunakan pada gambar dibutuhkan umpan balik yang lama tetapi
teknik, misalnya pada penggunaan copy, dalam contoh juru ketik yang terampil atau
Array, Miror, Rotation yang tidak dijumpai pianis kawakan, umpan balik dari teks sebagai
dalam menggambar secara manual, begitu pemandu untuk melakukan gerakan jari di atas
juga Erase/menghapus gambar baik dengan tuts menjadi semakin cepat bahkan pada suatu
cara satu persatu/entty atau dengan cara saat, tanpa umpan balik dari teks, gerakan
sebagian/corner maupun secara keseluruhan tangannya semakin terotomatis. (4) Dalam
dengan waktu yang sangat cepat. Perintah belajar keterampilan, pola gerakan pun akan
editing dan modyfing juga dapat dilakukan semakin lama semakin terkoordinasi dan (5)
dengan cara mengetik, menu bar dan tool bar. Hasil akhir dari belajar keterampilan adalah
Pada alat bantu (utilitas) dbicarakan mengenai kinerja menjadi semakin stabil.
cara menyimpan dan membuka gambar serta Fitts yang dikutip Klausmeier,
mencetak gambar mulai dari pemilihan mengidentifikasi tiga tahap dalam belajar
ukuran kertas gambar yang akan dicetak, keterampilan: (1) Tahap kognitif, yang biasa-
pengeditan garis, serta pemilihan bidang cetak nya berlangsung relatif singkat. Pada tahap ini
, secara limit, window dan previus, sehingga pebelajar mengkaji dan memikirkan bagai-
secara keseluruhan kompetensi yang mana melakukan keterampilan itu. Selama
diharapkan untuk dapat menggambar 2 tahap ini, program gerak (yang ada dalam
dimensi dengan sistim CAD ini dapat petunjuk-petunjuk atau manual) dipelajari. (2)
tercapai. Hal ini sesuai dengan kurikulum Tahap Intermediet/Tahap Pengorganisasian.
SMK Negeri 1 Stabat mata pelajaran Autocad Pada tahap ini operasi reseptor-reseptor
dengan Standar Kompetensi Menggambar umpan balik, menjadi semakin terorganisir.
Dasar Dengan Perangkat Lunak terdiri dari Semakin sedikit perhatian diberikan kepada
beberapa kompetensi dasar yaitu : (1) gerakan-gerakan tertentu. (3) Tahap Penyem-

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 7


purnaan. Pada tahap ini, gerakan-gerakan gerakan nonlokomotorik yang mencakup
spesifik menjadi semakin lancar dan kurang gerakan-gerakan setempat dan (3) gerakan-
mendapat perhatian, kontrol terhadap gerakan- gerakan manipulatif yang berupa gerakan
gerakan spesifik juga semakin berkurang, koordinasi tangan dan kaki biasanya
malah kontrol justru diberikan kepada gerakan dikombinasikan dengan alat-alat visual dan
secara keseluruhan. Dengan kata lain, peraba. Gerakan manipulatif yang terdiri dari
keterampilan kemudian menjadi semakin dua jenis gerak, yaitu (1) kombinasi dari
otomatis untuk dilakukan. beberapa refleks yang dikoordinasikan oleh
Romizowski mengelompokkan ke- kemampuan-kemampuan perseptual/meng-
terampilan menjadi empat jenis, yaitu ahayati yang visual (2) gerakan menggunakan
keterampilan kognitif, keterampilan reaktif, tangan dan jari. Gerakan-gerakan ini menjadi
keterampilan interaktif, dan keterampilan dasar untuk gerakan-gerakan mahir dan
psikomotorik. Dengan demikian semakin jelas terampil. Contohnya, kemampuan mengguna-
bahwa keterampilan kerja tidak hanya kan peralatan mouse. Hasil belajar ke-
menyangkut ranah psikomotorik tetapi juga terampilan motorik oleh Gagne didefinisikan
menyangkut ranah lain. Ranah psikomotorik sebagai keterampilan yang ditunjukkan
menurut Harow dalam Panjaitan, dinyatakan seseorang melalui koordinasi gerakan otot
sebagai bentuk kemampuan yang mencakup, secara halus, teliti, dan cepat. Davies
yaitu (1) gerakan refleks atau gerakan yang menyatakan pula bahwa hasil belajar yang
tidak sengaja (refleks movement), (2) gerakan- ditunjukkan seseorang dalam bentuk
gerakan dasar (basic fundamental kemampuan (gerak motorik) tidak hanya
movements), (3) kemampuan-kemampuan harus ditunjukkan atau dapat diamati
perseptual/menghayati (perceptu-al abilities), (observable) tetapi juga harus dapat diukur
(4) kemampuan-kemampuan fisik (physical (measurable). Hal ini berarti bahwa orang
abilities), (5) gerakan-gerakan yang me- dengan hasil belajarnya selain harus dapat
nunjukkan keterampilan (skilled movements), menunjukkan kemampuan-kemampuan
dan (6) komunikasi berkesinambungan (non tertentu, tetapi kemampuan-kemampuan itu
discursive communication). Gerakan refleks dapat pula diukur tingkatannya. Selanjutnya
atau gerak yang tidak sengaja dapat dikatakan Davies menyatakan pula bahwa hasil belajar
juga sebagai gerak yang bersifat alamiah. tidak sama dengan kinerja (performance)
Gerakan ini berkembang melalui proses yang ditunjukkan oleh seseorang. Hal ini
kematangan fisik (physical maturity) dan dimaksudkan bahwa hasil belajar
merupakan prasyarat bagi seseorang dalam berhubungan dengan kemampuan yang
mengembangkan kemampuan gerak ke tingkat diperoleh seseorang dalam bentuk yang saling
klasifikasi berikutnya. berkaitan antara pengetahuan, keterampilan
Gerakan-gerakan refleks terdiri dari dua dan sikap, sedangkan kinerja berkaitan dengan
bagian penting, yaitu yang berhubungan kemampuan orang untuk mendemonstrasikan
dengan syaraf tulang belakang dan yang penggunaan pengetahuan dan keterampilan
melibatkan peran serta otak pusat. Gerakan- yang dikuasai serta sikap yang dimilikinya
gerakan dasar adalah semua yang mencakup sesuai dengan standart pekerjaan tertentu.
gerakan dasar melalui gerakan-gerakan refleks Hasil belajar di bidang psikomotorik
yang muncul tanpa melalui suatu latihan, dalam Autocad nampak dalam gerakan-
tetapi gerakan-gerakan ini dapat dihaluskan gerakan kompleks yang dilakukan secara
(dipermahir) melalui proses latihan. Gerakan efisien melalui penggabungan empat
dasar ini dapat pula dikategorikan ke dalam keterampilan, yaitu : (1) kebenaran prosedur
tiga bentuk gerakan, yaitu (1) gerakan- kerja, (2) ketetapan mengoperasikan peralatan
gerakan lokomotorik yang mencakup gerakan- komputer, (3) kecepatan dalam menyelesaikan
gerakan berpindah tempat, (2) gerakan- gambar, (4) kemampuan mengadaptasi

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 8


dengan situasi dan kondisi baru. Selanjutnya hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi
siswa yang telah terampil dalam bidang cahaya (Porter dan Hernacki 2003).
psikomotorik dapat pula diketahui dari hasil Quantum Learning berakar dari upaya
belajar dalam ranah psikomotorik. Se- Lozanov, seorang pendidik yang berke-
bagaimana diketahui bahwa hakikat hasil bangasaan Bulgaria yang bereksperimen de-
belajar keterampilan psikomotorik adalah ngan apa yang disebut sebagai “Suggestolo-
keberhasilan siswa dalam menyelasaikan gy” atau “Suggestopedia”. Prinsinya adalah
suatu objek atau pekerjaan, atau tingkat bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi
kemampuan keterampilannya dalam hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun
menyelesaikan suatu benda kerja. Biasanya memberikan sugesti positif ataupun negatif,
hasil belajar tersebut ditentukan oleh faktor- ada beberapa teknik yang dapat digunakan
faktor yaitu : (1) faktor fisik (komputer), (2) untuk memberikan sugesti positif yaitu
faktor situasi dan kondisi, (3) faktor sikap, (4) mendudukkan murid secara nyaman, me-
faktor bakat, (5) faktor pengetahuan. masang musik latar di dalam kelas, me-
Berdasarkan pengertian di atas, keterampilan ningkatkan partisipasi individu, menggunakan
psikomotorik adalah suatu kemampuan yang poster-poster untuk memberikan kesan besar
diperoleh siswa melalui latihan gerakan sambil menonjolkan informasi, dan
kompleks atau gabungan berbagai menyediakan guru-guru yang terlatih baik
keterampilan yang hasilnya dapat diketahui dalam seni pengajaran sugestif (Porter dan
dalam bentuk kemampuan untuk Hernacki 2003). Selanjutnya Porter dan
menyelesaikan pekerjaan atau gambar kerja Hernacki mengatakan Quantum Learning
Merujuk kepada beberapa uraian di atas menggabungkan sugestologi, teknik
maka dapat disimpulkan bahwa hakikat hasil pemercepatan belajar, dan NLP (Program
belajar Autocad adalah perubahan penguasaan neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan
keterampilan yang diperoleh siswa dari proses metode kami sendiri. Termasuk diantaranya
belajar membuat gambar, melakukan editing konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan
dan modifying, melengkapi gambar dengan strategi belajar yang lain seperti: 1) Teori otak
arsir, memberi keterangan/teks, dimensi pada kanan atau kiri. 2) Teori otak 3 in 1. 3) Pilihan
gambar, dan mencetak gambar. modalitas (visual, auditorial dan kinetik). 4)
Menurut Porter dan Hernacki (2003) Teori kecerdasan ganda. 5) Pendidikan
Quantum Learning adalah seperangkat metode holistic (menyeluruh). 6) Belajar berdasarkan
dan falsafah belajar yang terbukti efektif di pengalaman. 7) Belajar dengan simbol
sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan (Metaphoric Learning). 8) Simulasi atau
segala usia. Quantum Learning pertama kali permainan.
digunakan di Supercamp. Di Supercamp ini Suatu proses pembelajaran akan
menggabungkan rasa percaya diri, keterampil- menjadi efektif dan bermakna apabila ada
an belajar, dan keterampilan berkomunikasi interaksi antara siswa dan sumber belajar
dalam lingkungan yang menyenangkan. dengan materi, kondisi ruangan, fasilitas,
Quantum Learning didefinisikan penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang
sebagai interaksi-interaksi yang mengubah tidak monoton diantaranya melalui peng-
energi menjadi cahaya. Semua kehidupan gunaan musik pengiring. Interaksi ini berupa
adalah energi. Rumus yang terkenal dalam keaktifan siswa dalam mengikuti proses
fisika kuantum adalah massa kali kecepatan belajar. Menurut Porter dan Hernacki (2003)
cahaya kuadrat sama dengan energi. Atau dengan belajar menggunakan Quantum
sudah biasa dikenal dengan E=mc². Tubuh Learning akan didapatkan berbagai manfaat
kita secara materi di ibaratkan sebagai materi, yaitu: (1) Bersikap positif. (2) Meningkatkan
sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih motivasi. (3) Keterampilan belajar seumur
sebanyak mungkin cahaya; interaksi,

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 9


hidup. (4) Kepercayaan diri. (5) Sukses atau papan publikasi dan pernyataan afirmasi
hasil belajar yang meningkat. seperti : kita mengerti, kita berhasil, akan
Pembelajaran kuantum bersandar pada segera kita kerjakan. Langkah-langkah yang
asas bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui
antarkan dunia kita ke dunia mereka. Konsep konsep Quantum Learning dengan cara:
bawalah dunia mereka ke dunia kita , dan Tumbuhkan. Penyertaan menciptakan
antarkan dunia kita ke dunia mereka jalinan dan kepemilikan bersama atau
mengandung konsekuensi bahwa langkah kemampuan saling memahami. Penyertaan
pertama yang harus dilakukan guru dalam akan memanfaatkan pengalaman mereka,
pelaksanaan pembelajaran adalah membangun mencari tanggapan “YES”! dan mendapatkan
jembatan autentik memasuki kehidupan siswa komitmen untuk menjelajah. Strategi,
untuk mendapatkan hak mengajar dari siswa. Menyertakan pertanyaan, menjelaskan apa
Konsep bawalah dunia mereka ke manfaatnya bagi mereka dan bagi
dunia kita menuntut guru untuk mengaitkan kehidupannya (AMBAK).
materi yang diajarkan dengan peristiwa- Mengatur hasil akan menciptakan
peristiwa, pikiran, atau perasaan yang AMBAK dan minat belajar. Guru dapat
diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, melakukan ini dengan mudah seraya
atletik, musik, seni, rekreasi, akademik siswa. menyertakan siswa sekaligus tetap
Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas menyimpan kejutan dalam belajar.
dan penguasaan yang lebih mendalam tentang Alami, Unsur ini memberi pengalaman
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, kepada siswa, dan memanfaatkan hasrat alami
siswa dapat membawa apa yang mereka otak untuk menjelajah. Pengalaman membuat
pelajari ke dalam dunia mereka, dan siswa dapat balajar “melalui pintu belakang”
menerapkannya pada situasi baru. untuk memanfaatkan pengetahuan dan
Filosofi Pendekatan Pembelajaran keingintahuan mereka. Strategi –Memberikan
Quantum (TANDUR) siswa tugas individu dan keinginan yang
Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan mengaktifkan pengetahuan yang sudah
menunjukkan “Apakah manfaatnya bagiku, mereka miliki.
dan bagi kehidupanku”, guru melakukan Namai. Penamaan memuaskan hasrat
dengan meyertakan siswa, serta memikat alami otak untuk memberikan identitas,
perhatian siswa dengan pertanyaan atau mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan
pernyataan. Alami, ciptakan dan datangkan dibangun di atas pengetahuan dan
pengalaman umum yang dapat dimengerti keingintahuan siswa saat itu. Penamaan
semua peserta didik, Namai, sediakan kata- adalah saatnya untuk mengajarkan konsep,
kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, keterampilan berfikir, dan strategi belajar.
sebagai sebuah masukan, Demonstrasikan, Strategi, Menggunakan susunan gam-
sediakan waktu dan kesempatan bagi peserta bar, warna, alat bantu, kertas tulis, dan poster
didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu, di dinding. Disinilah kita bisa memuaskan
Ulangi, tunjukkan pada peserta didik cara otak siswa kita-membuat mereka penasaran,
mengulangi materi dan tegaskan bahwa “ Aku penuh pertanyaan mengenai pengalaman
tahu bahwa aku memang tahu ini”, Rayakan, mereka.
untuk mengakui hasil belajar peserta didik, Penamaan merupakan informasi, fakta,
baik dalam bentuk penyelesaian, partisipasi, rumus, pemikiran, tempat, dan sebagainya.
perolehan keterampilan ataupun ilmu Biasanya, kita mulai di sini, dengan isi
pengetahuan lainnya, maka akuilah dan pelajaran kita, dan melakukan kegiatan
rayakan . bentuk bentuk perayaan yang akan (pengalaman) kelak jika kita punya waktu.
digunakan adalah : tepuk tangan, tiga kali Kita sekarang tahu bahwa metode ini terbalik
hore, menempelkan hasil kerja siswa pada jika kita sungguh-sungguh ingin menciptakan

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 10


makna dan keterikatan dalam belajar. Mereka untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka
mendapatkan informasi, tetapi harus kepada orang lain (bimbingan sebaya siswa
mendapatkan pengalaman untuk benar-benar yang sudah menguasai materi mengajari siswa
membuat pengetahuan tersebut berarti. yang belum menguasai).
Demontrasikan, Memberi siswa Rayakan, Perayaan memberi rasa
peluang untuk menerjemahkan dan menerap- rampung dengan menghormati usaha,
kan pengetahuan mereka ke dalam pem- ketekunan, dan kesuksesan. Sekali lagi, jika
belajaran yang lain, dan ke dalam kehidupan layak dipelajari, maka layak pula dirayakan!
mereka. Strategi – Peragaan menggunakan Strategi, Tepuk tangan, tiga kali hore,
menu-menu dan toolbar Autocad untuk menempelkan hasil kerja siswa pada papan
menggambar konstruksi Pemesinan, publikasi dan pernyataan afirmasi seperti :
Ulangi, Pengulangan memperkuat kita mengerti, kita berhasil, akan segera kita
koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku kerjakan.
tahu bahwa aku tahu ini!” Jadi, pengulangan
harus dilakukan secara multimodalitas dan Penyediaan pengalaman belajar Peter
multikecerdasan, lebih baik dalam konteks Sheal (Pusat Kurikulum, 2008) dapat dilihat
yang berbeda dengan asalnya (penugasan). pada gambar 1.
Strategi – Memberikan kesempatan bagi siswa

Kerucut Pengalaman
Yang Diingat Tingkat Keterlibatan
10% Baca

20% Dengarkan Verbal


Lihat Gambar/
Diagram
30%
Lihat Video/Film
Visual
Lihat Demonstrasi

50% Terlibat dalam Diskusi

70% Menyajikan/Presentasi Terlibat


Bermain Peran
90% Melakukan Simulasi Berbuat
Mengerjakan Hal yang Nyata
2

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Belajar Menurut Edgar Dale

Modus pengalaman belajar. dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika
Kita belajar 10% dari apa yang kita kita mengajar dengan banyak ceramah, maka
baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari siswa akan mengingat 20% karena siswa
apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru
lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan
katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan melaporkannya, maka mereka akan mengingat

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 11


sebanyak 90%. Sewaktu merencanakan Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Stabat, (2)
pembelajaran guru sebaiknya berpikir dari Keaktifan siswa terhadap pelajaran autocad
bawah. Semakin banyak indera yang terlibat dengan penerapan model quantum learning
dalam interaksi belajar, maka materi pelajaran pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan
akan semakin bermakna. SMK Negeri 1 Stabat akan meningkat
Pembelajaran kuantum atau quantum
learning adalah pembelajaran yang METODE
menyelaraskan berbagai interaksi yang berada Penelitian tindakan kelas ini
di dalam dan disekitar momen belajar dilaksanakan di SMK Negeri 1 Stabat, Jl.KH.
sehingga kemampuan dan bakat alamiah dari Wahid Hasyim Stabat, Kompetensi Keahlian
siswa berubah menjadi cahaya yang akan Teknik Pemesinan pada mata pelajaran
bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain Autocad. Penelitian ini dilaksanakan selama
(Porter,2001). 8 pertemuan pada bulan September 2011
Berdasarkan uraian di atas dapat sampai Nopember 2011. Waktu penelitian
disimpulkan bahwa pembelajaran kuantum disesuaikan dengan kalender pendidikan
adalah pembelajaran yang mampu dalam bentuk proses belajar mengajar.
menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, Subjek dalam penelitian ini adalah
sehingga kemampuan, bakat, dan potensi kelas X Program Studi Keahlian Teknik
siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya Pemesinan Tahun Pelajaran 2011-2012
mampu meningkatkan prestasi belajar dengan dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang.
menyingkirkan hambatan belajar melalui Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga kelas (Classroom Action Research) yaitu
siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses suatu penelitian yang berbasis kepada kelas.
pembelajaran kuantum terjadi penyelarasan Pengumpulan data dalam penelitian ini
dan pemberdayaan komunitas belajar, berpedoman kepada paradigma kualitatif dan
sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam kuantitatif. Kualitatif digunakan dalam
proses pembelajaran sama- sama merasa membuat pertanyaan dalam bentuk angket dan
senang dan saling bekerja sama untuk lembar observasi. Dan kuantitatif data hasil
mencapai hasil belajar yang maksimal. belajar yang diperoleh dengan memberikan
Berdasarkan kajian teoretis di atas, tes praktek Autocad.
dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut: (1) Penggunaan model quantum HASIL
learning dapat meningkatkan hasil belajar Hasil Penelitian
Autocad siswa kelas X Kompetensi Keahlian

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa


Siklus 1
Frekwensi Persentase
Rentang Nilai Keterangan
Awal Akhir Awal Akhir
70 - 100 11 24 32.35 70.59 Kompeten
0 - 69 23 10 67.65 29.41 Tidak Kompeten
Jumlah 34 34 100 100

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 12


Siklus 2
Frekwensi Persentase
Rentang Nilai Keterangan
Awal Akhir Awal Akhir
70 - 100 11 27 32.35 79.41 Kompeten
0 - 69 23 7 67.65 20.59 Tidak Kompeten
Jumlah 34 34 100 100

Siklus 3
Frekwensi Persentase
Rentang Nilai Keterangan
Awal Akhir Awal Akhir
70 - 100 16 30 47.06 88.24 Kompeten
0 - 69 18 4 52.94 11.76 Tidak Kompeten
Jumlah 34 34 100 100

Dari tabel 2 di atas pada siklus 1 dapat 70 atau 79,41% sedangkan yang tidak
dilihat sebelum perlakuan tedapat 16 orang kompeten turun menjadi 7 orang siswa atau
siswa yang mendapat nilai ≥ 70 atau 47,06 % 20.59%. Dari tabel tersebut menunjukkan
sedangkan 18 siswa yang lainnya mendapat bahwa hasil belajar Autocad siswa masih
nilai ≤ 70 atau 52,94% sedangkan setelah dapat ditingkatkan dengan menerapkan model
tindakan meningkat menjadi 30 orang siswa Quantum Learning. Pada Siklus 3 dilihat
memperoleh nilai ≥ 70 atau 88,24% sebelum perlakuan tedapat 11 orang siswa
sedangkan yang tidak kompeten turun yang mendapat nilai ≥ 70 atau 32,35 %
menjadi 4 orang siswa atau 11,76% Dari tabel sedangkan 23 siswa yang lainnya mendapat
tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar nilai ≤ 70 atau 67,65% kemudian setelah
Autocad siswa dapat ditingkatkan dengan tindakan meningkat menjadi 24 orang siswa
menerapkan model Quantum Learning. Pada memperoleh nilai ≥ 70 atau 70,59%
siklus 2 dapat dilihat sebelum perlakuan sedangkan yang tidak kompeten turun
tedapat 11 orang siswa yang mendapat nilai ≥ menjadi 10 orang siswa atau 29.41%. Dari
70 atau 32,35 % sedangkan 23 siswa yang tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil
lainnya mendapat nilai ≤ 70 atau 67,65% belajar Autocad siswa masih dapat
sedangkan setelah tindakan meningkat ditingkatkan dengan menerapkan model
menjadi 27 orang siswa memperoleh nilai ≥ Quantum Learning.

Tabel 3. Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Quantum Learning


Siklus 1
rata-
No Variabel Jumlah rata persentase
1 Kedisiplinan siswa 108 3.00 75.00
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran 106 2.94 73.61
3 Aktifitas siswa 111 3.08 77.08
4 Kemampuan siswa melakukan praktek 106 2.94 73.61
5 Kemampuan siswa menjawab pertanyaan 110 3.06 76.39

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 13


6 Keadaan siswa dengan lingkungan belajar 105 2.92 72.92
7 Kemampuan siswa mengerjakan post tes 107 2.97 71.53

Siklus 2
rata-
No Variabel Jumlah rata persentase
1 Kedisiplinan siswa 116 3.22 80.56
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran 119 3.31 82.64
3 Aktifitas siswa 122 3.39 84.72
4 Kemampuan siswa melakukan praktek 118 3.28 81.94
5 Kemampuan siswa menjawab pertanyaan 110 3.06 76.39
6 Keadaan siswa dengan lingkungan belajar 120 3.33 83.33
7 Kemampuan siswa mengerjakan post tes 115 3.19 79.86

Siklus 3
rata-
No Variabel Jumlah rata persentase
1 Kedisiplinan siswa 116 3.22 80.56
2 Kesiapan siswa menerima pelajaran 121 3.36 84.03
3 Aktifitas siswa 119 3.31 82.64
4 Kemampuan siswa melakukan praktek 120 3.33 83.33
5 Kemampuan siswa menjawab pertanyaan 122 3.39 84.72
6 Keadaan siswa dengan lingkungan belajar 122 3.39 84.72
7 Kemampuan siswa mengerjakan post tes 123 3.42 85.42
Rata-rata 83.63

Dari tabel 3 di atas pada Siklus 1 dapat Siklus 3 dapat dilihat tingkat kedisiplinan
dilihat tingkat kedisiplinan siswa 75%, siswa 80,56%, kemampuan siswa menerima
kemampuan menerima pelajaran 73,61%, pelajaran 84,03%, Aktifitas siswa 82,64%,
Aktifitas siswa 77.06%, Kemampuan Kemampuan melakukan praktek 83,33%,
melakukan praktek 73,61%, Kemampuan Kemampuan siswa menjawab pertanyaan
siswa menjawab pertanyaan 76,39%, Keadaan 84,72%, Keadaan siswa dengan lingkungan
siswa dengan lingkungan belajar 72,92% dan belajar 84,72%, Kemampuan siswa
Kemampuan siswa mengerjakan post tes mengerjakan post tes 83,42%. Dan rata-rata
71,53%. Pada siklus 2 dapat dilihat tingkat aktivitas siswa 83,63%.
kedisiplinan siswa 80,56%, kemampuan
menerima pelajaran 82,64%, Aktifitas siswa PEMBAHASAN
84,72%, Kemampuan melakukan praktek Berdasarkan hasil penelitian yang
81.94%, Kemampuan siswa menjawab sudah diuraikan diatas, maka pada
pertanyaan 76,39%, Keadaan siswa dengan pembahasan berikut akan dipaparkan bahwa
lingkungan belajar 83,3% dan Kemampuan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
siswa mengerjakan post tes 79,86%. Pada memperoleh gambaran kualitas pembelajaran

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 14


dengan menggunakan metode Quantum sebelumnya, dapat disimpulkan hasil
Learning sebagai berikut : Pada saat proses penelitian tindakan sebagai berikut :
pembelajaran siklus 1 terjadi hambatan antara 1. Dengan menerapkan model pembelajaran
lain: Ada beberapa siswa yang nilainya Quantum Learning baik untuk
rendah, tertinggal dengan temannya, meningkatkan hasil belajar Autocad siswa
disebabkan karena kurang memahami materi kelas X Teknik Pemesinan SMK Negeri 1
pada saat guru sedang memberikan Stabat.
penjelasan, seperti beberapa siswa ada yang 2. Dengan menerapkan model quantum
bergurau sendiri, ada pula siswa yang learning baik untuk meningkatkan
mengantuk dikelas. Suasana kelas sedikit keaktifan belajar Autocad pada siswa kelas
ramai bila ada waktu luang, karena siswa X Teknik Pemesinan SMK Negeri 1
lebih banyak suka bergurau dan bahkan ada Stabat.
yang bermain game. Pada saat pengerjaan
tugas masih terlihat masih ada siswa yang Implikasi
pasif dan diam, disebabkan karena tidak Hasil yang diperoleh melalui penelitian
mengerti, harus dimulai darimana dan bahkan tindakan kelas ini, adanya peningkatan hasil
ada siswa yang berjalan-jalan. Kemampuan belajar siswa dengan pembelajaran Quantum
guru mengelola waktu masih kurang, Learning. Berdasarkan hasil penelitian
disebabkan karena guru belum tebiasa tindakan kelas ini, beberapa hal yang perlu
mengugunakan model quantum learning. disampaikan antara lain :
Dengan munculnya hambatan pada siklus 1, 1. Dengan penerapan pembelajaran quantum
maka dilakukan perbaikan pada siklus 2. learning, diharapkan guru dapat
Pada siklus 2 tejadi peningkatan antara memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam
laian: Suasana kelas sudah mulai kondusif, mengerjakan tugas, dan dapat menciptakan
karena siswa lebih aktif mengerjakan tugas suasana belajar yang lebih efektif dan
yang diberikan peneliti. Kemampuan guru interaktif untuk mencapai tujuan
mengelola sudah baik, disebabkan karena pembelajaran dengan kondisi yang ada.
guru sudah tebiasa mengugunakan metode 2. Penerapan pembelajaran quantum learning
Quantum Learning. menunjukkan dampak positif terhadap
Pada siklus 3 Suasana kelas sangat prestasi belajar siswa dalam rangka
kondusif, karena siswa sangat aktif meningkatkan hasil belajar autocad.
mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. 3. Pembelajaran Quantum Learning perlu
Kegiatan guru dalam pembelajaran ini sudah diterapkan di SMK Negeri 1 Stabat untuk
baik, sudah mencapai 96%. Peningkatan hasil memacu minat dan motivasi, serta rasa
belajar siswa siklus 1 tedapat 24 siswa yang senang siswa dalam belajar autocad.
lulus atau 70.59%, pada siklus 2 meningkat 4. Tidak semua kajian dan semua pelajaran
menjadi 27 siswa atau 79.41% dan pada siklus cocok dengan menggunakan model
3 menjadi 30 siswa atau 88.24%. Data pembelajaran Quantum Learning. Oleh
tersebut menunjukkan peningkatan hasil karena itu guru harus mencoba
belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi mengembangkan kreativitasnya dalam
peningkatan 8,82% dari siklus 2 ke siklus 3 merancang pembelajaran yang mampu
terjadi peningkatan sebesar 8,86%. memotivasi siswa untuk belajar, dan dapat
memilih materi yang sesuai dengan
PENUTUP karakter model pembelajaran tersebut.
Kesimpulan 5. Diharapkan bagi setiap guru akan
Berdasarkan analisis data hasil melaksanakan pembelajaran, hendaknya
penelitian yang telah dijabarkan pada bab terlebih dahulu mempersiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Pada setiap

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 15


guru merancang pembelajaran, hendaknya dahulu, karena model ini baru diujicobakan
guru terlebih dahulu guru memperhatikan pada materi yang bersifat praktek.
hal-hal berikut ini :
a. Memperhatikan dan menelaah materi DAFTAR PUSAKA
apa yang akan disampaikan kepada Ahmadi,dan Mulyono. (1991). Psikologi
anak didik. Belajar. Jakarta. Rineka Cipta.
b. Mengamati dan mempelajari karakter-
istik siswa yang akan mendapatkan Chandra, H. (2003). 36 Jam Belajar Kompu-
pembelajaran. ter Dasar-Dasar Autocad 2000. Jakarta.
c. Mencari, menyesuaikan dan menentu- Elex Media Komputindo.
kan strategi, model atau pendakatan
yang akan digunakan dalam proses DePorter,Bobbi & Hernacki, Mike. (2003).
pembelajaran. Quantum Learning. Bandung. Kaifa.

Saran Gagne,R.M. (1979). Instruction of Learning.


Berdasarkan hasil penelitian tindakan New York: Holt, Renehart and
kelas ini, ada beberapa kesimpulan serta Winston.
implikasi yang akan diajukan, beberapa saran
berikut diharapkan dapat berguna bagi Hamalik,O. (1999). Kurikulum dan Pem-
perbaikan penerapan model pembelajaran belajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Quantum Learning dimasa mendatang, saran
tersebut antara lain : Joyce,B, Weil,M dan Calhoun,E. (2009).
1. Mengingat model pembelajaran Quantum Model Of Teaching Model Model
Learning ini sangat berguna dalam upaya Pengajaran, Pustaka Pelajar.
meningkatkan keaktifan dan kemandiriaan
dalam belajar, dengan ini diharapkan Muhibinsyah. (2010). Psikologi Belajar.
penerapan pembelajaran ini dapat Jakarta: RajaGrafindo Persada.
dilaksanakan oleh guru dalam proses
pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran Nasution.S. (2009). Berbagai Pendekatan
yang diasuh. Terutama untuk mata dalam Proses Belajar & Mengajar.
pelajaran autocad yang bersifat praktek Jakarta. Bumi Aksara.
sangat baik dengan menggunakan model
pembelajaran ini. Nasution. S. (2008). Asas-Asas kurikulum.
2. Untuk lebih mengembangkan model Jakarta. Bumi Aksara.
pembelajaran Quantum Learning dan
penelitian tindakan kelas dalam proses Rasyid, H dan Mansyur. (2007). Penilaian
pembelajaran, sangat perlu dilakukan lagi Hasil Belajar. Bandung. Wacana
penelitian yang menggunakan model ini Prima.
terhadap mata pelajaran dan tingkatan
pendidikan yang berbeda. Romizowski,A.Z. (1981). Designing Instructi-
3. Penelitian yang telah dihasilkan ini masih on System: Decision Making In Cousrse
belum sempurna karena baru sesuai untuk Planning and Curriculum Design.
materi autocad yang bersifat praktek, untuk London: Kogan Page Schmeck RR.
itu guru-guru teknik pemesinan yang akan 1987. Learning Style New York.
menerapkan model ini pada pelajaran Plennum Press.
teknik pemesinan yang bersifat teori
hendaknya melakukan telaah terlebih Sanjaya. W. (2010). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 16


pendidikan. Jakarta. Predana Media
Group.

Sumiati dan Asra. (2007). Metode Pem-


belajaran. Bandung. Wacana Prima.

Sunarto,W. (2002). Psikologi Pendidikan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Surakhmad,W (1986). Pengajar Interaksi


Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Suryabarata,S. (1997). Pengukuran Dalam


psikologi kepribadian. Jakarta. Rajawali
Press.

Undang-Undang No 20. (2003). Tentang


Sistem Pendidikan Nasional.

Wardiman, J. (2001). Menatap Masa Depan


Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Windura, Sutanto,BLI. (2008). Brain


Management Series For Learning
Strategy Mind Map Langkah Demi
Langkah. Jakarta. Gramedia.

Winkel,W.S (1996). Psikologi Pengajaran.


Jakarta : Grafindo.

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 17

Anda mungkin juga menyukai