Komunikasi merupakan peralihan suatu pesan atau proses pertukaran informasi yang melibatkan seseorang sebagai bentuk interaksi yang menggunakan sistem simbol linguistik. Komunikasi menurut Seiler (1988) dan Arni Muhammad (2002) memiliki beberapa prinsip yaitu sebagai suatu proses, suatu sistemik, bersifat interaksi dan transaksi, dan komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja. Tujuan dari komunikasi itu sendiri adalah menetapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha, mengembangkan rencana rencana untuk mencapai tujuan pengorganisasian, sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien, memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi, serta memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi. Komunikasi sangat penting digunakan dalam organisasi. Salah satunya adalah dalam organisasi sekolah dengan adanya, komunikasi yang baik dan benar maka akan tercapai tujuan sekolah cara efektif dan efisien. Pentingnya komunikasi dalam organisasi sekolah adalah sebagai berikut menghubungkan arus informasi, membantu tercapainya tujuan umum dari manajemen sekolah, menyelesaikan masalah akademik dalam sekolah, membuat informasi pendidikan terbaru dalam sekolah, menyusun strategi pembelajaran bermutu, memberikan kebebasan berekspresi, menjembatani hubungan sekolah dan orang tua siswa, dan menciptakan iklim edukatif yang baik. Dalam manajemen sekolah terdapat proses komunikasi yang dibedakan menjadi dua yaitu proses komunikasi intern dan ekstern. Dalam berkomunikasi di sekolah terdapat beberapa aspek yang menghambat atau mengganggu yaitu 1) Hambatan dari proses komunikasi. Hambatan tersebut biasanya terjadi karena informasi yang kurang jelas sehingga menimbulkan miskomunikasi. Hal ini sering terjadi saat guru menerangkan atau memberi tugas namun kurang jelas, sehingga siswa tidak dapat memaknai hal tersebut. Sebaiknya sebagai seorang guru maka harus menghindari hal tersebut dengan cara mengkomunikasikan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik. Dan siswa juga harus berinteraksi aktif dengan menanyakan hal-hal yang tidak jelas ketika guru sedang menyampaikan sesuatu. 2) Hambatan fisik. Hambatan ini biasanya terjadi karena adanya gangguan seperti cuaca, sinyal, dan sebagainya. Seperti saat ini kita sedang di hadapan dengan pembelajaran secara daring, dan masing-masing guru maupun siswa memiliki keterbatasan dalam mengakses jaringan internet sehingga seringkali ditemui saat melakukan pertemuan melalui platform virtual ada saja yang terpental, sehingga tidak dapat menyerap materi secara maksimal karena tertinggal. Maka dari itu komunikasi tidak dapat diterima dengan baik dan tidak nyambung, untuk hal semacam ini maka dapat ditanyakan ulang atau meminta teman untuk menjelaskan kembali setelah pelajaran selesai. 3) Hambatan manusiawi. Hambatan ini merupakan sifat bawaan dari manusia, misalnya saat menerangkan materi pembelajaran suasana hati guru sedang tidak baik sehingga dalam pelaksanaannya guru menerangkan dengan emosional yang tinggi. Hal ini tentu dapat menghambat proses pembelajaran karena siswa tidak dapat menyerap materi secara maksimal. Agar komunikasi menjadi mudah dipahami maka hendaknya sebagai seorang guru mengajar secara profesional dan meredam emosinya. 4) Hambatan organisasional. Hambatan ini terjadi akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan. Seperti siswa yang takut atau gugup saat berbicara atau menyampaikan pesan kepada kepala sekolah. Maka hal ini dapat diatasi dengan cara merubah mindset siswa untuk tidak takut apabila berhadapan dengan kepala sekolah. 5) Hambatan-hambatan antar pribadi. Hambatan ini terjadi karena adanya kesalahpahaman antar pribadi menyangkut tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi. Misalnya siswa A dan siswi B mengikuti acara organisasi yang sama, dan melibatkan kerjasama antara keduanya. Namun sebelumnya mereka mengalami masalah pribadi sehingga komunikasi antara mereka tidak efektif. Langkah sebaiknya yang harus diambil adalah mereka harus memiliki sifat profesional dengan tidak membawa masalah pribadinya ke dalam organisasi agar kegiatan organisasi dapat berjalan secara maksimal. Dalam manajemen sekolah sendiri menawarkan komunikasi yang efektif yaitu komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ketiga arah yaitu ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Hal tersebut memungkinkan untuk para guru dapat berkomunikasi dengan sesama guru, kepala sekolah dengan kepala sekolah, pengawas dengan pengawas. Komunikasi aktif juga sangat penting karena dapat terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dengan komunikan sehingga pembicaraan tidak sepi. Maka dari itu komunikasi harus benar-benar dilaksanakan dengan baik, agar mencegah suatu hambatan dalam komunikasi.
Pendekatan sederhana untuk komunikasi profesional: Panduan praktis untuk komunikasi profesional dan strategi komunikasi bisnis tertulis dan interpersonal terbaik