Anda di halaman 1dari 10

Strategi Akselerasi

Program Prioritas 500


Koperasi Modern

Ahmad Zabadi | Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM RI


Konsideran Program 500 Koperasi Modern
Isu Strategis Terkini

• Program prioritas Deputi Bidang


Perkoperasian adalah pengembangan
500 koperasi modern (Target RPJMN)
sampai tahun 2024 dengan membaginya
dalam beberapa tahap (roadmap)
sebagaimana bagan di samping.
• Pemberlakukan kebijakan PPKM Darurat
dan Level 4 membuat perlambatan
pelaksanaan program dari sisi
pengelolaan dan juga anggaran. Hal
demikian juga perlu diantisipasi pada
tahun-tahun mendatang di mana pandemi
belum sepenuhnya hilang dan vaksinasi
belum maksimal.
• Perlu melakukan penyesuaian ulang
strategi, pendekatan serta pengelolaan
program agar target bisa bisa tercapai
secara optimal.
Penyesuaian Program Tahun Berjalan (2021)

• Kebijakan PPKM Darurat dan Level 4 sangat No. Sektor Jumlah


berpengaruh pada pertumbuhan koperasi di beberapa
sektor. Sehingga membutuhkan penyesuaian ulang 1. Koperasi Produksi/ Pangan 40
terhadap subyek dan sektor dari program 100 Koperasi
Modern. 2. Koperasi Simpan Pinjam 50
• Kebijakan PPKM juga berpengaruh pada ketersediaan • Holding Koperasi: 10 koperasi
anggaran untuk mendukung program 100 Koperasi • Layanan Anggota Terpadu: 20
Modern. Termasuk di dalamnya skema intervensi koperasi
efektif yang dapat dilakukan oleh Kementerian • Transformasi Digital: 20 koperasi
Koperasi UKM dalam rangka melakukan
pendampingan/ bimtek dan sejenisnya. 3. Koperasi Sektor Lainnya 10
• Pandemi dan kebijakan PPKM berpengaruh pada Total 100
dinamika eksisting koperasi, di mana fokus dan target
mereka saat ini adalah survival dari kondisi pandemi
ini.
• Penyesuaian Program:
– Mencari sektor yang masih tumbuh di saat
kebijakan PPKM diberlakukan
– Melakukan penyesuaian ulang sektor dan subyek
100 Koperasi Modern
– Target output adalah quick win dengan
memperhatikan sisa waktu tahun 2021 dengan
skema intervensi moderate touch dan high touch.
Strategi Akselerasi Program (2022-2024)

A. STRATEGI UMUM
• Pilar-pilar menggambarkan ekosistem yang
memungkinkan koperasi modern berkembang. Target
Sehingga kemitraan pada stakeholder utama
adalah kunci sukses. 500 Koperasi Modern
– Akses Pembiayaan: LPDB (mandatory),
Resi Gudang, Himbara
– Akses Pasar: offtaker BUMN Infrastru
Tata
(mandatory), swasta Akses
Akses
Akses
ktur
kelola
– Akses Teknologi: tech provider dalam Pilar pembia teknolo profesio
pasar penunja
yaan gi nal dan
IDXCOOP (mandatory) dan lainnya ng
sehat
– Infrastruktur Penunjang: factory sharing
(mandatory), skema JVC
– Tata Kelola Profesional: pendampingan Intervensi Moderate Touch High Touch
intensif Asdep SDM (mandatory), bimtek
• Sektor Terpilih memperhatikan dengan kondisi Enabler Sektor Terpilih Tata Kelola Program
pandemi, relevansi dan kesiapan koperasi.
• Tata Kelola Program adalah skema
pengelolaan program yang lebih efektif,
tangkas dan terukur.
Strategi Akselerasi Program (2022-2024)

B. SEKTOR TERPILIH
• Pengembangan program perlu No. Sektor 2022 2023 2024
memperhatikan sektor yang masih
1. Koperasi Produksi/ Pangan
tumbuh di masa pandemi. Data BPS
(Kuartal II, 2021) menyajikan sektor- • Domestik 50 50 40
sektor yang masih tumbuh dari sisi • Ekspor 10 10 10
lapangan usaha dan pengeluaran dan 2. Koperasi Simpan Pinjam
relevan dengan koperasi: Pertanian • Layanan Anggota Terpadu 20 20 10
(12,93%), Konsumsi Rumah Tangga • Holding Koperasi 5 5 5
(5,93%), Konsumsi Pemerintah (8,06%) • Transformasi Digital 25 25 10
dan Ekspor (31,78%).
• Sektor Pertanian akan menjadi perhatian 3. Koperasi Konsumsi 10 10 0
utama karena terkait dengan major 4. Koperasi Pemasaran/ Digital 20 30 10
program dalam RPMJN 2020-2024 yakni
program korporatisasi pertanian. Total 150 150 100
• Memperhatikan kesiapan, daya tahan
saat pandemi serta dinamika koperasi Keterangan:
eksisting, • KSP sub sektor holding koperasi: pendirian koperasi sekunder sebagai grup/ holding koperasi
• KSP sub sektor layanan anggota terpadu: skema pembiayaan KSP ke pertanian (model CU
• Sekenario penyesuaian sektor Cikalmas: sharing economy)
sebagaimana tabel di samping. • Koperasi konsumsi: layanan digital ke anggota dan rantai pasok barang
• Koperasi pemasaran intervensinya adalah koperasi onboarding di LKPP untuk menyerap 40%
belanja pemerintah
Strategi Akselerasi Program (2022-2024)

C. TATA KELOLA PROGRAM Deputi


• Korporatisasi pertanian sebagai major program yang Perkoperasian
beririsan dengan program Koperasi Pangan Modern,
perlu mendapat perhatian khusus. Kementan KLHK

Tanpa Pokja Bersama


• Ada tantangan kelembagaan dan organisasi yang POKJA
berpengaruh pada kecepatan eksekusi program: KKP
K/L
Tantangan Struktural dan Manajerial. Tantangan Lainnya
Struktural ini terkait dengan koordinasi lintas
kedeputian dan K/L terkait . Tantangan Manajerial
terkait dengan kecepatan, kelincahan, ketangkasan Profesional
dalam mengeksekusi program.
PMU
• Dalam rangka percepatan, perlu untuk melakukan Birokrat
penyesuaian pengelolaan program sehingga lebih:
tangkas, kolaboratif, terukur dan efektif dengan cara
membuat dua struktur kerja sebagai berikut:
– Kelompok Kerja Bersama (lintas Deputi dan K/L Offtaker Teknologi
yang relevan) Koperasi
– Project Management Unit/ PMU Koperasi Pendam-
Pengan Modern/ Korporatisasi Pertanian Modal pingan
(pelibatan expertise dan profesional) Keterangan:
• Pokja dikoordinir langsung oleh Deputi, peran steeting committee
• PMU dikoordinir dan melibatkan beberapa profesional dan birokrasi internal
definitif, peran organizing committee
Strategi Akselerasi Program (2022-2024)

D. SKEMA INTERVENSI

Moderate Touch High Touch

Akses modal/ pembiayaan Akses modal/ pembiayaan


Pendampingan kesehatan lembaga Pendampingan kesehatan lembaga
Skema pengembangan kelembagaan Skema pengembangan bisnis dengan investasi tertentu

Pendampingan penguatan kelembagaan dan kecakapan teknis Pendampingan kesiapan ekspor (izin, sertifikasi, kecakapan teknis
lainnya yang relevan)
Terhubung dengan supplier/ offtaker Terhubung dengan offtaker

Implementasi transformasi digital Level 1 (koperasi dan anggota) Implementasi transformasi digital Level 2 (koperasi, anggota dan
ekosistem lainnya)
Lamp 1. Peta Peran Pokja dan PMU

Pokja PMU
Steering Committee Organizing Committee
Sharing data antar K/L Perencanaan teknis pelaksanaan program
Koordinasi lintas Asdep dan K/L Pelaksanaan dan pengelolaan program
Sinergi program lintas Asdep dan K/L Pemantauan pelaksanaan program
Pemercepat dan solusi bottle neck Pelaporan pencapaian program

Keterangan:
1. Keberadaan Pokja Lintas K/L adalah opsional. Bila tanpa Pokja,
maka fungsi dan peran daya dukung strategis diambil alih oleh
Deputi dan Asdep melalui komunikasi-koordinasi antar lembaga.
2. Keberadaan PMU adalah wajib ada untuk mempercepat. PMU
terdiri dari para profesional yang khusus dihire untuk mengelola
proyek. PMU dapat dibantu oleh para Jabfung Kementerian.
Lamp 2. Sektor, Penanggungjawab dan Skema Intervensi

No. Sektor Penanggungjawab Skema Intervensi Stakeholder Terkait

1. Koperasi Produksi/ Pangan

• Domestik PMU Koperasi Pangan Modern High touch LPDB, Lintas K/L
• Ekspor PMU Koperasi Pangan Modern High touch Sekolah Ekspor, Diaspora

2. Koperasi Simpan Pinjam

• Layanan Anggota Terpadu PMU Koperasi Pangan Modern High touch LPDB, Resi Gudang, iPangan

• Holding Koperasi Asdep Pengawasan Moderate touch Induk/ Pusat Koperasi, Dinas
Koperasi

• Transformasi Digital Asdep Pengembangan & Moderate touch ICCI, Tech Provider
Pembaruan IDXCOOP, Dinas Koperasi

3. Koperasi Konsumsi Asdep Pengembangan & Moderate touch Tech Provider IDXCOOP
Pembaruan

4. Koperasi Pemasaran/ Digital Asdep SDM Moderate touch LKPP

Anda mungkin juga menyukai