JUDUL:
TIM PELAKSANA
'-
ii
LEMBAR IDENTIFIKASI DAN PENGESAHAN
PENELITIAN RIK-DIKNAS
TAHUN 2010
JUDUL
'
MODUl PENENTUAN FAKTOR KOREKSI MEDAN MAGNET BUMI TERHADAP
HASil PENGUKURAN SURVEYOR PERTAMBANGAN DAN GEOLOGI
iii
~
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL,
DAN HASIL PENGELOLAANNYA
(Laporan Ringkas Hasillitbang sesuai dengan PP No. 20Th. 2005)
Mohon diisi dol am bentuk File Microsoft Office Word (File Doc)
ldentitas Kegiatan
Judul Kegiatan Litbang Modul Penentuan Faktor Koreksi Medan Magnet Bumi Terhadap Hasil
yang Oilakukan Pengukuran Surveyor Pertambangan Dan Geologi
-/ Abstraksi Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membangun sistem
layanan data medan magnet Bumi agar dapat tersebut dapat
digunakan oleh para surveyor tambang dan geologi untuk
melakukan koreksi terhadap hasil pengukurannya. Koreksi hasil
pengukuran yang menggunakan detektor magnetik dilakukan oleh
para surveyor dengan mengurangkan hasil pengukurannya oleh
medan magnet hasil pengukuran stasioner dan nilai IGRF.
Magnetometer yang ada di LAPAN saat ini disetting menggunakan
nilai IGRF tahun 1990 dan 2000. Oleh karena itu, sistem ini juga
memberikan koreksi IGRF terhadap hasil pengukuran stasioner di
stasiun LAPAN. Selain itu juga dipelajari katakteristik signal ULF
dengan tujuan untuk mendiagnosa kondisi magnetosfer apakah
berada dalam keadaan tenang atau terganggu. Kondisi
magnetosfer yang terganggu dapat mengakibatkan anomali
terhadap hasil pengukuran medan magnet lokal oleh para
surveyor. Dari hasil studi ini dibangun sebuah sistem untuk
deteksi badai magnet yang memberi output apakah kondisi
magnetosfer dalam keadaan terganggu atau tidak.
'--
--
Tim Peneliti 1. La Ode Muhammad Musafar Kilowasid, S.Si, M.Sc.
1. Nama Koordinator/
Peneliti Utama (PU) 2. Pusfatsainsa, LAPAN Bandung
2. Alamat Koordinator/PU 3. Anggota:
3. Nama Anggota Peneliti a. Fitri Nuraeni S.Si
b. Anwar Santoso, S.Si, M.Si.
c. Drs. Habirun
d. Drs. John Maspupu, M.Sc.
Publikasi
1. Methods for Identifying Discontinuity and Shock Wave in the
(cantumkan judu/-judul publikasi, Solar Wind
tahun dan tempat publikasi
dilakukan)
2. Analysis of low-latitude Pc3 Magnetic Pulsations Associated
with Magnetic Storms on October 2003
1. Perlindungan Kekayaan lntelektual yang dihasilkan dari litbang dengan dukungan insentif
KNRT periode 2009
{pilihlah jenis perlindungan kekayaan intelektua/ yang diperoleh, dan sebutkan waktu pendaftarannya)
(nama temuan yang dimintakan perlindungan kekayaan intelektua/, asa/ temuan tersebut: bukti baru atau hasil
pengembangan temuan sebelumnya, alasan per/u perlindungan kekayaan intelektua/).
(nama temuan yang tidak dimintakan perlindungan kekayaan intelektual, asal temuan tersebut: baru atau hasil
pengembangan temuan sebelumnya, alasan tidak per/u perlindungan kekayaan intelektua/).
a. lisensi,
b. Kerjasama,
d. Publikasi llmiah
(Pilihlah cora alih teknologi kepada fihak lain agar hasillitbang anda ini dapat dimanfaatkan)
Ringkasan Hasil Penelitian dan Pengembangan
Dalam peneiitian ini dibuat modul berupa perangkat lunak untuk layanan data geomagnet,
koreksi IGRF hasil pengamatan dan sistem deteksi otomatis badai magnet untuk
mendiagnosa apakah magnet osfer dalam keadaan terganggu atau tidak. Sistem deteksi
badai magnet dibangun berdasa rkan karakteristik signal ULF atau pulsa magnetik lintang
rendah yang teramati di Stasiun Pengamat Dirganta Biak. Dengan adanya sistem ini dapat
dilakukan layanan mengenai informasi badai magnet serta koreksi medan magnet tersebut
dapat digunakan oleh para surveyor yang menggunakandetektor magnetik. Selain itu,
informasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan navigasi dan telekomunikasi yang
memanfaatkan ionosfer sebagai pemandu gelombang. Tahap lanjut dalam penelitian adalah
melakukan kerjasama atau de ~imenasi pada pengguna agar dapat melakukan pengujian
terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh. Dimasa datang sistem ini perlu dikembangkan
menjadi sistem prediksi badai magnet.
{lsilah dengan ringkas mengenai hasillitbang yang dicapai; berupa disain, prototip, temuan ilmiah /ainnya, tulisan ilmiah
yang telah dipub/ikasikan, dan/ atau konsultasi kepakaran bidang ilmu tertentu).
Hasil kegiatan ini berupa modul dalam bentuk perangkat lunak yang ditulis menggunakan
script Matlab. Manfaat sistem ini adalah untuk koreksi hasil pengukuran medan magnet dan
memberi informasi tentang kondisi magnetosfer Bumi.
Pengelolaan
1. Sumber Pembiayaan Penelitian dan Mitra Kerja (isilah tentang besar pembiayaan, termasuk
yang berasal dari mitra kerja)
c. Mitra Kerja
- Dalam Negeri : Rp
Nama Mitra
- Luar Negeri : Rp
...
~ Nama Mitra
2. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penelitian
b. Prasarana: Internet
3. Pendokumentasian
Dokumentasi hasil kegiatan ini berupa berupa perangkat lunak dan paper hasil publikasi.
(Dr5:'"S'fTl<aloka Prabotosar"
/
NIP: 19531014 1980003 1 001
SUMMARY REPORT
Magnetometer di LAPAN merekam medan tiga komponen variasi magnet Bumi secara kontinyu dengan
resolusi 1-detik. Para surveyor pertambangan dan geologi dalam melakukan koreksi hasil pengukura n
variasi medan magnet pada sebuah stasiun stasioner dijumlahkan dengan nilai medan magnet uta ma
pada lokasi stasiun stasioner tersebut yang dihitung dengan menggunakan modeiiGRF. Selain itu ketika
terjadi badai magnet para surveyor pertambangan maupun geologi seringkali menghindari atau
menghentikan kegiatan surveynya. Peningkatan konduktivitas listrik permukaan Bumi sangat
mempengaruhi kualitas data hasil pengukuran para surveyor. Dengan menggunakan indeks Dst
dikombinasikan dengan data medan magnet hasil pengukuran magnetometer di LAPAN dapat dipantau
apakah badai magnet memiliki efek pada wilayah Indonesia. Saat ini LAPAN telah mengembangkan
sebuah sistem observasi near-realtime medan magnet untuk mendukung Program Cuaca Antariksa
LAPAN.
Dalam penelitian ini dibangun sistem perhitungan nilai IGRF otomatis. Dengan sistem ini dapat dilakukan
koreksi IGRF terhadap hasil pengukuran medan magnet Bumi baik pengukuran stasioner maupun
pengukuran yang sifatnya mobile. Dibangun pula sistem layanan koreksi medan magnet dengan target
pengguna para surveyor tam bang dan geologi. Selain itu dalam penelitian ini juga dipelajari karakteristik
sinyal ULF yang diekstrak dari hasil pengukuran medan magnet di Biak. Dari hasil studi tersebut
dibangun sebuah sistem deteksi badai magnet secara khusus untuk kasus badai magnet besar. Dari
sistem deteksi badai magnet ini dapat diberikan layanan informasi tentang kondisi magnetosfer apakah
sedang aktif atau tidak.
iv
PRAKATA
Dalam penelitian ini akan dibangun sistem layanan informasi data medan magnet untuk koreksi hasil
pengukuran yang dilakukan oleh para surveyor pertambangan dan geologi. Badai magnet menimbulkan
anomali pengukuran medan magnet permukaan Bumi. Salah satu hal sangat penting dalam memberikan
layanan informasi koreksi medan magnet adalah bagaimana memberikan informasi tentang kemunculan
badai magnet yang dapat memberi pengaruh terhadap medan magnet Bumi secara global. Kemunculan
badai magnet diselidiki dengan menggunakan hasil pengukuran medan magnet oleh stasiun stasioner di
wilayah Indonesia. Dengan menggunakan data hasil rekaman magnetometer di Biak yang telah berjalan
selama lebih dari satu siklus matahari dipelajari efek badai magnet terhadap medan magnet Bumi
diwilayah Indonesia dengan memanfaatkan informasi signal ULF yang diekstrak dari data
magnetometer. lnformasi ini akan sangat berguna bagi para surveyor untuk mengetahui apakah variasi
medan magnet di wilayah Indonesia pada suatu waktu tertentu mengalami gangguan akibat interaksi
antara angin surya dan magnetosfer Bumi.
v
BABI
PENDAHULUAN
Pengamat Dirgantara), LAPAN yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia yaitu Kototabang
(KTB), Pontianak (PTN), Tanjung Sari (TJS), Pare-Pare (PRP), Manado (MND), Kupang (KPG) dan
Biak (BIK). Magnetometer tersebut secara kontinyu merekam data medan magnet dengan
resolusi waktu 1-detik untuk tiga komponen medan magnet H, D dan Z masing-masing
merepresentasikan arah komponen medan magnet arah utara-selatan, timur-barat dan atas-
bawah. Hasil pengukuran medan magnet oleh magnetometer landas Bumi dapat dimanfaatkan
•
untuk menganalisa kondisi magnetosfer dan ionosfer Bumi berkaitan dengan efek interaksi
menggunakan detektor magnetik. Pengukuran ini sangat dipengaruhi oleh kondisi interaksi
angin surya dengan magnetosfer Bumi. Keakuratan pengukuran dengan menggunakan detektor
magnet tersebut sangat bergantung pada konduktivitas listrik di lokasi pengukuran. Pada saat
...__.,
badai magnet, terjadi peningkatan konduktivitas listrik yang sangat besar di permukaan Bumi.
Peningkatan konduktivitas listrik yang besar akan menyebabkan nilai kesalahan pengukuran
yang dilakukan oleh surveyor pertambangan dan geologi juga makin besar. Hal ini
menyebabkan hasil pengukuran medan magnet tersebut tidak dapat digunakan. Oleh karena itu
pada saat badai magnet pengukuran yang dilakukan oleh surveyor pertambangan dan geologi
seringkali dihentikan . Berkaitan dengan hal tersebut, dalam kegiatan penelitian ini akan
dibangun sebuah sistem deteksi badai otomatis yang mana diharapkan dapat dijadikan
referensi bagi para surveyor pertambangan dan geologi dalam melakukan survey.
Sebagaimana disebutkan di atas kualitas pengukuran yang dilakukan oleh para surveyor
pertambangan dan geologi yang menggunakan detektor magnet sangat bergantung pada
....._ tersebut, berasal dari interaksi angin surya dengan magnetosfer Bumi yang dimanifestasikan
sebagai perubahan medan magnet Bumi (terukur oleh magnetometer landas Bumi).
Perhitungan anomali batuan di lokasi pengukuran dilakukan dengan cara mengurangkan medan
1
magnet total {hasil pengukuran para surveyor oleh medan magnet utama Bumi yang dihitung
menggunakan IGRF International Geomagnetic Field Reference) dan hasil pengukuran variasi
medan magnet Bumi pada sebuah lokasi stasioner. Magnetometer di LAPAN merupakan stasiun
pengamat medan magnet stasioner yang merekam variasi medan magnet secara kontinyu. Oleh
karena itu, hasil pengukuran magnetometer di SPD LAPAN selain untuk mendukung Program
Cuaca Antariksa LAPAN, dapat juga digunakan sebagai faktor koreksi medan magnet terhadap
pengukuran surveyor pertambangan dan geologi, pada radius tertentu dari magnetometer di
SPD LAPAN. Berdasarkan dua hal tersebut di atas maka dalam kegiatan penelitian ini akan
dibangun sebuah sistem otomatis dan interaktif yang dapat memberikan referensi bagi
'
surveyor dalam menyusun jadual surveynya, serta dapat memberikan informasi tentang data
faktor koreksi medan magnet terhadap hasil pengukuran para surveyor tersebut.
'---'
'----'"
.._,
'---'
..__,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(intensitas arah timur) dan Z (intensitas arah bawah). lntensitas total medan magnet dinyatakan
oleh F, intensitas di bidang horisontal oleh H, inklinasi (sudut antara bidang horisontal dan arah
vektor B) oleh I dan deklinasi atau variasi medan magnet (sudut antara vektor medan magnet B
dan arah utara sebenarnya) oleh D. Deklinasi, inklinasi dan intensitas total dapat dihitung dari
D=arcta{~) I= arete:{~) 2
F=.JH +Z
2
H=.Jx2 + Y2
Pada permukaan Bumi intensitas total bervariasi dari 24.000 nT (nano-tesla) hingga 66.000 nT.
Kontribusi utama medan magnet Bumi berasal dari: {1) medan utama (main field) yang
bersumber dari inti Bumi, {2) aliran plasma inti Bumi yang terkait dengan variasi secular medan
magnet, {3) Medan litosfer yang diakibatkan oleh batuan kerak termagnetisasi, (4) induksi
akibat gerak samudra, (5) medan magnet ionosferik dan (6) medan magnetosferik.
Medan magnet utama berasal dari proses dinamo dalam fluida pada inti bagian luar.
Medan utama ini bersifat sangat dominan dan memberi kontribusi sekitar 95% dari total
intensitas medan magnet permukaan Bumi. Medan magnet utama ini mengalami perubahan
Inti Bumi memiliki jari-jari sekitar 3480 km, yang mana ukurannya hampir sekitar
setengah jari-jari Bumi. Inti Bumi terdiri atas inti padat bagian dalam dengan jari-jari sekitar
1215 km dan inti cair bagian luar. Inti Bumi tersusun oleh sekitar 90% besi sehingga inti
tersebut bersifat sebagai konduktor listrik yang baik dimana konduktivitasnya diestimasi sekitar
300.000 Siemen/m. Aliran fluida inti disepanjang garis medan didekati oleh kondisi frozen-in;
yaitu bahwa plasma inti bumi terkungkung dalam satu garis medan magnet. Gerak ini
'-'
3
mengakibatkan perubahan gradual medan magnet yang teramati di permukaan Bumi.
dipetakan dengan menggunakan satelit orbit rendah seperti ditunjukkan oleh POGO (1967-
1971) dan Magsat (1979-1980). Selama 20 tahun terakhir pengukuran dilakukan oleh satelit
CHAMP untuk memetakan anomali magnetik litosfer utamanya magnetit yang mengandung
titanium. Titano-magnetit ini memiliki temperatur Curie sekitar 400-600C, diatas temperatur ini
titano-magnetit secara mendasar menjadi tidak bersifat magnetik. Oleh karena itu, magnetisasi
litosferik hanya terbatas pada lapisan dengan ketebalan 1Q-50 km bergantung pada aliran
panas lokal. Medan magnet litosferik, hanya yang memiliki panjang gelombang lebih pendek
dari 2500 km yang bersifat visible. Panjang gelombang yang lebih panjang akan tertutupi oleh
medan magnet kuat yang dibangkitkan oleh cairan inti Bumi bagian luar. Jadi, medan magnet
Pemantauan arus samudra biasanya penting untuk memahami kualitas air taut,
perubahan iklim dan jumlah C02 global. Akan tetapi dewasa ini pemantauan global arus
samudra member ikan bukti terkait dengan pengukuran ketinggian permukaan taut dengan
menggunakan radar satelit. Dari hasil pengukuran satelit CHAMP ditemukan kemungkinan
untuk memetahakan signal magnetik daripada aliran tidal samudra. Pergerakan air taut yang
medan dan arus listrik yang serupa dengan dinamo. Arus listrik tersebut membangkitkan
lonosfer terdiri atas beberapa Japisan dan secara umum dibagi menjadi lapisan D (60-
........,
90 km), E (90- 150 km) and F ( >150 km). Arus ionosferik horisontal, seperti elektrojet aurora,
elektrojet ekuatorial dan Sq (solar quiet) umumnya terbatasi pada lapisan E ionosferik. Akan
tetapi, pada waktu malam, ketika konduktivitas lapisan E menjadi lebih rendah, arus listrik yang
terdapat pada lapisan F menjadi penting. Arus lapisan F ini terkait dengan ionosfer tropis
karena garis medan magnet ekuatorial berpotongan dengan lapisan F lebih panjang. Di atas
ketinggian 400 km garis medan magnet berpotongan dengan daerah yang memiliki kerapatan
plasma tinggi, yang mana dikaitkan sebagai anomali ionisasi ekuatorial atau anomali Appleton.
4
~ Anomali Appleton diakibatkan oleh efek gerak plasma ke arah atas yang terjadi pada jam-jam
sore hari dan mendekati tengah malam menimbulkan peningkatan kerapatan plasma pada
daerah sekitar 15° utara dan selatan ekuator dip magnetik. Tanda-tanda menarik di daerah F
yang dihasilkan oleh arus yang digerakkan oleh tekanan dan gravitasi dan oleh ketidakstabilan
Magnetosfer adalah sebuah rongga besar yang dihasilkan oleh medan magnet Bumi.
Secara mendasar, partikel-partikel bermuatan angin surya tidak dapat melewati garis-garis
medan magnet dan terbelokkan disekitar Bumi. lnteraksi medan magnet Bumi dan angin surya
ini bersifat kompleks dan menimbulkan berbagai sistem arus listrik pada yang mengalir pada
Pengamat yang dekat dengan permukaan Bumi, yaitu stasiun pengamat medan magnet,
pesawat udara, atau satelit orbit rendah akan mengamati kombinasi medan magnet dari
seluruh sistem arus magnetosferik. Medan magnetosferik ini memiliki kekuatan mencapai 50 nT
pada saat kondisi tenang secara magnetik dan dapat mencapai ratusan nT selama terjadinya
badai magnet. Arus cincin adalah arus yang paling kuat di magnetosfer bagian dalam (inner
5
permukaan magnetopause dan arus cross-tail. Sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 2,
seorang pengamat yang berada di Greenwich akan mengamati medan magnetosferik konstan
arah selatan pada waktu tengah hari saat musim panas dan medan vertikal pada musim dingin.
Hal ini diinterpretasikan sebagai variasi tahunan medan magnetosferik. Serupa pula, medan
horisontal akan teramati selama musim panas saat tengah hari dan teramati memiliki arah
vertikal pada tengah malam, yang mana disebut sebagai variasi harian. Variasi temporal medan
eksternal ini saat diamati pada kerangka acuan tetap, Bumi, menginduksi arus listrik di Bumi
yang mana membangkitkan medan magnet sekunder (Maus and LUhr, 2005}.
a .n nuaJ
vaoalion - Sun
I I I
1 /1 I I I I I I
v v v v v v v v
S<Jrmme<r. ~ 2 :00 UT Winter, 12:00 lJ1r
diu mal
vatiation - S un
I ' I I! I I I I
v v v v v v v
0 :00 UT. S!limmer 1 2:00 tiT. Summer
Gambar 2: Variasi medan magnet yang teramati akibat rotasi dan orientasi sumbu spin medan
eksternal tunak.
Untuk daerah bebas medan (source-free) di dekat permukaan Bumi medan magnet
dapat dinyatakan sebagai negatif gradien sebuah potensial skalar yang memenuhi persamaan
Laplace. Solusi persamaan Laplace dalam koordinat bola disebut ekspansi harmonik bola dan
parameternya disebut sebagai koefisien Gauss. Ada koefisien yang merepresentasikan medan
'--'
internal dan eksternal dalam pemodelan medan magnet planet. Pemisahan medan yang
dibangkitkan oleh inti Bumi dan gerak kerak Bumi belum dilakukan dengan sempurna. Medan
6
Perubahan koefisien medan utama terhadap waktu seperti perubahan medan yang
terbangkitkan oleh inti Bumi, dalam biasanya digunakan dalam model hormonik bola. Salah
satu dari model tersebut adalah IGRF (International Geomagnetic Reference Field). Dalam
model ini variasi secular dianggap konstan dalam interval waktu lima tahun . Model ini hanya
mungkin untuk menentukan secara tepat medan magnet yang dibangkitkan oleh sumber
lokasi dihitung dari pusat Bumi dan sumbu rotasinya dengan penyimpangan (tilt) sekitar 11°.
Akan tetapi, terjadi deviasi signifikan dari bentuk dipol tersebut. Gambar 3 hingga 7
menunjukkan peta deklinasi, inklinasi, intensitas medan horisontal, vertikal dan total pada
tahun 2005 dan prediksi variasi secularnya untuk periode 2005 hingga 2010 yang diturunkan
\';·:~~~'-t':.~5?'\i· :: . -.:;:":~
'{~~:.>r\:-?::·-:·~-·:z-)~~
"" -------- \ - - -
' - --- -- - '·
\\>?O<>'o,__,.,.,
: L .:.. C.
~
- " -
~=-
. -~
~
·-
· ....._____ ...;~)
- -
c-:3 -.........
(
--
'
/
·,
:
! ) /
St.- ~ ufc-v.r • ·a.-i.arion •> f dle-..:1i uat i <.>&l (n1infyr l f<Y ~OO:"i .0 - 20 10 .0 .
~- .. : ..,~$:-::~~~':~0 Pi , ~- --::~~~~
'--' ~F':-~·.:.~·~
·. --- ""
~-~ ~=-
-:" ~--:~~.-::.'-~~:::---/ I \ \ \ :::..-~:_--~;,~~'S-~
1.Jt, -:--'--/-_.r / I\:'\:''\<' ---~~";_,~
/ ·b-.;_~-:.->~~::-'I~~
. . ~~=-=.<:>::-::>:---.)
.~, ~--
\ '~\\
-._._ ~: ~ ·-.~~- ~- ·.-. ~
~ ~
rI
- - ' - " • ,...._· - - - / / \ '\ ''\" c.-, • ' - • -..,
<::i ______./. • ... ' - _,.,. . -
/
-- -- -~ ·. : ·~·
~
·_·<~:::-- ... / ..
G
l•"l \""""
•' /
l ·..· ._ - . ·.
( '\ - - ' ·· ' \_ ,-----<' -- - ' o
-. - - -.. L
. -; , .,,', ~ I '- 2
, . . ._ ~ ~ \ ' "\,......... ~ I /~ --...... 1 ~ ~...______
~
~
,' - ',' ',' ',<
--~"""~
•,_}./({;K--.: ' , _____
0
. .... ' ' 7' / - ' - - .......
6 •••. r .._··.
c-
"---- ~,
- .
. • •
. ;. > ·.
'' . ' ••
:;:r,~ ,- · · ~
' \ I! -- -,.,
' .
I ----~
-
Gambar 3: Peta kontur deklinasi (derajat) pada tahun 2005 dan variasi secularnya (busur
menit/tahun) selama periode tahun 2005 hingga 2010.
7
lnclin.at.ion (degree") at 2005.0.
~--
-- . ---
--- --.
- - - - .5<J
·--
-----
-- $:--_:~""'
- - -- - -
~-c:.::=.=:=~~~~:;:::_-=:::.:=c..::=::=:=
: :: -
---.
- . - --
- ~-----:-::~.. . . . . . .
---- -
- -
~:
- -
:;:;>
~
=
· >o -
S c cu l ;..u - , -.;:u .,-; a riot""rn c- •t- i, n c l i.n :..-.t· i.c.-·ul1 tn1in/y•· ) Fo•- :!0<)5 _C) - :!:Cl1
--
--------=:::: -;_.~
~ .-·,·
-; . o-1
.
' . _,
~
I_ I ~
-.~~0
..,--~
("")_ ("~ -
""~
••• : . v • . ;'/ _,/ ", -
z. -- --.._,
..,. ":'':·· '~ -_,., ,__ . ;------- l
o_.,~ . . ~ / I
"'- . ~- -- T q .• ')
"--... ............ _ - 0 --
... __ __./ '-------- -
-----
T"-..t.;.1.ll inf!"c .n ;c.;ir;y ( n T l cr t 2Cl<"15 . 0 .
\ ,,::;-/ ~. ---
~ -., '•,- ~·, __-=-=-=.:::- ~.:>~.:~
... .....
~d-~·" --- -- - -
- -- - ... . . .
----- -..........
' ---
- ~(-o..,;,-· - •
~
J--~ , --
~-~;-:_ -· -: c ~:~:'-'-'-~~
---- ----- - -- . ....---
. . -:_; ": )
-,._;,.'·.
~?
-: -·
' .c.c_-
--,_ ~'"""-~"b, - -,_
--.... ,I ,.- /
-- --- -
- - --- - ...=_- -
..
/
?/-:- -.
. ·
S~.;,:L1I:.u :-
~~~tr~
,
. ~~-- :·:
.
v~_o~ rl . ..! t:lon
~
•
: '
• ~
.: .,.d·u..._) t_;,..LI
: : ·. _·. ~
. , ., ~-oz; .
. •
~ ~ .- · P · i
"'"·
i n h...! n ~;i. L y
'IT
·,
1
I
:,:-/" -
(,_nT ....~y r--· )o-
.,___
-
---;:_s~:~--~--
'-.,'-, '-.
.,
- - -. ........ .1/
.
(fc..__.,. , ~
'
~~----
__ _<t,
.:!_()():5 ..C. l •- 2:C"J>I CJ•. d". ) .
":>~~
) ) I
• i
-. . . . .: --
----
.>-'~
'l;.
---' c·~ ._/.
- - - - : ' ' ._·
~
------~
/ /' -• --: 1J.. ~
/ ----_.
~ .~ /
·~ ---
I I • ..- _/
(
.
.· .
. -~
. .....,..,~
' ,. ,;[JfJ'
•: !§
II I . -
..
~·
,·
~-)-::'
,~/
_/--: •
~ -. . ,--- ~" -- .::.;;- .,-eo . /.
-.._·-. <I>' . .,.. - '· - ~--/ ' ~ -
Gambar 5: Peta kontur intensitas total (nT) pada tahun 2005 dan variasi secularnya (nT/tahun)
selama periode tahun 2005 hingga 2010.
8
6
berada pada rentang 1 mHz to 1 Hz. Frekuensi pulsa magnet ini disebut sebagai ultra-low
karena lebih rendah dari frekuensi alamiah plasma yaitu frekuensi plasma dan gyro-frekuensi
ion. Klasifikasi gelombang ULF berdasarkan periode pulsa magnet (Jacobs dkk., 1964)
T (detik) 0,2·5
I 5-10 10-45 45-150 150-600 1-40 40-150
2-25 mHz
Frekuensi 0,2-5 Hz I 0,1-0,'2 Hz 22-100 mHz 7-22 mHz 2-7 mHz 0,025-1 Hz
Pulsa magnet dapat teramati melalui pengukuran langsung medan listrik dan magnet
magnet ini terkai{ erat dengan interaksi antara medan magnet Bumi dan angin surya/medan
magnet antar-planet maupun aktivitas geomagnet seperti badai magnet dan substorm
magnetosferik.
disepanjang garis medan magnet dan gelombang magnetosferik paling kuat teramati pada
daerah dekat plasmapause pagi-hari. Selain itu, pulsa ini memiliki korelasi yang kuat dengan
medan magnet antar planet (IMF) yang mana mengindikasikan bahwa sumber gelombang ini
terkait denga daerah kuasi-paralel bow shock. Korelasi frekuensi Pc3 dengan IMF tersebl.it
muncul sebagai akibat interaksi gelombang-partikel pada frekuensi siklotron lokal angin surya
saat proton bergerak balik dari shock kuasi-paralel menuju angin surya pada bagian upstream
(Anderson, 1994).
magnetopauase dan dominan terjadi pada L=8. Pertubasi kompresional dominan seringkali
L- diikuti oleh perturbasi radial dengan amplituda osilasi dengan periode 5 - 10 menit. Gelombang
10
ini dibangkitkan secara lokal oleh gelombang cermin yang digerakkan oleh anisotropik tekanan
plasma positif. Peristiwa ini sangat terkait dengan awan plasma dengan nilai beta tinggi dan
PeS kompresional dusk dan dawn terjadi karena kondisi geofisis berbeda. PeS sore hari
terjadi selama terjadinya peningkatan aktivitas arus cincin, indeks AE tinggi dan IMF arah
selatan yang kuat. Sedangkan PeS pagi hari terjadi selama dst kecil atau arus cincin lemah, AE
rendah dan IMF arah utara. Gelombang PeS sore hari menjalar kearah barat dengan kelajuan
yang sebanding dengan kelajuan drift proton energetik {10-30 keV). Sedangkan PeS pagi hari
menjalar ke arah timur sebagai akibat arah drift umum dan dalam kerangka plasma menjalar ke
PeS toroidal yang terpolarisasi azimuthal merupakan mode toroidal resonansi garis
medan magnet {FLR, field line resonance) node magnetik pada daerah ekuator. PeS toroidal ini
Helmholtz pada magnetopause ketika kecepatan aliran plasma magnetosheath {Cahill and
Winckler, 1992), variasi tekanan pada aliran plasma magnetopause yang menimbulkan
gelombang plasma permukaan (Warnecke, 1990; lysak and Lee, 1992), anomali magnetik lokal
yang terkait dengan proses pembangkitan gelombang boundary magnetopausc {Cahill and
Winckler, 1992) dan juga injeksi elektron pada malam hari {Saka et al., 1992). Hubungan kuatan
'----'
antara PeS toroidal dan kondisi angin surya/IMF menjadi lebih kuat ketika kecepatan angin
surya lebih tinggi dari rata-rata. lni merefleksikan efek kompresi magnetosferik terhadap
substorm magnetosfer. Badai magnet yang merupakan kontributor utama bagi cuaca antariksa
diawali oleh peningkatan transfer energi angin surya/IMF kedalam magnetosfer menghasilkan
penguatan arus cincin. Pertumbuhan arus cincin dapat dipantau dengan menggunakan indeks
Dst. Badai magnet dapat didefenisikan sebagai interval waktu ketika konveksi medan listrik
antar-planet {IEF, interplanetary electric field) sebagai akibat energisasi sistem magnetosfer-
'--'
11
ionosfer mengintensifikasi arus cincin hingga melebihi nilai ambang kuantifikasi indeks Dst
antar-planet arah selatan (Bz). Medan magnet yang terkait dengan hal ini mengindikasikan
mekanisme transfer energi selama terjadinya persambungan garis medan magnet (magnetic
merging). Nilai ambang dan parameter penggerak badai magnet adalah sebagai berikut
Berdasarkan hipotesa klasik, arus cincin mengalami penguatan melalui energisasi dan
injeksi partikel plasma-sheet dari magnetotail menuju magnetosfer bagian dalam (inner
dibantah oleh beberapa peneliti saat ini diantaranya /yemori dan Rao (1996) dan Siscoe dan
Petschek (1997) yang menyatakan bahwa fase ekspansi substorm bekerja serupa dengan suku
energi disipasi dan IMF arah-selatan sebagai input dalam persamaan kesetimbangan
(McPherron, 1997).
Badai magnet besar terjadi terkait erat dengan lontaran massa korona (CME, coronal
mass ejection) dari matahari (Gosling et al., 1991). Dalam hal ini, peningkatan kecepatan angin
surya yang disertai oleh IMF arah selatan mengakibatkan SSC (storm sudden commencement) .
Badai magnet jenis ini disebut sebagai badai magnet transient. Badai magnet sering terjadi
secara berulang (recurrent storm) adalah badai magnet dengan kelas menengah (moderate)
Badai magnet dibagi menjadi tiga fase berbeda berdasarkan tanda-tanda pada indeks
Dst. (i) Fase awal (initial phase) badai magnet dapat berlangsung selama 5 menit hingga ode
......... jam. Peningkatan nilai Dst menuju nilai positif hingga beberapa puluh nT menyatakan bahwa
12
magnetosfer. (ii) Fase utama (main phase) berlangsung dalam rentang waktu setengah hingga
beberapa jam. Selama fase utama badai magnet indeks Dst dapat mencapai nilai negatif
ratusan nT dan pada saat itu arus cincin mengalami pertumbuhan dan bergerak secara radial ke
arah luar di bidang ekuatorial dan menciptakan arus cross-tail (cross-tail currnt) yang
mendorong plasmapause menuju arah lebih dekat ke Bumi bahkan menutupi lapisan
plasmapause. (iii) Fase pulih (recovery phase) berlangsung lebih dari 10 jam hingga orde
mingguan. Selama fase pulih badai magnet tersebut Dst secara gradual kembali ke level normal
dan diikuti pengurangan secara gradual ion arus cincin. Ekspansi plasmasfer menyebabkan
plasma dingin ionosferik terhubung dengan arus cincin dan mengakibatkan gelombang ion
siklotron mengalami pertumbuhan menjadi atom-atom netral energi tinggi terkait dengan
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa aktivitas geomagnet dapat dibagi menjadi dua
'---"
kategori utama yaitu badai magnet dan substorm magnetosfer. Substorm magnetosfer
gelombang ULF yang berkaitan peningkatan arus ionosferik yang memberikan tambahan
terhadap medan magnet Bumi. Seperti badai magnet, substorm magnetosfer juga dibagi
menjadi 3 fase yaitu (i) fase pertumbuhan, (ii) fase ekspansi dan (iii) fase pulih (Rostoker dkk.,
1980).
Energi substorm berasal dari angin surya (Nishida, 1983). Proses fisis yang berperan
penting dalam proses substorm dibagi menjadi proses direct driven dan loading-unloading
(Rostoker dkk., 1987; Baker dkk., 1997b). Proses driven mendisipasi energi secara global dan
"----'
kontinyu (Opgenoorth dan Pellinen, ICS-4 meeting, 1998). Sedangkan proses loading-unloading
berkaitan langsung dengan pembagian tiga fase substorm yang disebutkan di atas. Selama fase
pertumbuhan energi ditampung (stored) dalam magnetosfer melalui fluks magnetik dalam tail-
lobe. Energi ini selanjutnya terdisipasi secara eksplosif selama fase ekspansi kedalam
magnetosfer dan ionosfer (Baker dkk., 1973a). Disipasi energi di magnetosfer mengakibatkan
percepatan partikel energetik, pemanasan plasma-sheet, injeksi arus cincin dan pembentukan
13
._, plasmoid. Sedangkan di ionosfer terkait dengan pemanasan Joule, particle precipitation,
sudah diperkirakan. Umumnya grid yang digunakan antar stasiun adalah 10-100 m, grid yang
semakin kecil dapat digunakan didaerah dengan gradient magnetic tinggi. Pengambilan data
magnet tidak dapat dilakukan didaerah yang sekitarnya banyak mengandung objek metal(besi),
yang dapat mengganggu nilai medan magnet lokal. Pengambilan data di base station
(pengukuran r;liam) diperlukan untuk memonitor variasi diurnal (P., Brooks, 2002).
Koreksi IGRF
Turunan Horizontal
~
~'
Gambar 8. Alur survey geomagnet untuk mencari anomali lokal pada pertambangan.
Reduksi data magnet hasil observasi diperlukan untuk menghilangkan semua magnetic
variasi yang disebabkan oleh factor lain selain anomaly bawah permukaan yang kita cari.
Beberapa reduksi yang dilakukan adalah (i) Koreksi variasi diurnal. Efek variasi diurnal ini dapat
,___,. Magnetometer tersebut akan mengukur nilai geomagnet setiap waktu ditempat tersebut. Posisi
magnetometer base station ini sebaiknya berada dalam radius 100 km dengan daerah target,
14
.._.., membuat seolah-olah pengukuran dilakukan di daerah kutub, dimana puncak hasil anomalinya
pengukuran dilakukan di daerah ekuator sehingga menghasilkan kurva dengan nilai minimum
anomali tepat diatas benda penyebabnya. Pemilihan koreksi ke kutub atau ke ekuator dilakukan
.........
berdasarkan dimana survey tersebut dilakukan. Jika survey lebih dekat ke arah kutub maka
koreksi yang diambil adalah koreksi ke kutub begitu pula sebaliknya jika survey dilakukan di
daerah dekat ekuator. (ii) Pemisahan anomali regional lokal dilakukan dengan cara membuat
kontour data magnet terkoreksi dari daerah survey. Dari gambar 3 terlihat terdapat anomali
.
ditengah daerah survey. Hal ini ditandai dengan adanya nilai maksimum ditengah daerah
dengan nilai 0. Dari hasil ini dapat dikatakan daerah tersebut memang mengandung anomali
lokal. (iii) Pengolahan selanjutnya adalah dilakukan turunan vertikal/ horizontal. Turunan ini
dilakukan terhadap kontour yang sudah diperoleh tadi untuk mempertajam hasil kontour.
50
- 40
- 30
20
10
- 10
-20
-30
- -40
5 10 15 20 25 30
Pengamatan medan magnet Bumi serta interaksinya medan magnet antariksa dilakukan
'--
16
karena variasi diurnal ditiap lokasi akan berbeda-beda besarnya, meskipun perbedaan antar
tiap lokasi kecil tapi karena anomali magnet akibat benda bawah permukaan juga tidak terlalu
besar maka perbedaan kecil pun perlu dimasukkan dalam perhitungan (P., Brooks, 2002). (ii)
Koreksi geomagnet. Koreksi geomagnet ini biasanya dilakukan dengan mengurangkan nilai
..... observasi dengan nilai model IGRF dilokasi survey.Hal ini disebabkan karena medan magnet
utama bumi bervariasi berdasarkan garis lintang, bujur dan waktu yang digambarkan pada
model IGRF (International Geomagnetic Reference Field) yang diperoleh dari 120 koefisien
spherical harmonic dalam orde N=10. Panjang gelombang terpendek yang direpresentasikan
adalah sekitar 4000 km. IGRF ini menyediakan representasi paling baik dari medan regional
sebenarnya pada saat tidak ada gangguan, sehingga dapat dipergunakan untuk koreksi regional.
IGRF ini sendiri dikoreksi per 5 tahun, karena ada nya perubahan secular jangka panjang yang
tidak dapat diprediksi menggunakan ekstrapolasi. Sehingga Setiap 5 tahun stasiun-stasiun yang
digunakan untuk observasi dalam penentuan koefisien spherical harmonic untuk IGRF ini
merevisi nilai-nilai koefisien tersebut (Milsom, J., 2003; William. L., 2007) .
.:;~, - IN
....
I} ·-">
-
I
l \ I I /I
""" · I /l 1\
f ... I l
l'"" I t
1•-"'r J \_
I .~. 'I j i"" ,I I'
Juu t \~
! • 1
i ·I ;
I '
J · ---------..._
"" 1 , \ I ,,
j \J
b--=-:='
.Q,II)il '====i
....!.- oott •l!l .¥, ..fO .:.. •l>l ·~ a .·c o
'-.../
Kulubl.ft'ar.l:
Pengolahan lanjutan ini dilakukan dengan cara berikut. (i) Koreksi ke kutub/ke ekuator.
interpretasi. Oleh karena itu diperlukan koreksi ke kutub atau ke ekuator. Koreksi kekutub
15
kerjasama internasional antara LAPAN dengan SERC (Space Environment Research Center),
Universitas Kyushu, Jepang. Tujuan daripada instalasi sistem MAGDAS adalah untuk studi
mengenai cuaca antariksa. Antara lain, untuk mengklarifikasi perubahan plasma antariksa Bumi
MAGDAS ditunjukkan dalam Gambar 11. Lokasi magnetometer LAPAN tersebar dibeberapa
stasiun pengamat dirgantara LAPAN yaitu Biak (BIK), KPG(Kupang), Manado (MND), Pare-Pare
MAGDAS/CPMN
(MAGnetic Data Acqusltion System/Ctrcum-pan Pac1fic Magnetometer Network)
i . ....
• '•o•
•.
~
• MAGOAS
.Mil
t .Lll
ev. ·:l
~
.6.. FM-CW radar
magnet Bumi dengan resolusi 1-detik. Magnetometer tersebut dibedakan menjadi dua jenis lagi
yaitu (i) merekam perubahan medan magnet Bumi, dimana perubahan medan magnet Bumi
didefenisikan sebagai selisih antara kekuatan medan magnet yang terukur dengan nilai IGRF
pada lokasi tersebut. (ii) merekam total medan magnet Bumi. Kedua jenis magnetometer ini
berlaku valid mencerminkan kekuatan medan magnet pada daerah yang terletak dalam radius
100 km dari lokasi magnetometer. Bagian utama dari magnetometer ditunjukkan dalam
Gambar 12.
17
Saat ini LAPAN telah mengembangkan sebuah sistem untuk memantau medan magnet
Bumi secara real-time dalam rangka mendukung program Cuaca Antariksa. Dengan
menggunakan fasilitas teknologi seluler data ditransfer setiap 5 menit ke sebuah server di
PUSFATSAINSA, LAPAN. Sistem display data near-realtime juga telah dikembangkan dan untuk
mendiagnosa kondisi magnetosfer sistem ini dilengkapi dengan sistem pemrosesan data near-
realtime. Sebagai tambahan dan merupakan bagian dari kegiatan penelitian ini, saat ini
dikembangkan sistem deteksi badai near-realtime untuk mendiagnosa kondisi magnetosfer
apakah dalam kondisi tenang atau terganggu. Diagram sistem transfer dan pemrosesan data
~
,_ • ~~ ' -;~':'; ' ': r.oa:..t ,' ·~.:. 1- . ·-" " .10 " '1:
/ \
-~ . ./_/'
~I
~'-"- /-·
6c"to!l- Itl'
• I _,/_,..
S«n.:.r li- 1t
.I ' -..;;: •• ./
'-._ '
. /
-F ;
' ~ ,. .
-::/ ... L
,!':.:J
'. fill,.,~.. ,":'(Jif)lpoJ:
,.,.
/ ) '
......
;~~i:;
' ~
r. • '
J#S • ., ...,, {, •, 5 . a . ..A
,::Ot:r' / -.,, .. ..:. -....
-. - ',,~o . 0-
oJ ,;/ ··. / ._ . -·.·.
~
=
.•.. • '" :n..._., . ....· ''~
· ~~~=~>
~ . ·. .. ~
-·>-___ . . : · •
.. ·
/
•
• ..,~ -~ ~ -- .,
Z:._.,.
/
/
..,
}-
///-;:,..l.ol!ftor
:,~,._. (
·[ J1. j
:~ :~ . · '
... ",.- ' ' ' • ·, : J • ·-· . ,, 1 : ; "
' ' ,, . . : ,:\.: ·:: ,. ••• • 'J .: .• ;
• ,.f"X.r ~ · ~ .w·•rtt · r•r: .., 1 ~- ~, · c ~ 1.,.,.- ·r•<._!"'" ,...~· ! ,. 1 ( 1' '- .t ;; -: :--r
· f··:.. 1 1,1 '1 '7 fl.~ • I ·,n r•;.
~ • '. •';t· ,... ...... .• , . ~
'-'
'--
18
''"'-•
I
j Perhitungan IGRF J
1 J
L Deteksi Badal
(Realtime)
rw~b~i-t~LAPANJ
Gambar 13. Diagram sistem transfer dan pemrosesan data near-realtime LAPAN.
'-'
'-
19
~
BAB Ill TUJUAN DAN SASARAN
111.1. TUJUAN
• Membangun sistem informasi efek badai magnet terhadap hasil pengukuran medan magnet
untuk surveyor pertambangan dan geologi.
• Membangun sistem informasi koreksi medan magnet secara near-realtime yang dapat
digunakan sebagai referensi bagi para surveyor pertambangan dan geologi berbasis Web
dan SMS.
111.2. SASARAN
• Diperolehnya modul/sistem informasi sistem informasi efek badai magnet terhadap hasil
pengukuran medan magnet untuk para surveyor pertambangcm dan geologi.
• Diperolehnya modui/sistem informasi faktor koreksi medan magnet yang dapat digunakan
para surveyor pertambangan dan geologi.
20
""-
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
IV.l PERMASALAHAN
Untuk mencapai tujuan daripada penelitian ini maka di susun langkah-langkah untuk
memecahkan persamalahan di atas sebagai berikut:
1. Merancang sistem/modul deteksi otomatis pemunculan dan efek badai magnet dengan
menggunakan kombinasj indeks Dst dengan data hasil pengukuran magnetometer di
LAPAN.
~
lndeks Dst merepresentasikan pemunculan dan kekuatan badai magnet yang mana
merupakan manifestasi dari pertumbuhan arus cincin di daerah lintang rendah dan
ekuator magnet sebagai akibat interaksi angin surya dengan magnetosfer Bumi. Akan
tetapi, efek badai magnet di suatu daerah bergantung pada skala badai magnet
tersebut. Badai kuat dengan durasi yang cukup panjang biasanya memiliki efek global
sedangkan badai dengan kekuatan lebih rendah dan durasi pendek akan memberi
dampak pada medan magnet untuk kawasan yang terbatas. Selain menggunakan indeks
Dst, akibat dari interaksi tersebut dapat diamati melalui pemunculan signal ULF (ultra-
low frequency) dalam rentang pulsa magnet Pc3 hingga PeS, dengan menggunakan data
medan magnet hasil pengukuran magnetometer lokal. Oleh karena itu, kombinasi Dst
~
indeks dan data magnetometer di LAPAN dapat digunakan untuk mendeteksi badai di
wilayah di Indonesia. Dalam penelitian ini akan digunakan metode eksponen spektral
21
untuk mendeteksi pemunculan efek badai magnet terhadap hasil pengukuran medan
magnet di wilayah Indonesia. Ekstraksi signal ULF dari data pengukuran medan magnet
digunakan filter Butterworth dengan menerapkan metode windowing Hamming.
Sedangkan perhitungan spektrum daya signal ULF digunakan metode FFT (Fast Fourier
Transform). Deteksi peak badai magnet digunakan metode fungsi spline kubik.
Perangkat lunak yang akan dibangun, menggunakan bahasa pemrograman MATLAB dan
GNU Octave (open source).
22
BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengertian yang berkaitan dengan metode-metode deteksi badai geomagnet, antara lain:
Eksponen Spektral dan Dimensi Fraktal sinyal ULF geomagnet.
Studi deteksi pemunculan badai magnet dapat didasarkan pada dua jenis karakteristik
fraktal sinyal ULF (Ultra low Frequency) geomagnet yaitu eksponen spektral dan dimensi fraktal.
Jika hubungan matematis antara kedua jenis karakteristik fraktal sinyal ULF ini telah diketahui
I
- atau ditentukan maka selain dimensi fraktat pendekatan eksponen spektral ini juga dapat
digunakan sebagai ciri untuk mengindikasi eksistensi anomali pada sinyal ULF tersebut. Anomali
dimaksud adalah terjadinya kenaikkan amplituda yang cukup besar pada variasi medan
Z) . Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah menyelidiki keterkaitan kedua karakteristik fraktal
sinyal ULF tersebut dan sekaligus menentukan hubungan matematisnya. Metode analisis yang
digunakan untuk mencapai tujuan di atas, antara lain menyangkut konsep-konsep dimensi fraktal,
fraksi gerakan-gerakan Brown (fractional Brown motions) dan kuat spektral yang terkait dengan
eksponen Hurst. Pengertian tentang eksponen spektral sinyal ULF umumnya merupakan faktor
pangkat dari ukuran presisi 1/f dalam skala frekuensi. Dipihak lain enersi fungsi densitas spektral
~
spektralnya (lihat [6]). Pernyataan di atas ini mengacu pada suatu hukum yang dikenal dengan
sebutan hukum pangkat (power law). Sedangkan kontruksi dimensi fraktal yang didasarkan pada
bentuk-bentuk geometri serupa diri (self-similarity), ataupun pada jumlah hitungan kotak (Box-
counting) juga diperoleh melalui relasi hukum pangkat (lihat [4]). Dengan demikian eksponen
spektral maupun dimensi fraktal juga merupakan suatu karakteristik fraktal dari sinyal ULF.
Pernyataan ini diperkuat ataupun didukung dengan penyelidikkan tentang dinamika karakteristik
sinyal ULF pada suatu kondisi geomagnet lokal, yang dapat dibaca dalam makalah Hayakawa et.
at. dan Smirnova et. at. (liha [2], [3], dan [5]). Oleh karena itu dengan mempertimbangkan
23
hubungan matematis antara eksponen spektral dan dimensi fraktal sinyal ULF. Sekali lagi tujuan
penelitian ini antara lain, a). Menyelidiki keterkaitan kedua karakteristik fraktal sinyal ULF
tersebut. b).Menentukan hubungan matematis antara dimensi serupa (::05 ) dengan tangens arah
(:d) pada kurva suatu data deret waktu. c). Menentukan hubungan matematis antara dimensi
'-'
hitungan kotak (::08 ) dengan eksponen spektral (::8). Namun yang menjadi masalah adalah
bagaimana caranya menyelidiki keterkaitan kedua karakteristik tersebut? Dan metode apa yang
digunakan untuk proses penyelidikkannya? Untuk itu perlu dirancang suatu metodologi yang
mampu menyelesaikan permasalahan tersebut di atas. Selain itu manfaat dari diperolehnya
hubungan kedua karakteristik tersebut adalah untuk sating memperkuat dukungan pada proses
I
fisis terkait yang nantinya memunculkan informasi tentang aktivitas geomagnet, sehubungan
Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah antara lain, analisis dimensi
serupa (similarity dimensionL analisis dimensi hitungan kotak (Box-counting dimension), relasi
hukum pangkat (power law relationships), fraksi gerakan-gerakan Brown (fractional Brown
motions) dan kuat spektral atau fungsi densitas spektral (spectral density function :: power
[i]. Gunakan relasi hukum pangkat pada panjang kurva suatu data deret waktu.
[ii]. Gunakan relasi hukum pangkat pada dimensi serupa diri dari kurva fraktal.
[iii] . Nyatakan hubungan antara panjang kurva (::~) dengan banyaknya potongan-potongan
kurva (:a) menurut skala yang ditentukan (:E).
.......... [iv]. Klaim dimensi serupa 0 5 =d + 1 .
[v]. Gunakan relasi hukum pangkat pada rata-rata mutlak pertambahan nilai fungsi jejak
gerakan Brown terhadap waktu sebagai berikut : 1~s1 "' T~ (lihat [1]).
[vi]. Kembangkan relasi di langkah vL untuk fraksi gerakan-gerakan Brown dengan melibatkan
eksponen Hurst sehingga menjadi, 1~ BHI "' T~ .
- [vii]. Lakukan analisis perhitungan kotak (box-counting analysis) dan gunakan formulasi 0 8 =
InN(&) lihat [4]).
l
In(- )
&
24
[ix]. Gunakan relasi hukum pangkat pada kuat spektral untuk semua derau yang terkait
pengukuran (compass setting) dalam satuan panjang. _!_ adalah ukuran atau faktor presisi. d
c
adalah tangens arah (slope) pada kurva suatu data deret waktu dalam diagram log J.1 versus log
.!. . Menurut relasi hukum pangkat panjang kurva suatu data deret waktu sebanding dengan
c
faktor presisi yang dipangkatkan tangens arah pada kurva data deret waktu tersebut. lni berarti
secara simbolik J1"' .!_. Atau jika k suatu konstanta, maka secara matematis dapat ditulis
c
k
J..l= d .......... (1)
&
Dipihak lain menu rut konsep dimensi serupa diri (self-similarity dimension) dari kurva fraktal
juga berlaku relasi hukum pangkat
a= _k ............ (2)
cDs
' - ''
Subtitusi persamaan-persamaan (1) dan (2) ke persamaan (3) akan diperoleh relasi berikut,
k k
d
c D
=- · E , atau c-Ds- d+I .. ..... ..... (4)
"' c s ·" -c
25
50 l ..:
.
. .. r•·<\,
..
. ..
.
.
I
25l--------.-- ~---- --:. -- -~4-~ -f- ----
r· ' .~
••
:
~ ~~~+~:~-- - --- --.-
1 r.. ~ \ ' "\""
r ' r ,•
B(c) 0
:
-- - ---- - - - --'---
. I'" r . ""
•- - - - - • •
~ A./3
j_ ·- -- --
.
:
L • •• -----~'¥-
'1<;........
"-.-.""\..._ l'
f\. ~,-1 • ; _y__ :
\1 rv~_., : : :
: :I . )t
-50 , • I ' • , I , , ,
0 256 512 '1()8 1024
t (W'no..-.)·
Gambar 14. Pertambahan skala waktu dari jejak suatu gerakan Brown .
.lika kedu<l ruas persamaan (4) diambil logaritmanya maka dihasilkar. suatu relasi sebagai
berikut, 0 5 =d+l. Hal yang serupa juga berlaku untuk hubungan antara dimensi kompas (::OK)
dengan tan gens arah (::d) pad a kurva data de ret waktu yaitu OK =d+ 1. Selanjutnya perhatikan
pasangan titik-titik pada jejak gerakan Brown yang dipisah dengan waktu Ts , seperti terlihat
pada Gambar 14.
Jika B(t) :: fungsi jejak gerakan Brown terhadap waktu maka menurut relasi hukum
......... pangkat berlaku :
---
·~ l.~"'?"''lv, I
1¥ l
"" "'vJ ['v
B~,r(r)
04
, /,..u •. lr)_ yr"'.
() -::·
0
~-J--~--
02
- ~l;l~--:w-'~
(.)_4 06
-L-.....-.............. _..._ _
0.~
_.__ 1 .0
r ~-a.Jc-tu)
Gambar 15. Sifat skala suatu fraksi gerakan Brown yang termuat dalam kotak satuan.
26
Bila 6 = _!_ maka 6 diganti dengan H dan disebut eksponen Hurst, sehingga B(t) akan
2
memberikan gerakan Brown yang reguler (regular Brown motion). Selanjutnya sebutlah BH(t)
adalah sebagian kecil dari gerakan-gerakan Brown (fractional Brown motions =!Bm) dengan
daerah definisi eksponen Hurst di antara 0 dan 1 (0 < H < 1). Sebagian kecil gerakan-gerakan
Brown secara statistik adalah proses Gaussian serupa diri (fractal) dan merupakan model-
model yang relevan untuk berbagai jenis klas dari suatu fenomena alam. Walaupun gerakan-
gerakan Brown ini tidak stasioner, namun satu hal yang dapat didefinisikan adalah kuat
spektral yang memiliki enersi fungsi densitas luruhan (power decay). Perlu diketahui bahwa
kono'1si non stasioner dari BH(t) akan terlihat dalam enersi yang muncul di frekuensi rendah
seperti pada sinyal-sinyal ULF. Dengan demikian relasi (5) di atas dapat dimodifikasi menjadi
Untuk menyederhanakan pembahasan ini, tinjaulah fraksi gerakan-gerakan Brown dalam suatu
sistem koordinat BH(t) terhadap waktu t dengan 0 ~ t ~ 1 dan 0 ~ BH(t) ~ 1 seperti terlihat pada
Gambar 15.
Jika selang satuan waktu t dan selang satuan BH(t) ini masing-masing dibagi menjadi n
subselang maka panjang tiap subselang waktu adalah E =.!. dan panjang subselang BH(t)
n
adalah _!_ = 8 H. Dengan demikian luas dari persegi panjang terse but adalah sebesar
nH
1 1 1
H.-=
n n
--
H+ l =
H+ l
E
........... (7)
n
V.2 PERHITUNGAN NILAIIGRF
Medan utama (main field) Bumi didekati dengan model IGRF {International
Geomagnetic Reference Field). Model IGRF menggambarkan kekuatan medan magnet pada
permukaan Bumi. Model ini diturunkan berdasarkan hasil pengamatan magnetometer global
permukaan Bumi:
27
VxB=e (()Bz- 8BvJ+e (()Bx- 8BzJ+e (8Bv- 8BxJ (8)
• 8y {)z v 8z 8x z ox 8y
dimana i3 adalah vektor medan magnet dan e., ev dan ez masing-masing menyatakan vektor
satuan koordinat kartesian dimana pusat Bumi merupakan titik asal koordinat. Oleh karena
medan magnet dapat dinyatakan sebagai negatif gradien potensial dan dengan menggunakan
persamaan Maxwell V·B= 0 maka persamaan diperoleh persamaan Laplace yang mana dalam
dimana r menyatakan jarak radial dari pusat Bumi, e adalah sudut bujur dan ~ menyatakan
V(r,S,~} = R(r}x 5(8,~} dan 5{8,~} = T{S}x L(~}. Dengan demikian, potensial medan dapat
dinyatakan sebagai
"--'
V~ R, t.[(;Js: ~' rS~] +( (10}
dimana RE menyatakan jari-jari Bumi, n adalah indeks berupa bilangan bulat, s~ dan s~
masing-masing menyatakan suku yang merepresentasikan sumber yang berasal dari eksternal
_,
dan internal Bumi.
Medan magnet pada permukaan Bumi dihitung dengan hanya meninjau suku yang
memberikan kontribusi sumber dan penggunakan metode fitting sferik yang menerapkan
oo
V=RE~--:-
(R )n+l n
~(g~cos(m~)+h~sin(m~)]Pnm(e) (11)
g~ dan h~ dalam persamaan (11) menyatakan koefisien Gauss dan P~ (8) adalah
polynomial Legendre. Fungsi polynomial Legendre diterapkan dengan alasan karena fungsi
tersebut memiliki osilasi kuasi-sinusoidal dari n-m+l gelombang dimana e memiliki rentang dari
'----' 0 hingga 27t.
28
'--
Perhitungan nilai polynomial Legendere adalah sebagai berikut:
pg =1 (13)
~
m- 1
m_
pm- sin(8)Pm-1 untuk m > 1 dan n=m (16)
Persamaan (18) tidak terdefenisi pada kutub-kutub Bumi. Dalam analisis harmonik, g~
-._;
dan h~ menyatakan koefisien amplitude, cos(m$) dan sin(m$) merupakan osilasi sinusoidal
harmonic Fourier pada sebuah lingkaran pad a lintang tertentu. Sedangkan P~ (8) merupakan
pengamat medan magnet st3sioner, surveyor, maupun rekaman satelit. Ekstrapolasi dan
smoothing dilakukan sedemikian sehingga tiga komponen medan magnet yang terekam pada
suatu lokasi tertentu dapat direpresentasikan pada lokasi lintang dan bujur di seluruh
permukaan Bumi. Pada setiap co-latitude, 8 dilakukan analisis Fourier sehingga memberikan
nilai koefisien daripada suku sinus dan cosinus. Koefisien tersebut merupakan komponen
medan magnet Y dan Z. Andaikan koefisien tersebut adalah X~ dan X~, maka dengan analisis
'-
a~ = 2n+l
4n(n+l)
R dPm
X~ -"-sin(8)
d8
+ v,mmP,:" ] d8 untuk m > 0 (20)
0
29
bm
n
= 2n+1 K xm _n
4n(n + 1) 0 s de c n
l
dPm sin( e)- YmmPm de untuk m >0 {21)
" dPm
m 2n + 1 Jzm_n sin(e)de untuk m > 0 keeuali jika m =0, e~ = 2e~ (22)
en = 4 0 c de
Karena tanda integral memiliki arti penjumlahan pada rentang 0 $ e $ n maka dalam komputasi
e: . s 11 m KiRF(2.010 ) ~VOOJ0-15)
g 1 0 -2.9496.5 11.4
g 1 1 -l 585.9 Hi!
h 1 1 4945 . £ -2S.8
g 2 0 -2396.6 -lL1
Ct -r 1 3026 -3.9
::·
h ' 1 -270! .7 ~'
- ~- -~
g 2 "'!
166S.6 2.7
h
.., -5-75 .4
' -12 .9
g 3 (I 13 39 .7 1 .3
g -~ 1 -.23~6 .3 -3-.9
h 3 1 -16() 5 8 .6
g 3 ' 1 ~.31.? -2.9
h 3 -' .2:.' J. 7 -2 9
g 3 3 634 ..2 -:S .1
h 3 _,' -536 .8 -2.1
g 4 (> 912 .6 -] 4
Q 4 1 S09
..,
•·'
h 4 1 286.4 ().4
~
(J
::· 4 166.6 -S .9
h 4
.., -211.2 3 .2
g 4 3 -357] 4.4
h 4 3 164.4 3.6
g 4 4 89.7 ;
-..:.._1 '
h 4 4 -309 .2 -0.8
Dalam survey pertambangan dan geologi seperti yang telah dipaparkan pada laporan
'----
bulan Februari 2010, diperlukan suatu koreksi medan magnet menggunakan modeiiGRF. Model
30
IGRF ini merupakan gambaran model matematis mengenai medan utama bumi dan variasi
sekulernya. Model ini dibangun menggunakan metode harmonik sferik untuk menghasilkan
koefisien Gauss nya. Koefisien Gauss untuk tahun 2010 dan tahun-tahun sebelumnya dapat
pada Tabel 2.
Formula yang digunakan untuk perhitungan nilai potensial magnetik (V) ada lah
persamaan (11) dimana rata-rata jari-jari bumi dalam hal ini 6371.2 km r adalah jarak dari pusat
bumi ke garis medan dipole magnetic, ¢ adalah longitude dan 8 adalah colatitude (90° -
latitude). Sedangkan P:n(cos¢) adalah fungsi Legendre Schmidt quasi-normalized dengan n
adalah derajat dan m adalah orde dimana n ~ 1 dan m s n. Dari persamaan (11) kemudian
dibuat algoritma untuk perhitungan potensial medan magnetik regional Indonesia. Oleh karena
itu ditentukan batas - batas koordinatnya adalah 112 LS - 8 2LU dan 219 Q BT - 267 2 BT.
Algoritma yang digunakan diberikan dalam Gambar 14.
I kJ'eJ.ubacMHl data
o e f:isien C-Tan s;,;
I
~
I CTt:id latitude- d au l o n gi.tude I
~
Prose s p oEyn01ui al
leg:endre de:ntjat (n ) d m 1
onle (m) P,,"' (c os 8)
J
(~ a r
VJ= t 7 1
~-
I V.::?= {~~; cos m¢+11,';'slin m¢ ) I
~
I V ro t= R *(S'mn ·v 1 *(Smn V2* Ple gen.dre )) I
~
I P lot. (Vtot) I
'---
Gambar 14. Algoritma perhitungan nilai potensial medan magnet IGRF realtime.
31
....__
Selanjutnya dari algoritma di atas disusun routine untuk menghitung potensial medan
magnet model IGRF. Hasil perhitungan potensial magnetik regional Indonesia dengan skala
_,.
___,
__, Gambar 15. Plot potensial medan magnet dengan skala grid 0,5 derajat.
I
II
-15. \
·~.
~
.......
\
s· s .e
1 o· s ~, --. -,
Gambar 16. Plot potensial medan magnet dengan skala grid 1 derajat.
Berdasarkan hasil plot dapat diketahui pola kontour potensial magnet di regional Indonesia
semakin besar nilainya kearah barat laut. Sedangkan perbedaan skala grid mengakibatkan
perbedaan nilai potensial yang melewati daerah tersebut sekitar 1000 gauss.
lndeks Dst dihitung dengan menggunakan data hasil rata-rata pengukuran medan
magnet dari 4 stasiun pengamat medan magnet lintang rendah yang terdistribusi homogen
terhadap waktu. Dengan kata lain, jarak antara satu stasiun pengamat Dst terhadap stasiun
32
lainnya adalah sekitar 6 jam. Oleh karena itu, kami mencoba untuk melakukan translasi data
hasil rekaman stasiun Biak setiap 6 jam. Oleh karena itu saat ini sedang dilakukan penulisan
perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pengrograman MATLAB dan GNU Octave.
Selanjutnya, dari hasil perata-rataan tersebut diidentifikasi hari paling tenang dalam bulan
bersangkutan dan selanjutnya tingkat gangguan dihitung sebagai hasil pengurangan antara data
hasil rekaman magnetometer dengan pola hari tenang dalam bulan tersebut. Saat ini juga
.
dalam data rekaman magnetometer. Oleh karena itu berkaitan dengan metode eksponen
spektral seperti yang diberikan dalam bagian METODE DETEKSI KEMUNCULAN BADAl MAGNET
MAGNET sedang disusun perangkat lunak untuk menghitung koefisien eksponen spektral dari
signal ULF pada rentang pulsa magnet Pc3 hingga PeS yang mana dilakukan pergeseran setiap S
me nit.
Badai magnet sangat besar diidentifikasi untuk besar Dst lebih kecil dari -1SO nT. Dalam Gambar
17 ditunjukkan salah satu contoh kasus badai magnet pada bulan September tahun 1999. Panel
bagian atas menunjukkan data indeks Dst, panel ke-dua adalah variasi medan magnet yang
yang terekam di stasiun Biak, panel ketiga menujukkan amplitude gelombang ULF pada rentang
periode antara 10-600 detik, panel keempat adalah nilai eksponen spektral untuk pulsa magnet
Pc3 sedangkan panel kelima adalah nilai eksponen spektral untuk pulsa magnet PeS. Badai
magnet besar memiliki efek yang teramati di Biak dimana gelombang ULF memiliki amplitude
lebih besar dari l.S nT, nilai eksponen spektral pulsa magnet Pc3 < O,S sedangkan nilai
eksponen spektral untuk PeS adalah < -1. Contoh lainnya untuk kasus badai magnet sangat
Badai magnet sangat besar diidentifikasi untuk besar Dst lebih kecil dari -1SO nT. Dalam
Gambar 18 ditunjukkan salah satu contoh kasus badai magnet pada bulan Oktober 1998. Panel
33
bagian atas menunjukkan data indeks Dst, panel ke-dua adalah variasi medan magnet yang
yang terekam di stasiun Biak, panel ketiga menujukkan amplituda gelambang ULF pada rentang
periade antara 10-600 detik, panel keempat adalah nilai ekspanen spektral untuk pulsa magnet
Pe3 sedangkan panel kelima adalah nilai ekspanen spektral untuk pulsa magnet PeS. Badai
magnet besar memiliki efek yang teramati di Biak dimana gelambang ULF memiliki amplituda
lebih besar dari l.S nT, nilai ekspanen spektral pulsa magnet Pe3 > -O,S dan lebih kecil dari -0.2S
sedangkan nilai ekspanen spektral untuk PeS adalah > -1 dan <-0.5. Cantah lainnya untuk kasus
34
·os: F·l···l ·l···l·· f ;X·!· IJ ···f··1~·l··l ·l· ·f· l ··l··l ··l·· +·l·~II· ··I·· I·.J ! !J 1
1ll
0 -180
-240
-300
. j:l . . .....
..-100
... . ·.····· H_ .... ········· tf· .. . ·' . ·············· i'"~ ··········· f •···•·•• =1
c,; ' .; '\ ". i" ~ ""lh~ 1/' ' '\11'\ i" "- '\, M r,f;,"t ~ ·~ 'f' .;:
t • . ·• • .• . •· • ' • • · · ~
000
~
X
!
- 100
\? .... •" • .... ·. ·• .. . . .. ..... .. .....
.. ''
< .. . ,T '(. ' ,. ····· ••••
-
~ ·~
--' -200
-300
- •·•·•· ·• •.....•.. ·••••·· ·
01 02 03 04 05 06 07 09 OQ 10 11
l
12 13 14
. 15 16
I
17 19 19 20 21
····•••·•·····•·••····••••••••••···
2:2 23 24 25 26 27 28 2Q 30 31
f-
p 2[-
as
.........
oe o7 oa
~:.._
os 10 , , 12 t3
•
t4
• ••
ts
jl
te t7
"'~
tB 10 20
-~~=
2 1 22 23 2"~ 25 2e 27 2a 2a 3o 3t
- 35
-
•060r-.--.-,,-.--.-,,-,--,-,,-,--,-,--y--,-,--y-,--,--y-,--,--,-,--,--,-,--,-,,-,--,--
0 ........
~:::~rkid"- rr~
...••.•····
.... ····
.... ...•• ········••• .... ... ILj••••·
.... .... ...·••••!
. . . . . . . . . . . . . . ..
....
.. .. . .. . . . . . . . . .
.
0 -180
-2 ·0
-Joo ,- I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
- l I .
- 3000 ,
t I I I I I I I I I I I I 1I I I I 1I I I I
02 03 04 06 oa 07 oe oe 10 ,, 12 13 , .. 1s 1e 17 1e 1a 20 :21 22 23
f
'24
Tl I T I + 13
::zs '28 27 ::zo :::ee 3o .,..
I
I · · ···· I· , . ·I -
~
=
! , ... .
· J·ll~ .l.·.-~
..
og.~y~J~, n ••
I
~~ -• 0 5
-.A..Avlt.Jd•~:.Jc,J-, J._..,
06 07 00 09 10 11 12 13 , ...
·~_,.;.;.;t,.;Jk
1s 1a 17 10 18
Jtu
l) llj· ·
"""
::zo 21
....·· · · J·· · t·· · tJ
.. .J··.•·J
.I_.,
::z::z
\
23
i ..• '
~J\ 'l...i..-.4 .
24 ::zs 28
·-
. .
7 7
~"
:ze
' . ...
::za
~j""'t"'......
:-to ::Jl
~ ...
·· L I I 1·
··· r .
r··
_J Ill I I 1. I I I I I I l I II I J . 1I 1. 1. . 1
-2
0 , o::z o3 04 o~ oe o7 oe
1. I I I I
os 10 ,, 12 13 14 15 1e 1? 1e '" ::zo 21 22 23 2"' 25 26 27 2e 2s 3o 31
'--
..._
36
V.6 SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB DAN SMS
I A d m inistt·ator I I Use1·
I I
(!
+
Akses Login
.
Database
Geomagsa
.
• BIK
~-
• PRP
• Data H
• DamD
• D:na Z
• Il.ldek Pc
• ~dekK
• Polan :oa ~i
•
Infonn.a ~t
~ om..-.r T uju::u1
• R.eporr Pt·o ~e s.
• Download
• s~lio
• Hapu;
• :!l·lND • Efek Bactai • Si!.tp
• KPG I
~ ~ ~ ~
Tabel6 Tabel7 TabE-19 TabellO
Filtuing Data :\ficro PuJsa IndekK Polarisasi
• Tanggal • Iano-Eml
= • Tauggal • Tauggal
• \Vaktu • v,.'ak:tu • ',Vaktu • \Vaktu
• DaraH • Data H • SPD • Data H
• Data D • Data D • ~tlai Indek • Data D
• Data Z • Data Z • Data Z
L___
•
Tabel S
lndek Pc
•
Tabelll
Efek Badai
• Tangg:at • Tauggal
• \\'al.-nl • ~Nal.:m
• SPD • Efel:
• Nilru Indek • F aktcr K.c1·eksi
37
V.7 RANCANGAN LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN SMS DAN WEBSITE
S TPL
SEEL
UNBSSI
,....,..t::o.hr
M•anetosfer ad•lah su.tu h1olsan di sek.itar burni yanq rnenca•nduna '
Kami merencanakan adanya link khusus layanan efek badai magnet terhadap hasil pengukuran
medan magnet regional seperti ditunjukkan pada gambar di atas.
6
7
8
9
10
38
Gambar ini memberikan contoh form efek badai magnet terhadap hasil pengukuran medan
magnet di wilayah regional. Pada kolom faktor koreksi akan diberikan kesempatan bagi user
untuk melakukan permintaan data dimana data tersebut merupakan hasil koreksi yaitu
penjumlahan antara hasil pengukuran magnetometer di suatu stasiun dan perhitungan nilai
IGRF realtime. Direncanakan pada form permintaan data, para user cukup memasukkan tanggal
dan posisi pengamatan (survey) dan program akan secara otomatis mencari stasiun terdekat
magnetometer LAPAN dengan posisi user tersebut.
39
BABVI
KESIMPULAN
Telah diselidiki efek badai magnet terhadap medan magnet Bumi di wilayah Indonesia. Dengan
memanfaatkan kemunculan signal ULF yang terekam oleh magnetometer di Biak diamati bahwa badai
magnet besar terkait dengan kemunculan gelombang ULF dengan amplituda lebih besar dari 2 nT. Selain
itu, peristiwa badai magnet dapat juga teramati melalui peningkatan nilai eksponen spektral pulsa
magnet Pc3 dan PeS. Untuk badai magnet sangat besar nilai eksponen spektral mengalami penurunan
hingga lebih kecil dari 1.5 nT sedangkan untuk badai magnet besar lebih kecil dari -1. Nilai eksponen
spektral untuk pulsa magnet Pc3 adalah lebih kecil dari -0.25 untuk badai magnet besar.
Rekonstruksi model IGRF juga telah dilakukan yang mana akan digunakan untuk menghitung
faktor koreksi medan magnet hasil pengukuran surveyor tambang dan geologi. Dengan rekonstruksi ini
mernungkinkan para surveyor untuk melakukan permintaan nilai iGRF berdasarkan koordinat
geomagnet pada lokasi tertentu.
40
DAFTAR PUSTAKA
Akasofu, S.-1., The development of the auroral substorm, Planet. Space Sci., 12, 273-282, 1964.
Anggun Pribadi Armia, Penerapan Filter Differensial Reduksi ke Kutub terhadap Data Magnetik,
Tugas Akhir ITB, 2006.
---
Anderson, B. J., Statistical studies of Pc 3-5 pulsations and their relevance for possible source
mechanisms of ULF waves, Ann. Geophysicae, 11, 128-143, 1993.
Bolton, S., One year variation in the near Earth solar wind ion density and bulk flow
velocity, Geophys. Res. Lett., 17, 37-40, 1990.
Broun, J. A., On the variations of the daily mean horizontal force of the Earth's magnetism
produced by the sun's rotation and the moon's synodical and tropical revolutions, Philos. Trans.
R. Soc. London, 166, 387-404, 1876.
Cahill, L. J. Jr. and J. R. Winckler, Periodic magnetopause oscillations observed with the GOES
satellites on March 24, 1991, J. Geophys. Res., 97, 8239-8243, 1992.
Chapman, S. and J. Bartels, Geomagnetism, 2 vols., pp 1049, Oxford University Press, London,
1940.
__, Chisham, G., and D. Orr, A statistical study of the local time asymmetry of Pc 5 ULF wave
characteristics observed at midlatitudes by SAMNET, J. Geophys. Res., 102, 24339-24350, 1997.
41
Cliver, R. W., V. Boriakoff, and K. H. Bounar, The 22-year cycle of geomagnetic and solar wind
activity, J. Geophys. Res., 101, 27091-17109, 1996.
Crooker, N. U. and E. W. Cliver, Postmodern view of M-regions, J. Geophys. Res., 99, 23383-
23390, 1994.
Crooker, N. U., J. Feynman, and J. T. Gosling, On the high correlation between long-term
averages of solar wind speed and geomagnetic activity, J. Geophys. Res., 82, 1933, 1977.
Ellis, W., On the relation between magnetic disturbance and the period of solar spot
frequency, Mon. Not. R. Astron. Soc., 60, 142, 1900.
Elphinstone, R. D., J. S. Murphree, and L. L. Cogger, What is a global auroral substorm?, Rev. of
Geophys., 34, 169-232, 1996. '
Gosling, J. T., D. J. McComas, J. L. Phillips, and S. J. Bame, Geomagnetk activity associated with
Earth passage of interplanetary shock disturbances and coronal mass ejections, J. Geophys. Res.,
96, 7831-7839, 1991.
Gosling, J. T., J. R. Asbridge, S. J. Bame, and W. C. Feldman, Solar wind speed variations: 1962-
1974, J. Geophys. Res., 81, 5061, 1976.
Hughes, W. J., The effect of the atmosphere and ionosphere on long period magnetospheric
micropulsations, Planet. Space Sci., 22, 1157-1172, 1974.
lyemori, T., and D. R. K. Rao, Decay of the Dst field of geomagnetic disturbances after substorm
onset and its implication to storm-substorm relation, Ann. Geophysicae, 14, 608-618, 1996.
Kearey P. and Brooks, M., An Introduction to geophysical exploration, Third edition, , Hill, 1.,
Blackwell Science Ltd., 2002
Lysak, R. L. and D. Lee, Response of the dipole magnetosphere to pressure pulses, Geophys. Res.
Lett., 19, 937-940, 1992.
42
Maunder, E. W., Magnetic disturbances, 1882 to 1903, as recorded at the Royal Observatory,
Greenwich, and their association with sunspots, Mon. Not. Roy. Astronom. Soc., 65, 2, 1905.
McPherron, R. l., The role of substorms in the generation of magnetic storms, in Magnetic
storms, edited by B. T. Tsurutani, W. D. Gonzales, Y. Kamide, and J. K. Arballo, AGU Geophys.
Monogr. 98, 131-147, 1987.
Milsom, J., Field Geophysics, Third edition, University College London, John Wiley & Sons LTD.,
The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex P019 8SQ. England, 2003
Mursula, K. and B. Zieger, The 13.5-day periodicity in the Sun, solar wind, and geomagnetic
activity: The last three solar cycles, J. Geophys. Res., 101, 27077-27090, 1996.
Mursula, K. and B. Zieger, Solar excursion phases during the last 14 solar cycles, Geophys. Res.'
Lett., 25, 1851-1854, 1998.
Nishida, A., IMF control of the Earth's magnetosphere, Space Sci. Rev., 34, 185, 1983.
Rostoker, G., S.-1. Ai<asofu, W. Baumjohann, Y. Kamide, and R. l. McPherron, The roles of direct
input of energy from the solar wind and unloading of stored magnetotail energy in driven
magnetospheric substorms, Space Sci. Rev., 46, 93-111, 1987.
Russell, C. T., On the possibility of deducing interplanetary and solar parameters from
geomagnetic records, Solar Phys., 42, 259, 1975.
Saka, 0., T. lijima, H. Yamagishi, N. Sato, and D. N. Baker, Excitation of Pc 5 pulsations in the
morning sector by a local injection of particles in the magnetosphere, J. Geophys. Res., 97,
10693-10701, 1992.
Shapiro, R., Interpretation of the subsidiary peaks at periods near 27 days in power spectra of
geomagnetic disturbance indices, J. Geophys. Res., 72, 4945, 1967.
43
Silverman, S. M. and R. Shapiro, Power spectral analysis of auroral occurrence frequency, J.
Geophys. Res., 88, 6310-6316, 1983.
Siscoe, G. L., and H. E. Petschek, On storm weakening during substorm expansion phase, Ann.
Geophysicae, 15, 211-216, 1997.
Stefan Maus and Hermann Luhr, Signature of the quiet-time magnetospheric magnetic field and
its electromagnetic induction in the rotating Earth, Geophys. J. Int. (2005) 162, 755-763
Stewart, B, On the great magnetic disturbance which extended from August 28 to September 7,
1859, as recorded by photography at the Kew Observatory, Philos. Trans. R. Soc. London, 423,
1861.
Takahashi, K., B. J. Anderson, and S. Ohtani, Multisatellite study of nightside transient toroidal
waves, J. Geophys. Res., 101, 24815-24825, 1996.
Vennerstrom, S., and E. Friis-Christensen, Long-term and solar cycle variation of the ring
current, J. Geophys. Res., 101, 24727-24735, 1996.
Warnecke, J., H. LOhr, and K. Takahashi, Observational features of field line resonances excited
by solar wind pressure variations on 4 September 1984, Planet. Space Sci., 38, 1517-1531, 1990.
William, L., Fundamentals of Geophysics, 2nd Edition, Cambridge University Press, 2007
Zieger, B. and K. Mursula, Annual variation in near-Earth solar wind speed: Evidence for
persistent north-south asymmetry related to solar magnetic polarity, Geophys. Res. Lett., 25,
841-844, 1998.
44
1:-1
NVHidii\IVl HVl:IVO
lHfS38 SY13>113N9VW I\10V8 :v NVHidW\11
BADAl MAGNET BULAN APRIL 1998
·oso~ r 11I I I I I I I f I I I Lll dld ld dld+ +Jdlddl fd+dlddlfl~
of .. IT. ~Tl7CT7l~""lll<~-~
-060 · ''"'1·'\f"'·l ···l·· ·I ·· 1... 1~j ··· 1 · ·• 1 •·1••• f••• l •· tf--r•-l: vf· ·i•••i J
~ -120
iS -180
-2 40
-300
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
+100 ~
· •· .. · •·
ooo
~
.s I •·
:X: - 100
ci.
I. ·•···
g
"" .....
··I .. ...
1..
_3 00 l _ l I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 '9 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
+3 --,--,-·--.--r-.~.--.--~-.--.--.-,-,.--.--.--.--r--r-,,-.--.--~"1
~
::J:
ci.
~ +1
I~
ooi'-:J._.,tl_.\.}1\.!,}J,,.j}•_,l'•" ,\
01 02 o3 o.q as oa 01 oe 09 to ,, 1:. t3 t4 1s ts 11 ta ta 20 21
····* _._J.-Jr~~~ ~\:,..r,t~f·, J...._~-. 1,.v,
22 23 24 25 26 27 2fJ 29 30 31
+3,-,-,-,--,-,-,,-,-,-,--,-,-,,-,-,-,--,-,-,,-,-,-,--,-,-.--,-~.--r-.~
-1
02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 29 29 30 31
+3
-· I·
-· I
+2
=· . . ..
-
-1 ..
-2
I
-3 L__L__J__J.__J ---
01 02 03 04 05 06 07 09 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L-3
BADAl MAGNET BULAN JUNI1998
-urr
+060.-.--.-,~r-r-.--.-.--r-r-.--.-,-,,-~,--,-,-,,-~,--,-,--,-~,--,-,--r-l
l;.r.:· '
-060
..... +?Vr.r:\JI+"-'Frf~Fr:lvrtT ::~: : : (" ::::::::r::····
~ -120
~ -180
-240
-300 ·•·· -
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
+100,-.--.-.--.--~-.--.-.--.-.--.--~-.--,-,--,--,--,--,--,--,-,--,--,--,--,--,-,-,--,
~w J ~~ 1 A~\rY'i\AI - - hvr~-~~r-· I A~
~
~ .1QQ
000
~II [it.;~ 1 .Yr
- . f -
1
•· Trf11]"
lt
~ . ~ ..
-2oo 1-- 1 I ··
1--
-300 I
01
I
02
I
03
I
04 05
I
·· •·
06
I
07
···· •··
08 09
I.I I I I l I t I I
10 11 12 13 14 15 16 11 18 19
...
20
~
j
. ... •·
21
I t I I
22 23 24
j
25 26
I I I I I ·-j
27 28 29 30 31
I , . ·· •
+2
,:=-
E-
.._
:z: 1-- l . ·•·
g
01 02 03 04 05 Of' 07 08 09 10 I 1 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 79 30 31
+3
+2
.. . .... .. . . .
+1
=00
... ,
-1
-2
· 3aL1--=o'=2--=o':-a-=04L--::'os=-o-!:s::--co::':7:--:o::':e:-:o:':g:-:1'::0--:1c.1--:"1':-2--:'13::-J.14,-1::':5,-::':tB 11 ts ta 20 21 22 23 24 25 28 21 2a 28 30 31
3
r::: r 1 1 J .. 1 i 1 I I I I I I I I I I I l I I I I I I I I I l j
.
•
~ 1:
+2
-2
r~w~~¥ J., .v~n M T •· .
- · <w
..
...... . ...
•
: : J . ·. ~~- :· : .... -
"
"
'
'
.......
I
.. .. .. .
• ·
..
·-
.
_
3
t I I I l I I I I I I I I I I I t I I ·1 I I ·I I 1 I I r I I "1
01 02 03 04 05 OS 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L-4
BADAl MAGNET BULAN JANUARI1999
•060 ~~~----.--,-_;_~~,-:__,--,-r----r-r-r--rrlniiTTrr:-nn~=
· ·•· · ·•·· ·
.A.
t 1 - -1
7:r.-'tPT:rr:¥rrtJ'IIt .- ~~r~"G.v~1••• _ ~
I l I I t I I f 1\~fl :: .. l:~l 1:1 I
-060 - ••
1
~ -120
1n
0 -180
-240
-300
~
+I OOrrt·-~~
·- lrn
· · · _~
- - · · ·_· ·.··_ - IY-·_· m··--.. -· ]·r-l····· •· · ···-IJ
·__
• · - LJ,L,W~
M- rvr 1
..... I
r +··_
. ·_ ·_-· · • _ . f 1 =
~
.--••-••· j··
I. · ·· . · -·· ·• •·•· •·
ODD •· - • .-·-·· . . · - ·• ·•· . - -•- · -
,.
-100 · ·
E
~
- 200
I
_ I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I _j_j
~
30001 02 o3 04 as as or oa og 10 11 12 13 14 15 1e 11 1a 1a 20 21 22 23 24 25 76 21 2e 2a 30 31
+3
.• llll;tlll'
~·l
-S-
:X: I---- I I ++I l 1 -1 '
! +I -
I
•3,-,-,-,-,-,-,-,-,-.-.-~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
• 2
+I
<0. 00
-2
•
3
1 1 I I I I I -I I - l - I .. j.. I + I I I I I I r--r-1
+2 .: j: t :1 - .
-- ·
-~--- ·--~----{· ---~ --- -l- - l-- ~-···- · r ·---~---~
- _ __ f_ _ ·- ---l-
-·:r ~~~~~"f'l'r~~ · •· •~ ~•• • ~~w···• +I, ~~~~~~~~~#i,(~~i~,~~
-~ f-· : : ·: ... . ···: · ... :. . . -:- : .. : ·. ·: ·: - ....... -- - ..... - ... .
·-
-2
_3 t I I I I I I I I I I I I I I I r I 1 I I I I I I l I I 1 1 1 1
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 16 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 1
L-5
BADAl MAGNET BULAN NOVEMBER 1999
+060,-,-,-,-,-,-,-,-,-,-,--,-,-,-,~~-,-.-.~~--r-r-r-~~~~~
.. ' ...•. .. ' ···ti\.
offfrtFWHf~'frnJ
~~,· · ··· · ······· ~;;;;;;;; •• •·••• •• ++ -
....... ... . . . . . .. . . . .. .. . . ... . . . . . .... .. . . ... . . . . . ... -··· ··· ·· · ··· . . . . . . . . . ... . ---- 1·····-·
-060 . . · ·····. .. .. .... .... . .. . . ... .. .. ... . . ... . . .. ..... .. . ... . . . . ......... . ··· · · · ··· ... ....... ..... . . . .
10
0 -180
-240
-300
T=
01 02 OJ 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
IC
t
:X:
..
- ·--f~ ~kflf ..~~,l .,rrl
·=m-,n
- 100
-- -1--
l il[~
.. . ~
.. .
.
-
- · ·•.·.......·----~·- ········~-
. .
'
..
· · -· · · ·-~-- ~· ..•ht•.•. J~~~
···· ····· ····· ············
. .. . ··-· .. .. . ..... . ... ~~ --- ... . .. . ..
·r··-- ---
. . ... . . ····· ... . ... . .
~ .. I . ······
-200
-300 I
01 02
I I
03
I
04
I
0~ 06
I _j_
07
I I I I I I I I I I I I .I I
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1e 20 21 22
t
23
I 24
I I I I I
25 26 27 28 29
I j j
30 31
+3
[
1 + ....
p .. I .
-=-
:I:
0.. .. . ...
~ . .. . .. .. . . . .... .. ... .. ··· -
ooL-~~~~~~~~--L--L~--~~~~-l~~~~
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 28
,..,._
27
..
28
·k~ ........ )fl!
29 30 31
•3,-,-,--,-,-,-,--,-,-,--,-,-,-,,-,-,-,--.~-.--r-r-.--r-.-,-.--,-~~~
_,
- 2 .......
_
3
t I I I I I I I I I I I I I I I l I I 1 I r I I I I I I I I I
01 02 03 04 05 08 07 08 09 10 , 12 13 14 15 18 11 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 2B 29 30 31
+3
+2
- ~oa
-2
- 3oL•---=o'='2---::0'=-3---::o.,---o='s::-co:':e:-:o:':,:-:o:'::a---=a'='a---o,':-o-",'=-,~,,:-",3:-,,..•--,"'s:-:,:'::a-17 10 19 20 21 22 23 24 25 28 27 2a 29 3o 31
L-6
BADAl MAGNET BULAN DESEMBER 1999
•
060
~ lw.;;·I II f I I 1 I ll lp+PI Ippfpllp fp[[f;[[p+ [I I 1/J
lx 4
E
-060 ····YfFf[rft[~I•••J•·· · ··········
~ -120
g -1BO
-240
-300
01 02 03 04 05 06 07 OB 09 10 11 12 13 14 15 16 17 1B 19 20 21 22 23 24 25 26 27 2B 29 30 31
+100,--,-,--.--r--.-.--.--~-.-.--.--.--.--.-,--~-,-,,-,--,--,--,-,--~-,-,,-,--r--.--r~
-
~::mit
E
~
- 200 ·-
. . .
-300 [ I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I.J__
01 02 03 04 05 013 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2 1 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 1
+3 ~
~
s
. •·
•3r-~.-.--.-.-.-.-,,-,-,-,--,-,-,-,-,-,,-,-,-.-.--.-.~-.-.--,-,-,-,-~
_
3
t I I I I I I I I t ·1 I I H 1 I I t I 1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 r 1 1 "J
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
+3 -
. . . ... .... ·· -
-
I · . -
+2 -
I . . · · ·-
--· --
..
~~ ~tl. ~~t t(t t\1~ ~~ .~ A~~ ~~~l~ ~A i# ·~ iA~ flu ~ ~I if1 ./;.1 r~ ~~ ~r ~~ v~ il·~~ ,;~~yj w
<0. 00 .p1·~~
~ ··
~~
-
.. .. .. -
- -2
01
-
- 3 L _ _ L _ J__~_L_ _L__L_J__~~
02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
-
--
-
L-7
BADAl MAGNET BULAN JANUARI 2000
~ -1 20
i3
..
·•oo----~
m.mfu=/====~
-180
0
........ ...... ... ....... ··· ····· ........ ........ ........ ······ ··
'-
.................................................. .
-240
-300
01 02 03 04 05 06 07 OB 09 10 11 12 13 14 15 16 17 1B 19 20 21 22 23 24 25 26 27 2B 29 30 31
p
.s
I
··· I· . .
·200
I
-30J111 t01 02 03 04 OS
II II t IIIII!
06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16
tI 11111111111
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
i~
29 30 31
+3,-,-,--,-.-.--.-.-.--.-.-.--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,
- j .
+ I
·-
~ ·tr r1r ·· •
:I:
t
"" +1
+1
~oo
-1
-2
02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
•3
•2
+1
=00
-1
-2
"'-
-3
01 02 03 04 06 OB 07 08 09 10 1I 12 13 14 15 lb 17 18 18 20 21 22 23 24 25 28 27 28 29 30 31
L-8
BADAl MAGNET BULAN AGUSTUS 2001
-300
01 02 03 04 OS 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
~·::~fH#It##Hi~~
lf
. - 100
~
-20C
•3
f-
1-
+2 ... .. ... ..... .
I=' ..... .. .. ..
s. 1-
:X:
ci. 1-
~ f-
1- ... ....
i
f- .. . .
I
~··
~~l JA,
. . .
~'-'~
1- I
~ .-.l\!·~1\ ~~~ · ·\. 1'-A, 14- ~l.i ~j<~;.._,~ l,fv• \J,. ·~.v ~-;i\. \.,_ 1\v,
l
\..)\~
l
,J l,J
00
01 '""'
02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
A
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
--- •3,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,,-,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,,-,-,-,--,-,-,--,-,
_,
-2
+3,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,-,--,-,
+2 ·-
.,
~:~~~~-~~W!
-2
f-
I
-3
01
EI I I I I I I I
02 03 04 05 06 07 08 09
t
10
I
11
f
12
I 1I I I I I I I I I
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
f
24 25
I 1I I 26 27 28
I
29
I
30
I
31
:J
L-9
01:-1
g :::~ ffirWmtmmrrmwnriTll.~
,,., ······································t••••lllll··································
-2 40
-30 0
p
s
:I: . 1QQ
ci.
E
~
-200 f- j I · ·· I t··
_
300
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I 1___l_._J_J
01 02 03 04 OS .JG 07 OB 03 ;Q 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
.. 3 ,..............~-----,
+2
~
:X:
_
3
t: pl I ·I· I I I I · ·t · I ·1 · I I I I r
01 02 03 04 OS 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
•3.-.--r~~------~-.--.-.--.-.--.-.--.-.~.-.-.--.-..-.-.--.-.--.-,-,--,--.-.
+2
I
- 3 ~~~~__L_j___L__L___L__l__J____L_.L........L....L..i___j____J___L____L.._i.____l_l__L_L__j__j
._.- 01 02 03 04 05 OB 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L-11
BADAl MAGNET BULAN SEPTEMBER 1998
+060.-~-.-.-.--.-.--.-.-.r-r-.--.-.--.-~.--.-.--.-~.--.-.--.-~.--.-.--r-~
' 1/\. '
-I
~~l'f\:F. H
-06: r.f.F.F:. H.
~ -120
·········· ~ • • r· · · ••
;'!l -180
-240
-300
~·::~mttf+Htt#f~ khW
ci. -100 -,
!5 t J··· l I
"" ..
- 200
I
~-
I :]
~ ~
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
t ..
•3,-,-,--,-.--,-~-.-.-.--.-.--.-.-.~.-.--.-.-,,-,-,--,-,-,,-,-,--,-,-,,-.
I .. ,
1 -· • .
- I I I .l
~ +2[ ·· •
:X:
""
i .,[- .
I
. . ·•··
li
+3,--,-,,-,-~--.--.--.--.--.--.-.--.--.--.--.--,--,-,,-,--,--,--,--,--,-,,-,--,--,--,-,
_,
-2
~ ...... .. .. . . . . .
_3 t l I I I t I I I I I I . I t I I I I I I I I I t t I I I l l =r
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
........
L-12
BADAl MAGNET BULAN OKTOBER 1999
+060.-~.-.-.--.~-.-.--,-.-~,-,--,-,~-,--,-,-.-,-,--r-r-r-,~r-r-r-~l
0
oo:~r~············ · · · · · · · · · · ·
~ -120 ~-::
-180 ...
• • • . -~'' • r.
. .....······ ...... .
..... ······ ... .
. .......... .
-240 ...
-300
+100 ,--,--.--.--.-.--.--.--r-,,-,--,--,--,-,--,--,--,-~
000
f§:
:t: -100
ci.
g
>«
-200
+3r-~.-,--.-.-,-.-,--,-,-,-,-,--,-,-,-,-,,-,-,-,-,--,-,~-,-,.-,-,-,-,
· ~ ·· I I
p
s
I
:I' I
I -
•3.-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-r-~----------~
+2
+1
<::0... 00 IT
-1
-2
-3 t I IH I IH I jH I I H IH. I I HI I I I I I 1 I 1 I I I IH I I I 1 1 l -,
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
+3.-r-r-~.-.-.-.-.--.-.-,-,-,-,-,-,-,,-,-.-.-~.-,-,-,--,-,-,~~~
+2
+1
<D.. 00 .,.,
-1
-2
_3 t I I ·· I I I JH I ·· I t · I · I I I I I I
H I I· I I I r I r 1 1 r 1 1 :1
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L-13
~
BADAl MAGNET BULAN APRIL 2000
· . .:\~r.
+060r-.--r~r-.--r-.--r--r-r--r-.--r-.--r-,--,--,-.--r-.--r-,--,--,-.--r-,--r--,-,
. Ttl#~l~fmrrn
· · •····....
j~-:lAF~
-060 7~=~·=~~~
... ... .... ... . .... .. . ... .... .. . . .... .... . ..
H
....
' '''
. . .. ....
rf.. ..t t t
.. . ...
~r .. .L ..
-240
-300
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 H 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
+ 100
0 00
p
.s
I - 100
~
::i!
-200
-3QQ L--L--~_L~L__L__L_~
01 02 03 04 05 06 07 00 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
,--.--,--.--.--.--.--r--.--r--r--.--r-.r-.--.
l
+3
lll
t
-
-
~E ·2~
::c 1-
f- ... .
. I~- - i . =
-
~
. , 1- II
-
"" ~ \. '"\"~'
0 1 02 03 04 05
\l
06 07
I
08
I., . l,,f<..(
09 10 11
.~· ~ ,.il.o 'I< ~ -..I.J..L>.;t._ ~ ~ \,~, ~. •
12 13
"
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 1
+3 -,----,---, --.
+2
~oo
_,
-2
_ L I I I 1 I I 1 I 1 I [ 1 I 1 I f I I 1 I f I I I I I I I I
3
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 ........... ~ ·- . .... ·- ·~ ·- -- -· -- -- -. -- -- -- - - -- -
+3
+2
+I
=. 0 0
_,
-2
-3
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L-14
BADAl MAGNET BULAN MEl 2000
nmrrrrrn~nEtr-.r[
0
.... ······· ······ ·•· · ············ · · ···· ··· ······· ........ ········· ·· · · · ····· . . . . . . . . . . . . . . . . . ··-
-060 .............. ··· ····· .... · ······· ... . ········ .... ···· ···· ...................... ··· · ·· · · .... ····· .... ········ .... . .
... .... ... .... .... ... .... -······· ................ · ·····-· ....................... ......... . ········ ............ ·· ··· ··
!=' 120 .................. ······· .... ... .... .... ... .... ... . . .. .... .... ... .. . . ... .... . ...................... . . .
i . :: ::::· ___ ............ ······· .... ········ .... ······· .................................. ········ .... ········ ------·-
0 -180 .. .
-240 .. .
-300 ..
01 02 03 04 OS 06 07 08 09 10 11 12 13 1 4 15 16 17 18 19 20 21 22 23 2 4 25 26 27 28 29 30 31
... , 0 0 n-r-1111-,-----,--.---,-,--------
• 3,-,-,-,--.-,-.-~.--.-.-.-.-.--.-,-.-.-,--.-.-.-.--~.-.-.-.--.-.-.-.
"'II· l
+2 · •··.
g
:X:
ci.
g
""' +1
·····! :.It·
. WtW. ·l·tl.IL
~:ft~JJ·L·t, t · l ,u
~ l~JJ.i,j~~~\1{;
•3,-,-,-,--,-,-,-,-,.-.-.-.-.--.-.-.-.--r-.-.-.--.-.-.-.--J~~.-.--.~~
= 00
-2
_
3
t ·t·· · t · t . t ·· I · 1· · 1 . I · t · I . t .. I 1· · 1 · I ·-r- I ··· 1 T ·· 1 · 1 ... , . l · T · 1 ... "! . , · r I I
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
.
•1
-·:f~~ .~~~.~~~,~~rw~~i.~~~#',
-2
-3 i__i_L__L._L.._..l__j____j__L__j_____L_L_L__L_j_J..___j__l___L_l__l____L_l__l..._.L___l__l___l__[__L__L_j
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 2 4 25 26 27 28 29 30 31
L-15
BADAl MAGNET BULAN JULI 2000
~
i
0
6
-120
-0 :
-180
m
··: :· · r·:·:t~rn1m~
···· ··· ···- ············ ·· ··· · ···
..... ..... .... · · ··· ·· · ..... ... .. .
-240
-300
0 1 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 1 2 13 14 15 16 17 18 1 g 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
+ 100 -,-----,---, - ,
•3 .-.--~--~------~--.-.-- --~-.-.
+21-·· •···
p
-5
::c
• 1
_,
-2
_3 L 1 I I t I. 1 I I I I I I I I I 1· I I I I I I I I I ·I I I I r "1
01 02 03 04 OS 06 07 DB 09 10 11 12 13 14 15 18 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
•
3
L l I I I I I I I I I I I I I I. I I I .I I . I I .I I .. l HI .. I I I I =l
•2
I 1- l
L-16
BADAl MAGNET BULAN AGUSTUS 2000
.. JY:'T ..l~
~:::~-TN'~"
.t... ~N' - l ..J. _
_
~,.. · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·• !·· · · · · · · · · · · ·
-240
-300 ~--· ··
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
+ 1 00 ,-,--,---,-,---,----,-,---,-,---,--,------,-,-,---,--,---,-----,---,--,---,--,--,--,,-,--,---,--,-----,---,--
-200 I
•3------------------.-.-.-T.r,-,-,-,-,-,-,-,-~~~~~~~,-,-~
-
f I I
. ~ -.
+2 I j I · I I I I I
~ I -
~
:X:
~ +1
r·i·..... .
.. -··· • · . .
I
+
I
+
1
I
I I f I
+1
-1
_
3
L 1 f I I l I I I I f I 1 I I I I I ! I ! I I I I I I I r
01 02 03 04 05 DB 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 l7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L-17
BADAl MAGNET BULAN SEPTEMBER 2000
·06: r+. .. ..
1 1
,~rn . . _JJ:r
............. .......~L~I . IIII Jl,, ll t ll.ll
1
..
1
1 1 .
·060
~ -120
1JS
0 ·180
-240
-300
01 02 03 04 05 06 07 OS 09 10 11 12 13 U 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
.
l~nrr•··
~ ::rfl,,•
E
I-t t+--· ·m· m+mt~
· '. •· · · · · ~ · ·•· • J•·• • • •.• ,-·• ~.•· .·r>· fltft·
.- . .. ... . .. . . . . . .
·..•.•••.•..
· · · ·.· · ·•··· ·· _~· .•n••· ~·•·~·•l· · l· ·
. . . . . ... . : . . . . . . . . . . . .. . . . - . ..- . . . .. . . - . . . . ..
' ' - .. .. . . - . . . . . . . . .. . .
~
- 200
-
.I . I !
I .
- 3 o~Ll__OL2~0L3~04L_~os--o~6~0j7~0jB~Oj9__1~0--1L1__1L2~1L3~14L_~l5L_~l6~jl7~j
1B~l~9~2~
. 0~?Ll~2L,~2L3~24L_~25~2j6__2j7~2~8~2~9~3LO_J31
~ ~ ~
·I · ...... ......... .. ..
+2
I='
.s I ..... •···· • ·
:x: '1·· 1 . . . I· . '
•3,-,--,-,--.-.--.~.-.--.-.--.-.--.-.r-.-.--.--.-.--.-.--.-.--.-.--.-.--.--r-o
-1
-2
+3 ,-,--,-,--.-,--,--,-,--,-,--,-,--,-,,-,--,-,--,-,--,-,--,-,--,-,,-,--,-.--r-.
··· •··············· ···t·:... l.....:. :::::::.
1··· ·1·····1::::r ,.... l..... ,.:::::·::::.
::·1· : 1: :.1::·:
:::L
+2
· ····1.· ...··r···· 1::.:1
··· . ::.....
... . . . . . . . ·····
: 1:::: 1::..:: r: •· . •· ·· •
-·· ····· ...
' . . . . . ........ ·•
............... · - ··
+1
~ ~~-~J~j~#.~t1'~r~l~~~r~i~j·.~ .~t·t~l~-J~l~f~~
00
-1 ........ . ..
· ~.·•·~.·•. -~·. tJ.~ ~~~r11rw
~-.;"r,. ~ Ju~A,I" IMJH*;
, ~·-,~~ ~~~~L.~
.. . . . . . .... . 'r - ~ ~~1. ~
. .. .
. . . . .....
..
. \.
-. '
--
.
.
. .
.. . . 1
-- . . ..
.
. .
~ 1 .. 1 . . 1
_
3
01
rdf 02
I · I I I · I I I · I I I I · I I I · ·I I I I
03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
t I I I I I ·I I I
22 23 24 25 26 27 28 29 30
j
31
L-18
BADAl MAGNET BULAN OKTOBER 2000
•060r-~,-.--r-.-.-,-,,-.-~.-.--r-r-.-.-,r-.-~.-.--r-r-.-.-,,-.-~,-,-,
·.lA • .
~::~-Fkvv rI Tftflfntff
-2 40 f-- ..•...•.. •··
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
.=-
-=-
:I: - 100
ci.
~
-200
p
5
•3rrn
,~ : : r·li II I I I I i 1·1t I I I , I I I I I
I .. j I I I
:z:
! Jt . I~ ~ 1~-~ . .
1 \\I
l-J,1~,tl•~[·' .I I~--· t·J I l '.
J rr .'. . .. . . . ... .... ·J· •[j·. . 'j .
. ..... ... .. .....··j· ...... .
I ~ z\~l h~:l
I
l'
00 ,'1-·hl''''~lJl,•'1t
jj_ .... /JJ
'
fr
,.._~·,•,L i•J , • .l ~ •• '•J;'·-"-
i • ·• •. • • I J ' .. •J.f
~~~. ~1/'·o-'1""··'1 ' J o~.·•.) } ...]<• ' "-"!'-~ ~
....... ,J. . !. ..........
'"'- ,.Jij~l"i ,YI'JI
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
-1
-2
_
3
t- l I I I I I I I I I I I I I I 1 1 r 1 1 1 1 1 1 r HI T T · 1· 1 -
01 02 03 04 05 OB 07 08 09 10 11 -
... 3 1 1 1 1 I I I I I I I L I I I I [ I 1 I I I I
.. .• --- ·· . .. ~ -.
-·:~~~~~~14«~~~~~~~~/fi I .. 1:.
-2
I
_ c___j
3
I I I I I I l I I I I I I I t I I I I I 1· r I 1 I I I ·1 I :::J
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 H 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L-19
BADAl MAGNET BULAN NOVEMBER 2000
+06 0r-o--r~-.--r-.--r-.-.r-r-.--r-.-.r-r-,--,-.-,,-y-,--,-,-,,-r-ll-r-,--r-l
. . . . I :MI I I I l l T I T I ( ' .. ' ' . . ..
0
i~:r • • • • ·• • • grrrttrrniJFm
01 02 o3 o4 o5 o6 o7 oa o9 1 o 11 12 13 14 1s 1s 11 1a 19 20 21 22 23 24 25 26 21 20 29 30
···1···
. . . . . ·1 tll .··.··r····r····
. ..~ . . . - .1
. .. . .
····1·
. . . . . ··1·
. .. ..
· 1oo . .. •. . . . . . .· · · · ·. .
... .... L
~ ......... ····1·.
. ·.··· ·... · r;\.4
. ........................ fi
·_· · .. ·. Jn.f f. ........ ····· .. ·.····· .......
~ - 100 · ···· ···· ···· · · .r
···• . · ·· · ···· ······ ·• ·· •··•· .
01 02 03 04 05 06 07 DB 09 10 11 12 13 14 15 16 17 19 19 20 21 22 23 24 25 26 27 29 29 30 31
+3 ~·-~~~~~-~~
+ 2 ---·
~ f-f -
:I:
+3 ,-, ~-~~-~-.-
_
3
t t I I I I I I I I I I I I I I I I I I 1· I . I . 1 I I I I I
0 1 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 19 19 20 2 1 22 23 24 25 26 27 29 29 30 31
+3,-,-,-,-,-,--,--,-,-,-,-,--,-,-y-,-,-,-,--,-,-,-,-.-,--.-r-~.-~
+2
t: J L f f
II I f ·
3
- 0':-::'1 02::-::':03~04--!-::05---!::-06-f::-
07 -::'::--08-:'::---09-:'::-101~11'::--:'2
13:--c':,.:--c':,5--:'::-16-:-'::-l7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L-20
BADAl MAGNET BULAN MARET 2001
-300
••••••.. .....
· .....
•·· __ •
:··· ::· .:: . . .·::.. •••• ••••••••
• . .. ....
> : .... ::.: · _:: :::, .... , ... 1....,.... ,..• 1.... ,
I: ::.· . : :· .: ::· ·_·: ·: .......... ········
t' ·i· · rr~
l····· ... P
01 02 03 04 05 06 07 08 09 1 0 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
+100
000
I='
s
:J: - 100
<>.
5
""'
-200
-300
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 29 29 30 31
'----'
+3 I I I lUI I
,-
~ •2 1-+ I I
I
<>.
E
~ .,
-J0~1~0~2-0f3~~~~0~5~0~6-0~7~0~8~0~9~1~0~1L1~12~1~3~1~4~1~5~16~f17~1~8~1~9~2~0-2~1~2f2~2~3~2L4~25~2f6~2~7~2~8~29~3f0~3~1~
•J != l I I I I I I I I I I I l I I I I I I -I I I - I I l - I I - I I + =l
'--'
-2
I
_JE l l I [ i •i i •· i t I I I · J· I · I ··· i· IJ · I I II t I I l l t I l j
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L-21
BADAl MAGNET BULAN APRIL 2001
+060~.--.-.--.-.--.-.r-r--r-.--r-.--.-.--.-T--.-.--,-,--,-,--,-,--,-,--,-,--,-,
jh .
.~~~ ~
~ ::Wf i·························••I ••••·· · · · · · · · · · · · 11111 Fill:
-240
-300
01 02 03 04 05 06 07 09 09 10 11 12 13 14 15 16 17 19 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
+lOOr-,--,r-,--,--,--,--r-,--,,-,-.,--,--,--r--rr-r-o--,--,--,--r--,-,,-,--,--,--,--r-lr-,
- I="
s
:J: - 100
,;_
_
3 00
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
01 02 03 04 05 06 07 DB 09 10 11 12 13 14 15 1A 17 IS 19 20
+3~,--.-.--,-,--,-,--,-,--,-,--TT-r-r-or-r--r-r~,-,--,-,--,-,--,-,--n-,--rr-
r
·f
I
+2
I="
s
:I:
t
"" +1
'---"
• 3 --,-,.--.-.--.-,-,,-,-,--,-,--,-,-, --,-.--,-.-,--r~--r-~11-r~~
_,
-2
_
3
t ·I I I J ·1 t I 1 1· 1 t · ·1 H 1 1 · ·1 1 1 1 1 · · 1· 1 · 1· 1 r r r 1 1 "J
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
+1
- 02 03 04 05 08 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2:2 23 24 25 26 27 28 ?9 30 31
L-22
BADAl MAGNET BULAN OKTOBER 2001
+060,-,-.-~-,--~.--.-.--r-.-.-~-.--.-.--.-,--r-.-.-~-.--.-.--,-.--r-~-r-r-o
240
-~00 E ••...J ..1[ .............
• J· •-•J-••-[ •·-. J··-.........
·t····J··....
··J····. . t ········
··· J··-·J·..·-·t.. ..··· .·J ....
··-· J····t ··· J· ·-·J·· · ·t··· J· - --~----~--
...................... · ·· · ····- - ~----~-- +J··......
... ---t-- ·-J· ···t...· ···J. ---~+ --
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
- 100,--
~-
000
~
:I:
.;_ I - 100
E
~
. I-
- 200
-30 J
0 1
1I I I I 1I I I I I I l I l
02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
t H :H :
18 19
H: H:HH: H I
20 21 22 23 24
I I
25
I
26 27
I I
28
I
29 30
I
31
I I
•3,-,--,-,--,,-,-,--,-,--,-,--,-,--.-,-.-~-,.-~.-~----~.--.-.--.-.-.-~-,,-,
~
5-
<2
1-· •··
..1
. I
lf ..
::r::
.;__
g I · , I
""<1
• 3,-,--,--,--,-,,-.--.--.-~-.--.--.--.-.---.--.--.--.-.--.--.--.--.-.--.--.-.--,--.--,-,
•2
=00
-2
_
3
c I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 29 29 30 31
+1
a:::)._ 00 ·-
-1
-2
- ~L.~02~0f3~04~~0~5~0~6~0~7-0f8~0!9~1~0~1L1~1~2~1~3~14~~15~1~6~1~7~1~8-719~2!0~2~1~2~2~2~3~2L4~25~2!6~2~7~2~8~29~3f0~3f1~
L-23
--" BADAl MAGNET BULAN NOVEMBER 2001
•060,-.-.--,-.-.~,-,-,-,--,-,-,-,,-,-.-.--r-.-.-,~.-.-.--r-.-.-,,-,-,-,
;.,.·· ···•· ···· ··· • · . , 1 . . . 1. , ·I• . . . •I , , ol·, ... i • .. -~ .. ~ . . . I• • • I • • • •• • • ... • • ... •
1/kttU
J
.~F.r.~~tFtftttt~::::
v~ ~· r rT I rlrl vl l
0 . p·= ... .... ... ............. .. ..... .
u;
0
• -240
M·v···· · · • · • •
-180
,. ··· ·• • •••• •••• 1
300
1111 rr } . . . . . ·· · · · · · · ··· ·· LLI
" I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
... 3r ~
+2
""'-E-"
:x: I
-2
_3 t I I I I I I I I I I I I I I I t I I I I I I I 1 I t I I u I "1
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
3.--.-..-.--.--.-~--r--.--.-.--.--.-~--r--r--.-.--.--.-~--r--.--.--.-..-.--.--.--r--.
.. L
I
+2
1 I- -
-~~~Vf1~iM~~~~
-2 .I
_, t I ·I I I I I I I I I I I I I I I I I J I I· I I ·I I · f· I I I -J
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 1I 12 13 14 15 16 17 10 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L- 24
BADAl MAGNET BULAN OKTOBER 2003
+060,-~.---~-.--.-.-,--,-,-,--,-,--,-,-,-,--,-,-,--,~-,--,-,-,--,~~--r-l
'-'
~ -120
u;
0
-06:~t.tt
-180
tl -F •••••••••••••••Mftpp~~
···r···t-tr
···········
................. .... . . .................................. ................ n~1 .t~
··I··
-240
-300
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
••oo,-,--,--,--,-,r-,-~--.-.--.--.--.--.-.--.--r--r-,~.--.--,-,--, --r--,--r-1'-rnnr-nr-.
~
000 1~...--f'-~1'-\,._~_,_....j
t:;J;~~m·• • : • •···
.s I . 1 I . :! ~r~
T- - 100
ci.. I
~
--· - 200 I
-30J
01
II I lllllll II 1 II 111 II II I I I I I t 113
02 03 04 0:5 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 t7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
'-
+3
-
-
.. II -
.. . I -
[ -
:I: -
ci..
.. . . .. . . -
~ .............
. !~ -
k.
~--- . . I
. ~~~~~. . j ~~ 'l
k, I
~~: l
I -
o-c1"""o"'2=>03:c"-04;LO"=O"'s~0":6"'-':0'::-7'-0::'B:='09 10 11 12
---' ,.._.., ,>
13 14 15
I
16
!" ......~\'
17 18 19 20
·,.,., •!-"~
21 22 23
.
2-4 25 26 27 28 :.19 30
.. I. I
31
_
3
t I I I ·1 I I I I I I t 1· I I I t · I I I I I I I I I I I t I 1
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 28 30 31
•
3
I I · I •I I l · I ·I f I I I I· I I f ul I I uI t · I l ~
+2 f I
L-25
BADAl MAGNET BULAN NOVEMBER 2003
•060,-,-,-,-,--,-.~-.-.--,-,-,-,-,-,--,-,-,-y-,-,~,-,-~,_,-,--,-r~
t• I
..... . . . . . --=±! . .
1-- I I I I I + I I I I I I I·.. ·t· 11 I I t.. ·t l I I t l I li\
~.,.:m ~ ;;;;~~~mnFrr
· ··· · · · · l~rttB1Till ~
..___,.
· ·· · · · ·m·
6
-240
-300
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
I='
s
:I: - 100
Q_
02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18
3
. I
I I I II t 111I I Ill I I I 1I l I l I j
I
• rI
~'=' •
p
'--- 2 f-l I . · •·
i
s
1- ... ·· I I I I II I
+1t. ...
-1
L-26
.__.
a1U.31UII.IJ:;ICI~IUUCIUUUJI,.U ~'I' a..&.a· .a..,A'-'-1A6~.&1'.a.&, "-""aa1a•a115 •V.n.JI•ll MV.&V
bal. 311-316
L. Muhammad Musafar K
Division of Applied Geomagnetism and Space Electromagnetism, National Institute of Aeronautics
and Space, JL Dr. Djundjunan No. 133, Bandung, 40173
email: plasmaspheric@.J'ahoo.com
ABSTRACT
Shock in the solar wind occurs when supersonic stream comes into subsonic stream. ln the interplanetary space the
particles speeds of solar wind are super-Alfvenic. When the solar stream reaches Earth 's magnetic field it will be decelerated.
Recently there are many satellites which have been launched to observe the parameters of solar wind such as speed, density,
temperature and interplanetary magnetic field. In this study we used the data of solar wind recorded by ACE (Advanced Satellite
Explorer) satellite to indentify type of shock in the solar wind. Understanding on the type of shock is very important to study the
effect of interaction between solar wind and Earth's magnetosfer. The shock in the solar wind is associated with the change of its
density and plasma pressure, temperature, velocity and interplanetary magnetic field. The changing of solar wind parameters if it
is combined with magnetohydrodynamic fundamental mode cause various shocks or discontinuity in the solar wind. In this paper
we derived the methods to identify shock or discontinuity in the solar wind. We also give two examples how two identify the
shock of solar wind.
I. INTRODUCTION
One of important thing to for space weather is how the solar wind changes in the interplanetary
space. The changes of solar wind affect some important and interest effects to the Earth magnetosphere
as example the discontinuity/shock in the solar wind around Earth magnetosphere.
In this paper we will derive the methods to identizy and classifY the type of discontinuity in the solar
wind by using satellite observation in the interplanetary space. This paper will be organized as follow.
Section I give the brief introduction the content of this paper, section 2 present the theoretical
background and how to derive and clas~izy the type of discontinuity/shock, and Section 3 give the data
and example of shock and how to identify the type of shocks.
'--
II. THEORETiCAL BACKGROUND
Discontinuities and shock at interplanetary space depend on the condition of solar wind. Simply,
~ . the discontinuities a"ld shock occur when the supersonic flow come into the subsonic flow. That means
that there must be changes in the density, temperature, magnetic field, etc. of the solar wind from
upstream to downstream side of the discontinuities. Solar wind is a hot plasma which can be considered
as magnetized fluid. Therefore, to describe them the conservation equations of mass, momentum and
energy in hydrodynamic tluid as well as the Maxwell equations that govern the electromagnetic law
should be satisfied.
For MHD, the conservation laws of mass, energy and momentum are given by (Kivelson and
Russel, 1995; Parks, 2004):
'--
ap + v.(pii) = o (I)
at
VxE=-aB (4)
at
V·B=O (5)
In the frame of plasma the plasma cancel out the electric field and the plasma should satisfY frozen-in
condition which is given by
E uxB
= (6)
To describe the changing of plasma parameters across a discontinuity or shock we can defme parameter
to represent that changing as follows (Nishida, 1978):
[X]= Xu -Xct
Then, this equation is called as jump condition of variable X from upstream to downstream of the
discontinuity. Superscripts u and d represent the condition at upstream and downstream sides,
respectively.
The conservation equations of mass, momentum and energy in the jump condition, respectively are
given by:
[pun]= 0 (7)
2
_ ( B ) en 1 -] =0
[ pu 0 u+ p+-,-
,
--B"B (8)
"'"llo llo
2
I 2 +h ) +u -
pun ( -u 8 - - IB u·B
_ -] =0 (9)
[ 2
0
llo llo
0
The steady state condition of the Maxwell equation (4) in the term of jump equation can be written as
[EJ= E~ - E: =0 (10)
From the Maxwell equation, (5) we have
[BJ=B~ -B~ =0 (II)
[ p+~]=o
2Jlo
(14)
The equation (14) indicates that the total pressure of plasma across the surface is balance. This kind of
continuity is called as tangential discontinuity. In the tangential discontinuity, the other equations are
satisfied automatically.
Then we will consider another condition of solution where u n = 0, namely when B n :f::. 0 . This
means that there is magnetic field component across the surface of discontinuity. From equation (8-12)
we find
[B,] = 0 hence, [BJ = o (15)
F[t]-[un] = 0 (18)
1 - - l -
F[u]+[p] en+-< B > ·[B] en --Bn [B] = 0 (19)
~0 ~0
1 2
F{[e+ < p > •]+--[t][Bt] } =0 (20)
l 4~ 0
where
I
1: =- (21)
p
F =pun (22)
e=h-E. (24)
p
which indicate internal energy. Meanwhile. from the conservation of magnetic flux and frozen-in
condition of plasma we can obtain
F < 1: > [B]+ < B > [uJ- Bn [u] (25)
The tangential component of (25) is similar with (12) and its normal component is similar with (II)
which correspond to tangential and contact discontinuity, respectively.
From equations (18) to (20) and (25) we can find a mass flux equation as follow
<'t>2
{
Bn
<'t>F2 __
2
llo
J{<'t>f4+ (--[p]-
< 't >
't]
< B > Jp 2 _[p]
[
_B_
't] llo
2
[
2
n }
llo
=0 (26)
The solutions of this equation can be obtained corresponding to F = 0 and F =t= 0. The condition
F = 0 corresponds with the tangential and contact discontinuity. So, the wave shock corresponds
to F =f. 0 . Thus, the roots of (26)
F=+~ (27)
- ~~0 < 1: >
which is known as intermediate-shock (or Alfven shock or rotational discontinuities). By combining
( 19) and (25) and then using (27) we obtain
[un]=O (28)
and hence,
[1:)=0 (29)
This means that intermediate shock have no affect to the change of solar wind density. Propagation
B
velocity of the intermed iate shock to the medium is given by - un = V A ,n = ± C
"\}!-LoP
(30)
Hence, the propagation velocity is perpendicular component of Alfven velocity to magnetic field.
Another solution of shock wave can be obtained when the last factor in (28) is zero, thus
(
F2 + [p]) (<-. > p2 _ B~ )= p2 < B, >2 (3 1)
[•J 1-Lo 1-Lo
Because the right hand of (31) always positive we have two roots of the equation, namely:
p2 > _[p] and p2 > p2 (32)
f ('t] f A
where FA indicates velocity of intermediate shock. The shock wave which corresponds to Fr is
designed as fast-shock and which corresponds to F5 which is known as slow-shock. Within the shock
front the kinetic energy of the bulk motion of the solar wind is dissipated and the entropy is increased.
Therefore jumps in pressure and density across me shock should satisfy
[p] > O:md [1:] < 0 (34)
From tangential component of equations (19) and (25) it follows that
F 2 [1:] < B, >
Bt = (35)
< 't > p2 - B~ I 1-Lo
and hence
Tangential discontinuity 0 0
Contact discontinuity 0 * 0 0 0 0 0 *
Intermediate shock * * * * 0 0 0 0
Fast shock * * * + + + +
Slow shock * * * * - + + +
Note : increasing (+), decreasing (-)
In this study we use data of solar wind that recorded by ACE satellite. In figure I we give example
of shock in interplanetary space. The first to third panels show density, speed, temperature of solar
wind, respectively and the last panel shows the total of interplanetary magnetic field. The shocks of
solar wind are labeled by A and B in the figure. We also analyzed and identify the type of each shock
as follows.
...
~
400~~':1 I i I ]
00:00:00 G4:0D:OO 00:00:00 12:00:00 2.0:00:0(} 00:00:00
~.!;;
o..!:
E'"
.,.><
~ 1X"1Q' ~ I P~
oL --~ ·~-·~ 1 ! t
00:00:00 04:00:00 08:00:00 12:00:00 20:00:00 00:00:00
+0
3'(}
~~ 20
::r
v
1<0t
o() = ~··: I I I
00:00;00 04:00:00 08:00:00 12:00;00 16:00;00 20:00:00 00:00;00
QJ 0111. Z'! Q~ 01<\ Z+ QJ Q<;t Z'! QJ Ovt 2'! QJ 0111. Z'! Q~ 01<\ Z4 Q.J I'JI<I.. z~
Figure I: Parameters of solar wind and total of interplanetary magnetic field recorded by ACE satellite
on 24 October, 2003.
First we will identifY the A shock. First panel shows there is an increasing of density of solar wind.
This increasing then we labeled it with (+). Second panel represents the bulk speed of solar wind.
Associated with the shock there speed of solar wind was increased. So, we can label it with (+). Third
panel show the proton temperature of solar wind and the temperature was increased associated with
shock. Then, we labeled it with (+). And, last panel shows there is an increasing of interplanetary
magnetic field and it is labeled with(+). Then, we will identifY the A shock as shown in the Figure 1.
The increasing of temperature at the downstream side of the shock means that the plasma pressure was
increased. Therefore, the pressure we can label it with(+). Also, the increasing of magnetic field and
plasma pressure mean that the total pressure of solar wind was increased. This means that the column 7
in the Table 1 can be labeled as(+). Hence, by using Table I, the shock A of the solar wind is called as
fast shock.
Concern to second shock that labeled with B, the first panel shows an increasing of density of solar
wind, then we label it with (+). The second panel shows that the speeds of solar wir.d increase. Then,
we label it with(+). The third panel shows an increasing of the temperature and then we label it with
(+).The last panel shows that the interplanetary magnetic field decrease and thus, we label it with(·).
Hence, the sixth column in the table I will be (+) because the temperature of solar wind was increased
in the downstream of the shock. The seventh column will be(+) and fifth column will be(-). Therefore
we can conclude that the shock that labeled with B is called as slow-shock.
In this paper we present the methods to identify the type of shock in the solar wind. The type of
discontinuity/shock was derived from the mass, momentum and energy conservation laws, Maxwell
laws and frozen-in condition of solar wind plasma. The type of discontinuity/shock depend on the
change of velocity, the changing of total magnetic field from upstream to downstream, as well as the
normal component of magnetic field, plasma pressure, total of solar wind pressure and density of solar
wind.
V. ACKNOWLEDGMENT
I would like to thanks to Team of ACE (Advanced Composition Explorer) for data sharing. I also
would like to thanks Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN for supporting of this research and
its facility to publish this paper.
VI. REFERENCES
-
Kivelson, M.G. and Russell, C. T., Introduction to Space Physics, Cambridge University Press, 1995.
Nishida, A.,' Geomagnetic Diagnosis of the Magnetosphere, Physics and Chemistry in Space, Volume
9, Springer-Verlag, 1978.
Parks, K., G., Physics of Space Plasma: An Introduction, Second Edition, Westview Press, 2004.
bal186-189
L. Muhammad Musafar K
Division ofApplied Geomagnetism and Space Electromagnetism, National Institute ofAeronautics
and Space (LAPAN), Jl Dr. Djundjunan 133, Bandung, 40173
email: plasmaspheric@Jyahoo.com
ABSTRACT
Magnetic storm on October 2003 associated with solar flare which followed by CME (coronal mass ejection) date 28-29
Oktober 2003. Shock at the magnetopause that corresponds with the magnetic storms is called as storm sudden commencement
which indicates compression to the Eanh 's magnetosphere. The interaction between solar wind and Earth' s magnetic field
generated various hydromagnetic signal. The Pc3 magnetic pulsations is one of the hydromagnetic signal with period between I 0
- 45 seconds. This pulsation is believed tobe generated at the magnetopause and propagate through magnetosphere and
ionosphere, then can be obser ved by using ground-based magnetometer. Charactenstics of Pc3 magnetic pulsation have good
correlation with the speed of solar wind. In this paper we analyzed amplitude of Pc3 magnetic pulsations during magnetic storms
on 29-30 October, 2003. We also analyzed effect of shock in the solar wind to the amplitude of Pc3 magnetic pulsation. We used
the magnetometer data of Biak station, ACE and Dst index. To e>•ract Pc3 magnetic pulsations we applied second order of
Butterworth filter and using Hamming windowing.
Key words: Pc3 magnetic pulsation, inte rplanetary shock, ground-based observation
I. INTRODUCTION
Pc3 magnetic pulsation is a hydromagnetic wave that generated as consequence of interaction
between solar wind and magnetosphere. As well, this pulsation is a quasi-continuous pulsation with
period in the range between I 0-45 seconds. The pulsations are believed generated at the magnetopause
and then propagate through Earth' s magnetosphere and ionosphere and finally can be observed from
ground-based stations.
Magnetic storm on October, 2003 associated with very large flares which followed by CME (Coronal
Mass Ejectbn) that occurred before the storm. The CME ejected high energy particles with high
velocity and density. As an effect the interplanetary magnetic field can be modified by the solar wind
stream time by time. As a result it will increase the occurrence probability of the magnetic storm
become higher.
The main of this study is how to detect the magnetic storm by using ULF wave which can be
rer,orded single ground based magnetometer in Indonesia that located at low-latitude geomagnetic
coordinates_ Therefore, first we need to analyze and investigate the relationship between the Pc3
magnetic pulsation and solar wind parameter during the large magnetic storm_ In this study we will
analyze the Pc3 magnetic pulsation during the magnetic storm on 29-30 October, 2003.
Day In 1\lloartb
Figure l. Time evolution Dst associated with magnetic storm on 28-29 October, 2003 .
15:00 UT, 29 October, 2009. The third storm with Dst about 383 nT was initiated during end of
recovery phase of second storm at - 18 :00 UT on 30 October, 2003 and reach its minifliJJm value at
23:00 UT.
Pc3 magnetic pulsations extracted from magnetic field variation which recorded by ground-based
magnetometer at BIK (Biak). The location of BIK station in the geomagnetic coordinates is (-1 .088,
136.05E) or L = 1.05. The magnetometer records data with t!me resolut!on 1-second and have high
sensitivity. Extraction of Pc3 magnetic pulsations are performed by using second order of Butterworth
filter with applying Hamming windowing (Musafar, L. M., 2009). In this paper we analyzed the Pc3
magnetic pulsation during th'! magnetic storms. The Pc3 magnetic pulsation extracted every range 20
minutes. We also analyzed the relation between speed of solar wind and Pc3 magnetic pulsation. We
used the data of solar wind speed that recorded by ACE (Advanced Composition Explorer).
'--'
: : :
-4001 2 3 ..c 5 6 7 B 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 2... 25 26 27 26 29 SWJ 31 32
D•wiuhll~ufh
,.
[),,y lu M • ufl1
Zl
Figure 2. Time evolution ofDst (upper panel) and amplitude of Pc3 magnetic pulsations (lower panel)
associated with magnetic storm on 28-29 October, 2003.
S joee•l ••f Sol l .')l Wb .. l 0\1.,1 P .:J AlnJ>Ihuol4t Assold.~teol whh M ••tfh-ell c S t •l llu Z'!:t •).:t••l• -e l. 200 )
1«D,--,,--,---,---.~-y---y---,---.---.--~------.---.---.-~.---.---,---,--,,--,---,---,---y---,
;120J
D.ly h• Mflhd•
Figure 3. Time evolution of speed of solar wind (upper panel) and amplitude of Pc3 magnetic
pulsations (lower panel) associated with magnetic storm on 28-29 October, 2003.
This gives first evidence that Pc3 magnetic pulsations can be used to study about evolution of magnetic
storm, as well to study of effects the shock wave in the interplanetary space to the Earth
magnetosphere. The amplitude of Pc3 magnetic pulsations has good correlation with shock in the solar
wind. But we need to analyze more cases to understand completely the correlation between Pc3
magnetic pulsations with the shock. We also show that evolution of amplitude magnetic pulsations are
correlated with the speed of solar wind.
This is a confirmation the result above, where the sudden commencement that initiate a magnetic storm
as a manifestation of interaction between Earth's magnetic field and solar wind.
V. ACKNOWLEDGEMENT
I would like to thanks to ACE Team for data sharing. Also, to Pro£ Yumoto for setup the
magnetometer at Biak, Indonesia. And, J would like to Head of Pusat Pemanfaatan sains Antariksa for
supporting this study.
VI. REFERENCES
Baumjohann W., and Treumann, R., A., Basic of Plasma Physics, Imperial College Press, 2004.
Musafar, L. M., 2009, Pc3 Magnetic Pulsations Observed by Magnetometer F!uxgate at Biak,
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, UNY:
F-449- F452.
L. Muhammad Musafar K.
Division ofApplied Geomagnetism and Space Eiectrornagnetisrn, National Institute ofAeronautics
and Space (LAPAN), Jl. Dr. Djundjunan No. 133, Bandung;-40173
ABSTRACT
Magnetic storm is believed triggered by long duration merging of interplanetary magnetic field and Earth's
magnetosphere. Southward orientation of Bz-component of magnetic field has believed as necessary
condition for the merging. During merging of interplanetary and Earth's magnetic field energetic particles of
solar wind that origin from the Sun are injected into Earth's magnetosphere. We will examine correspondence
between Bz-component and Dst index for several large magnetic storms.
Keywords: interplanetary magnetic field, southward orientation of interplanetary magnetic field, magnetic
storm
INTRODUCTION
Magnetic storm is a manifestation of ring current growth where the ring current is a largest
magnetic disturbance in Earth's magnetosphere current system. According to its strength magnetic
storm is classified into small, intem1ediate and large storm. Strength of the storm could be measured
by using Dst (Disturbance Storm Time) index where the index were derived from averaging of
global magnetic field observed by ground-based stations that uniform distributed at mid and low
latitude. Large, intermediate and small magnetic storm can be identified according to magnitude of
Dst index in the range between 30 < Dst <50 nT, 50< Dst <100 nT and> 100 nT, respectively.
Time evolution of a magnetic storm is divided into 3 phases: initial, main and recovery phase.
Initial phase is a period when the storm is initiated until the Dst value decreased monotonically.
Main phase starts at the end of initial phase until the Dst index reached its minimum value and
recovery phase is started when Dst reached it minimum value until Dst back to its initial value
before the storm.
r
According to its initiation type magnetic stonns are distinguished into gradual and commencement
storm. A gradual storm is a storm that associated with high speed recurrent stream solar wind that .
origin of coronal hole. While commencement storm is usually initiated by a storm sudden
commencement that associated with solar transient phenomena such as solar flares that
accompanied by coronal mass ejection (CME) and/or shock in the solar wind. In this paper we
analyzed large commencement storm with magnitude of Dst index larger than 100 nT. Analysis is
performed by looking at interplanetary magnetic recorded by ACE (Advanced Satellite Explorer).
287
PROS/DING SEMINAR NASIONAL SA INS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW
· ~ ···~·tmJtmt
-060
~ -120
iS -1 80
-2~ 0
·1·-
···· 1··-·1····•···· ·· -
Figure 1 shows Dst index on February, 2000. A large magnetic storm observed during 11 to 15
September 2000 where the storm is a type of commencement storm which initiated by storm
sudden-commencement (SSC). Magnitude of the magnetic storm based on Dst index was 133 nT
where the minimum of Dst observed at 11:00 UT on 12 February, 2000. It was initiated by a SSC
with magnitude 5 nT that observed at 03:00 UT on 11 February.
In the Figure 2 is shown plot of Dst index during October, 2000. Two large magnetic storms with
magnitude larger than 100 nT were identif!ed betwe..:n 30 September to 10 October, 2000 and 28-31
October, 2000 where magnitude of the storms are 182 and 127 nT, respectively. Maximum intensity
of the first magnetic stom1 was at 13:00 UT on 5 October, 2000 where it was initiated by SSC at
11:00 UT on 30 September, 2000. While, maximum intensity of the second storm was at 03:00 UT
on 29 Octobe:;r, 2000 and it was initiated by SSC at 20:00 UT on 28 October, 2000.
:~
i • • •·• • • • •••••••••••••• • • • • • •
·300 .... •·
0011"1 illitdt
01 02 03 0~ 05 05 07 08 09 10 11 12 13 H 15 15 17 18 19 20 21 22 23 2~ 25 25 27 28 29 30 31
Day
Figure 2: Dst index on October, 2000.
In this study we also used data of interplanetary magnetic field recorded by ACE (Advanced
Composition Explorer). The data of interplanetary magnetic field was measured in GSE coordinate
system. The instrument on board of satellite measures 3-component of velocity in X, Y and z
direction where X and Z in Earth-Sun line and in the direction that perpendicular to ecliptic plane.
288
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW
The Y direction is determined by using right-hand system as shown in Figure 4. 8 is angle between
particle direction and its projection into ecliptic plane.
particle direction
Sun
0 4 X \ ( I_ '"-::}ii'j
J
y
Figure 3: Definition of the GSE (Geocentric Solar Ecliptic) coordinate system and the angles theta
and phi with respect to Sun and Earth
·10
-- -15fT i ; i i : t"
00 01
r ; -,-. -, -,-, ., rr: l"i -r ... j ·: ) ' ! 'i ... j"( l
01 03 04 05 06 07 08 09 1 0 11
j "i J"j ·ryt T IT ! ··· i ' I '!T ! l
11 13 14 15 16 17 18 19 10 11
UT
j ' [ 'jT! '(l ' ~"(j"qT~Tj ' ~ 'j" j "I YIJ
22 13 14
289
PROSJDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW
10
~ 0
m~
-10
00 01 02 03 0~ 05 06 07 09 09 10 11 1 2 13 H 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
UT
This can be interpreted that growth of magnetic storm need condition of interplanetary magnetic
field in southward and rate of magnetic storm growth also depend on magnitude of the southward
interplanetary magnetic field. This magnetic storm started to recovery since 12:00 UT where the
interplanetary magnetic field still in southward but its magnitude slowly decreased.
The first magnetic storm was initiated at 13:00 UT on 30 September, 2000. Figure 5a-f represents
Bz-component of interplanetary magnetic field during 30 September to 5 October, 2000. The SSC
of this magnetic storm was associated to sudden changed of interplanetary magnetic field
orientation from southward to northward where northward orientation of interplanetary magnetic
field until 18:00 UT. Then, interplanetary magnetic field back to southward until 21:40 UT. During
this period of southward interplanetary magnetic fidd the magneti.:; storm grew to its maximum
strength then gradually recovery sirice 21:40 UT when the interplanetary magnetic field tum into
northward orientation.
10
r::- 0
.s
m~
-5
-10
00 01 02 03 0~ 05 06 07 09 09 10 11 12 13 H 15 16 17 19 19 20 21 22 23 2~
UT
The magnetic storm was intensified at 07:00 UT on 4 October, 2000 when interplanetary
continuously in southward for 20 hours until 06:20 UT on 5 October, 2000 where in that period
magnitude of interplanetary magnetic field increased to 29 nT. That caused large magnetic storm
grew to 182 nT dming that period. This means that southward orientation magnitude of magnetic
field can be corresponded with strength of the storm. After maximum of the storm were observed
that magnitude interplanetary field slowly decreased to zero level. This long duration of southward
interplanetary magnetic field also caused long duration of magnetic storm .
._.,
·, .
290
PROS/DING SEMINAR NAS/ONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW
12
JJ! 1~ ~ 1~! I~! I!~ I !! ! ~ ~ I~! I!! I!~ ! ~! ! ~ ~ I!! I!~ I!~ I!! I\~ I!! I~! I!~!~! I !! P! I!~ I
10
g•
m'
-2
-• I i i II i I i i I i i I i j I i i I i i I i i I i I I I IIi i i I i I i i I i !I i II I i II i I i i I i; I ;I ! i i IIi Iii I i i I
oo 01 02 o3 o• o5 06 01 09 09 1 o 11 12 13 H 15 16 11 18 19 20 21 22 23 2•
UT
~·..
Figure Sb: Bz-component of interplanetary magnetic field on 1 October, 2000.
g
-4
•8 I I ! I I 1 I ! I I 1 I I 1 I I I 1 I I 1 I I 1 I t I ! I I I I 1 I I I ! I I I I 1°1 1 I I I 1 I I ! I 1 1 i 1 I l t l l ! ! I I 1 l r I I I I I
oo 01 02 o3 o• o5 06 01 oa o9 1 o 11 12 n H 15 16 11 18 19 20 21 22 23 2•
UT
Figure Sc: Bz-component of interplanetary magnetic field on 2 October, 2000.
15
10
g
m" o ~1!: l'iiAWm.M. : .; U l: : 1,: '. U: . ~ll" •: i : : 1 · . . ·'I: : i '::::~: :I :': > J·: I
-5
-10
oo 01 02 o3 o• 05 os 01 09 og
UT
Figure Sd: Bz-component of interplanetary magnetic field on 3 October, 2000.
10
g 0
en"
-5
-10
.._. 00 01 01 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 11 12 23 14
UT
Figure Se: Bz-component of interplanetary magnetic field on 4 October, 2000.
7.91
~
PROS/DING SEMINAR NAS!ONAL SA!NS DAN PEND!D!KAN SA!NS UKSW
20
10
~ 0
1:1 :1 :I::I:: ,: :!IH~~ II
t I' 'II' .,; I :: ,.:,' : l',~k: l.=::~
::!i:: I I P.~~.
-../
rn"
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
UT
The second storm was on 28-29 October, 2000 where interplanetary magnetic field that associated
with the storm is shown ·in Figure 6a-b. Expansion phase of the storffi also was initiated by
southward orientation of magnetic field and increasing of its magnitude. The Bz component of
interplanetary magnetic field was continuously in southward direction until maximum of storm
strength was reached and during recovery phase of the storm the interplanetary magnetic field still
~in southward for 22 hour but its magnitude gradually decreased.
20
10
r:-
.s_ o ru~t-'~.l'T"'JI.:•..~~~ : • : : ~~" l
rn
~ : Ji""1 :~ r¥1·~': 1:: ~ ::! :lN'\">.: L:: 1:dnl: 1::1 ': 1::1
-10
00 01 02 OJ 04 05 06 07 08 09 10 1 1 12 1 3 14 15 16 1 7 18 19 10 11 21 13 24
UT
~
-- -5
rn
· 10
·15
00 01 02 OJ 04 OS 06 07 08 09 t 0 11 11 13 14 15 16 17 18 19 10 21 22 13 24
UT
From the three events of magnetic storm above are shown that southward orientation of
interplanetary magnetic field necessary for growing of magnetic storm. Long duration and continue
southward interplanetary magnetic field can support long duration of expansion phase of magnetic
- storm. Increasing of southward interplanetary magnetic field magnitude can be associated with
strength of magnetic storm. During the southward interplanetary magnetic field the energetic
particles of solar wind can effectively enters Earth's magnetosphere. Long duration southward
292
PROS/DING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW
interplanetary magnetic field and gradually decreasing Qf its magnitude affect long duration of
recovery phase of magnetic storm.
CONCLUDING REMARKS
Large magnetic storms were observed on February and October, 2000. Duration of expansion phase
of the storms seems depend to duration of southward interplanetary magnetic field and sudden
increasing of its magnitude. Large increasing of southward interplanetary magnetic field can affect
an intense magnetic storm. Long duration of southward interplanetary magnetic field and gradually
decreasing of its magnitude can be associated with long duration of recovery phase of magnetic
storm.
REFERENCES
[1] Burgess, D.,. Collisionless Shocks. In: Kivelson, M. G. & Russell, C. T. (Ed.). Introduction to
Space Physics. Cambridge, University Press, 129-163.
[2] Burlaga, L. F., 1995, Interplanetary Magnetohydrodynamics, Oxford University P-ress, New
York. 250 pp.
[3] Gosling, J. T., Bame, S. J., McComas D. J. & Phillips, J. L. 1990. Coronal mass ejections and
large geomagnetic storms, Geophys. Res. Lett., 17: 901-904.
[4] lyemori, T., Araki, T., Kamei, T. & Takeda, M, 1999, Mid-latitude geomagnetic indices ASY
and SYM Data analysis center for geomagnetism and space magnetism. Graduate School of
Science, Kyoto University, October 19, 2005.
[5] Musafar, L. M., 2010a, Methods for Identifying Discontinuity and Shock Wave in the Solar
Wind, Seminar Nasional HFI, Universitas Diponegoro, Semarang, 10 April 2010.
[6] Musafar, L. M., 2010b, Awan Magnetic Tanggal 6-10 April 2000 dnn Pengaruhnya terhadap
Medan Magnet Bumi, Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Sains, Universitas Sebelas
Maret, 8 Juni 2010
[7] Musafar, L. M. M., 2010c, Analysis Of Large Magnetic Storms Associated To Shocks In Solar
---- Wind, Seminar Nasional Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, 9 Mei 2010, Yogyakarta.
[8] Nishida, A. /.,.., 1978, Geomagnetic diagnosis of the Magnetosphere, Physics and Chemistry in
Space, V. 9, Springer-Verlag, New York. 256 pp.
[9] Russell, C. T., 1990, The magnetopause, in AGU Geophysical Monograph, 58: 439-453.
293
Aplikasi Geoma gnet dan Magnet Antariksa, Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (LAP AN) , Jl. Dr. Djundjunan No . \3 3, Bandurig, Indonesia
email: p!asmaspheric@yahoo.com
Abstrak
·wa awan magnetik merupakan salah satu ciri dari !ontaran massa korona di ruang antmplanet
etmy coronal mass ejection). Dalam makalah ini dianalisa efek a wan magnetik y ang diamati dengan
kan data satelit ACE (Advanced Satellite Explore1) pada tanggal 6-10 April 2000 terkait dengan
wa badai magn et pada rentang waktu tersebut. Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa orientasi
.n rnagnet an(ar-p lanet menuju amh selatan selama rentang waktu yang cukup panjang merupakan kondisi
bagi te1jadinya transport partikel angin swy a ke dalam lingkungan magn eto!>fer Bumi.
Kunci: A wan magnetik. plasma angin surya, medan magn et interplanet, badai magnet
patan tot¥Jr~artikel.
Arah m~dan magnet 8 dan 3. Hasil dan Pembahasan
~ diberika~ oleh persamaan _: Dari data plasma dan medan magnet
diidentifikasi peristiwa awan magnetik pada
~~arctan(:: ) (1)
tanggal 6-10 April 2000. Awal magnetik ini
terjadi sebelum berlangsungnya badai pada
dan tanggal 6 April 2000. Awan magnetik ini
dicirikan oleh medan magnet yang relatif
e = arctan[ ~ ~' ,
B-x +B-y
J (2)
konstan, kerapatan medan magnet yang relatif
rendah dan stabil serta diikuti oleh kelajuan
partikel Alfvenik dengan besar < 600 km/detik.
dimana Bx , By dan Bz masing-masing Pacta pukul ~ 16:20 UT teramati teijadi shock
menyatakan komp01~en medan magnet dalam pada angin surya dimana mode fast-shock ini
koordinat GSE (geocentric solar ecliptic). disertai oleh peningkatan medan magnet
Peristiwa badai magnet diamati dengan menjadi 30 nT, kerapatan proton menjadi ~38
menggunakan Pst (Disturbance Storm Time) partikel/cm3 , kecepatan termal mencapai 75
seperti ditunjukkan dalam Gambar 2. Peristiwa krn/detik dan kelajuan total plasma mengalami
badai terjadi pacta tanggal 6-9 April 2000. peningkatan hingga -800krn/detik. Peristiwa
Badai ini merupakan badai besar dengan mode fast-shock ini diikuti oleh terjadinya
kekuatan ~300 nT dan diawali oleh peristiwa sudden impuls medan magnet permukaan Bumi
sudden · commencement pada pukul 21 UT sebagaimana dapat dilihat oleh kemunculan
tanggal 6 April 2000. Badai magnet mengalami sudden commencement yang mengawali badai
ekspansi hingga mencapai puncaknya pada magnet pada tanggal 6 April 2000.
pukul 23 UT tanggal 6 April 2000.
Gam bar I. Parameter plasma angin surya dan medan magnet antar planet tangga 6-10 April2000.
-~\'·
· · · ·'······I··· · ! · . · ·:· ····}·· · ·!·· ··i .....:......:.···· I ·· . '! -.. '! .... ~ .''''( ---~ ..
-:· -.: .. -.:-. .. ~-- .
.... .. .. ... ... ... .
. . . ' . .
····\ · . .. .: . . . .. :. ····t·· ··I ·· ···:·····;· · -r·-· ·- i- ·---;·· · •··;·· ··· ·• ·•· · ·1·· ·· ~- ·
... ~ ..... ; ..... ~ ...... ~ .. ... ~ .... : ..... ~ ... .
JSO
I
. .,.
, ,
~
j
V
j
~
j j
~ ~
j
~
Gambar 2. Indeks Dst pada bulan April 2000 terkait dengan badai magnet tanggal 6-9 April 2000.
1.4,..-....,.---,--..,...---,--r---,.--..,.-..,..--r--r---,.--..,.-,..---r-r---r--,--;----r----,
IJ
~
Awal dari badai magnet ditandai oleh yang banyak menuju ruang-antar planet · di
medan magnet antar-planet memiliki sekitar Bumi. Akan tetapi, partikel-partikel ini
menuju arah selatan mulai pukul tidak memberi efek yang signifikan terhadap
- 16:59 UT tanggal 6 'April 2000. medan magnet Bumi karena pada saat · itu
rentang waktu ini terjadi rekoneksi orientasi medan magnet antar-planet menu:ju
garis medan magnet antar-planet arah-utara. lni merupakan bukti bahwa medim
medan magnet Bumi. Dan rentang magnet arah selatan merupakan kondisi efektif
terjadinya rekonesi tersebut merupakan bagi transport partikel angin surya ke dalam
ekspansi badai magnet sehingga badai magnetos fer.
i puncaknya ketika medan magnet Peristiwa awan magnetik ini teramati
net menuju arah utara . berlangsung hingga tanggal 15 April 2000.
Selama berlangsungnya fase ekspansi Pada rentang waktu tersebut orientasi medan
· magnet teramati bahwa medan magnet magnet mengalami perubahan terus menerus
antar-planet secara perlahan terus meng- dari utara menuju selatan secara bergantian
. peningkatan . Ini menyatakan bahwa pada dengan kekuatan <1 0 nT. Kecepatan partikel
g waktu tersebut terjadi penguatan medan kembali stabil dengan kelajuan >750 km/detik.
terkait dengan peningkatan kerapatan Kerapatan proton juga teramati stabil pada nilai
I angin surya, sebagaimana ditunjukkan -llcm3 dan rasio jumlah Helium terhadap
panel ke-empat dimana pada maksimum proton <0.1. Kehadiran partikel-partikel ber-
magnet terjadi peningkatan hingga kelajuan tinggi, berkerapatan rendah serta
3
. Perbandingan jumlah Helium ter- membawa medan magnet yang relatif lemah ini
proton selama terjadinya fase awal berkaitan dengan peristiwa ICME di ruang
akhir fase ekspansi badai magnet juga antar-planet, akan tetapi tidak memicu terjadi-
·ukkan peningkatan yang signifikan nya badai magnet. lni mungkin disebabkan oleh
ditunjukkan dalam Gambar 3. Hal karena rentang orientasi arah selatan daripada
memberikan konfinnasi terjadinya lontaran medan magnet antar-planet tidak cukuppanjang
korona yang mencapai ruang antar planet untuk memicu terjadinya badai magnet.
dengan kemunculan awan magnetik
4. Kesimpulan
Fase puluh badai magnet dimulai dari Telah dipelajari peristlwa awan magnet
fase ekspansi atau dengan kata lain pada tanggal 6-10 April 2000 dan efeknya
i sejak indeks Dst mencapai kekuatan terhadap medan magnet Bumi . Dari studi ini
maksimum . Fase pulih ini disertai oleh orien- diketahui bahwa peristiwa awan magnet yang
. tasi medan magnet antar-planet menuju arah menyertai lontaran massa korona di ruang
utara . Kekuatan medan magnet perlahan-lahan antar-planet tidak selalu menimbulkan dampak
mengalami penurunan hingga di akhir badai. berarti terhadap lingkungan magnetosfer Bumi.
K.erapatan jumlah proton mulai mengalami Orientasi medan magnet arah selatan dalam
penurunan sejak awal fase pulih badai, akan rentang waktu beberapa jam merupakan kondisi
tetapi terjadi peningkatan lagi pada puku efektif agar terjadinya transpor partikel angin
-11 UT tanggal 7 April 2000. Hal ini disertai surya menuju magnetosfer Bumi untuk meng-
())eh peningkatan rasio jumlah Helium terhadap hasilkan badai magnet.
proton . Fakta ini dapat berkaitan dengan ICME
yang mana membawa partikel Helium dalam
John Maspupu 1
ABSTRAK
Makalah ini menggagas rumusan multifraktal untuk menunjukkan suatu gambaran statistik
dari ukuran-ukuran singularitas sinyal ULF (ultra/ow frequency) dalam bentuk fungsi~fungsi
termodinamika seperti generalisasi dimensi fraktal Dq dan spektrum singularitasf(a). Dengan demikian
tujuan pembahasan makalah ini adalah memformulasikan spektrum singularitasf(a) sebagai pengganti
generalisasi dimensi fraktal Dq . Sedangkan kontribusi dari hasil kajian ini adalah untuk saling
memperkuat dukungan pada proses fisis terkait, yang memunculkan informasi prekursor badai
geomagnet.
1. Pcndahuluan
Salah satu a! at yang dimiliki LAP AN saat ini adalah magnetometer. A! at ini mempunyai
kemampuan merekam medan magnet bumi dengan resolusi 1-detik dalam tiga arah yaitu
komponen H, D dan Z. Dengan menggunakan data rekaman dari magnetometer tersebut
. .dap1t dilakukan ekstraksi sinyal ULF (Ultra-Low Frequency). Sinyal ini mempunyai
fr~kuensi rendah yaitu kmang dari satu Hertz ( < 1Hz ). Emisi sinyal ULF ini terjadi
dalam selang frekuen:>i antara 0,01 Hz sampai dengan 0,1 Hz. Selain itu, gel om bang ULF
juga berasal dari hasil interaksi antara medan magnet antar-planet dengan magnetosfer bumi,
serta bersumber dari dinamika magnetosfer bumi. Saat ini sejumlail perangkat lunak
(software) telah dikembangkan untuk melakukan analisis gelombang ULF seeara near-
realtime. Gagasan merumuskan multifraktal semula diperkenalkan untuk menyatakan sifat-
sifat statistik dari ukuran-ukuran singulir( lihat [ 11] ) yang diperbaiki dengan menggunakan
. transformasi wavelet. Pendekatan baru ini, dldasarkan pada definisi fungsi-fungsi partisi dari
Maksimum Modulus Transformasi Wavelet (WTMM = Wavelet Transform Modulus
Maxima) yang dapat dibaea pada [3] dan [10]. Umumnya multifraktal merupakan suatu
jalinan dari himpunan fraktal-fraktal. Namun dalam pengertian dimensi, biasanya objek
tersebut memiliki lebih dari satu dimensi fraktal. Perlu diingat atau dicatat bahwa dalam fisis
maupun sains terapan lainnya, fraktal tidak hanya muncul sebagai ukuran-ukuran singulir
tetapi juga sebagai fungsi-fungsi singulir ( lihat [12] ). Fungsi-fungsi singulir ini merupakan
klasifikasi dari sinyal-sinyal non periodik, dan dipakai untuk mewakili sinyal-sinyal yang
sangat rumit (lihat [4]). Sinyal ULF seperti Pil, Pi2, Pi3 juga termasuk dalam kategori sinyal
yang non periodik, sedangkan Pel, Pe2, Pe3, Pe4, PeS diklasifikasikan sebagai sinyal quasi
periodik. Spektrum singularitas/(a) juga dapat didefinisikan sebagai Dimensi Hausdorff atau
dimensi Fraktal dari himpunan titik-titik dengan eksponen Holder a dan ditulis sebagai
berikut : f(a) = DF{ x I a(x) = a}= D H{ x E supp fJ I a(x) = a}, dengan a(x) mewakili
prosentase singularitas dari ukuran fl dititik x (lihat [9] dan [2]). Spektrum singularitas ini
penting didalam menganalisa sifat-sifat multifraktal tersebut dan ini diilustrasikan pada
1
Pusfatsainsa LAPAN, Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung 40173, Tip. 0226012602 Pes. 106. Fax.
0226014998, E-mail: john mspp@yahoo.com
244
aplikasi turbulensi hidrodinamik (lihat (9] dan (1]). Spektrum singularitas dari monofraktal
hanya mempt.myai satu titik, namun spektrum
singularitas /(a) dari multifraktal adalah suatu kurva. Menurut [6] , [5] dan [1] ukuran
multifraktal biasanya melibatkan singularitas dari prosentase yang berbeda. Sedangkan
Supp:f(a) didefinisikan sebagai selang tutup [a,in , Umaks ], dalam hal ini a,nin ditafsirkan
sebagai singularitas yang sangat kuat dan Umaks mengindikasikan singularitas yang sangat
lemah. Generalisasi dimensi fraktal Dq ini berkorespondensi dengan skala eksponen -r(q)
untuk momen ke q dari ukuran ll· Generalisasi inilah yang memberikan suatu altematif
tentang gambaran ukuran-ukuran singulir. Dari informasi yang diperoleh pada beberapa
referensi di atas timbul pemikiran untuk mengkaji hubungan antara multifraktal dan
singularitas sinyal ULF geomagnet. Dengan demikian tujuan pembahasan makalah ini adalah
memformuJasikan spektnun singularitas f(a) sebagai pengganti generalisasi dimensi fraktal
Dq. Namun yang menjadi masalahnya adalah bagaimana mengkaji hubungan antara spektrum
singularitasf(a) dengan generalisasi dimensi fraktal Dq?, dan bagaimana menyusun prosedur
perhitungannya secara numerik?. Sedangkan manfaat dari basil kajian ini adalah untuk saling
memperkuat dukungan pada proses fisis terkait, yang memunculkan informasi prekursor
badai geomagnet ·
2. Metodologi
Aturan multiplikatif merupakan suatu proses yang memainkan peranan sentral didalam teori
multifraktal. Proses ini dibangun secara binomial namun, didasarkan pada ukuran Lebesgue
(Lebesgue measure). Salah satu metode dan pendekatan yang digunakan dalam pembahasan
multifraktal ini adalah pengali-pengali Lagrar.ge (method of lagrange multipliers) dan
Stirling's (stirling's approximation), sedangkan ungkapan-ungkapan yang terkait dengan
proses forrnulasinya seperti kondisi Lipschitz (lipschitz condition), eksponen Holder Jokal
(local Holder exponent) dan eksponen Holder kasar (coaser-grained Holder exponent) serta
ungkapan lainnya akan dijelaskan dalam bentuk definisi-definisi berikut :
Definisi I. Misalkan 0:::; a< I, vE{a, b) dan tER. Fungsifdikatakan Lipschitz seragam
pad a selang [a , b} jika terdapat suatu konstanta K E R + sehingga berlaku kondisi Lipschitz I
f(t)- f(v) I :::; K I t-v Ia.
Catatan: a biasanya disebut sebagai regularitas Lipschitz dari fungsi fa tau eksponen
Holder dan juga dikenal sebagai suatu ciri singularitasf
Jika a < I di titik v maka fungsi f tak terdiferensial di v.
Definisi 2. Misalkan Sa adalah himpunan semua titik tER dengan regularitas Lipschitz dari
fungsif =a, ditulis Sa ~ { tE R I a= reg. Lipschitz f). Selanjutnya spektrum singularitas
f(a) darifadalah dimensi fraktal Sa, ditulisf(a) = DimF Sa. Dan support/(a) adalah himpunan
semua a dengan Sa f. @ , ditulis Supp f(a) = {a I Sa f. f2J}.
Definisi 3. Jika Bx (&) adalah suatu bola yang berpusat di x dengan jari-jari & > 0 dan f.1
merupakan notasi ukuran maka eksponen Holder lokal a(x) maupun eksponen Holder kasar
a masing-masing didefinisikan sebagai berikut.
245
. log.u(B (e))
dan a = hm -.::.----'-'----'---'- ··········· (2)
c--> o log&
Definisi 4. Misalkan B adalah himpunan titik-titik 0,/3 1 , /32' .... ,/Jk dari partisi-partisi
subselang Jk . Jika mf3; adalah massa yang terdistribusi pada partisi subselang h dan
no adalah banyaknya digit no! yang dihitung mulai dari posisi kiri partisi barisan
0, f3l' /3 2 , •••• , f3 k serta n1 adalah banyaknya digit satu yang terdapat dalam partisi
tersebut atau ditulis n 1 = k - no , rnaka ukuran rnultifraktal binomial diformulasikan
= IT mf3, = mo
k
sebagm· ,U B no
m 1n1 •
i=l l
Definisi 5. Sebuah ukuran f.1 pada selang [0 , 1] mempunyai kepadatan p(x) di suatu titik x
jika p(x) =lim .U(Bx(&)) ada, dengan 0 ~ p(x) < oo.
£--->0 &
Definisi 6. Jika k suatu bilangan bulat positif dan e = 2.718... maka menurut Stirling k
faktorial dapat didekati dengan formulasi berikut, k!~ .J21rk ( '5._ )k dan ini dikenal sebagai
e
formulasi Stirling's.
ho_o --------l m
0 ----'1
0 1
4 l 4
h2 r 1
4-
4 2 :; 1
0 1
4 1 4
dst.
246
~elasan gambar 1, di atas menurut partisi-pariisi selang [0, 1] adalah sebagai berikut: I~
1 I
), 1] dengan &o=2°; I~ =[0, -] + [- ,1] dengan &1=2- 1
2 2
- 1 1 l 13 3 -
= [0 - ] + [- - ] + [ - - ] + [ - 1] dengan &2 = 2-2 .
'4 4 ' 2 2'4 4 '
1 1 1 3
mo untuk xE[O , -)
2
mo untuk x E (0 , 4)u[2 ' 4)
:x)= mt untuk xE
1
[z ,
1) h 2 (x) = ~ m1 untuk XE(- •
1
4
1
2
3
-)u[- ' 1)
4
dst.
lu dicatat bahwa diagram alir selang [0 , 1] dengan ukuran binomial pada Gambar
di atas ini dibangun secara multiplikatif, sehingga untuk setiap k subselang terbagi dalam
1 partisi yang sama panjang dan dinotasikan sebagai I~. Sedangkan &k adalah panjang
iap k subselang.
rena &o = 2°, &i = 2 - I, &2 = r 2 , ...• dst. Jadi &k = r k .•..••.. (3)
< <
-a < -< amaks . S e b Uta
-Vi atau a min -a I h a- 1\ - Vo + VI -- _l_l og ( mo mi ) , ltU
2
· b era rt.I
2 2
a mo = mi = l. maka :X = 1. Selain itu persamaan (5) menunjukkan bahwa nilai a
2
entukan dengan frekuensi rp 0 dalam perluasan selang . Sebaliknya setiap rp 0 berkaitan
1ggal denganrp 0 (a). Jadi jumlah selang dengan eksponen Holder kasar a diberikan oleh
1yaknya cara yang dapat didistribusikan no= k rp 0 (a) diantara k posisi. Secara
tomial ditulis sebagai berikut,
247
Nk(a) =( k
krp0 (a)
J. Untuk suatu penyederhanaan matematis tulislah z sebagai peng-ganti
rp 0 (a) dan gunakan pendekatan Stirling's sehingga diperoleh,
k
( kz
J= (kz)!(k-
k!
kz)!
oc e Jk ~
k/z -v kz (k- kz)(k-kz)
( oc a da Ia h notast. e k.tva Ien atau se ban d.mg ).
J
Atau ( k oc (z'JI- zf'f' oc (2-'f'''' dengan g(z) ~-log, (z' (1- z t')
kz k(l-z)
atau g(z) = -z log 2 z- (1- z) log2 (1- z) ........... (6:
Gunakan persamaan (5) untuk menyatakan z dalam a dengan mensubtitusikan
dan 1- z = . Dalam hal ini g(z) pada persamaan (6) dapat diekivalenkan
amaks- a min
dengan fungsi f(a) sebagai berikut,
a-amin a-amin )
f(a) =- amok~- a log2 ( amaks_- a ) - - - - - l o g2 ( ••••••• (7
a maks a min a maks a no in amaks-amin amaks-amin
Selanjutnya grafik fungsi f(a) pada gambar 2, di bawah ini juga menunjukkan suat1
distribusi dari eksponen Holder kasar. Untuk mengawali fungsi ini, lebih dahulu dihitun1
banyaknya N k (a) dari selang ]~ yang ukurannya 2-k.
Akibatnya dapat dikatakan bahwa Nk(a) oc (2-krf<a> ........... (8
f(a)t
U,nin a I Uo U,naks a
248
va yang ditunjukkan pada gambar 2 di atas ini merupakan perluasan dari grafik f(a)
lin itu grafik f(a) ini memiliki sifat-sifat yang nyata sebagai berikut:
. Grafik. fimgsi ini terdefinisi pacta 0 < amin < (Y < amaks < oo dan j(a) 2': 0.
).Maksimwn fungsi f(a) dicapai pacta satu nilai yaitu a= a 0 •
).Kurva ini simetri terhadap garis Iurus tegak yang melaluititik maksimumnya.
).Perilaku lokal kurva ini cembung dan cenderung kuadratik di sekitar maksi-
mumnya
L Kurva ini terletak di bawah garis f(a) =a dengan titik singgung pada a= a 1 •
~jutnya misalkan It
c [0 , 1] dengan panjang subselang I% adalah £t = b-k dan
itp k subselang terbagi dalam b partisi yang sama panjang. Dari kombinasi ukuran
~mial dan pendekatan Stirling's dapat digeneralisasi karakteristik atau ciri setiap selang
dengan parameter rp. Dalam hal ini rp = (rpl'rp2' .... ,rpk) dengan
E {O,f3Pf3P....,f31J dan fJ; E {O,l, .... ,b-1}. Sehingga untuk ukuran selang eksponen
'der kasar a secara umum diformulasikan sebagai berikut , Jt(J%) = fl m~ rp, da:1
=- Lrp;Iog6 m; ·
1gan meniru relasi (8) dapat dinyatakan bahwa banyaknya selang untuk kasus It ini
Jah N t (rp) oc Cb -* rt5(<p) ••..••.. . . (! o)
langkan O(fJ) =- L (/); log (/J; adalah merupakan generalisasi dari persamaan (6). Untuk
6
i
249
2
g2(rp)=- 1+ Irp,
i
Dengan menggunakan !criteria nilai stasioner untuk F(rp) yaitu BF(rp) =0 atau
arp
a[o(rp)+ Lq;g,(rp)] q
I
arp
= 0, akan diperoleh nilai-nilai parameter (/); = ..;!; q dan juga
L....m;
j
q
a(q) =- L ( Lm;mq )Iogb m;. Karena ada kesetaraan antara relasi-relasi (8) dan (10) jadi
J
j
f(a) dapat disetarakan juga dengan 5(rp). Dengan demikian berlaku cara yang serupa
250
daritas f(a) di persamaan (9) ke dalam situasi nyata diperlukan langkah-langkah
itungan numeriknya yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
Misalkan {B;(&) };~i"l adalah koleksi kotak-kotak yang berukuran & > 0.
Sedangkan N(&)adalah total banyaknya kotak yang diperlukan untuk menutupi
semua data deret waktu dalam selang tertentu.
Lakukan prosedur standar pengolahan data sinyal ULF (lihat [7]).
Tentukan uk.uran-ukuran kotak f.l ; = J..1(B; ( s )) dan hi tung eksponen Holder kasar
log,u;
a;=-- .
log& .
Buatlah suatu histogram , kemudian bagi lagi variabel a ke dalam 6.a (yaitu
ukuran yang cukup kecil).
Estimasi banyaknya kerapatan N" (a) dengan cara mencatat jumlah waktu yang
sama denganN .. (a)ha .
.Ulangi langkah v) untuk setiap a; dengan i = 1, .... , N(s). Dengan demikian
diharapkan Nc(a)a:.&-f(a).
-logN"(a) terha d ap a untu k' settap
. e;, 1. = 1, .... , N(&) .
PIot grafik
log& _
I I .
-'- a-m, a min ctan hi tung amaks - a min 'JUga ao
I. Catatla..I = a males+ a min ·
2
.Tentukan J(a) dengan menggunakan formulasi pendekatan di persamaan (9).
~an teknik atau cara pada langkah vii) ini, dicirikan bahwa jika hasi! plot kurva J(a)
I untuk E yang cukup kecil maka ukuran tersebut dapat dikatakan seb:1gai
tifraktal.
mpulan
mlasi spektrum singularitas f(a) yang diperoleh dari persamaan (9), ini dapat
nakan untuk menghitung nilai generalisasi dimensi fraktal Dq. dengan memanfaat kan
mentah sinyal ULF yang diamati secara langsung tanpa ada jedah waktu (real time
). Selain itu prosedur perhitungan spektrum singularitas f(a) yang telah dibahas secara
erik, ini perlu diterjemahkan ke dalam program komputemya sehingga dapat
plementasikan pada data sinyal ULF yang siap dipakai (real time data or near real time
). Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat hasil perhitungan nilai
trum singularitas f(a). Sehingga dengan demikian dapat pula dihitung nilai
:ralisasi dimensi fraktal Dq . Dengan mengetahui hubungan kedua karakteristik
ifralctal tersebut (yaitu generalisasi dimensi fraktal dan spektrum singularitas), ini akan
tg memperkuat dukungan pada proses fisis terkait, yang nantinya memunculkan
;masi tentang prekursor badai geomag- net. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
masi tentang prekursor badai geo- magnet akan terlihat apabila Iebar selang antara amin
amah mendekati dua atau ditulis lamaks- a mini~ 2.
251
5. Ucapan Terimakasih
Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada rekan sekerja di bidang Apgeomagsa
LAPAN yaitu saudara La Ode Musafar, drs. MSc yang tel ah memberi kan banya
sumbangan pemikiran didalam diskusi-diskusi serta bantuan infonnasinya tentar
pengertian data sinyal ULF.
Daftar Pustaka
[1]. Arnedo, A. et.al. , (2005), The thennodynamics of Fractals Revisited with
Wavelet, J Physica A213, ELSEVIER Science-NL, pp. 232-275 .
[2]. Bacry,E. et.al., (2003), Singularity Spectrum of Fractal Signals: exact results,
Jof Stat. Phys. 70(3/4), pp. 635-674.
(3]. Jaffard,S., (2001), Multifractal Formalism for Functions Part I and II, SIAM J of
Mathematical Analysis , 28(4), pp. 944- 998.
[4]. Mandelbrot, B.B., (1989), Multifractal Measures especially for the Geophysicist,
J Pure and Applied Geophys. 131, pp. 15-42.
[5]. Mandelbrot, B.B., (1991), Random multifractal: Negative Dimensions and the
Resulting limitations of the Thermodynamic Formalism, Proc.R.
Soc . Land. A 434, pp. 88-97.
[6]. Mandelbrot, B.B. and Evertsz, C.J.G. , (1991), Multifractality ofthe Harmonic
Measure on Fractal Aggregates and Extended self-similarity,
J Physica A 177, pp. 386-393.
[7]. Maspupu J., (2007) Disain Pengolahan data Variasi Geomagnet berdasarkan
Filter tertentu, Prosiding Seminar Nasional Matematika FMIPA-
UNPAR, Bandung, Vol.2, hal.l66 - 172.
[8]. Maspupu J., (2009) Penentuan hubungan Eksponen Spektral dan Dimensi Fraktal
sinyal ULF Geomagnet, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika, FMIPA - UNY, Yogyakarta, hal. I 000- 1009.
[9]. Meneveau, C. And Sreenivasan, K.R. ,( 1989), A Method for the direct Measure-
ment of f (a) ofMultifractal and its Applications to Dynamical System
and Full y Developed Turbulence, Phys. Lett. A 13 7.
(10]. Muzy, J.F., (2004), The Multifractal Formalism Revisited with Wavelet ,
·Int. J ofBifurcation and Chaos 4, pp. 245-270.
[11]. Peyriere, J., (1991), Multifractal Measure, Proc. Of the NATO AS! Probabilistic
Stochastic Methods in Analysis with Applications II Ciocca, July 14-27.
[12] . Stanley, H.E. and Meakin, P., (1988), Multifractal Phenomena in Physics and
Chemistry, J Nature 335, pp. 405 -409 .
.._,
252
IE POSSffiiLITY OF MONITORING MAGNETIC STORM ACTIVITY
USING ULF SIGNAL
ABSTRACT
Magnetic storm is the largest magnetic field disturbances in space environment. This
lnce is result of interaction between solar-wind and Earth's magnetic field where via
~of interplanetary magnetic field and geomagnetic field particles that origin of the sun
into Earth's magnetosphere. Magnitude of a magnetic storm is measured by Dst
?ance Storm Time) index. The index is calculated as average of magnetic field that
~d by ground-based magnetometer in the low- and mid-latitude. In this paper we show
ities to monitor the magnetic storm by using magnetic field variation recorded by
ilagnetometer at low-latitude. ULF (ultra-low frequency) in the range period of Pc3
i magnetic pulsation with period between 10-45 and 150-600 seconds, respectively,
1 analyzed.
;ds: Dst index, Pc3 and Pc5 magnetic pulsations, exponent spectral.
RODUCI'ION
Magnetic storm is a consequence caused by ring current development that trigged by
ration somhward orientation of interplanetary magnetic field. During that periods
11etary magnetic field merge with Earth's magnetic field and energetic particles that
rom the Sun injected into magnetosphere and ionosphere. Manifestation of ring
development can be observed as world-wide decreasing H-component of magnetic
ten, the growth of ring-current usually measured by Dst index where it is derived by
tg of global magnetic field.
Another manifestation of interaction between solar wind and Earth's magnetic field
magnetic wave that propagate from interplanetary space through magnetosphere and
~re to ground. According to its waveform and frequency ULF signals are divided into
>US and irregular wave and the continuous signal were divided into Pc3, Pc4 and PeS
iod in the range between 10-45, 45-150 and 150-600 seconds, respectively. This
performed to investigate possibility to use ULF signal that extracted from single
based magnetometer to monitor the storm activity.
A AND METHODS
ln this study the magnetic data recorded by ground-base magnetometer at Biak (BIK)
tas been used. The magnetometer records three components of magnetic field with
ilpling 1-second and high resolution. This only considered H-component of magnetic
ere it represents direction of magnetic field in the north-south. The H-component is
d in Figure 1. To investigate the possibilities of detection of magnetic storm by using
easurement of ground-based magnetometer the ULF signal in the range periods
10 - 600 seconds has been conducted.
253
~
I
03 06 09 12 15 18 21 24
UT
Figure 1: Magnetic field variation at Biak Station on 3 September, 2010.
ULF signal has been extracted from the magnetic field variation by applyin
Butterworth filter and using Hamming windowing. The ULF signal is exampled as in Figm
2 where the signal was extracted in the band-frequency ofPc3 magnetic pulsation. Horizontc
and vertical axis represents Universal Time and amplitude of Pc3 magnetic pulsation.
0.5
·0.5
-1 ~~-L~~~~~-L~~~LJ~-L~~L-LJ~~
00 03 06 09 12 15 1B 21 24
UT
Figure 2: Filtered magnetic field variation on 3 September, 2010 in the range period 10- 4
seconds.
In this paper we calculated the spectral exponent ofPLF signals that associated wit
three magnetic storms. We extracted the ULF signal in the band frequency 10-45, 150-60
and 10-600 second for each 20 minutes data as shown in Figure 3. We shifted the windm
every I 0 minutes to the end of one-day data. The spectral exponent was calculated by us in
following relation (Baykut, et. al., 2006):
S(w) ~ fil1
or
log 10 S(w) ~ -~log 1 0 f
Where S( w ), f and p represent power spectral, frequency and coefficient of spectral exponen
respectively. The coefficient of exponent spectral was calculated by taking compariso
between logarithm of power spectral and frequency of ULF signals when the power spectre
maximum. In this case, the power spectral and ULF frequencies was calculated by using Fa~
Fourier Transform as shown in Figure 4. Top, middle and bottom panels in Figure 4 represer
magnetic field variati on, ULF signal and power spectra that associated with the ULF signal
254
.,..__.,..
20 mi nutes
-~ .
-3
-3_5
p
5 --4
I
1:
5
.. 1
20 25 30 35 40
Periode (seconds)
: 4: Example of power spectra of ULF signal that extracted from magnetic variation in
n.ge Pc3 magnetic pulsation at 02:00-02:20 UT on 3 September 1993.
255
spectral exponent were plotted during 1-day before and after peak of Dst. The coefficients of
exponent spectral in the band frequency of 150-600 seconds is shown in Figure 7 minimum at
- 10:14 UT on 13 September, 1993 as well as in Figure 6 for band-frequency 10-45 seconds.
These minimum values associated with magnetic storm are about -0.95 and -0.32 for ULF
signal with period between 150-600 and 10-45 seconds, respectively.
so,.-,-,-,--,-,-,-.--.-.-,-,,-.-.-.-,--.-.-.-,--,-.-.,-.--,-.-,-:-.,-'1
,::::
s
- 2~8 ~::;=::;:.:::;=::=:=:;=;=;;=::=:=**=::=:=*=:==*=::=:~==*=*::=~=**=:=~
-50
:s.
! ·10 0
± - 150
- 200
Figure 5: Dst Index associated with magnetic storm on September 1992 is shown at upper
panel. Lower panel shows magnetic field vafiation recorded by ground-based magnetometer
at BIK.
1 5
::~
'
0 9
2
1 1
. . .. .
•
1
--1"\.~~~......-~. r.
~
1
: .. :
I•
1
......
. :_:
•
l -~:l ~-,;l _._l ,y- ·t~
·~ . j: ' . :
1
: . . . . '..
T
. .. :
. .~:;~ .o.ft..,...--,j~
~
"" # •: ..,_
<">
~
.. ; ..
... ; ...
··!. ··i··
~ .
~: ~-~
0
; ~~~.· -~~~~~
:."'~ f'...r-::.~~-·;,.:~~~ ;~
. - · .. ~ ;;;~~~ i·:..;;..... , ..... ... .,.,. ... ; ..... ; ..... ; ; .. ;. .: .....
-0 3 • f.* ' • Vi Y:~ ,; ~ ~~- . .; . ~...... .~ .. ~'. ;. . . .. . ;... = . . . ....----
-0 6 :r ... .. ;.
;.
"" 10 11 12 13 15 16 18 19 20 21 22 23 2.4
Figure 6: Coefficient of spectral exponent which calculated for ULF signal in the range
period between 10-45 seconds on 12-14 September 1993.
256
··!· . . . ;.
. ~ . . !: . . . . . ~("')
. en
en
~ ' ~- ' .
'' . .• ~
a:i '
: ·•
' .
L : . T :.
.... ; .... ;.
i '
T , : '. : ;
'
··!· ····!·
;.
. 1l~~q;~#:.~i¥~4'V~~)~jl
:····· • ·
1.2
: :
=
("')
0 .0 "! ····•· .. ~
=
0~
o. E • . ~ . .. ' ' ' • • • ' ' : • ' ~ a:i
~~ ~
~ ~ ~.... ~ ~ =
....-: ~~~~ #~ -.;~~"'-..~:.~ ·.· :"! ~~t.f +/r>;.!,..~1 =~N. ' . ~- ~
0 3 - • # • • • • .., • ' ' - • -· • • ,
.. ... • '*' • • .... #' • • • ., """"' • • • • r. . .....::;;;;.
·0 9 1- :1C . . ~ ' ' ' ""J•~ ' y , ' ' "\;./ .. ;,~··;,;•i··
- 1 .2
.... ;. . . . ..... L . ! .... ~: . . . . ;
., 5 o~~,L-~2--~
, --~.L-~.---.~~,L-~.---7.--~,7
o --~
, ,~~~~2~~,7,--~
,.~~.~.~~,7.--~
,,~~.~.~~,7.--~20~~2~1--~272--~23~~
2'
Figure 7: Coefficient of spectral exponent which calculated for ULF signal in the range
period of 150-600 seconds on 12-14 September 1993.
~rT--r-,--r-..-.--.-.--.--.-.--.--.-.--.-.--.--r-,--r-..-.--.-.--.--.-.--.-.--..
01 05 10 15 20 25 30
Figure 8: Dst Index associated with magnetic storm on April, 2000 is shown at upper panel.
Lower panel shows magnetic field variation recorded by ground-based magnetometer at BIK.
Magnetic storm on April, 2000 is shown at Figure 8 in upper-panel and the lower
panel shows magnetic field variation at BIK. The magnetic storm with magnitude >250 nT
caused magnetic disturbance at BIK station with magnitude >250nT. The magnetic storm was
257
initiated by sudden commencement ~06:00 UT where it is also observed as sudden impulse in
magnetic variation of BIK. Coefficients of spectral exponent during 5-7 April, 2000
associated with the storm are plotted in Figure 9 and 10 which calculated from range period
between 10-45 and 150-600 second, respectively. Minimum coefficient of spectral exponent
for ULF in the range 10-45 seconds is -0.6. It is observed at 00:10 UT on 7 April, 2000. This
minimum value could be associated maximum strength of magnetic stom1 as shown in Figure
8. As well, for ULF signal in 150-600 seconds the minimum coefficient of spectral exponent
is -l.5 at 23 :00 UT on 7 April, 2000.
~~~'trf"Nt1'§1Ttt1~~~t:·r;I;~~rr· ~-r:~'?tf·
i ..
;.
.;. · i ·· ·i·
··!
. . p~f'f ''
! . ...•..... ..
=
;
:
.
__ __ :
.. ~ .... i ·!····
=
=
-0 .6
-0 . 9
_, . 2 j••
·! ·
·1.0 ~~~~~~~~:;:::-;;:~~=!=~=:=~~
~·
-1 . 2 .. j .. ··I·
··!·
_, 5 L-~L--J--~---~--J---L---~~L--J--~--~--J___L __ _L_~~~~~--J---L-~~~--~--~--~
o 1 2 3 "' s s 7 e 9 1 o 11 1 2 1 3 , "' 1 ~ 1s 17 1e ,9 20 21
Figure 9: Coefficients of spectral exponent which calculated for ULF signal in the range
period between 10-45 seconds on 5- 7 April 2000.
' 5 .---.
. .. .: ..... :! .. . . i. .... ~ ..
;~ ~i~{;t4~~£~i~~n\t'f1~t-rr~ftl0·TvtDy~1•J\Yv\>.~~
- 1 .2
-1 . 5 :
1.5
i~ :~.¥~l4l~PH*l+1~tH4t~~Lli.l-~t
1.2
. ;·
.... ; . . . ! .... ~ ..
·i ... , .
Figure 10: Coefficients of spectral exponent which calculated for ULF signal in the range
period of 150-600 seconds on 5- 7 April 2000.
258
~rr-.-.--,-,-,--,-,-,,-,-,--,-,-,--r-.-.--r-.-.--,-,-,--,-,-,--.-,-,--n
-150 .. , ..
-200 I I ; i i l I i i j I I i i I I I i j I I I i I I I I i I I I I
01 05 10 15 20 25 30
Figure II: Dst Index associated with magnetic storm on May, 2000 is shown at upper panel.
Lower panel shows magnetic field variation recorded by ground-based magnetometer at BIK .
.~~ tv\LJ[\~fv+~~Jii~>A~~r~~~~,~t¥~~b-i~.4: . ,
·0 9
., 5
., J~~ffYtj/v~4!A~,j,i;i6vl~tv~;\~~*%~\ttt~·~J
'5 I I
, 2
09
06
03
-0.
· 0 .9
. ~~~~~~~~
- 1 .2 .. ;.
.,1 .5 ~:.: ·· j~
il·~v~~t~~~~~~yr1~f~rrrui~fr~rf.~~J
- 0 .3
-0.6
- 0 .9
-1 .2
- 1 . 50~~---!.--~.~~~-:.---.:-~.~~--~--~
-~---~~-~-~-L
"' IU II I .o< I ..:J
__ j ___i ___L__jL__i___L___L__i ___i __jL__j
I4 1:1 1!;) 17 18 19 20 21 22 2J 24
Figure 12: Coefficient of spectral exponent which calculated for ULF signal in the range
period between 10-45 seconds on 23-25 Mei 2000.
Similarly, magnetic storm on May, 2000 where minimum Dst is about -160 nT caused strong
disturbances at BlK stations. The minimum ~ is - -0.92 at 00:20 UT on 24 May, 2000 for
signal in the range between 10-45 seconds, as shown in Figure 12, and is -1.5 at 00:00 UT on
24 May, 2000 for signal in the range between 150-600 seconds, shown in Figure 13. From
this study the minimum coefficient of spectral exponent of ULF signal in the range period
259
between 10-45 and 150-600 seconds associated to magnetic storm has been observed. The
minimum value coincides with minimum of Dst that describe maximum magnitude of
magnetic storm. Thus, coefficient spectral of ULF signa ls may be can be used to detect a
magnetic storm by using single ground based observation. In future we will analyze more
cases of magnetic storm.
1 .5 r-~~-----r---.--.---.-~.--.---.---.--,---.---.--.---.---.--.---.--,---.---.--,---,--,
1 2
. T ~ · !'.:J>.:
'. .-~7.::.;~
i- ·· ·· ! ..
\J:.'·fLi I JJ
0 .6
-~ .5
Yf ~ : :~ , ~ : . : ~: : ·.: ."~ : ; ;~ ~:..:.._...,. ;.; ~" : ~
1 .5
.
1 .2 ... ;.
i. ;)
0 .9
:~ ! ·
· i~., · ~ :. /.._.,..;..,v.;,f.:; f..?-~ ::..~.: .:.i ;;F~:
1
-o. 3
w~"v~.-....; !oi .. i .. .. it,, .. :. -.,r,;.;;- . ,-. ,;•-c-.;
;
•" v'!i~:;' ":;· :~ · .t.J-J.tf't.F . .s ~ ~
~.t: 'AJPt" ·':,
·0 .6
0 1 2 3 • 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 , 5 16 17 18 , 9 20 21 22 23 24
Figure 13 : Coefficient of spectral exponent which calculated for ULF signal in the range
period of 150-600 seconds on 23-25 Mei 2000.
4. CONCLUDING REMARKS
We investigated the possibilities to detect of magnetic storm by using single
measurement of ground-based magnetometer. Coefficients of spectral exponent of ULF
signals in the range period between 10-45 and 150-600 seconds associated with three
magnetic storms on September 1993, and April and May, 2000 has been calculated. And,
good correspondence between minimum coefficients of spectral exponent and minimum Dst
were observed. This shows that coefficient of spectral exponent ofULF signal can be used to
monitor magnetic storm using single ground-based magnetometer.
ACKNOWLEDG:MENT
I always acknowledge Prof. Kiyohumi Yumoto, Director of Space Environment
Research Center, who setup magnetometer at BIK station on 1992. Also thanks Head of
Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa for his support on this study.
REFERENCES
1. Baykut, S., Erol, M., Akgul, K., Estimation of the spectral exponent of 1/f process
corrupted by white noise, 14th European Signal Processing Conference (EUSIPCO 2006),
Florence Italy, September 4-8, 2006.
260
'
2. Mitra, S. K., Digital Signal Processing- A computer based approach, McGraw-Hill, 2nd
Edition, 2002.
3. Podesta, S., Roberts, D. A., Goldstein, M. L., Spectral exponents of kinetic and magnetic
energy spectra in solar wind turbulence, The Astronomical Journal, 664, 543-548, 2007.
261