Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS ANAK USIA SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. KAREKA PRATAMA ( 1935029 )


2. LARAS LIESTIYANI NURYANDARI ( 1935030 )
3. LISA TRI NUR UTAMI ( 1935031 )
4. MARIA ANGGREYNI ( 1935032 )
5. MARSA AULIA ( 1935033 )
6. MEGA APRIANI ( 1935034 )
7. MEGA KARTIKA SARI ( 1935035 )
8. NABILA AMALIA ( 1935036 )

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO

PRODI D-III KEPERAWATAN

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kelompok
Khusus Anak Usia Sekolah” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang (Asuhan Keperawatan Kelompok khusus Anak Usia Sekolah) bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Satria Gobel, SKP. M.Kep,
Sp.Kep,Kom. Selaku dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan mekalah ini. Namun, terlepas
dari itu, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Jakarta, 25 Februari 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan kesehatan, serta


memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai
masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Perawat
sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-fungsi
yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Sehat secara social merupakan hasil dari interaksi positif di dalam komunitas (Efendi,
2015)
Situasi kesehatan anak usia sekolah dan remaja pada saat ini berdasarkan data
Riskesdas dan GSHS pada anak usia SD kondisi kesehatan lebih terkait pada PHBS dan
gizi, diantaranya stunting, kurus, gemuk, anemia, kecacingan, sarapan dengan mutu
rendah, kurang makan sayur dan buah, tidak menggosok gigi minimal 2 kali sehari,
makan makanan berpenyedap, tidak mencuci tangan pakai sabun dan BAB tidak di
jamban.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada kelompok khusus anak
usia sekolah menggunakan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada kelompok khusus anak usia sekolah
b. Menganalisa data untuk merumuskan diagnosa keperawatan yang ditemukan
pada kelompok khusus anak usia sekolah
c. Melakukan penapisan masalah yang ditemukan pada kelompok khusus anak
usia sekolah
d. Melakukan intervensi untuk mengatasi masalah yang ditemukan pada
kelompok khusus anak usia sekolah
e. Melakukan implementasi dan evaluasi pada kelompok khusus anak usia
sekolah.
BAB II

TINJAUAN KASUS

Kasus Kelompok Khusus Anak Usia Sekolah :

SD Airlangga merupakan salah satu Sekolah Dasar di kota X tepatnya di wilayah


kecamatan Makmur Raya. SD Airlangga memiliki siswa sebanyak 235 siswa dengan rincian
30 siswa kelas 1, 35 siswa kelas 2, 35 siswa kelas 3, 40 siswa kelas 4, 45 siswa kelas 5 dan
50 siswa kelas 6 dengan jumlah guru pengajar sebanyak 25 orang. Siswa SD Airlangga
mayoritas beragama islam dan bersuku Jawa. SD Airlangga terdiri dari 2 lantai, pada tiap
lantai ada 2 buah kamar mandi yang dipisahkan antara laki-laki dan perempuan, tetapi
sayangnya tidak terdapat fasilitas tempat cuci tangan. Di SD Airlangga juga memiliki
kebiasaan setiap hari Senin selalu dilaksanakan upacara bendera, setiap hari Jumat ada senam
bersama yang kemudian dilanjutkan dengan makan sehat bersama, siswa diminta untuk
membawa bekal dari rumah. SD Airlangga terletak di tengah kota namun berbatasan dengan
tempat pembuangan sampah, sehingga halaman samping sekolah terlihat kumuh dan
terkadang tercium bau tidak sedap di ruang kelas. Di depan gerbang SD Airlangga terdapat
pedagang jalanan yang menjajalkan makanan yang tidak tertutup sehingga terkadang lalat
berkerubung di makanan tersebut. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh
mahasiswa keperawatan, didapatkan beberapa data sebagai berikut : mayoritas anak kelas 1,
2 dan 3 mengonsumsi cokelat dan permen sebesar (54%), mayoritas anak kelas 4, 5 dan 6
memiliki kebiasaan jajan sembarangan sebesar (85%), mayoritas jenis jajanan anak usia
sekolah yang dikonsumsi adalah makanan yang mengandung msg dan pengawet sebesar
(85%), mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar (67%),
mayoritas anak usia sekolah tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan sebesar
(88%). Akibat tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan mengakibatkan berbagai
macam penyakit seperti sakit perut, muntah dan diare. Berdasarkan wawancara dari dokter
kecil dan petugas UKS menyatakan bahwa seluruh siswa SD Airlangga belum mendapat
pengetahuan tentang cara mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Alasan kebiasaan
siswa SD Airlangga tersebut tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan adalah tidak
dilengkapinya fasilitas tempat cuci tangan di sekitar lingkungan sekolah dan di rumah pun
tidak disuruh oleh orang tua dan lupa. Setiap minggunya selalu ada laporan siswa yang
mengalami sakit perut di UKS, diduga karena sering mengkonsumsi jajanan di depan sekolah
dan tidak mencuci tangan sebelum makan.
Format pengkajian keperawatan kelompok khusus

Fasilitas Yankes Puskesmas No. Registrasi 1935000


Nama Perawat yang Mengkaji Kareka P., Laras LN., Lisa TN., Tanggal Pengkajian
Maria A., Marsa A., Mega A., 25 febuari 2022
Mega KS., Nabila A.
Nama kelompok Kelompok 4 Alamat Jl. Airlangga 2 rt 010/08, Suka
Makmur, Cipinang jakarta timur

1. Data Dasar Anggota Kelompok 2. Status Kesehatan Anggota Kelompok

Tanda Ke
No Nama JK umur Agama Suku KU Status Gizi Riwyt Analisis Masalah
Tanda bias Kesehatan
Penyk
Vital aan Ket.
me
TD N TB BB Konjungtiva ncu
ci
tan
gan
seb
elu
m
&
ses
uda
h
ma
kan
1 An. A L 7 Islam Madura Baik 101/ 90 18 36, 110 23 Anemis Tidak Selalu - Kuku pendek, rambut bersih, gigi
87 5 ada bersih, telinga bersih
2 An. B L 8 Islam Betawi Baik 99/8 70 20 36 115 21 Anemis Tidak Selalu - Kuku pendek, rambut bersih, gigi
0 ada berlubang, telinga bersih
3 An. C P 7 Islam Betawi Baik 100/ 66 18 36, 118 22,3 Anemis Diare Tidak pernah - Kuku kotor, rambut bersih, ada
72 3 caries gigi, telinga kotor
4 An. D P 9 islam Sunda Baik 113/ 80 16 36, 140 29 Anemis Diare Tidak pernah - Kuku kotor, rambut terdapat
98 2 kutu, gigi berlubang, telinga
kotor
5 An. E P 10 Islam Sunda Baik 85/7 80 18 36, 144 32 Anemis Muntab Kadang- - Kuku pendek, rambut bersih, gigi
5 6 er kadang bersih, telinga kotor
6 An. F P 11 islam Sunda Baik 87/7 79 19 36, 143 35 Anemis Tidak Selalu - Kuku pendek, rambut bersih, gigi
2 4 ada bersih, telinga bersih
7 An. G L 8 Islam Jawa Baik 90/8 75 18 36, 128 26 Anemis Diare Tidak pernah - Kuku kotor, rambut kotor, ada
5 1 caries gigi, telinga kotor
8 An. H L 7 Islam Sunda Baik 78/7 74 18 36, 130 31 Ananemis Campak Tidak pernah - Kuku kotor, rambut kotor, ada
5 6 caries gigi, telinga kotor
9 An. I P 7 Kristen Batak Baik 100/ 79 18 36, 122 23 Anemis Tidak Tidak pernah - Kuku kotor, rambut terdapat
70 0 ada kutu, gigi berlubang, telinga
kotor
10 An. J L 8 Islam Sunda Baik 102/ 85 17 36, 128 26 Anemis Diare Tidak - Kuku kotor, rambut bersih, gigi
79 2 permah berlubang, telinga kotor
11 An. K P 12 Islam Betawi Baik 115/ 72 18 36, 149 41 Ananemis Cacar Selalu - Kuku pendek, rambut bersih, gigi
70 3 bersih, telinga bersih
12 An. L L 11 Kristen Betawi Baik 115/ 75 18 36, 135 36 Anemis Tidak Selalu - Kuku pendek, rambut bersih, gigi
70 5 ada bersih, telinga bersih
13 An. M L 9 Islam Melayu Baik 90/9 80 17 36, 140 38 Anemis Dbd Tidak pernah - Kuku kotor, rambut terdapat
5 2 kutu, gigi berlubang, telinga
kotor
14 An. N P 10 islam Sunda Baik 95/8 79 18 36, 138 33 anemis Diare Tidak pernah - Kuku kotor, rambut terdapat
7 4 kutu, gigi berlubang, telinga
kotor
15 An. O P 10 Islam Jawa Baik 99/8 83 18 36, 144 37 anemis Tidak Tidak pernah - Kuku pendek, rambut terdapat
5 5 ada kutu, gigi berlubang, telinga
bersih
16 An. P L 8 Islam Betawi Baik 103/ 85 17 36, 135 33 Anemis Diare Tidak pernah - Kuku kotor, rambut terdapat
87 5 kutu, gigi berlubang, telinga
kotor
17 An. R P 9 kristen Melayu Baik 100/ 75 18 36, 135 30 Anemis Tidak Selalu - Kuku pendek, rambut bersih, gigi
80 6 ada bersih, telinga bersih
18 An. S L 7 Islam Melayu Baik 98/8 80 18 36, 140 38 Anemis Dbd Kadang- - Kuku panjang, rambut bersih,
7 2 kadang gigi bersih, telinga kotor
19 An. T P 11 Kristen Betawi Baik 100/ 79 18 36, 144 35 Anemis Diare Tidak pernah - Kuku kotor, rambut kotor, gigi
75 1 berlubang, telinga kotor
20 An. V P 9 islam Betawi Baik 120/ 80 17 36, 131 28 Anemis Diare Tidak pernah - Kuku kotor, rambut terdapat
79 4 kutu, gigi bersih, telinga kotor

3. Upaya Peningkatan Kesehatan


Penilaian Penilaian
No Uraian Pengkajian Ada Tidak Gambaran No Uraian Pengkajian Ada Tidak Gambaran Kondisi
Kondisi
A Fasilitas pelayanan E Status Ekonomi
kesehatan
yang tersedia untuk
kelompok
1. Posyandu √ Terdapat posyandu 1.Sumbangan (asal sumber - - -
yang di dirikan pendanaan)
oleh rt setempat
1. Tenaga kesehatan yang √ Ada banyak seperti 2.Jenis pekerjaan - - -
Berpraktik bidan, prakter
dokter umum
2. Puskesmas dan Jaringannya √ Lingkungan 3.Rata-rata pendapatan - - -
puskesmas bersih perbulan
dan pelayanan
sangat baik
3. Klinik √ Terdapat klinik 4.Lainnya
disekitar sekolah
4. Rumah Sakit √ Rumah sakit
sangat jauh dari
lokasi
5. Dll
B Pelayanan Kesehatan yang F Status sosial
dimanfaatkan oleh budaya spriritual
kelompoknya
1. Imunisasi dasar lengkap √ Mayoritas anak 1.Sarana ibadah √ Terdapat masjid
mendapatkan maupun gereja yang
imunisasi yang ada di sekitar
lengkap lingkungan
2.Imunisasi ibu hamil - - - 2.Kegiatan keagamaan √ Berdasarkan agama
yang dianut
3.Makanan tambahan - - - 3.Kepercayaan yang √ Tidak ada
bertentangan dengan
penanggulangan
masalah
kesehatan
4.Vitamin tambahan √ Mengkonsumsi 4.Kegiatan sosial (kerja √ Seluruh siswa
suplemen seperti bakti, melakukan kerja bakti
tablet penambah arisan dll) membersihkan
darah dan lingkungan setiap hari
penambah nafsu jumat
makan
5.Pelayanan kesehatan √ Beberapa orang
yang sakit
langsung menuju
yankes setempat
6.Lainnya
C Fasilitas pendidikan GKomunikasi
1.Fasilitas pendidikan √ Sekolah dasar 1. Alat komunikasi √ Memanfaatkan gadget
yang tersedia untuk yang digunakan
kelompok a.Playgroup a.Telepon
b.TK b.Handphone
c.SD c.Faximile
d.SMP d. Lainnya
e.SMA
f.Perguruan Tinggi
g.Lainnya
2.Fasilitas Pendidikan yang √ Fasilitas 2.Efektifitas proses √ Terbentuk interaksi
dimanfaatkan untuk penyuluhan di komunikasi antar yang baik
kelompok untuk kegiatan PKM setempat anggota dalam
penyuluhan kesehatan, kelompok
pembelajaran di
kelompok dll
D Lingkungan tempat tinggal H Fasilitas rekreasi yang
anggota kelompok tersedia untuk kelompok
1.Sumber air bersih √ Memadai dan 1.Taman √ Terdapat taman-taman
cukup yang disediakan
2.Dapur umum √ Tidak tersedia 2.Pantai
3. Tempat pembuangan √ Tersedia 3.Sarana olah raga √ Tersedia
sampah
4.Sarana MCK √ Rata-rata memiliki 4.Lainnya
sarana MCK
pribadi
5.Saluran pembuangan limbah √ Rata-rata limbah
dibuang ke sungai
6.Lainnya
J Kebiasaan/Perilaku dalam
kelompok
1.Pemeliharaan kebersihan √ Tidak sepenuhnya
diri terpenuhi seperti
mencuci tangan dan
oral hygiene
2.Pengelolaan makanan √ Tidak di kelola dengan
bersih dan sehat baik, orang tua murid
mayoritas membiarkan
anaknya jajan
sembarangan
Mengetahui :

Nama Koordinator Tanggal/Tanda tangan


A. Pengkajian
1. Data Inti Komunitas, terdiri dari :
a) Demografi : jumlah anak usia sekolah keseluruhan berdasarkan data
Monografi SD Airlangga dari usia 7-12 tahun kurang lebih ada 235
siswa. Dari 235 siswa SD Airlangga, antara siswa laki-laki yang
berumur 8-9 tahun dan anak perempuan berumur 8-9 tahun
memiliki prosentase yang hampir sama yaitu 30% dan 30.5%
b) Etnis : mayoritas siswa SD Airlangga bersuku betawi dan sunda
c) Nilai kepercayaan dan agama : mayoritas responden beragama
islam yaitu sebanyak 98% dan yang beragama kristen sebanyak 2%.
Berdasarkan winshield survey dan dari data monografi didapatkan
tersedia mushola untuk tempat ibadah dan untuk gereja tidak
tersedia di lingkungan sekolah tetapi berada di sekitar lingkungan
sekolah. Di sekolah terdapat mata pelajaran agama. Dari hasil
wawancara dengan guru agama, menyatakan bahwa
nilai/norma/budaya yang dianut anak-anak SD baik, kehidupan
beragama berjalan dengan harmonis, dan anak-anak rajin dan
antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.

2. Data subsystem

Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :


1. Lingkungan Fisik
a. Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya dekat dengan
pemukiman warga. Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga
dengan baik, terdapat kantin di dalam sekolah yang menjual makanan
yang kurang terjamin kebersihannya. Terdapat banyak penjual
makanan di depan gerbang sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak
terjamin kebersihannya dan menggunakan minyak bekas. Terdapat 2
kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki dan
perempuan. Kondisi kurang terawat dengan baik.
b. Auskultasi : Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di
sekolah SD Airlangga terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang sudah

Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 5


lama berjalan seperti olahraga meliputi sepak bola dan kasti, kesenian
meliputi tari dan musik dan kegiatan keagamaan seperti rohani islam.
c. Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik bagi perkembangan anak yaitu kurangnya edukasi dari
orang tua untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan
tidak menyikat gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh
anak usia sekolah.
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Pelayanan kesehatan di sekolah SD Airlangga terdapat UKS untuk tempat
istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat
ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk konsultasi siswa.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua
para siswa mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk
mencari nafkah.
4. Keamanan dan Transportasi
a. Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang
jalan raya, akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam
kesehatan anak usia sekolah :
1) Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 120 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang
kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah
sebagai berikut : Diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki
kebiasaan jajan sembarangan sebesar 96 anak (85%). Ini
merupakan hal yang negatif bagi kesehatan anak usia sekolah
karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di
dalam makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam
masalah kesehatan untuk anak usia sekolah.

2) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah


Dari 120 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang
kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah
sebagai berikut: diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia
Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 6
sekolah adalah makanan yang mengandung msg dan pengawet
sebanyak 96 anak (85%). Ini merupakan hal yang negatif bagi
kesehatan anak usia sekolah karena berisiko tinggi terjadi
kejadian diare pada anak usia sekolah di SD Airlangga.

3) Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan


mayoritas anak usia sekolah tidak mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan sebanyak 105 anak (92%). Ini merupakan hal
yang negatif bagi perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini
harusnya ditanamkan sejak dini, selain itu apabila tidak mencuci
tangan sebelum makan akan menyebabkan berbagai macam
masalah kesehatan seperti sakit perut, muntah bahkan diare.
Berdasarkan wawancara dari dokter kecil dan petugas UKS
menyatakan bahwa seluruh siswa SD Airlangga belum mendapat
pengetahuan tentang cara mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan. Alasan kebiasaan siswa SD Airlangga tersebut tidak
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan adalah tidak
dilengkapinya fasilitas tempat cuci tangan dan sabun di sekitar
lingkungan sekolah dan di rumah pun tidak disuruh oleh orang
tua dan lupa. Setiap minggunya selalu ada laporan siswa yang
mengalami sakit perut di UKS, diduga karena sering
mengkonsumsi jajanan di depan sekolah dan tidak mencuci
tangan sebelum makan.

b. Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SD Airlangga adalah
sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.
5. Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah
keikut sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan
pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan anak usia sekolah.
Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah yaitu mengikuti kegiatan
kepramukaan.

Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 7


6. Komunikasi
1) Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh
informasi pengetahuan tentang mencuci tangan sebelum makan
berasal dari media massa dan orang tua. Hasil pengkajian yang telah
diperoleh adalah sebagai berikut: mayoritas anak belum mengetahui
mengenai informasi tentang mencuci tangan sebelum makan
bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan mencuci tangan
sebelum makan sebesar 50%. Media informasi yang digunakan anak
ini mempunyai dampak positif dan negatif.
2) Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di
sekolah SD Airlangga, meliputi data tentang diskusi yang dilakukan
anak dengan orang tua, peran orang tua dalam menyelesaikan dan
mencegah masalah anak, keterlibatan orang tua dan lingkungan dalam
menyelesaikan masalah anak. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada
uraian dibawah ini : mayoritas anak menjawab jarang mengadakan
diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar
80 responden (75%). Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya
perilaku anak untuk mencari informasi melalui orang lain atau media
yang belum tentu kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua
berperan sebagai pendengar aktif dan pemberi solusi bagi
permasalahan yang dihadapi oleh anaknya.

7. Pendidikan
Semua anak bersekolah di SD Airlangga.

8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya
biasanya ke pantai ancol, dan Taman Hiburan alam (THA). Untuk
pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan seni di sekolah SD
Airlangga terdapat lapangan sepak bola dan sanggar tari.

Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 8


B. Analisa data

NO DATA MASALAH

1. Lingkungan Fisik: Ketidakefektifan


• Adanya kebiasaan pada lingkungan anak karena pemeliharaan kesehatan
tidak di ajarkan mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan ada dan tidak dilengkapinya
fasilitas tempat cuci tangan di sekitar
lingkungan sekolah dan di rumah pun tidak
disuruh oleh orang tua dan lupa. Orang tua dan
anak membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini di ikuti
oleh anak usia sekolah.
2. Keamanan dan Transportasi: Perilaku kesehatan cenderung
• Kebiasaan jajan sembarangan: berisiko
 54% mayoritas anak kelas 1, 2 dan 3
mengonsumsi cokelat dan permen
 85% mayoritas anak kelas 4, 5 dan 6
memiliki kebiasaan jajan sembarangan
 85% mayoritas jenis jajanan anak usia
sekolah yang dikonsumsi adalah makanan
yang mengandung msg dan pengawet
 67% mayoritas anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur
• Kebiasaan Mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan
 88% mayoritas anak usia sekolah tidak
mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan
 32% Alasan tidak dilengkapinya fasilitas
tempat cuci tangan di sekitar lingkungan
sekolah dan di rumah pun tidak disuruh
oleh orang tua dan lupa

Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 9


Format Skor Diagnosa Keperawatan Komunitas

Diagnosa SKR
No Total Prioritas
Keperawatan A B C D E F G H I J K
1 Ketidakefektifan 3 3 5 3 5 4 3 4 3 3 4 40
pemeliharaan
kesehatan
2 Perilaku 5 5 4 5 4 3 5 4 5 3 3 46
kesehatan
cenderung
berisiko

Keterangan :
Bobot

1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi

Huruf
A : Risiko terjadi G : Tempat
B : Risiko keparahan H : Waktu
C : Potensial untuk pendkes I : Dana
D : Minat masyarakat J : Fasilitas kesehatan
E : Kemungkinan Diatasi K : Sumber daya
F : Sesuai dengan program pemerintah

A. Penampisan masalah

Diagnosa Pentingnya Kemungkinan Peningkatan Total


keperawatan penyelesaia perubahan terhadap score
komunitas n masalah : positif jika kualitas
pada agregat 1 : Rendah diatasi : hidup bila
anak usia 2 : Sedang 0 : tidak ada diatasi :
sekolah 3 : tinggi 1 : rendah 0 : tidak ada
2 : sedang 1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang
3 : tinggi

Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 1


Ketidakefektifan
pemeliharaan 3 3 3 9
kesehatan

Perilaku
kesehatan 3 3 3 9
cenderung
berisiko

B. Diagnosa keperawatan

1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko, skor 9


2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, skor 9

C. Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan
No. Komunitas Tujuan Intervensi
Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan PREVENSI PRIMER :
1. cenderung berisiko selama 1 minggi diharapkan 1. Lakukan pendekatan secara
berkurangnya perilaku berisiko formal dengan kepala sekolah,
pada anak usia sekolah : guru dan petugas UKS
2. Berikan penyuluhan

1. Terbentuknya kelompok anak kesehatan tentang Cara Mencuci


usia sekolah yang peduli tangan yang baik dan benar pada
kelompok anak usia sekolah
terhadap kebersihan tangan
3. Pengajaran prosedur atau

2. Agregat anak usia sekolah tindakan dengan cara


mendemonstrasikan cara
Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 1
Mencuci tangan yang baik dan
tidak mengalami Diare dan benar pada kelompok anak usia
Penyakit lainnya sekolah
3. Agregat anak usia sekolah
mendapatkan pengetahuan yang PREVENSI SEKUNDER
cukup tentang cara mencuci 1. Manajemen perilaku dengan
tangan yang baik dan benar beri kesempatan pada kelompok
sebelum atau sesudah makan anak usia sekolah untuk

4. Agregat anak usia sekolah bersama-sama mempraktikan


dapat berpartisipasi dalam cara mencuci tangan dengan
pengambilan keputusan baik dan benar
perawatan kesehatan

Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan PREVENSI PRIMER :


2. pemeliharaan kesehatan selama 1 minggu diharapkan 1. Memfasilitasi pembelajaran
meningkatnya efektifitas dengan menyebarkan leaflet
pemeliharaan kesehatan pada tentang pemeliharaan
anak usia sekolah : kebersihan tangan:
1. Meningkatnya pengetahuan a. Pentingnya menjaga
anak usia sekolah mengenai kebersihan tangan
pemeliharaan kesehatan tentang b. Dampak dari perilaku
penyakit-penyakit yang akan kebiasaan tidak mencuci
berpotensi timbul tangan
2. Meningkatnya kesadaran dan
motivasi agregat anak usia PREVENSI SEKUNDER :
sekolah untuk berperilaku hidup 1. Skrining kesehatan dengan
sehat fasilitasi sekolah untuk
3. Meningkatnya status membawa anak usia sekolah
kesehatan agregat anak usia dengan masalah kesehatan ke
sekolah pelayanan kesehatan dasar
terdekat
2. Pengontrolan berkala dengan
melakukan pemeriksaan
kesehatan pada anak usia
Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 1
sekolah dalam sebulan sekali

F. Implementasi dan Evaluasi

N Dx Hari/ Implementasi Evaluasi


o Keperawatan Tanggal/
Tempat
1. Perilaku kesehatan 4 Maret o Melakukan pendekatan o Kepala sekolah, seluruh guru
cenderung berisiko 2022 secara formal dengan dan petugas UKS mendukung
kepala sekolah, guru dan diadakannya penyuluhan
Aula SD petugas UKS. kesehatan tentang cara
Airlangga o Memberikan penyuluhan mencuci dengan baik dan benar
Makmur kesehatan tentang cara di SD Airlangga Kecamatan
Jaya mencuci tangan yang Makmur Jaya
baik dan benar pada o Seluruh anak antusias dan
kelompok anak usia semangat untuk mengikuti
sekolah. kegiatan penyuluhan kesehatan
o Mendemonstrasikan cara o Seluruh anak antusias dan
mencuci tangan dengan semangat untuk cara mencuci
baik dan benar pada tangan dengan baik dan benar
kelompok anak usia o Seluruh anak antusias dan
sekolah semangat untuk bersama-sama
o Memberikan kesempatan mempraktikan cara mencuci
pada kelompok anak usia tangan dengan baik dan benar
sekolah untuk bersma-
Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 1
sama mempraktikan cara
mencuci tangan dengan
baik dan benar
2. Ketidakefektifan 4 Maret o Menyebarkan leaflet o Agregat anak usia sekolah
pemeliharaan kesehatan 2022 tentang pemeliharaan mampu menyebutkan
kebersihan tangan pemeliharaan kebersihan tangan
Aula SD o Memfasilitasi sekolah dengan baik dan benar, leaflet
Airlangga untuk membawa anak tersebar di agregat anak usia
Makmur usia sekolah dengan sekolah
Jaya masalah kesehatan ke o Kepala sekolah, guru dan
pelayanan kesehatan petugas UKS mampu
dasar terdekat menyebutkan tindakan apa
o Melakukan pemeriksaan yang harus dilakukan ketika
kesehatan pada anak usia anak usia sekolah mengalami
sekolah dalam sebulan masalah kesehatan
sekali o Anak usia sekolah mengikuti
pemeriksaan kesehatan yang
diadakan

Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 1


DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, Y.B. dkk. 2014. Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah


Dalam Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Pada Anak Usia
Sekolah Dasar di Lombok Timur. Jurnal Kedokteran Yarsi 22 (2) :
102-113

Achjar, Komang Ayu Henny. (2012). Teori dan Praktik Asuhan


Keperawatan Komunitas. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta :


Rineka Cipta

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI

Panduan Praktik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga 9

Anda mungkin juga menyukai