Studi Preseden
Studi Preseden
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang
akan dialami oleh setiap individu dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Batasan lanjut usia
(lansia) dapat ditinjau dari aspek biologi, sosial, dan usia atau batasan usia, yaitu:
1.Aspek Biologi
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
2. Aspek social
Bagi masyarakat tradisional di Asia, lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh
masyarakat.
3. Aspek umur
Menurut Cooper dan Francis dalam bukunya yang berjudul People Places: Design Guidelines for Urban
Open Space. Disebutkan berdasarkan tingkat keaktifannnya lansia dibagi menjadi tiga kategori antara lain:
Studi preseden
Analisis Ruang
1. Kegiatan Hunian
a. Unit Hunian
b. R. Perawat
c. R. Perawatan
d. R. Makan Bersama
e. R. Bersama
2. Kegiatan Pelayanan Lanjut Usia
a. Pelayanan Fisik
b. R. Pijat
c. R. Akupuntur
d. R. Senam
e. R. Klub Keterampilan
f. Perpustakaan
g. Pelayanan Psikis
h. R. Psikoterapi
i. R. Hipnoterapi
j. Pelayanan Rohani
k. R. Doa
l. Masjid
3. Kegiatan Pengelola
a. R. Pengelola Utama
b. R. Pengelola Pelayanan Lanjut
Usia
c. R. Rapat
d. Wisma Karyawan
4. Kegiatan Penunjang
a. Wisma Keluarga
b. R. serbaguna
c. Retail
5. Kegiatan Servis
a. R. Mekanikal Elektrikal
b. R. Keamanan
c. R. Operasional Bangunan
d. Parkir
Hunian dan pelayanan lanjut usia dini di kabupaten bogor merupakan hunian yang menerapkan penekanan perilaku
dalam arsitektur dan tujuan dari proyek ini adalah mewujudkan rancangan hunian sebagai
pemenuhankebutuhan tempat tinggal dan pelayanan yang mampu mewadahi kebutuhan fisik,psikis serta
rohani bagi lanjut usia denganmelandaskan teori perilaku dalam arsitektur dalam proses perancangan.
Tapak terpilih zonifikasi
Griya lanjut usia merupakan suatu bangunanyang difungsikan sebagai tempat penampungan
manusia lanjutusia untuk kemudian dirawat, diasuh dan diberikan perhatianlebih. Banyaknya
griya lanjut usia yang tidakmempertimbangkan aspek fungsional dan kenyamanan membuatpara
lanjut usia enggan untuk tinggal di griya lanjut usia. Tujuanperancangan ini adalah memberikan
suasana griya lanjut usiadengan lingkungan dan desain yang alami, aman, back to naturebagi
para lanjut usia dan menyediakan fasilitas lengkap untukmelayani kebutuhan para lanjut usia.
Suasana natural pada Griya Lanjut Usia St.Yosef jugaterasa dari adanya pohon artifisial pada sofa di area lobbyserta
partisi laser cutting pada area makan yang menggunakanmotif pohon. Penggunaan warna juga natural seperti
dominanmenggunakan warna coklat yang mempunyai arti membumiserta warna friendly dan fresh seperti hijau,
orange, dankuning yang digunakan sebagai emphasis. Oleh sebab itu,rumusan masalah dari Griya Lanjut Usia
St.Yosef telahterjawab. Perancangan Griya Lanjut usia ini bertujuan untukmenghilangkan persepsi negatif orang
tentang panti jompo danmemberikan ide desain pada panti jompo yang kenyataannyajarang dipedulikan oleh
masyarakat maupun pemerintahan.
Lobby
Ruang makan
Kamar
Tema yang diambil pada perancangan Panti Werdha di Bitung adalah Arsitektur Tropis
Pendekatan Kenyamanan Thermal. Kondisi iklim yang mempengaruhi desain bangunan seperti
temperature udara, radiasi matahari, angin, kelembaban, serta curah hujan.
panti werdhamerupakan tempat tinggal bagi para lansia, di mana lansia diberikan bimbingan serta
perawatan agarkebutuhan mereka dapat terpenuhi dan para lansia dapat menikmati hari tuanya dengan
penuh kenyamanan, sehingga nantinya akan menciptakan kesejahteraan bagi lansia.”
Fungsi Panti Werdha sebagai berikut:
- Pusat pelayanan kesejahteraan para lanjut usia (dalam memenuhi kebutuhan pokok Lansia)
- Menyediakan suatu wadah berupa kompleks bangunan dan memberikan kesempatan pula bagi
lansia melakukan aktivitas-aktivitas sosial-rekreasi
- Bertujuan membuat lansia dapat menjalani proses penuaannya dengan sehat dan mandiri.